DEFENISI KOMUNIKASI MASSA

Posted By frf on Senin, 09 Januari 2017 | 09.24.00

LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Massa
Untuk mendefinisikan komunikasi massa tidaklah mudah. Setiap pakar dan ahli komunikasi memiliki definisi tersendiri mengenai komunikasi massa. Hal ini terjadi, dikarenakan perbedaan sudut pandang dan pendekatan yang dilakukan peneliti dalam mendefinisikan arti komunikasi. Mulyana (2002) menyatakan:

“Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen” (Mulyana, 2002:75)

Dalam melakukan interaksi dizaman modern ini seseorang tidak lagi perlu lagi bertatap muka untuk menyampaikan sebuah pesan. Kumpulan simbol-simbol (non verbal) dan susunan kata yang dibentuk menjadi sebuah kalimat (verbal) tidak lagi terbatas oleh ruang gerak dan waktu, ketidakterbatasan ini lebih luas dalam cakupan penyampaian pesan yang dapat diarahkan kebanyak komunikan. Komunikasi semacam ini disebut sebagai komunikasi massa, komunikasi massa diambil dari dua kata dasar yang sangat mendasar, yaitu komunikasi dan massa. Jika ditinjau dari definisi dasar kedua kata ini, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) melalui saluran tertentu dengan mengharapkan feedback atau umpan balik, sedangkan definisi dari massa itu sendiri mengarah kearah publik/ banyak orang. 

Definisi komunikasi massa menurtu Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Rakhmat 2003: 188).

Wreight mengemukakan definisinya sebagai berikut: This new from can be distinguished from older type by following major characteristics: it is directed toward relatively large, heteregenous and anonymous audience; message are transmitted publicly, of ten-times to reach most audience members simultaneously and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization that may involve great expense” ( Rakhmat, 2003 :189).

Menurut Prof. Onong Uchajana, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. (Effendy., 2003:79)

Selain itu Vivian juga menjelaskan bahwa Kemampuan untuk menjangkau ribuan, atau bahkan jutaan orang merupakan ciri dari komunikasi massa, yang dilakukan melalui medium massa seperti televisi atau koran. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audien yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau membujuk. (Vivian, 2008:450)

2.1.1 Fungsi Komunikasi Massa
Banyak ahli yang mengemukakan sejumlah fungsi komunikasi massa kendati dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Karlinah mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum sebagai berikut (Ardianto & Erdinayah, 2004: 19):

1. Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengat atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia social akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah atau tempat bekerja melainkan dari media.

2. Fungsi Pendidikan
Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca.

3. Fungsi Mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan sebagainya. Fungsi mempengaruhi ini dapat dilihat antara lain dalam ruang atau kolom khusus, iklan atau artikel yag disusun sedemikian rupa sehingga tidak terlihat sebagai suatu artikel yang isinya mempromosikan suatu produk. Artikel tersebut biasanya memuat tulisan tentang suatu analisis produk tertentu. Khalayak terpengaruh oleh pesan-pesan dalam tulisan tersebut sehingga tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan oleh media tersebut.

4. Fungsi Proses Pengembangan Mental
Untuk mengembangkan wawasan, kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berkomunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadinya dan dari orang lain. Pengalaman dapat membantu manusia untuk memahami betapa besar ketergantungan manusia kepada komunikasi, karena komunikasi dapat membantu manusia dalam perkembangan mentalnya.

5. Fungsi Adaptasi Lingkungan
Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu menusia dalam proses penyesuaian tersebut. Proses pengiriman pesan oleh komunikator dan penerimaan pesan oleh komunikan dapat membantu kita dalam berhubungan dengan orang lain, saling menyesuaikan diri, sehingga menimbulkan kesamaan di antara komunikator dan komunikan.

6. Fungsi Memanipulasi Lingkungan 
Manipulasi di sini bukanlah diartikan sebagai sesuatu yang negatif. Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikan digunakan sebagai kontrol utama dan pengatur lingkungan.

