Pengertian Komunikasi Massa

Posted By frf on Senin, 09 Januari 2017 | 09.14.00

LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipat gandakan pesan-pesan komunikasi. Di Amerika Serikat, komunikasi massa sebagai ilmu baru lahir pada tahun 1940-an. Ketika itu para ilmuwan sosial mulai melakukan pendekatan-pendekatan ilmiah mengenai gejala komunikasi, adapun di Indonesia, gejala komunikasi yang menggunakan media massa baru dipelajari diperguruan tinggi sekitar tahun 1950-an.

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa lnggris, mass communication sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai saluran, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication (Susanto, 1974). (Wiryanto, 2004:67-69)

2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi Massa.
Komunikasi Massa terdiri dari unsur: sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver), serta efek (effect). Menurut Lasswell unsur-unsur dalam komunikasi massa adalah sebagai berikut: (Wiryanto,2004:70-80)
a) Who (Sumber atau Komunikator)
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Pengertian institutionalized dalam hal ini ialah stasiun televisi, sedangkan yang dimaksud dengan person adalah redaktur atau kerabat keija.
b) Says What(Pesan)
Wright (1977) memberikan karakteristik pesan dalam komunikasi massa sebagai berikut :
1. Publicity
Pesan-pesan bersifat terbuka untuk umum atau publik.
2. Rapid
Pesan dalam komunikasi massa dapat mencapai pemirsa yang luas dalam waktu yang singkat serta terus-menerus.
3. Transient
Pesan dalam komunikasi massa bersifat sementara dan bukan permanent.
c) In Which Channel (Saluran atau Media)
Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa, bisa juga disebut sebagai media penunjang untuk menyampaikan pesan.
d) To Whom (Penerima)
Unsur ini berkaitan dengan sasaran dalam komunikasi massa. Menurut Wright, penerima pesan dalam komunikasi massa memiliki karakteristik seperti:
1. Large (besar)
Besamya mass audience bersifat relatif, menyebar di berbagai lokasi, dan tidak saling berinteraksi satu sama lain secara langsung.
2. Heterogen (beraneka ragam)
Sasaran komunikasi massa bersifat heterogen, yaitu sangat beragam dari berbagai lapisan masyarakat.
3. Anonim (tidak saling mengenal)
Baik komunikator maupun komunikan dalam komunikasi massa tidak saling mengenal satu sama lain.

e) With What Effect (Unsur Efek atau Akibat)
Efek merupakan perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri pemirsa sebagai akibat dari pesan-pesan media. Ada tiga jenis efek yang dapat timbul dalam diri pemirsa :
1. Efek Kognitif
Efek yang dapat mengubah nilai yang saat ini ada dan telah terpelihara di dalam masyarakat.
2. EfekAfektif
Efek ini merupakan proses yang berhubungan dengan emosi dan perasaan seseorang, seperti ketakutan, kegelisahan, serta moral.
3. Efek Konatif
Efek konatif merupakan hasil perluasan efek kognitif dan afektif.

2.1.3 Efek Komunikasi Massa
Pendekatan Uses and Gratification menggunakan media untuk memuaskan media untuk pemuas kebutuhan. Umumnya kita Iebih tertarik bukan kepada apa yang kita Iakukan kepada media, tetapi kepada apa yang dilakukan media kepada kita. Kita pemah terkejut mendengar beberapa orang remaja memperkosa anak kecil setelah menonton film porno eli suatu tempat di Indonesia atau beberapa orang pemuda berandalan yang membakar seorang wanita di Boston setelah menyaksikan adegan yang sama pada film malam minggu yang disiarkan televisi ABC.

