TANTANGAN DAN PELUANG PEMBANGUNAN TRASFORTASI

Posted By frf on Rabu, 26 Oktober 2016 | 15.48.00

TANTANGAN, KENDALA, DAN PELUANG PEMBANGUNAN
Pembangunan transportasi pada PJP I telah dapat meningkat­kan ketersediaan prasarana dan sarana serta fasilitas transportasi, di samping peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan transportasi. Pertumbuhan transportasi baik transportasi darat, laut, maupun udara cukup besar selama PJP I. Demikian pula, penyediaan prasarana jalan dan fasilitas lainnya. Dalam PJP II nanti diperkirakan kebutuhan transportasi akan semakin besar. Untuk dapat memenuhi kebutuhan transportasi secara lebih baik, maka perlu dikenali adanya berbagai tantangan, kendala, dan peluang yang akan dihadapi.

1. Tantangan
Dalam memasuki PJP II masih banyak wilayah di Kepulauan Nusantara yang belum terlayani oleh jasa transportasi, khususnya wilayah pedalaman, kawasan perbatasan, serta sebagian besar kawasan timur Indonesia. Permasalahan yang dihadapi tidak hanya penyediaan sarana dan prasarana transportasi, tetapi juga kemudah­an pergantian antarmoda transportasi. Mengingat sifat geografi negara Indonesia, pemenuhan kebutuhan jasa transportasi nasional tidak dapat hanya bertumpu pada salah satu moda transportasi saja, tetapi harus merupakan integrasi dari berbagai moda transportasi sehingga pelayanan jasa transportasi dapat efisien dan memenuhi kebutuhan masyarakat dan keperluan pembangunan. Dengan demikian, tantangan pembangunan transportasi adalah bagaimana menciptakan sistem transportasi yang andal, berkemampuan tinggi, efisien, dan mampu menghubungkan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan wilayah Nusantara sehingga mendukung terbentuk­nya kemampuan daya saing yang tinggi dalam segala aspek pada tingkat internasional.

Upaya untuk melayani jasa transportasi di wilayah pedalaman dan kawasan terpencil telah dilakukan melalui pengembangan sistem transportasi perintis, baik transportasi darat, laut maupun udara. Pembangunan prasarana jalan di seluruh pelosok tanah air telah memperlancar roda perekonomian dan membuka wilayah yang terisolasi dan terbelakang. Pembangunan jalan telah menghu­bungkan daerah produksi dengan daerah pemasarannya. Namun, banyak daerah yang masih terisolasi, terutama di kawasan timur Indonesia. Selain itu, jaringan jalan belum sepenuhnya menjangkau daerah terbelakang di tingkat kabupaten dan desa. Angkutan sungai, danau, dan penyeberangan berperan penting sebagai pengganti dan penunjang angkutan jalan raya, bahkan bagi banyak masyarakat Indonesia menggunakan angkutan tradisional telah membudaya dan besar peranannya dalam melayani kebutuhan angkutan di daerah kepulauan dan daerah terpencil. Angkutan sungai, danau, dan penyeberangan perlu ditingkatkan sehingga dapat diperluas jangkauan pelayanannya, terutama dalam menem­bus keterisolasian dan mengatasi masalah kemiskinan di wilayah yang tertinggal. Oleh karena itu, dalam PJP II merupakan tantang-an pula bagaimana meningkatkan jaringan transportasi darat yang meliputi angkutan sungai, danau, dan penyeberangan mampu menjangkau seluruh daerah terpencil dan daerah pedalaman, ter­utama di kawasan timur Indonesia.

Dalam kaitan pengembangan sistem transportasi darat, pertumbuhan penduduk, dan kecenderungan bermukimnya pen­duduk di wilayah perkotaan menuntut penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang andal dan dapat melayani kebutuhan mobilitas penduduk perkotaan. Pertumbuhan perkotaan yang cepat belum dapat diimbangi oleh sistem transportasi yang ada. Trans­portasi perkotaan ditandai oleh kemacetan dan polusi yang tinggi. Oleh karena itu, dalam pembangunan transportasi merupakan tantangan pula untuk menciptakan sistem transportasi perkotaan yang andal, aman, nyaman, terjangkau oleh masyarakat banyak, dan mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar serta berpolusi rendah.