2.1.2 Efek Pesan Komunikasi Massa
1. Hypodermic needle theory
Pada umumnya khalayak dianggap hanya sekumpulan orang yang homogen dan mudah dipengaruhi. Sehingga, pesan-pesan yang disampaikan pada mereka akan selalu diterima. Fenomena tersebut melahirkan teori ilmu komunikasi yang dikenal dengan teori jarum suntik (Hypodermic Needle Theory). Teori ini menganggap media massa memiliki kemampuan penuh dalam mempengaruhi seseorang.

Teori peluru ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa yang oleh para teoritis komunikasi tahun 1970 an dinamakan pula hypodermic needle theory yang dapat diterjemahkan sebagai teori jarum hipodermik. Teori ini ditampilkan pada tahun 1950 an setelah peristiwa penyiaran kaleidoskop stasiun radio CBS di Amerika berjudul “The Invasion From Mars”. Wilbur Schramm pada tahun 1950 an itu mengatakan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang pasif tidak berdaya. Tetapi pada tahun 1970 an Scrhamm meminta pada khalayak peminatnya agar teori peluru komunikasi itu tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu ternyata tidak pasif.

Model magig bullet theory atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori ini tidak jauh berbeda dengan model SOR, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan.

2. Cultivation theory
Teori ini, digagas oleh seorang Pakar komunikasi dari Annenberg School of Communication, Profesor George Gerbner. Pada 1960, Profesor Gerbner melakukan penelitian tentang “indikator budaya” untuk mempelajari pengaruh televisi. Profesor Gerbner ingin mengetahui pengaruh-pengaruh televisi terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa lain, Profesor Gerbner memberikan penegasan dalam penelitiannya berupa dampak yang di timbulkan televisi kepada khalayak.

Teori Kultivasi berpandangan bahwa media massa, yang dalam konteks teori ini adalah televisi, memiliki andil besar dalam penanaman dan pembentukan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. “Menurut teori ini, televisi menjadi alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya”(Nurudin, 2004). Persepsi dan cara pandang yang ada dalam masyarakat, sangat besar dipengaruhi oleh televisi. Atau dalam kalimat lain, apa yang kita pikirkan adalah apa yang dipikirkan media massa.

3. Cultural imperalism theory
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Herb Schiller pada tahun 1973. Tulisan pertama Schiller yang dijadikan dasar bagi munculnya teori ini adalah Communication and Cultural Domination. Teori imperialisme budaya menyatakan bahwa negara Barat mendominasi media di seluruh dunia ini. Ini berarti pula, media massa negara Barat juga mendominasi media massa di dunia ketiga. Alasannya, media Barat mempunyai efek yang kuat untuk mempengaruhi media dunia ketiga. Media Barat sangat mengesankan bagi media di dunia ketiga. Sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media tersebut. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi proses peniruan media negara berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran budaya asli di negara ketiga.

Salah satu yang mendasari munculnya teori ini adalah bahwa pada dasarnya manusia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan bagaimana mereka berpikir, apa yang dirasakan dan bagaimana mereka hidup. Umumnya, mereka cenderung mereaksi apa saja yang dilihatnya dari televisi. Akibatnya, individu-individu itu lebih senang meniru apa yang disajikan televisi. Mengapa? Karena televisi menyajikan hal baru yang berbeda dengan yang biasa mereka lakukan.

4. Media equation theory
Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass (professor jurusan komunikasi Universitas Stanford Amerika) dalam tulisannya The Media Equation: How People Treat Computers, Television, and New Media Like Real People and Places pada tahun 1996. Teori ini relatif sangat baru dalam dunia komunikasi massa.

Media Equation Theory atau teori persamaan media ini ingin menjawab persoalan mengapa orang-orang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis merespon apa yang dikomunikasikan media seolah-olah (media itu) manusia? Dengan demikian, menurut asumsi teori ini, media diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi face to face. 

Misalnya, kita berbicara (meminta pengolahan data) dengan komputer kita seolah komputer itu manusia. Kita juga menggunakan media lain untuk berkomunikasi. Bahkan kita berperilaku secara tidak sadar seolah-olah media itu manusia.

