A. Pendahuluan
Sejalan dengan amanat yang tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea 4, pembangunan yang dilaksanakan pemerintah pada dasarnya adalah bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan yang dilaksanakan memerlukan berbagai faktor pendukung, baik itu berupa sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pelaksanaannya akan berjalan sesuai dengan target apabila kebijakan yang diterapkan didukung oleh data-data yang tepat dan rasional, agar hasil yang diperoleh mengenai sasaran. Karenanya masalah pengumpulan dan penyajian informasi sebagai masukan dalam perumusan kebijaksanaan perencanaan pembangunan sangat penting untuk mendapatkan perhatian. Bagi perencana dan pembuat kebijakan perlu menyadari bahwa perencanaan akan berhasil guna bila data atau informasi yang digunakan memberikan gambaran yang sebenarnya (represent reality).
Untuk lebih memantapkan visi, misi, dan strategi pembangunan manusia, di perlukan suatu data yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Laporan Pembangunan Manusia yang akurat dan representatif dalam mencerminkan kondisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat di suatu wilayah. Data dasar (Data Basis) ini mencakup tidak hanya mengenai sektor-sektor sosial seperti pendidikan dan kesehatan, tetapi juga mengenai sektor-sektor ekonomi seperti PDRB per kapita.
B. Sumber Data
Perencanaan bagi program-program pelaksanaan pembangunan memerlukan informasi yang dapat menyajikan gambaran sebenarnya di lapangan (represent reality). Semua informasi yang ada tersebut berguna sebagai penunjang bagi analisis, monitoring dan evaluasi suatu kebijakan. Dari sini dapat dilihat pentingnya pemanfaatan data yang relevan dengan kualitas yang baik dan dari sumber yang terpercaya dikarenakan kecermatan dan konsistensi data sangat diperlukan untuk mencegah kekeliruan kesimpulan yang dapat terjadi di kemudian hari secara dini.
Sumber data yang dipergunakan dalam penyusunan Data Basis berasal dari sensus ataupun survei. Pengumpulan data sensus yang dilakukan setiap 10 tahun ini didasari pada karakteristik pokok suatu populasi. Ini memungkinkan untuk memberikan gambaran kondisi data hingga level wilayah terkecil (desa). Sensus Penduduk, Sensus Pertanian, Sensus Ekonomi adalah beberapa sensus yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS). Sedangkan data yang lebih rinci biasanya dihasilkan dari survei. Umumnya survei memiliki karakteristik data yang lebih spesifik dan rinci dibandingkan sensus. Contoh survei yang dilaksanakan BPS adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Penduduk Antar Sensus (Supas), dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Survei pada umumnya bersifat “flow information”, yaitu informasi yang menggambarkan hasil suatu kegiatan pada suatu periode tertentu, misalnya, jumlah penduduk usia 10 tahun keatas yang bekerja. Karena survei ini diwakili oleh sampel yang terbatas besarnya, maka data yang dihasilkan biasanya hanya dapat menggambarkan keadaan suatu wilayah yang lebih besar, yaitu kabupaten atau propinsi.
Sumber data lain yang biasa digunakan adalah dengan memanfaatkan sistem pelaporan yang dilakukan oleh Dinas/Instansi teknis sebagai hasil catatan administrasi pelayanan yang bersangkutan. Data yang dihasilkan mencerminkan informasi tentang suatu kegiatan yang telah dilakukan selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
C. Data Basis Pembangunan Manusia
Data Basis Indikator-indikator Pembangunan Manusia disusun sebagai sarana penunjang kegiatan analisis situasi dan penyusunan rencana pembangunan. File Data Basis terbagi atas file Kor (Core) yaitu file yang berisi informasi pokok, dan file Modul (Module) yaitu file yang berisi informasi rinci atau penunjang.
C.1. File Kor
Salah satu strategi dalam pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) . Pentingnya dimensi pembangunan manusia dalam PJP II, menuntut adanya suatu ukuran yang dapat menggambarkan pencapaian hasil dari pembangunan manusia. Cakupan pembangunan manusia itu sendiri pada hakekatnya meliputi penilaian kualitas fisik dan non fisik. Namun karena indikator yang menggambarkan kualitas manusia cukup banyak, maka dipilih tiga indikator utama yaitu indikator kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Ketiga parameter ini akan digunakan untuk menyusun suatu indeks komposit yang dinamakan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan pendekatan terbaru bagi pengukuran keberhasilan pembangunan yang bertitik sentral kepada pembangunan manusia seutuhnya.
Parameter pertama yang digunakan untuk menganalisa pembangunan manusia adalah kesehatan yang diukur dengan Angka Harapan Hidup, parameter kedua, yaitu pendidikan, diukur dengan Angka Melek Hurup dan Rata-rata Lamanya Sekolah dan terakhir parameter ekonomi diukur dengan Daya Beli (Purchasing Power Parity).
File Kor selain untuk menghitung IPM, digunakan pula untuk menghitung indeks komposit lainnya yang dikembangkan UNDP, yaitu Indeks Pembangunan Jender (IPJ), Indeks Pemberdayaan Jender (IDJ) dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM).
C.2. File Modul
File Modul terdiri dari data penunjang terhadap data atau indikator yang termasuk dalam file Kor. File Modul berpengaruh baik langsung maupun tak langsung terhadap berbagai indikator yang bisa dihasilkan di dalam data pokok. Sebagai contoh, indikator kesehatan, angka kematian bayi dan penolong persalinan oleh tenaga medis. Secara langsung atau tak langsung kedua indikator tersebut dapat mempengaruhi Angka Harapan Hidup.
Daftar indikator file kor dan file modul pada Data Basis ini, disajikan sampai daerah tingkat Kabupaten/Kota. Hal ini dilakukan agar dapat digunakan untuk merancang intervensi yang berkaitan dengan sistem pelayanan untuk individu, komunitas dan merancang suatu program dan proyek. Intervensi ini pada akhirnya dapat digunakan untuk penyusunan strategi, monitoring sasaran program yang diimplementasikan sampai pemerintah daerah tingkat II.
0 komentar:
Posting Komentar