Angkutan kereta api merupakan sarana transportasi yang tepat untuk melayani kebutuhan masyarakat, terutama yang berpengha­silan rendah serta kebutuhan pengangkutan barang dalam jumlah besar secara cepat, aman, dan efisien. Angkutan kereta api diban­ding dengan moda angkutan yang lain memiliki keuntungan, yaitu tarifnya bersaing dan daya angkutnya yang besar. Pada kenya­taannya tingkat pelayanan jasa angkutan kereta api masih rendah dibandingkan dengan moda angkutan lainnya. Hal ini disebabkan oleh prasarana dan sarana kereta api yang belum memadai untuk melayani permintaan jasa angkutan kereta api, selain juga mutu pelayanannya yang masih belum memuaskan pengguna jasa. Dengan demikian, menjadi tantangan pula meningkatkan pelayanan angkutan kereta api agar mampu melayani kebutuhan masyarakat serta mendorong gerak perekonomian secara efektif dan efisien.

Indonesia merupakan negara maritim sehingga transportasi laut mempunyai peranan yang penting dalam menghubungkan Kepulauan Nusantara dan menggerakkan perekonomian. Penyeleng­garaan transportasi laut dikembangkan untuk mendukung ekspor nonmigas dan kelancaran perdagangan sehingga dewasa ini penye­diaan kapasitas angkutan barang antarpulau dan ekspor-impor sepenuhnya mengikuti mekanisme pasar. Kebijaksanaan itu terus berhasil mendukung peningkatan ekspor nonmigas, tetapi sebagai akibatnya peranan armada nasional, baik angkutan dalam negeri maupun luar negeri menurun, karena tersaingi kapal-kapal asing. Dalam jangka panjang, sebagai negara bahari, Indonesia memerlu­kan armada nasionalnya sendiri dan tidak hanya bergantung kepada armada asing. Oleh karena itu, tantangan di masa mendatang, terutama dalam menghadapi globalisasi ekonomi dan kecen­derungan regionalisasi blok-blok perdagangan internasional, adalah bagaimana armada nasional dapat tumbuh berkembang menjadi armada yang tangguh, mandiri, dan mampu bersaing secara inter­nasional.

Transportasi. udara didukung oleh adanya bandar udara serta fasilitas keselamatan penerbangan. Meskipun telah banyak kemaju­an, akhirnya fasilitas tersebut secara umum masih belum memadai dan tidak seluruhnya memenuhi standar persyaratan keselamatan penerbangan. Selain itu, jumlah pesawat udara juga terbatas dan banyak yang sudah tua sehingga membutuhkan biaya pemeliharaan dan operasional yang cukup tinggi. Efisiensi pelayanan transportasi udara juga masih rendah seperti tampak pada faktor muatannya. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi sektor transportasi udara adalah bagaimana menyelenggarakan transportasi udara yang dapat diandalkan dalam memenuhi kebutuhan jasa transportasi udara dalam negeri dan luar negeri secara bersaing sehingga mampu memanfaatkan terbukanya pasar dunia, meningkatnya perekonomi­an Indonesia, kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik, serta perkembangan ekonomi dunia pada umumnya.

Jumlah penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan saat ini mencapai 27 juta jiwa dan tersebar di 27 pro­pinsi. Sudah menjadi konsensus nasional bahwa kemiskinan harus segera diatasi. Kemiskinan terjadi antara lain karena tingkat pen­didikan dan tingkat kesehatan yang rendah serta kekurangmampuan penduduk miskin untuk meningkatkan usahanya. Salah satu penye­bab keadaan di atas adalah rendahnya tingkat pelayanan transporta­si. Dengan demikian, tantangan berikutnya adalah bagaimana agar pembangunan transportasi berperan dalam upaya mengentaskan masyarakat dari kemiskinan melalui pembangunan sarana dan prasarana transportasi, khususnya yang dapat dijangkau oleh penduduk miskin.