5. Spiral silence theory
Elizabeth Noelle-Neumann (seorang professor emeritus penelitian komunikasi dari Institute fur Publiziztik Jerman) adalah orang yang memperkenalkan teori spiral keheningan/kesunyian ini. Teori ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1984 melalui tulisannya yang berjudul The Spiral of Silence. Secara ringkas teori ini ingin menjawab pertanyaan, mengapa orang-orang dari kelompok minoritas sering merasa perlu untuk menyembunyikan pendapat dan pandangannya ketika berada dalam kelompok mayoritas? Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa seseorang sering merasa perlu menyembunyikan “sesuatu”-nya ketika berada dalam kelompok mayoritas.

6. Technological determinism theory
Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pertama kali pada tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man. Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak, ke masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik.

7. Uses and gratification theory
Teori ini mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media, yaitu menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teori ini meyakini bahwa individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangat selektif. Menurut para pendirinya, Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1984), uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.

Penelitian tentang Uses and Gratification Media mengatakan, bahwa kebutuhan social dan psikologis menggerakkan harapan pada media massa atau sumber lain yang membimbing pada perbedaan pola-pola terpaan media dalam menghasilkan pemuasan kebutuhan dan konsekuensi lain yang sebagian besar mungkin tidak sengaja.

8. Agenda setting theory
Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda publik. Teori Agenda Setting didasari oleh asumsi demikian. Teori ini sendiri dicetuskan oleh Profesor Jurnalisme Maxwell McCombs dan Donald Shaw. Menurut McCombs dan Shaw, “we judge as important what the media judge as important”. Kita cenderung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media massa menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan menganggapnya penting. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak penting bagi diri kita, bahkan menjadi tidak terlihat sama sekali.

Denis McQuail (2000: 426) mengutip definisi Agenda Setting sebagai “process by which the relative attention given to items or issues in news coverage infulences the rank order of public awareness of issues and attribution of significance. As an extension, effects on public policy may occur.”

9. Media critical theory
Teori media kritis akarnya berasal dari aliran ilmu-ilmu kritis yang bersumber pada ilmu sosial Marxis. Beberapa tokoh yang mempeloporinya antara lain Karl Mark, Engels (pemikiran klasik), George Lukacs, Korsch, Gramschi, Guevara, Regis, Debay, T Adorno, Horkheimer, Marcuse, Habermas, Altrusser, Johan Galtung, Cardoso, Dos Santos, Paul Baran Samir Amin, Hamza Alavi (pemikiran modern). Ilmu ini juga disebut dengan emancipatory science (cabang ilmu sosial yang berjuang untuk mendobrak status quo dan membebaskan manusia, khususnya rakyat miskin dan kecil dari status quo dan struktur sistem yang menindas).

Beberapa teori studi budaya (cultural studies) dan ekonomi politik juga bisa dikaitkan dengan teori kritis. Sebab, teori-teori itu secara terbuka menekankan perlunya evaluasi dan kritik terhadap status quo. Teori kritis membangun pertanyaan dan menyediakan alternatif jalan untuk menginterpretasikan hukum sosial media massa.

2.2 Media Massa
2.2.1 Definisi Media Massa
Istilah ‘media massa’ memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dimasyarakat, dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah media massa mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan tetap dipergunakan hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet dan lain-lain. 

Dalam kehidupan dewasa ini, informasi tentang kejadian disekeliling tidak lagi menjadi pintu rapat yang sulit untuk diketahui oleh banyak orang di luar sana. Hal ini terwujud dengan adanya media massa yang menjadi saluran komunikasi secara massa yang dapat menjangkau banyak orang dimanapun tanpa terbatas ruang gerak dan waktu. Media massa secara umum mempunyai definisi sebagai alat penyebarluasan.

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, film, radio dan televisi. (Cangara, 2003, p.134).

Media membentuk opini publik untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Kampanye nasional larangan merokok di tempat-tempat umum memiliki kekuatan pada pertengahan tahun 1990-an dengan membanjirnya berita-berita tentang bahaya merokok bagi kesehatan perokok pasif. Publik pun mendukung Presiden Clinton yang mengemukakan isu nasional tahun 1995, yaitu diberlakukannya peraturan pemerintah federal tentang larangan merokok bagi anak remaja. Kampanye serupa tentang pencegahan hari AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome) dilakukan melalui media massa. Disini secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan tertentu. Kadang-kadang kekuatan media massa hanya sampai pada rana sikap (Ageee, 2002: 24-25)

2.2.2 Karakteristik Media Massa
Hampir setiap hari kita menggunakan media massa. Media massa atau mass media merupakan sebuah alat, saluran, channel yang digunakan untuk komunikasi massa. Melalui media massa, pesan yang disampaikan komunikator menjadi lebih luas cakupannya.

“Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi” (Cangara, 2004:122). Adapun karakteristik media massa ialah :
  1. Bersifat melembaga: Dikelola oleh lembaga.
  2. Bersifat satu arah: Umpan balik tertunda.
  3. Meluas dan serempak: Mengatasi rintangan jarak dan waktu
  4. Memakai peralatan teknis dan mekanis: Media cetak dan elektronik
  5. Bersifat terbuka: Pesannya universal.
(Cangara, 2004:122).

2.2.3 Jenis-Jenis Media Massa
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri, 2001).
Secara umum dewasa ini media terbagi atas 3 bagian besar, yaitu:
1. Media Massa Cetak (Printed Media). 
Media massa dicetak dalam lembaran kertas.Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi (a) koran atau suratkabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano), (b) tabloid (1/2 broadsheet), (c) majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), (d) buku (1/2 majalah), (e) newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), dan (f) buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature.
2. Media Massa Elektronik (Electronic Media). 
Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.
3. Media Online (Online Media, Cybermedia),yakni media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web)

2.2.4 Efek-Efek Media Massa
1. Individu Difference Perspective
Yaitu, Setiap individu menanggapi pesan yang disiarkan media secara berbeda.
2. Social Categories Perspective
Setiap individu,anggota kelompok akan mempunyai kecenderungan merespons sama seperti yang dilakukan anggota kelompok dalam satu perkumpulan sosial.
3. Social Relation Perspective
Individu dipengaruhi oleh sikap dan perilaku individu anggota audience yang didapatkannya dari media massa,atara individu saling mempengaruhi satu sama lain dan menghasilkan respons yang hampir sama.

2.3 Televisi
2.3.1 Definisi Televisi
Televisi adalah merupakan bagian dari media elektronik yang mempunyai sifat audio dan visual. Dalam menyampaikan pesannya televisi mampu mempersentasikan maksud dan tujuannya secara nyata, hal ini dikarenakan kemampuan televisi yang mempunyai sifat audio dan visual. Audio yang berartikan suara dan video yang mempunyai berdefinisikan gambar memberikan daya tarik tersendiri bagi seseorang untuk menyimak dengan mudah tanpa harus berkonsentrasi untuk mendapatkan pesan yang ingin diketahuinya.

“Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu” (Baksin 2006: 16).

Menurut ensiklopedia Indonesia lebih luas lagi dinyatakan bahwa: “Televisi adalah sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”(Parwadi 2004: 28).

2.3.2 Fungsi Televisi Sebagai Media Massa
Media massa adalah sarana yang membawa pesan. Media massa utama adalah buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film dan web. (Vivian, 2008:453)

McLuhan menyatakan bahwa sebagai media berfungsi sebagai kepanjangan indra manusia pada masing-masing era, yaitu kesukuan (tribal), tulisan (literate), cetak (print), dan elektronik (Morissan, 2010:32).
Era Kesukuan
Menurut McLuhan, era kesukuan (tribal era) adalah era dimana indera pendengaran, penciuman dan perasa merupakan indera yang paling banyak digunakan orang untuk berkomunikasi. Era kesukuan memiliki ciri-ciri lisan yaitu bercerita, dimana orang menjalankan atau mengungkapkan tradisi, ritual dan nilai-nilai mereka melalui kata-kata yang diucapkan.
Era Tulisan
Pada era tulisan orang menekankan pada indera penglihatan yang ditandai dengan diperkenalkannya huruf abjad dan karenanya, mata menjadi indra yang dominan dalam berkomunikasi. Pada era tulisan ini, orang mulai mampu mendapatkan informasi tanpa bantuan anggota kelompok lainnya dan karenanya, masyarakat mulai cenderung bersifat individualistik dan mulai meninggalkan orientasi pada kelompok sehingga mempengaruhi kekuatan ikatan masyarakat suku. Munculnya tulisan menjadi awal era dimana komunikasi tidak perlu dilakukan secara tatap muka.
Era Cetak
Teknologi cetak memungkinkan orang untukmenyimpan informasi secara lebih permanen dan tidak mengandalkan ingatan saja sebagaimana pada era tulisan. Menurut McLuhan hasil utama dari era cetak adalah munculnya masyarakat yang semakin terkotak-kotak. Hasil cetakan berupa buku atau bentuk cetak lainnyayang mudah dibawa-bawa, dapat dibaca dimana saja dan bersifat lebih privat. Sehingga hal ini membuat orang menjadi terisolasi dari lingkungan komunitasnya dan mendorong munculnya individualisme.

