Pengertian Active Learning

Posted By frf on Rabu, 12 Oktober 2016 | 16.34.00

Konsep Dasar Active Learning 
1. Pengertian Active Learning 
Kata active diadopsi dari bahasa Inggris yang artinya “aktif, gesit, giat, bersemangat”, sedangkan learning berasal dari kata learn yang artinya “mempelajari”.6 Dari kedua kata tersebut yaitu active dan learning dapat diartikan mempelajari sesuatu dengan aktif atau bersemangat dalam hal belajar. Active learning adalah sebuah pembelajaran yang berusaha untuk belajar siswa menjadi aktif, banyak mengerjakan tugas, memaksimalkan otak, mempelajari gagasan, memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang dipelajari. Siswa gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah.7 Konsep active learning atau cara belajar aktif dapat diartikan sebagai aturan pembelajaran yang mengarah pada pengoptimalisasian pelibatan intelektual dan emosional siswa dalam proses pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses belajarnya tentang pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai. 8 

Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pengajaran yang diharapkan adalah keterlibatan secara mental (intelektual dan emosional) yang dalam beberapa hal diikuti dengan sebuah keaktifan fisik. Sehingga peserta didik benar-benar berperan serta dan berpartisipasi aktif dalam proses pengajaran, dengan menempatkan kedudukan peserta didik sebagai subyek dan sebagai pihak yang penting dan menerapkan inti dalam kegiatan belajar mengajar.9 

Active learning merupakan sebuah strategi yang dirancang untuk membuat peserta didik belajar secara aktif, pada intinya dalam strategi ini pembelajaran lebih ditekankan pada pengalaman belajar yang melibatkan seluruh indera. Belajar aktif merupakan variasi gaya mengajar untuk mengatasi kelesuan otak dan kebosanan siswa. Selain itu proses belajar mengajar juga merupakan proses bersosialisasi, dan belajar aktif adalah satu sisi sosial belajar.

2. Ciri-Ciri Pembelajaran Active Learning 
Adapun beberapa ciri-ciri yang harus tampak dalam proses belajar aktif (active learning), yaitu: 
  1. Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara bebas tetapi terkendali. 
  2. Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada siswa dalam memecahkan masalah. 
  3. Guru meyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa. 
  4. Kegiatan belajar siswa bervariasi. 
  5. Hubungan guru dengan siswa sifatnya harus mencerminkan hubungan manusiawi. 
  6. Adanya keberanian siswa untuk mengajukan pendapat melalui pertanyaan dan pernyataan.10 
3. Prinsip Penggunaan Active Learning 
Dalam pembelajaran (active learning) terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran prinsip-prinsip tersebut dibagi dalam empat dimensi yaitu ;

1. Prinsip yang terlihat pada peserta didik 
  1. Keberanian untuk mewujudkan niat, keinginan serta dorongan yang terdapat pada anak dalam proses belajar mengajar. 
  2. Keinginan dan keberanian untuk mencari kesempatan guna berpartisipasi dalam persiapan proses belajar mengajar.
  3. Dorongan ingin tahu yang besar pada peserta didik untuk mengetahui dan mengajarkan sesuatu yang baru dalam proses belajar mengajar.be
2. Prinsip yang terlihat pada guru 
  1. Adanya usaha mendorong, membina gairah belajar dan partisipasi siswa secara aktif. 
  2. Kemampuan menjalankan fungsi dan peranan guru sebagai innovator dan motivator yang senantiasa menemukan hal-hal yang baru dalam proses belajar mengajar. 
  3. Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk belajar menurut cara dan keadaan masing-masing
Guru yang mempunyai keyakinan bahwa belajar itu merupakan proses aktif, mengetahui bahwa manusia belajar melalui proses belajar sambil mengembangkan daya pikir semaksimal mungkin, guru meminta agar siswa membaca, menyukai dan mendengarkan, mengikut sertakan siswa dalam berbagai kegiatan, diskusi, menyuruh mereka mengeluarkan pendapat, menyusun karangan, membuat laporan atau mengungkapkan penafsirannya mengenai sesuatu masalah. Semua ini merupakan upaya guru untuk mengaktifkan murid agar mereka memperoleh pengalaman belajar dan bagian dari tanggung jawab guru pula.11 

3. Prinsip yang terlihat pada dimensi program pengajaran 
  1. Tujuan pengajaran, konsep maupun pengajaran sesuai dengan kebutuhan, minat serta kemampuan peserta didik.
  2. Program cukup jelas, dapat dimengerti siswa dan menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. 
4. Prinsip yang terlihat pada situasi belajar mengajar 
  1. Adanya komunikasi antara guru dengan murid, murid dengan murid yang intim, hangat dan produktif. 
  2. Adanya keyakinan dan kegembiraan belajar dikalangan peserta didik. 
5. Dari segi sarana belajar 
  1. Ada sumber-sumber belajar bagi peserta didik. 
  2. Fleksibel waktu untuk kegiatan belajar. 
  3. Dukungan dari berbagai jenis media pengajaran. 
  4. Kegiatan belajar peserta didik tidak terbatas dalam kelas (ruang kelas) tetapi juga di luar kelas. 
Kegiatan pengajaran dalam konteks active learning/cara belajar aktif selalu melibatkan peserta didik secara aktif untuk mengembangkan kemampuan dan penalarannya. 