Pembangunan transportasi memerlukan dukungan yang kuat dari industri transportasi, baik yang diusahakan oleh Pemerintah (BUMN) maupun swasta. Namun, industri transportasi nasional yang ada belum berdiri di atas landasan yang kukuh dan masih sangat bergantung pada masukan sumber daya dari luar negeri, baik itu berupa modal, teknologi, bahan baku maupun suku ca­dang. Di samping itu, pengembangan industri transportasi juga kurang mendapat dukungan dari dunia perbankan, terutama dalam membantu pendanaan investasi industri transportasi. Oleh sebab itu, menjadi tantangan dalam pembangunan transportasi bagaimana agar industri transportasi nasional dapat tumbuh dan berkembang secara efisien dan berdaya saing tinggi.

2. Kendala
Pembangunan transportasi dalam Repelita VI dalam menjawab berbagai tantangan seperti diuraikan di atas harus memper­hitungkan beberapa kendala.

Wilayah yang luas dan terdiri atas kepulauan menyebabkan pengembangan transportasi merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Pembangunan transportasi yang merata ke seluruh penjuru tanah air membutuhkan jaringan prasarana dan sarana yang penyediaannya memerlukan investasi yang besar. Kemampuan Pemerintah sangat terbatas, untuk menyediakan dana investasi bagi pembangunan jaringan transportasi yang menjangkau seluruh wilayah tanah air dalam suatu sistem transportasi yang andal, efi­sien, dan terjangkau oleh rakyat banyak. Di pihak lain keikutsertaan swasta dalam pembangunan prasarana transportasi juga belum berkembang.

Kendala itu juga mempengaruhi mutu pelayanan transportasi yang banyak dikeluhkan. Hal itu juga disebabkan oleh belum memadainya kualitas sumber daya manusia yang menyelenggara­kan kegiatan transportasi serta masih terbatasnya penerapan tek­nologi yang memungkinkan penyelenggaraan transportasi yang efisien.

Kendala dana investasi, serta sumber daya manusia, dan tek­nologi juga menghambat pertumbuhan industri transportasi dalam negeri yang efisien dan berdaya saing.

Dari segi kelembagaan juga masih ada kendala yang menghambat berkembangnya sistem transportasi yang terpadu antarmoda serta yang menyebabkan belum optimal dan efisiennya penyelenggaraan transportasi nasional.

3. Peluang
Selain berbagai kendala ada pula peluang yang dapat dikembangkan untuk mendukung pembangunan transportasi di masa depan.

Hasil pembangunan dalam PJP I merupakan landasan yang kuat dan menjadi modal bagi pembangunan transportasi pada tahap selanjutnya. Kesejahteraan masyarakat dan kegiatan ekonomi yang meningkat akan mendorong pertumbuhan sektor transportasi.

Dunia usaha telah berkembang pesat dan telah menjadi pendu­kung pertumbuhan ekonomi. Kemampuan usaha nasional yang makin besar akan mendorong keikutsertaan usaha swasta yang makin besar dalam pengembangan transportasi, bukan hanya dalam pengusahaan transportasi, melainkan juga dalam pembangunan prasarana, seperti jalan raya, kereta api, pelabuhan laut, dan bandar udara. Hal itu akan didukung pula oleh kualitas sumber daya manusia yang terus meningkat dengan meningkatnya derajat pendidikan serta ketersediaan teknologi yang dapat meningkatkan keekonomisan investasi di bidang transportasi.

SUMBER;
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4590033009607805970#editor/target=post;postID=1368158650785483696;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=4;src=link
Blog, Updated at: 15.48.00

0 komentar:

Posting Komentar