Waktu menjelaskan perkembangan penelitian efek komunikasi massa dan melihat pasang surut efek media massa pada pandangan peneliti. Perbedaan pandangan ingin tidak saja disebabkan karena perbedaan Jatar belakang teoritis, historis tetapi juga perbedaan mengartikan "efek".14

Donald K. Robert (Scharmm dan Roberts, 1977:359) beranggapan bahwa efek hanya "perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa". Karena fokusnya pesan, maka efek harusnya berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa. Membatasi efek hanya berkaitan dengan pesan media, akan mengesampingkan banyak sekali pengaruh media massa. Menurut Steven M.Chaffee (Wilhoit dan Harold de Bock, 1980:78) ini adalah pendekatan pertama dalam melihat efek media massa. Pedekatan kedua ialah melihat jenis perubahan yang teljadi pada diri khalayak komunikasi massa-penerima informasi, perubahan perasaan atau sikap dan perubahan perilaku atau perubahan kogniti:f: afektif dan behavioral. (Rakhmat,2004:217-218)

2.2 Media Massa
2.2.1 Pengertian Media Massa
Media Massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi. (Cangara, 1998:134-135)

Karakteristik media massa ialah:
  1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelolah media terdiri dari banyak orang.
  2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan teljadi dialog antara pengirim dan penerima.
  3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan.
  4. Memakai peralatan tek:nis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan semacamnya.
  5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh s1apa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.
Macam-macam Media Massa, yakni (Cangara, 1998:135-140)
>- Televisi
Di Indonesia, Televisi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962, ketika akan dilangsungkan pesta olahraga Asian Games di Jakarta Dengan digunakannya satelit komunikasi Palapa sejak tahun 1976, peinilikan media te1evisi di Indonesia menanjak sangat tajam. Pada tahun 1996 sudah ada 26 juta pesawat televisi.
>- Radio
Di Indonesia, radio pertama kali diperkenalkan o1eh pemerintah Belanda pada tahun 1920. Radio memiliki kemampuan audio yang khas dengan mengandalkan perpaduan antar suara dan bunyi. Tahun 1994 sudah ada 34 juta pesawat radio di Indonesia yang dilayani oleh 49 stasiun radio
>- Film
Film dalam pengartian sempit adalah penyajian gambar lewat layar Iebar, dalam pengertian luas bias juga termasuk yang disiarkan televisi. Film dengan kemampuan visualnya yang didukung dengan audio yang khas, sangat defektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan dan penyuluhan.
);> Surat Kabar
Surat kabar bisa dikatakan sebagai media massa tertua. Surat kabar memi1iki keterbatasan karena hanya dinikmati o1eh mereka yang me1ek huruf. Salah satu kelebihan surat kabat ialah mampu memberi informasi yang lengkap, bisa dibawa kemana-mana, terdokumentasi sehingga mudah diperoleh bila diperlukan.

2.3 Televisi
2.3.1 Karakter Televisi
Karakteristik televisi antara lain: (Elvinaro dan Erdinaya, 2004:127)
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan dibandingkan media penyiaran lainnya yaitu dapat didengar sekaligus dilihat, disebut juga audiovisual.
2. Berpikir dalam gambar
Kita dapat meneijemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. dan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebihkompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

Frank Jetkins juga memaparkan beberapa karakteristik televisi, yaitu: (Frank,1992:92-93)
  1. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi dan wama.
  2. Fungsi televisi adalah sebagai media hiburan, namun dibeberapa negara berkembang televisi merupakan simbol status sosial seseorang.
  3. Pembuatan program televisi lebih lama dan mahal, apabila dibandingkan dengan program radio.
  4. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu sesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.
  5. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memangjauh lebih mahal.
  6. Mengutamakan unsur-unsur isi daripada hubungan.
  7. Komunikasinya bersifat satu arah.
  8. Umpan baliknya tertunda (delayed).
2.3.2 Keunggulan dan Kelemaban Televisi 
Keunggulan dan kelemahan televisi meliputi : (://krisnamulawarman.com/broadcasting-karakteristik-televisi.html, diakses pada Selasa, 19.04.11, puku118:47 wib)
Keunggulan :
a. Daya Jangkau yang luas.
Jangkauan siaran televisi semakin luas ketika UU Penyiaran memungkinkan adanya stasiun penyiaran lokal yang bisa didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Negara Republik Indonesia (Pasal31 ayat 5 UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002). Hal ini didukung pula dengan harga televisi yang semakin murah,s ehingga siaran televisi semakin terjangkau oleh masyarakat.
b. Selektifitas dan Fleksibilitas
Televisi sering dikritik sebagai media yang tidak selektif (nonselective medium) dalam menjangkau audiensnya, sehingga sering dianggap sebagai media lebih cocok untuk produk konsumsi massal. Televisi dianggap sebagai media yang sulit menjangkau segmen audiens yang khusus atau tertentu. Namun sebenamya televisi dapat menjangkau segmen audiens tertentu tersebut karena adanya variasi komposisi audiens sebagai hasil dari isi program, waktu siaran dan cakupan geografis siaran televisi.Siaran televisi menurut Willis Aldridge memiliki flexibility that's permits adaptation to special needs and interest (fleksibilitas yang memungkinkan penyesuaian terhadap kebutuhan dan kepentingan yang khusus). Dalam hal ini, pemasang iklan dapat membuat variasi isi pesan iklan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau karakteristik wilayah setempat.
Beberapa televisi nasional eli Indonesia memungkinkan adanya 'local break' untuk diisi dengan iklan lokal sesuai dengan target audiens dan segrnen yang dituju.
c. Fokus perhatian
Karena sifatnya yang audio visual, maka audiens membutuhkan waktu khusus serta harns fokus dan memperhatikan tayangan pada saat menyaksikannya.
d. Kreatifitas dan efek
Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkannya dan tidak ingin menunjukkan aspek komersil secara mencolok. Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetapi tersamar oleh program yang tengah ditayangkan.