Konsep Dasar Rotation Trio Exchange 
1. Pengertian Rotation Trio Exchange 
Metode Rotation Trio Exchange ini termasuk salah satu strategi motode pembelajaran langsung yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Metode ini merupakan cara siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan beranggotakan tiga orang. Penerapan teknik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang ini diarahkan pada materi pelajaran (kompetensi dasar) yang akan diajarkan di kelas.12 

Metode Rotation Trio Exchange ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan sebagian (dan biasanya tidak semua) teman kelas mereka. Pertukaran pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan di kelas.13 Metode Rotation Trio Exchange dalam hal ini dibentuk tiga orang, yang diberi nomer 0, 1, dan 2. Mereka diberi pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Setelah selesai permasalahannya, anggota kelompok dirotasi. Nomer 0 tetap ditempat sedangkan nomer 1 pindah searah jarum jam dan nomer 2 kearah sebaliknya, sehingga akan terbentuk trio yang baru atau bercampur dengan anggota kelompok lain. Kemudian diberi permasalahan baru lagi dengan persoalan yang lebih sulit. 14 

2. Tahap-Tahap Pembelajaran 
Rotation Trio Exchange Pelaksanaan merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang dapat dilakukan sebagai berikut: 
  1. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk mulai mendiskusikan materi pelajaran. 
  2. Guru menggunakan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban benarsalah. 
  3. Guru membagi siswa menjadi kelompok yang terdiri dari tiga orang (trio). Mengatur kelompok trio tersebut didalam kelas agar guru dapat melihat dengan jelas trio yang di sisi kanan dan sisi kirinya. Guru membentuk formasi kelompok-kelompok trio secara keseluruhan bisa membentuk melingkar atau persegi. 
  4. Guru memberikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama untuk masing-masing trio) untuk segera dibahas. 
  5. Guru memilih pertanyaan yang paling ringan (tingkat kesulitannya tergolong mudah) untuk memulai pertukaran pendapat kelompokkelompok trio. Tiap-tiap siswa didalam kelompok harus mendapat giliran menjawab pertanyaan. 
  6. Setelah siswa berdiskusi (dalam waktu yang cukup), guru meminta masing-masing siswa kelompok untuk memberikan nomer 0,1, atau 2 kepada tiap-tiap anggotanya. 
  7. Guru meminta siswa yang bernomer 1 untuk pindah ke kelompok trio 1 searah jarum jam. Siswa yang bernomer 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua tidak searah jarum jam. Siswa yang bernomer 0 (nol) untuk tetap ditempat duduknya karena ia adalah anggota tetap dari kelompok trio mereka. (pertukaran kelompok trio terjadi pada saat guru akan memberikan pertanyaan yang baru dengan menaikkan tingkat kesulitan soal), dan seterusnya. 
  8. Guru meminta kepada para siswa untuk mengangkat tangan tinggitinggi, sehingga siswa yang telah berpindah bisa menemukan mereka. Hasilnya adalah komposisi kelompok trio yang sepenuhnya baru. Mulailah pertukaran pendapat baru dengan pertanyaan baru. 
Guru bisa merotasi trio-trio itu sebanyak pertanyaan yang dimiliki dan waktu untuk berdiskusi harus tersedia dengan cukup. Guru hendaknya selalu menggunakan langkah-langkah atau prosedur rotasi yang sama.

SUMBER ARTIKEL / CATATAN KAKI ;
  • 6 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1997), h. 56 7 Melvin L. Silbermen, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, (Jakarta: Yapendis, 1996), h. 1 
  • 8 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), h.115. 9 Ahmad Rohani, HM, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Asdimahasatya, 2004), h. 61-62
  • 10 Melvin L. Silbermen, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, (Jakarta: Yapendis, 1996), h. 40
  • 11 Zakiyah Daradjat dkk, Metodologi Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 60
  • 12 Yellis M. Cholifah, Implementasi Metode Rotating Trio Exchange (Pertukaran Trio Memutar) Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Bidang Study PAI Di SMA Assa’adah Bungah Gresik, Skripsi, (Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas tarbiyah IAIN Sunan-Ampel Surabaya: Tidak Dipublikasikan, 2010), h. 20 13 Melvin L. Silbermen, Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, (Jakarta: Yapendis, 1996), h. 103
  • 14 Buchari, Alma, Guru professional,(Bandung: Alfa Beta, 2008), h. 85
Blog, Updated at: 16.34.00

0 komentar:

Posting Komentar