Era Elektronika
Menurut McLuhan, era elektronika justru telah membawa manusia kembali pada situasi era kesukuan yang kebih menekankan pada komunikasi secara lisan. Media elektronik memiliki ciri sebagaimana percakapan lisan yang bersifat segera dan singkat, yang berarti penerimaan informasi dan reaksi yang diberikan bersifat segera dan singkat. Perbedaannya terletak pada tempat, era elektronik tidak terikat pada tempat karena pesan dapat dikirim secara elektronis (disiarkan). 

Televisi bertindak sebagai komunikator, dimana informasi sebagai pesan, dan pemirsanya adalah komunikan. Maka dengan demikian televisi ini berfungsi sebagai media komunikasi. Karena komunikannya bukan hanya terdiri dari sekelompok atau organisasi saja melainkan dilihat oleh khalayak maka televisi digolongkan masuk ke dalam media yang memerantai antara narasumber dengan massa yang disebut dengan media komunikasi massa.

Dari sekian banyak media komunikasi massa seperti surat kabar,majalah, radio, televise ,internet dan film , ternyata televisilah yang menduduki tingkat teratas yang diminati banyak khalayak. Karena kelebihan televisi yang menampilkan informasi secara menarik melalui audio visual hal inilah yang memudahkan khalayak untuk menerima informasi secara cepat dan mudah.

Televisi sangat berperan dalam kehidupan di berbagai aspek. Misalnya dalam bidang pendidikan, pada waktu tertentu sesuai dengan masing msing jadwal televisi swasta ataupun negri, ditampilkan acara yang berdasarkan pendidikan, seperti kuis cerdas cermat, debat ataupun seminar seminar yang mendukung edukasi. Kemudian dalam bidang ekonomi, kita bisa mendapatkan informasi tentang perkembangan naik turunya nilai kurs dollar dan sebagainya. Atau dalam bidang jurnalisme sendiri yang terus menyiarkan berita sesuai dengan perkembangan dunia. Apalagi dalam dunia entertainment yang sekarang mendominasi bisnis pertelevisian, mudah untuk mengkomunikasikan apa saja yang dilakukan oleh para selebritis melalui infotainment ataupun acara yang lain.

Semuanya itu telah memudahkan kita untuk menerima pesan dari informasi yang diberikan nara sumber melalui televisi dan disebarkan kepada khalayak, sungguh menakjubkan hanya dengan sekali pandang televisi kita bisa mendapatkan banyak informasi yang global.

Televisi sebagai media komunikasi Massa selain sebagai penyampai informasi ternyata memiliki banyak fungsi, Jay Black dan Frederick C Whitney (1988) menjelaskan ada 4 Fungsi komunikasi Massa, yaitu:
  1. To inform
  2. To entertain
  3. To persuade
  4. Transmission culture
Dengan dasar tersebut kita bisa menganalisis fungsi televisi sebagai media komunikasi massa dalam era modern ini. To inform, artinya adalah untuk menginformasikan, maka televisi memiliki fungsi sebagai penyampai informasi jurnalisme mengambil kedudukan penting disini. Karena tugas dari jurnalistik sendiri adalah mencari mengumpulkan mengedit dan menyiarkan berita yang layak disampaikan kepada khalayak ramai. To entertain, artinya adalah untuk menghibur. Bias kita lihat bersama dalam perkembanganya ternyata televise memang memenuhi acaranya dengan berbagai macam hiburan. Aktifitas hiburan ini bias dicontohkan misalnya acara konser music, pentas seni, acara komedi, ataupun acara lainya yang menghibur.