Dengan efek dan kreatifitas ini membuat sesuatu yang sepele menjadi kelihatan luar biasa, sehingga menimbulkan kesenangan dan hiburan bagi penonton.
e. Prestise
Televisi masih dipandang sebagai media yang cukup mahal sehingga bisa tampil di televisi menjadi suatu prestise tersendiri. Maka, ketika seseorang tampil eli televisi akan lebih cepat dikenal, dan apabila sering tampil di
f. Mendemonstrasikan penggunaan produk
Tidak ada media Jain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Para penonton dapat melihat dan mendengar yang didemonstrasikan, mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkan bahwa diri mereka sedang menggunakan produk.
g. Muncul tanpa diharapkan (intrusion value)
Seringkali penonton televisi merasa Jebih nyaman untuk duduk memperhatikan iklan televise daripada mencoba menghindarinya secara fisik maupun mental.

Kelemahan:
a. Dapat dilihat dan didengar oleh kelompok yang relatiflebih kecil
Bentuk dan ukuran televisi yang tidak portable menyebabkan media iui hanya bisa dilihat pada tempat tertentu dengan audiens yang Jebih sedikit. Sedangkan, harganya yang cukup mahal membuat tidak semua masyarakat memiliki media ini.
b. Biaya mahal
Produksi program/tayangan yang cukup rumit dan menggunakan peralatan serta teklmologi maju menyebabkan biaya menjadi mahal untuk
c. Informasi terbatas
Perhitungan biaya tayang suatu program berdasarkan waktu yang sangat ketat (dalam hitungan detik) menyebabkan durasi tayangan menjadi terbatas pula, sehingga informasi yang didapat oleh audiens menjadi turut terbatas. Wilis Algride me nyatakan :" ...there is little time to develop a selling argument or to include much information about the product".
d. Penghindaran
Ada kecenderungan audiens menghindari saat tayangan yang tidak menarik diputar (zapping).
e. Tempat terbatas
Waktu untuk siaran program acara dan iklan merniliki waktu yang terbatas dan tidak bisa diperpanjang lagi. Apabila diperpanjang akan mempengaruhi kualitas program acara. Selain itu, PP No. 50 Th 2005, pasal 21 (5) menyatakan bahwa waktu siaran iklan lembaga penyiaran swasta paling banyak 20 persen dari seluruh waktu siaran setiap hari.

2.3.3 Pengaruh Televisi
Kehadiran televisi dapat meningkatkan status sosial perniliknya. Di pedesaan, televisi telah membentuk jaringan-jaringan interaksi sosial yang baru. Pernilik televisi sekarang menjadi pusat jaringan sosial, yang menghimpun di sekitarnya tetangga dan penduduk desa seideologi. 

