Pengertian Pembelajaran Active Learning Setting Rotation Trio Exchange
Pembelajaran active learning setting rotation trio exchange merupakan pembelajaran yang menggunakan ciri dan prinsip active learning dengan tahap rotation trio exchange. Salah satu ciri utama dari pembelajaran active learning setting rotation trio exchange ini adalah situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar yakni guru merotasikan semua kelompok yang ada, dengan begitu siswa tidak hanya berdiskusi pada satu kelompok saja seperti biasanya tetapi dengan beberapa kelompok lain. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengajukan masalah, kemudian meminta siswa memahami masalah dan memecahkan masalah tersebut dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami siswa, guru menjelaskan atau memberi petunjuk seperlunya terhadap bagian-bagian yang belum dipahami siswa. Guru perlu membuat berbagai perencanaan sehingga ciri atau kondisi ini dapat terlaksana secara baik dalam pembelajara.
Ciri-Ciri dan Prinsip Pembelajaran Active Learning Setting Rotation Trio Exchange
Secara umum ciri-ciri dan prinsip pembelajaran active learning setting rotation trio exchange menggunakan ciri-ciri dan prinsip active learning. Ciriciri active learning setting rotation trio exchange yaitu sebagai berikut:15
- Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara bebas tetapi terkendali.
- Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa dalam memecahkan masalah.
- Guru meyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa.
- Kegiatan belajar siswa bervariasi.
- Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus mencerminkan hubungan manusiawi.
- Adanya keberanian siswa untuk mengajukan pendapat melalui pertanyaan dan pernyataan.
Sedangkan prinsip dari active learning setting rotation trio exchange yaitu sebagai berikut:16
- 1. Prinsip yang terlibat pada peserta didik.
- Prinsip yang terlihat pada guru.
- Prinsip yang terlibat pada dimensi program pengajaran.
- Prinsip yang terlibat pada situasi belajar mengajar
Tahapan Pembelajaran Active Learning Dengan Setting Rotation Trio Exchange
Tahapan pembelajaran active learning dengan setting rotation trio exchange mengadopsi dari tahap-tahap pembelajaran rotation trio exchange, yakni sebagai berikut:17
- Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk mulai mendiskusikan materi pelajaran.
- Guru menggunakan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban benar-salah.
- Guru membagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari tiga orang (trio). Mengatur kelompok trio tersebut didalam kelas agar guru dapat melihat dengan jelas trio yang di sisi kanan dan sisi kirinya.
- Guru membentuk formasi kelompok-kelompok trio secara keseluruhan bisa membentuk melingkar atau persegi. Guru memberikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama untuk masing-masing trio) untuk segera dibahas.
- Guru memilih pertanyaan yang paling ringan (tingkat kesulitannya tergolong mudah) untuk memulai pertukaran pendapat kelompokkelompok trio. Tiap-tiap siswa didalam kelompok harus mendapat giliran menjawab pertanyaan.
- Setelah siswa berdiskusi (dalam waktu yang cukup), guru meminta masing-masing siswa kelompok untuk memberikan nomer 0,1, atau 2 kepada tiap-tiap anggotanya.
- Guru meminta siswa yang bernomer 1 untuk pindah ke kelompok trio 1 searah jarum jam. Siswa yang bernomer 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua tidak searah jarum jam. Siswa yang bernomer 0 (nol) untuk tetap ditempat duduknya karena ia adalah anggota tetap dari kelompok trio mereka. (pertukaran kelompok trio terjadi pada saat guru akan memberikan pertanyaan yang baru dengan menaikkan tingkat kesulitan soal), dan seterusnya.
- Guru meminta kepada para siswa untuk mengangkat tangan tinggi-tinggi, sehingga siswa yang telah berpindah bisa menemukan mereka. Hasilnya adalah komposisi kelompok trio yang sepenuhnya baru. Mulailah pertukaran pendapat baru dengan pertanyaan baru.
Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran
1. Validitas
Perangkat Pembelajaran Sebelum digunakan dalam penelitian hendaknya perangkat pembelajaran telah mempunyai status “valid”. Selanjutnya dijelaskan Daylana dalam Kamiliyah bahwa idealnya seorang pengembang perangkat pembelajaran perlu melakukan pemeriksaan ulang pada para ahli (validator), khususnya mengenai:18
- ketepatan isi.
- materi pembelajaran.
- kesesuaian tujuan pembelajaran dengan desain fisik dan lain-lain.
Dengan demikian suatu perangkat pembelajaran dikatakan valid (baik/layak) apabila telah dinilai baik oleh para ahli ( validator). Sebagai pedoman, penilaian para validator terhadap perangkat pembelajaran mencakup kesesuaian dengan tingkat berpikir siswa, kesesuaian dengan prinsip utama, ciri-ciri dan langkah-langkah strategi ini mengacu pada indikator yang mencakup format, bahasa, ilustrasi dan isi yang disesuaikan dengan pemikiran siswa
2. Efektifitas Perangkat Pembelajaran
Efektifitas perangkat pembelajran adalah seberapa besar pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang dikembangkan mencapai indikator-indikator efektifitas pembelajaran. Slavin dalam Daniar menyatakan bahwa terdapat empat indikator dalam menentukan keefektifan pembelajaran, yaitu:19
- Kualitas pembelajaran Artinya banyaknya informasi atau keterampilan yang disajikan sehingga siswa dapat mempelajarinya dengan mudah.
- Kesesuaian tingkat pembelajaran Artinya sejauh mana guru memastikan kesiapan siswa untuk mempelajari materi baru.
- Insentif Artinya seberapa besar usaha guru memotivasi siswa mengerjakan tugas belajar dari materi yang disampaikan. Semakin besar motivasi yang diberikan guru kepada siswa maka keaktifan semakin besar pula, dengan demikian pembelajaran semakin efektif.
SUMBER ARTIKEL / CATATAN KAKI ;
- 15 Melvin L. Silbermen, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, (Jakarta: Yapendis, 1996), h. 40 16 Ibid, h. 42
- 17 Yellis M. Cholifah, Implementasi Metode Rotating Trio Exchange (Pertukaran Trio Memutar) Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Study PAI Di SMA Assa’adah Bungah Gresik, Skripsi, (Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas tarbiyah IAIN Sunan-Ampel Surabaya: Tidak Dipublikasikan, 2010), h. 22
- 18 Siti Kamiliyah Adriani, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Integrated Learning Berbasis Pemecahan Masalah Pada Sub Pokok Bahasan Logika Matematika Di Kelas X-b SMA Darul Hikmah Bangkalan, Skripsi, ( Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas tarbiyah IAIN Sunan-Ampel Surabaya: Tidak Dipublikasikan, 2011), h. 38
- 19Daniar Budiman, Pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan realistic setting kooperatif ( RESIKO) pada sub pokok bahasan perbandingan senilai di kelas VII MTS Al- Muawwanah Sidoarjo. Skripsi. (Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas tarbiyah IAIN Sunan-Ampel Surabaya: Tidak Dipublikasikan, 2010), h. 36
0 komentar:
Posting Komentar