2.3.3 Format Program Televisi
Menurut Wibowo (2007, 53-225), format acara televisi dibagi menjadi beberapa bagian sebgai berikut :
1. Program Seni Budaya 
Program seni budaya termasuk produksi karya artistik dalam televisi. Ada beberapa macam materi produksi seni budaya. Secara garis besar, materi seni budaya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu seni pertunjukan dan seni pameran. Yang termasuk dalam seni pertunjukan antara lain seni musik, seni tari, dan pertunjukan boneka dengan segala macam jenisnya. Seni musik misalnya dapat berupa konser musik, gamelan jazz, konser musik, musik klasik atau pagelaran musik.
2. Program Talk Show
Program wicara ditelevisi atau bisa disebut The Talk Show Program, meliputi banyak format, antara lain, kuis, interviw (wawancaara) baik dalam stdio maupun diluar studio dan diskusi panel ditelevisi. Semua memang dapat disebut sebagai program Wicara The Talk Program.
3. Program Berita
Dalam pengertian sederhana program news mempunyai definisi suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita ( unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalu media secara periodik. Pengertian penyajian fakta dan kejadian didalam berita bersifat objektif. Liputan gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu membuat shock. Namun objektifitas semacam ini masih tergantung pada subjektivitas dari peiput. Secara garis besar program berita dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu hard news dan soft news.
4. Progeram Dokumenter
Memahami arti dokumenter, kita dihadapkan pada dua hal, yaitu sesuatu yang nyata/faktual (ada atau terjadi), dan esensial (bernilai atau memiliki makna). Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkas-berkas tertulis(ijazah, diktat dan rontal catatan).
5. Program Feature
Feature adalah salah satu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis dan disajikan dengan berbagai format.
6. Program Magazine
Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara. Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit mingguan, bulanan , tergantung dari kemauan produser. Program magazine mirip dengan program feature. Perbedaannya kalau program feature suatu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat beberapa format. Sementara itu program magazine tidak hanya menyoroti satu pokok permasalahan , melainkan membahas suatu bidang kehidupan, seperti wanita, film, endidikan dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik yang tetap dan disajikan lewat berbagai format. 
7. Program Spot
Program Spot adalah suatu program yang ingin mempengaruhi dan mendorong penonton televisi atau pendengar radio, untuk tujuan-tujuan tertentu. Spot merupakan program yang sangat pendek. Durasi suatu program spot biasanya berkisar antara 15 detik sampai 1,5 menit .
8. Program Sinetron
Dimasa lalu ketika stasiun televisi hanya satu, yaitu TVRI nama program sinetron belum dikenal luas. Program semacam itu dijaman televisi pertama TVRI disebut sebagai drama televisi, teleplay atau sandiwara televisi. Produksi program drama televisi pada waktu itu juga sangat berbeda dengan produksi sinetron. Program drama biasanya diproduksi sepenuhnya menggunakan setting indoor didalam studio televisi.

2.3.4 Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi antara lain: (Elvinaro dan Erdinaya, 2004:127)
1. Audio Visual
Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual.
2. Berpikir dalam gambar
Kita dapat menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual dan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. 

Frank Jefkins juga memaparkan beberapa karakteristik televisi, yaitu: 
  1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan warna.
  2. Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun dibeberapa negara berkembang televisi merupakan simbol status sosial seseorang.
  3. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila dibandingkan dengan program radio.
  4. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatusesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.
  5. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memang jauh lebih mahal.
  6. Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.
  7. Komunikasinya bersifat satu arah.
  8. Umpan baliknya tertunda (delayed). 
2.4 Program Komedi Televisi
2.4.1 Definisi Program Komedi Televis
Program komedi adalah suatu bentuk acara televisi atau radio yang unsur acaranya memfokuskan pada program yang berbumbu humoris. Komedi, terbagi menjadi beberapa jenis a.l :
  1. Program Komedi Situasi adalah program yang mengandung cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya.
  2. Program Komedi Slapstic adalah program yang mengandung cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar.
  3. Program Komedi Satire, adalah program yang mengandung cerita lucu yang penuh sindiran tajam.
  4. Program Komedi Farce, adalah program yang mengandung cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu
2.4.2 Definisi Program Variety Show
Dari kata dasarnya variety show merupakan suatu program yang mempunyai banyak unsur didalam suatu penyajiannya. Sedangkan komedi adalah suatu program yang memfokuskan program acaranya pada unsur humor atau lawakan. Jadi program Variety Show adalah suatu program televisi yang mengemas berbagai unsur dalam produksi suatu program yang difokuskan kearah lawak atau humor. 