 Televisi telah menjadi sarana untuk menciptaka hubungan "patron-clienf' yang baru (Suparlan, I 979).
Dalam penelitian tentang efek televisi pada masyarakat, Rusdi Muchtar (1979) melaporkan bahwa "Sebelum ada televisi, orang biasanya pergi tidur malam sekitar pukul delapan dan bangun pagi sekali karena harus berangkat kelja ke tempat yang jauh. Sesudah te1evisi, banyak diantara mereka, terutama muda-mudi yang sering menonton te1evisi sampai malam, telah mengubah kebiasaan rutin mereka ada ".

Ini tidak hanya teljadi di Indonesia. Schramm, Lyle, dan Parker (1961)

menunjukkan dengan cermat bagaimana kehadiran televisi telah mengurangi waktu bermain, tidur, membaca, dan menonton film pada sebuah kota di Amerika (mereka menyebutnya "Teletown"). Penelitian yang sama te1ah di1akukan di lnggris (Himmelweit et al., 1958), Norwegia (Werner, 1971), dan

Jepang (Furu, 1971). Semuanya menuryukkan gejala yang disebut Joyce Cramond (1976) sebagai "displacement effectK' (efek alihan) yang ia definisikan sebagai "the reorganization of activities which takes place with the introduction of television; some activities may be cut down and others abandoned entirely to make time for viewing", atau yang berarti reorganisasi kegiatan yang teljadi karena masuknya televisi; beberapa kegiatan dikurangidan beberapa kegiatan lainnya dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai untuk menonton televisi.

Teori psikologi yang dapat menjelaskan efek prososial media massa adalah teori belajar sosial dari Bandura. Menurut Bandura, kita be1ajat bukan saja merupakan factor-faktor kognitif dan lingkungan, artinya kita mampu memiliki keterampilan tertentu, hila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita.

Permulaan proses belajar ialah munculnya peristiwa yang diamati secara langsung atau tidak langsung oleh seseorang. Peristiwa ini bisa berupa tindakan tertentu atau gambaran pola pemikiran. Kita mengamati peristiwa tersebut dari mana saja, dan dalam hal ini televisi. Bila peristiwa itu sudah diarnati, terjadilah tahap pertama belajar sosial, yaitu perhatian.

Stimuli yang dapat dijadikan teladan (modeling stimuli) diperhatikan karena sifat-sifat stimuli itu dan karakteristik orang yang menangkap stimuli. Menurut Bandura, peristiwa yang menarik perhatian ialah yang tampak menonjol dan sederhana, terjadi berulang-ulang, atau menimbulkan perasaan positif pada pengamatnya (memenuhi kebutuhan psikologisnya). (Rakhmat, 2004:240-241).

Tayangan program "Opera Van Java" yang disiarkan setiap harinya dapat mempengaruhi perilaku penontonnya, ditambah lawakan dengan menggunakan adanya dalang, pemeran, sinden, lagu, topik/jalan cerita dan properti dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan hiburan, membuat lawakan tersebut mendapat perhatian besar dari penontonnya.

2.4 Program Acara Televisi
Jenis program acara yang disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi setiap harinya ada berbagai macam, tetapi program-program tersebut bias digolong kan menjadi dua jenis, yaitu : (Morissan, 2005 : 100-108).

2.4.1. Jumalistik
Program jurnalistik adalah program yang bertujuan untuk memberikan informasi, dan biasanya berbentuk news atau berita, tujuannya untuk memberi tambahan pengetahuan (informasi) kepada audience. Ciri program jurnalistik adalah bersumber dari permasalahan yang sedang hangat, aktual, disusun menurut kaidah jurnalistik, dan disiarkan dalam kesempatan pertarna. Diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Kejadian yang menyangkut sosial, politik, ekonomi, maupun budaya. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu. Pada prinsipnya programjurnalistik mengandung unsur 5W+IH (what, when, who, why, where, dan how). Program Jurnalistik juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a Hard news
Yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatuya yang segera untuk diketahui oleh khalayak. Peran televisi sebagai sumber. utama hard news bagi menyajikan hard news secara reguler yang ditayangkan dalam suatu program berita.
b. Soft news
Yaitu segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak harus segera ditayangkan. Misalnya news magazine, current affair, dan lain-lain. Berita lunak atau soft news bisa berupa perbincangan (talkshow) penyampaian berbagai pendapat, adu argumentasi antar pengisi acara pada topic tertentu. Kadang penonton di

studio atau di luar studio dilibatkan dalam siaran live. Tidak kurang juga siaran talkshow diselingi hiburan. Ataupun laporan-laporan khusus seperti perkembangan tren atau gaya hidup.

2.4.2. Artistik
Program Artistik biasanya disajikan dalam bentuk program hiburan.Musik,komedi, acara panggung, dan sejenisnya merupakan acara hiburan yang banyakdi produksi dengan lokasi studio TV ataupun dipanggung. Ciri dari programartistik adalah bersumber dari idea atau gagasan, mengutamakan keindahan, isipesan bisa .fiksi maupun nonfiksi, penyajiannya tidak terikat waktu, yangmenjadi sasaran adalah kepuasan pemirsa, improvisasi tidak terbatas,mengutamakan bahasa bebas (dramatis), refleksi daya khayal kuat. Pada prinsipnya program hiburan tidak membebani penonton untuk berpikir.Produksi dibuat dengan dekorasi, tata artistik, tata lampu maupun propertimeriah. Demikian pula dengan acara komedi, pengisi menghibur. Beberapa jenisprogram hiburan antara lain drama, yang merupakan pertunjukan yangmenyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapaorang yang diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi.Misalnya sinetron dan film. Permainan atau game show, yaitu suatu bentukprogram yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok(tim) yang saling bersaing memenangkan suatu bentuk permainan. Programpermainan dibagi menjadi tiga jenis yaitu quiz show, ketangkasan, dan realityshow. Musik, yang dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video klip ataukonser. Dan Pertunjukan, berupa lawak, sulap, dan juga pertunjukan lain sepertisrimulat, ketoprak, wayang golek, wayang orang, dan sebagainya. Program Sport atau olahraga juga termasuk dalam program hiburan, program initerdiri dari beberapa format, yaitu laporan olahraga, pertandingan olahraga,maupun instruksional salah satu cabang olahraga. Selain mengetengahkanberlangsungnya pertandingan, juga ditambah dengan keberadaan presenter dankomentator olah raga yang menglas dan membahas suatu pertandingan dariberbagai sisi. Terkadangjuga ditambahkan kuis untuk pemirsanya yangdiselipkan ditengah-tengah acara.Baksin juga menambahkan acara keagamaan,variety show, ilmu pengetahuandan teknologi, penerangan umum, serta iklan(komersial dan layananmasyarakat) sebagai program hiburan. (Baskin, 2006 : 79- 80).

Sesuai dengan apa yang dikatakan Baksin diatas, maka program pendidikan yang termasuk dalam ilmu pengetahuan bisa dikategorikan sebagai program artistik, walaupun didalamnya juga terdapat beberapa unsur

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendapat berbagai pengalaman, hal ini disebabkan terintegrasinya kelima indra yang dimiliki, tetapi dengan menonton media audio visual kita akan mendapatkan informasi sebesar 10% dari informasi yang pernah diperoleh sebe1umnya, ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan (Simulated Experience) dari media audio visual tadi.

Simulated Experience yang didapat akan memberikan kesan mendalam bagi penonton, dan inilah salah satu karakteristik media televisi yang sangat baik dimanfaatkan untuk merencanakan program siaran, sebab akan membuat khalayak penonton tertarik pada hal-hal yang baru serta mempunyai keinginan untuk mengetahni hal-hal yang 1ebih banyak. (Darwanto, 2007 : 118 -120)

Dokumenter juga termasuk dalam jenis program pendidikan, pengembangan sudut pandang dari fakta aktual. Dapat juga didefinisikan sebagai suatu kreatifitas dalam menginterpretasikan suatu fakta atau peristiwa. Produksi dokumenter selalu di 1uar studio. Jenis program yang serupa dengan documenter ada1ah feature, yang merupakan gambaran suatu sudut pandang secara subjektif.