Program Variety Comedy Show adalah merupakan suatu program televisi yang mempunyai genre komedi yang sifatnya penggabungan dari berbagai macam genre komedi yang digabungkan menjadi satu, atau dapat juga didefinisikan sebagai komedi bebas yang tidak mempunyai batasan akan eksplorasi dari komedi itu sendiri.

2.4.3 Program K-POP Global TV
K-POP adalah program komedi yang begenrekan variety comedy. Basic konsep dari program ini sendiri adalah akan terdapat komedian yang akan bernyanyi sambil menunjukkan lawakannya. Perform yang ditampilkan oleh komedian tersebut akan dinilai oleh juri yang 2 diatara 3 juri yang dihadirkan adalah seorang komedian juga. Esensial dari acara ini terletak dimana sangat jarang sekali penonton menyaksikan komedian bernyanyi dan dikomentari secara langsung. Komentar yang akan diberikan kepada komedian tersebut akan diberikan nilai lebih dalam konteks negatif, dengan kata lain sang juri akan menjatuhkan performan yang ditampilkan oleh komedian tersebut dengan kritikan dan penilaian yang pedas. Penilaian dengan icon-icon yang telah ditentukan akan menambah kelucuan yang tercipta oleh situasi yang ada.

Komedian yang berhasil memenangkan kompetisi bernyanyi para komedian ini akan mendapatkan throphy kemenangan K-POP, sedangkan yang kalah akan mendapatkan gayung sebagai simbolisasi bahwa komedian tersebut tidak cocok untuk bernyanyi diatas panggung dan lebih cocok bernyanyi didalam kamar mandi. 

2.5 Landasan Konseptual
2.5.1 Pengertian Strategi 
Kata “strategi” berasal dari turunan kata bahasa Yunani, “stratÄ“gos”. yang dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena.

John A. Pearce II dan Richard B. Robinson Jr., (2003), “Strategic Management, formulation, implementation and control”, Irwin McGraw-Hill., mendefinisikan strategi sebagai seperangkat keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang didesain untuk mencapai tujuan.

Menurut Wikipedia: Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut.

2.5.2 Konsep Strategi Produksi Siaran Televisi
Kata dasar strategi berasal dari turunan bahasa Yunani yaitu “stratÄ“gos”. yang dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena. Definisi ini lalu dikembangkan dengan bahasa sederhana yaitu langkah-langkah dalam meraih suatu hal.

Televisi sebagai bagian dari media mempunyai persaingan yang ketat dengan sesama media lainnya, baik dengan media diluar televisi ataupun dengan sesama media televisi. Persaingan ini terwujud dalam point produksi yang mana merupakan bagian dari nilai jual suatu media. Persaingan yang kuat membawa media menyusun strategi guna mendapatkan audiensnya. Dengan kata lain strategi produksi televisi dapat disimpulkan sebagai cara-cara atau langkah yang ditempuh dalam proses produksi guna mendapatkan target audiens atau penonton.