Program "Opera Van Java" digo1ongkan kedalam program artistik.
Hal ini bisa dilihat dari jenis program tersebut yang merupakan komedi, tujuan program tersebut yang murni untuk menghibur, dan acara tersebut di produksi dengan dekorasi, tata artistik, tata 1ampu maupun properti meriah, yang merupakan ciri-ciri dari program artistik.

2.4.3. Format Acara Televisi
Menurut Naratama (2006:63-66), Format Acara Televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi Jandasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.

Format Acara Televisi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Drama ( Fiksi )
  • Others
  • Tragedi c. Aksi
  • Komedi e. Cinta
  • Legenda
2. Non Drama
  • Musik
  • Magazine Show
  • Talk Show
  • Variety Show
  • Re-packaging
  • Game Show
3. Berita
  • Features
  • Sport
  • News
Drama (Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan imajinasi khayalan para kreatomya.

Non Drama (Non Fiksi) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu program acara nondrama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsure hiburan yang dipenuhi oleh aksi gaya dan musik.

Berita adalah sebuah format acara televisi yang di produksi berdasarkan informasi dan fakta atau kejadian dan peristiwa sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai factual dan actual yang disajikan dengan ketepantan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen.

Program "Opera Van Java" termasuk dalam format acara drama dengan jenis lwmedi . Dalam penelitian ini dimensi yang dijadikan Variabel X adalah Tayangan Program "Opera Van Java", komponen-komponen tersebut adalah Pemeran, Sinden, Topik/Jalan Cerita, Properti dan Lagu.

2.5 Pengertian Komedi
Pengertian komedi menurut Kamus Praktis Bahasa Indonesia adalah pertunjukan yang menggembirakan. (Hartono, 1992:83). Komedi adalah bentuk hiburan ringan yang dibuat untuk memberikan kepuasan bagi pemirsa melalui gelak tawa. Komedi bisa dibuat mulai dari yang melibatkan kontak fisik dan aksi yang dibesar-besarkan hingga ke bentuk satire yaitu komedi yang bertujuan menyindir kalangan tertentu. Orang suka tertawa, maka komedi menjadi program yang mernililci daya tarik utama yang sangat efektif untuk memikat pemirsa. Bentuk dari komedi antara lain: (://www.filmsite.org/comedvfilms.html (di akses pada hari sabtu.26.03.11, pukul14:47 WIB);
1. Slapstick Comedy.
Slapstick Comedy pada dasamya cenderung hiper dan sangat lucu. Pemunculan karakter pemain sering berlebihan dan terlihat sedikit bodoh sehingga memancing tawa. Dialog yang diucapkan sering menghina orang yang menjadi korban lelucon tersebut. Dalam komedi ini juga dimunculkan aksi dan gerakan lucu yang berlebihan termasuk bentuk kekerasan fisik yang tidak membahayakan. Contoh Slapstick Comedy yang paling terkenal adalah
2. Situation Comedy.
Situation Comedy salah satu bentuk program tv yang paling bertahan lama dapat digolongkan menjadi dua jenis utama: (1) pertunjukan lelucon (2) pertunjukan nyata atau realistis. Dalam kedua jenis komedi ini, sang pencipta drama berusaha mencapai keunikan dalam hal karakter, alur cerita dan setting.
Dalam komedi 1elucon, karakter dan situasi cenderung dibesar-besarkan dan menunjukkan sesuatu yang tidak masuk akal serta sangat menggelitik melalui alur cerita, aksi dan dialog. Sebaliknya, komedi situasi realistis menyajikan atau menghadirkan karakter yang dapat dipercaya dalam suatu situasi/keadaan.
3. Sophisticated Comedy.
Sophisticated Comedy adalah sebuah variasi dari komedi yang menggunakan tatakrama dan tujuannya adalah untuk menyindir kelemahan golongan masyarakat yang lebih tinggi. Sindiran dalam Sophisticated Comedy sangat memerlukan partisipasi mental dari pemirsa secara hati-hati karena makna yang sesungguhnya mungkin tersembunyi dalam kerangka lelucon itu sendiri.
Sedikit sekali program seperti Sophisticated Comedy yang sukses menghibur banyak pemirsa. Dengan kata lain pemirsa dengan tingkat pendidikan tinggi yang dapat memahami maksud dari pesan yang disampaikan dan menikmati tayangan tersebut karena dalam Sophisticated Comedy dibutuhkan perhatian khusus dari pemirsa dalam menyikapi maksud tersembunyi dari pesan yang disampaikan melalui satire atau sindiran dan Sophisticated Comedy identik dengan sindiran.
4. Gag Comedy
Gag Comedy didasarkan pada alur cerita yang cerdas dan bersifat anekdot dibandingkan dengan aksi fisik dan dialog dramatis. Bentuk komedi ini umumnya terkait dengan materi yang dikenal oleh pemirsa.
Mengacu pada penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa parodi merupakan suatu bentuk dari sophisticated comedy. Ditandai dengan adanya sindiran terhadap kalangan atas dan lelucon dalam penyajiannnya, sehingga parodi dikategorikan sebagai sophisticated comedy. Berbagai jenis permasalahan bisa dijadikan objek untuk diparodikan.
5. Dark Comedy
Komedi yang berkaitan dengan hal-hal yang mengganggu, seperti kematian, narkoba, terorisme, pemerkosaan, dan perang. Beberapa dark comedy mirip dengan genre film horor.
6. Blue Comedy.
Komedi berdasarkan seksisme, rasisme dan pandangan homophobic, sering menggunakan kata-kata lelucon seksual dan bahasa profan.
7. Prop Comedy.
Prop Comedy adalah genre komedi yang menggunakan benda-benda lucu, atau objek konvensional digunakan dengan cara yang lucu. Istilah panggung dan film "prop", yang merupakan singkatan dari "properti". Properti dalam prop comedy adalah setiap benda yang pelawak gunakan dengan cara yang buku atau tongkat, alat peraga kostum atau alat peraga yang dipakai seperti celana baju, maupun aksesoris lainnya yang dapat dipakai seperti topi, dan alat peraga set atau alat peraga yang dibangun ke dalarn set seperti kursi, rumah, dan pagar.
8. Surreal Comedy.
Surreal Comedy adalah bentuk humor berdasarkan persepsi-persepsi aneh, situasi absolut dan logika omong kosong.
9. Deadpan Comedy.
Tidak sepenuhnya bergaya komedi. Menceritakan lelucon tanpa perubahan ekspresi wajah atau perubahan emosi. Biasa diselipkan dalarn film-film.
10. Sketch.
Sebuah episode kecil komedi dipraktekkan dan direkarn. Biasanya satu Sketch berdurasi antara lima sarnpai sepuluh menit.
11. Musical Comedy. Suatu bentuk humor komedi altematif dimana sebagian besar berasal dari musik dan I atau Jirik.
12. Other Humor.Salah satunya adalah program yang mengikutsertakan pemirsa untuk bergembira ria dan membuat kalimat-kalimat 1ucu dan para master knis yang menggunakan jabatan mereka untuk menghibur dengan meteri komedi dalarn progarn mereka.

2.5 Konsep Loyalitas
Untuk rnendeskripsikan loyalitas penonton dalarn penelitian ini, peneliti rnengarnbil definisi dari teori tentang loyalitas rnerek (Brand Loyalty). Loyalitas rnerek rnerupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah rnerek. Ukuran ini rnarnpu rnernberikan garnbaran tentang rnungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke rnerek produk lain, terutarna jika pada rnerek tersebut di dapati adanya perbahan, baik rnenyangkut harga rnaupun atribut lainnya. (Stone,2001:103)

Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu rnerek tidak akan dengan rnudah rnernindahkan pernbeliannya ke rnerek lain, apa pun yang terjadi dengan rnerek tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu rnerek rneningkat, kerentanan kelornpok pelanggan tersebut dari ancarnan dan serangan rnerek produk pesaing dapat dikurangi. Dengan dernikian, brand loyality rnerupakan salah satu indicator inti dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jarninan perolehan laba perusahaan di rnasa rnendatang. (Stone, 2001:103)

Loyalitas rnerek (Brand Loyality) adalah ukuran kesetiaan konsurnen terhadap suatu rnerek. Yang dirnaksud dengan loyalitas rnenurut Merlin Stone adalah:

"Loyality is best defined as a state of mind, a set of attitudes, belieft, desires and so on. Your benefit from customers' loyal behavior, but this result from their state of min. Loyality is also a relative state of mind; It precludes loyality to some other suppliers, but bot all of them, as a customer be loyal to you and more than one other competitor".