2.5.3 Konsep Analisis SWOT
Menganalisa lingkungan internal dan eksternal merupakan bagian dari perencanaan strategis. Salah satu tools yang digunakan adalah SWOT yang merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunity (O) dan Threat (T). Analisa SWOT umumnya digunakan sebagai kerangka dasar strategi perusahaan, produk atau pemasaran dengan cara membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang selanjutnya akan menentukan strategi perusahaan dalam menanggapi persaingan, mengantisipasi situasi serta mencapai tujuan. Dalam teori SWOT, analisa lingkungan dibagi menjadi 2 : 
1. Lingkungan Internal (di dalam perusahaan) : 
  • Strength / Kekuatan
  • Weakness / Kelemahan
2. Lingkungan Eksternal (di luar dalam perusahaan) : 
  • Opportunity / Peluang
  • Threat / Tantangan 
2.5.3.1 Strenght
Strength dalam hal ini diartikan sebagai kekuatan atau hal positif yang menonjol dari perusahaan / produk yang dapat dijadikan sebagai competitive advantage (keunggulan bersaing). Misalnya : 
  1. Brand nama yang terkenal 
  2. Hak paten 
  3. Market share yang relatif besar / dominan
  4. Reputasi yang baik 
  5. Skill / kemampuan / spesialisasi perusahaan
  6. Jaringan distribusi yang luas
  7. Dan lain – lain. 
2.5.3.2 Weakness
Kebalikan dari Strength, Weakness merupakan kekurangan atau hal-hal yang tidak / belum dimiliki perusahaan untuk bersaing di pasar. Misal : 
  1. Brand nama tidak terkenal 
  2. Reputasi yang kurang baik di mata konsumen
  3. Biaya produksi relatif mahal dibanding pesaing 
  4. Harga yang kurang kompetitif 
Weakness juga dapat menjadi sisi lain dari strength yang dimiliki perusahaan. Misal : Perusahaan memiliki pabrik dengan skala produksi yang besar dengan nilai investasi yang besar juga. Di satu sisi, ini adalah strength. Namun disisi lain, apabila terjadi perubahan di pasar atau konsumen, misalnya perubahan spesifikasi produk menjadi lebih kecil / compact dan berbeda dari produk yang ada, maka strength tadi dapat pula menjadi weakness karena perusahaan tersebut menjadi kurang tanggap untuk mengantisipasi perubahan tersebut atau tindakan antisipasinya menjadi mahal.

2.5.3.3 Oppurtunity 
Opportunity dianggap sebagai bagian dari lingkungan eksternal perusahaan yang dapat menjadi potensi untuk meningkatkan profit, market share atau pertumbuhan. Beberapa contoh opportunity antara lain : 
  1. Kondisi perekonomian yang membaik sehingga meningkatkan daya beli masyarakat
  2. Adanya permintaan atau kebutuhan tertentu yang selama ini belum dilayani oleh produk / perusahaan lain
  3. Teknologi baru yang memungkinkan produksi / distribusi menjadi lebih efisien atau dapat meningkatkan kualitas produk / jasa 
  4. Peraturan pemerintah yang mendukung bisnis 
  5. Dibukanya larangan perdagangan di negara tertentu 
  6. Dbukanya jalur distribusi baru, dan lain – lain. 
2.5.3.4 Threat (Tantangan)
Threat adalah kebalikan dari Opportunity, yang merupakan halangan atau ancaman bagi perusahan dalam memperluas pasar atau mendapatkan profit. Misalnya : 
  1. Pesaing yang semakin gencar
  2. Munculnya produk substitusi / pengganti
  3. Konsumen mengurangi daya konsumsinya
2.6. Teori Khusus
2.6.1 Tahapan Proses Produksi Televisi
Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar memerlukan organisasi yang rapi, juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya . Tahapan produksi sendiri terdiri dari tiga bagian ditelevisi yang lazim disebut standart operational procedure (SOP), seperti berikut: , Wibowo (2009:38)
  • Pra-produksi (ide, perencanaan dan persiapan)
  • Produksi (Pelaksanaan)
  • Pasca produksi (penyelesaian dan penayangan)
2.6.1.1 Tahap Pra Produksi
Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Wibowo (2009:39). Tahap ini meliputi tiga bagian, sebagai berikut
a. Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta peneliti naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
b. Perencanaan 
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja ( time schedule ), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, likasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati – hati dan teliti.
c. Persiapan 
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi perlatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja ( time schedule ) yang sudah ditetapkan.

2.6.1.2 Tahap Produksi
Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar susunan gambar yang dapat bercerita. Wibowo (2009:40)

2.6.1.3 Tahap Pasca produksi 
Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik editing , yaitu :Pertama, Editing dengan teknik analog atau linier. Kedua Editing dengan teknik digital atau non liner dengan komputer. (Wibowo, 2009: 42)
Blog, Updated at: 09.24.00

0 komentar:

Posting Komentar