Sedangkan Jacob & Keyness mendefinisikan loyality sebagai "The non random purchase over time of one brand from a set of brands by a consumer using a deliberate evaluation process". (Oliver, 1997:389)

Pelanggan yang loyal pada umunmya akan melanjutkan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak altematif merek produk asing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai sudut atributnya. Bila banyak pelanggan dari suatu merek masuk dalam kategori ini berarti merek tersebut memiliki equity yang kuat.

Sehubungan dengan hal tersebut Alma menghubungkannya dengan menggolongkan beberapa karakteristik dari loyalitas yaitu ketika : (Alma,2004:274)
  • Konsumen melakukan pembelian ulang secara teratur/regular,
  • Konsumen membeli produk-produk lain bukan satu produk saja yang ditawarkan produsen,
  • Konsumen merekomendasi teman-temannya untuk juga membeli produk yang sama ke tempat yang sama, dan
  • Konsumen tidak mudah beralih ke produk saingan.
Dapat disimpulkan bahwa pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang telah memiliki ikatan emosional yang kuat dengan perusahaan dan memenuhi 4 kriteria di bawah ini: (Palupi, 2001:40)
  1. Pelanggan yang loyal adalah target pelanggan yang telah ditetapkan, karena hal ini akan memudahkan pengembangan proses dan standar layanan yang memberi nilai pada pelanggan.
  2. Pelanggan yang loyal melakukan transaksi yang berulang - ulang dan berlanjut yang tentunya memastikan keuntungan perusahaan jangka panjang.
  3. Pelanggan yang loyal mengajak (banyak) orang lain untuk turut serta bertransaksi yang tentunya mengefisienkan biaya pemasaran dan pada saat yang sama mengatifkan upaya pemasaran dari mulut ke mulut (word of mounth).
  4. Pelanggan yang loyal memberi umpan balik kepada perusahaan yang secara jelas memperlihatkan peluang peluang peningkatan nilai.
Berdasarkan beberapa definisi tentang loyalitas merek, maka eli dalam penelitian ini, peneliti memanifestasikan dalam bentuk loyalitas menonton program "Opera Van Java" yang terdiri dari empat dimensi yaitu penonton yang secara rutin menonton program "Opera Van Java", penonton yang merekomendasikan "Opera Van Java" kepada teman-temannya, penonton yang tidak beralih kepada ke program lain di stasiun TV lain padajam yang sama, dan penonton yang juga memberikan umpan balik kepada program "Opera Van Java" baik melalui Facebook, Twitter dari program "Opera Van Java" atau ke website stasiun televisi Trans 7.

2.6 Teori Uses and Gratification
Teori ini dicetuskan oleh Elihu Katz, Michel Gurevitch dan Hadassa Hass (1973). Teori Uses and Gratification (Penggunaan dan Kepuasaan) ini menyatakan (mengasumsikan) bahwa orang mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang dapat dipenuhi dengan (salah satu caranya) menggunakan (berlangganan, membaca, menonton atau mendengarkan) media massa.

Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut orang lalu mernilih, media apa yang hendak digunakan, kemudian juga mernilih pesan apa (acara, rublik, berita) yang hendak "dinikmati". Tindakan mernilih atau menggunakan tersebut dilakukan karena orang mengharapkan kepuasan atau terpenuhinya keinginan. (Hamidi, 2007:77).

Uses and Gratification sebagai teori dapat digunakan sebagai upaya untuk menemukan apakah pemenuhan kebutuhan atau keinginan publik terarah pada tipe media cetak atau elektronik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan orang akan informasi lebih menggunakan media cetak, sedang kebutuhan orang akan hiburan lebih menggunakan media siaran (elektronik). (Hamidi, 2007:78)
Blog, Updated at: 09.14.00

0 komentar:

Posting Komentar