Teknik Penyusunan Soal Bentuk Uraian Dan Jawaban Singkat
Banyak
alat atau instrument yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi,
salah satunya adalah tes. Istilah tes tidak hanya populer di lingkungan
persekolahan, tetapi juga diluar sekolah bahkan masyarakat umum.
Disekolah, tes ini sering juga disebut dengan tes prestasi belajar. Tes
ini banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam
bidang kognitif seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi.
Dari
berbagai jenis tes, dalam makalah ini kelompok kami akan membahas
mengenai tes bentuk uraian (Essay), dalam tes bentuk uraian (Essay)
peserta didik dituntut untuk menguraikan, mengorganisasikan dan
menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik dan
gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Dilihat dari luas sempitnya
materi yang ditanyakan, tes bentuk uraian dibagi menjadi dua yaitu
uraian terbatas dan uraian bebas. Sedangkan, dilihat dari pendekatan
atau cara pemberian skor. Betuk uraian dibagi menjadi bentuk uraian
objektif dan bentuk uraian non objektif.
Dalam
menyusun soal bentuk uraian (Essay) sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan bentuk soal uraian (Essay), selain itu diperlukan adanya
teknik-teknik dalam menjawab soal uraian (Essay) agar menjadi lebih
mudah dan dalam pengoreksian bentuk soal uraian terdapat beberapa metode
pengoreksian soal, diantaranya metode per nomor, metode per lembar,
metode bersilang, analytical method, sorting method, point method dan
rating method, dalam tes bentuk uraian juga terdapat beberapa kelebihan
dan kekurangannya.
Selain
bentuk soal urain dalam makalah ini juga membahas mengenai soal jawaban
singkat. Soal jawaban singkat merupakan soal yang menuntut peserta tes
untuk memberikan jawaban singkat berupa kata, frase, nama, tempat, nama
tokoh, lambang, atau kalimat yang sudah pasti.
Pengembangan Tes Bentuk Uraian (Essay)
Istilah
tes berasal dari bahasa Prancis, yaitu “ testum “, berarti piring yang
digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain, seperti
pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Tes merupakan suatu cara yang
digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, pernyataan atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik
untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Dalam rumusan ini terdapat
beberapa unsur penting. Pertama, tes digunakan dalam rangka kegiatan
pengukuran. Kedua, di dalam tes terdapat berbagai pertanyaan uraian atau
pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dijawab dan dikerjakan
oleh peserta didik. Ketiga, tes digunakan untuk mengukur suatu aspek
perilaku peserta didik. Keempat, hasil tes peserta didik perlu diberi
skor dan nilai.
Bentuk
uraian (Essay) dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar
yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Disebut bentuk uraian, karena
menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan
menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik dan
gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Jadi, bentuk uraian (Essay)
adalah segala bentuk ujian dimana kita harus menjawab pertanyaan dengan
menggunakan bahasa kita sendiri.
Bentuk
uraian disebut juga bentuk subjektif karena dalam pelaksanaannya sering
dipengaruhi oleh faktor subjektivitas guru. Dilihat dari luas sempitnya
materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi
dua bentuk, yaitu uraian terbatas dan uraian bebas.
1. Uraian terbatas
Dalam
menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat
jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok
penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan
batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
2. Uraian bebas
Dalam
bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan
sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai
dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai
cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap harus
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik
nanti.
Berdasarkan
pada pendekatan atau cara pemberian skor bentuk uraian dibagi menjadi
dua, yaitu bentuk uraian objektif dan bentuk uraian non objektif.
1) Bentuk uraian objektif
Bentuk
uraian seperti ini memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan yang
relatif lebih pasti sehingga dapat dilakukan penskoran secara objektif.
Anthony J. Nitko ( 1996 ) menjelaskan bentuk uraian terbatas dapat
digunakan untuk menilai hasil belajar yang kompleks, yaitu berupa
kemampuan-kemampuan, menjelaskan hubungan sebab-akibat, melukiskan
pengaplikasian prinsip-prinsip, mengajukan argumentasi-argumentasi yang
relevan, merumuskan hipotesis dengan tepat, merumuskan asumsi yang
tepat, melukiskan keterbatasan data, merumuskan kesimpulan secara tepat,
menjelaskan metode dan prosedur, dan hal-hal sejenis yang menuntut
kemampuan peserta didik untuk melengkapi jawabannya.
Dalam
penskoran bentuk soal uraian objektif, skor hanya dimungkinkan
menggunakan dua kategori, yaitu benar atau salah. Untuk setiap kata
kunci yang benar diberi skor 1 (satu) dan untuk kata kunci yang dijawab
salah atau tidak di jawab diberi skor 0 (nol). Dalam satu rumusan
jawaban dapat mengandung lebih dari satu kata kunci sehingga skor
maksimum jawaban dapat lebih dari satu. Kata kunci tersebut dapat berupa
kalimat, kata, bilangan, symbol, gambar, grafik, ide, gagasan atau
pernyataan. Diharapkan dengan pembagian yang tegas seperti ini, unsure
subjektivitas dapat dihindari atau dikurangi.
Adapun langkah-langkah pemberian skor soal bentuk uraian objektif adalah :
- Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban secara jelas untuk setiap soal.
- Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada skor setengah untuk jawaban yang kurang sempurna. Jawaban yang diberi skor 1 adalah jawaban sempurna, jawaban lainnya adalah 0.
- Jika satu pertanyaan memiliki beberapa sub-pertanyaan, perincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban dan buatkan skornya.
- Jumlah skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal tersebut. Jumlah skor ini disebut skor maksimum.
2) Bentuk Uraian Non-Objektif ( BUNO )
Bentuk
soal seperti ini memiliki rumusan jawaban yang sama dengan rumusan
jawaban bebas, yaitu menuntut peserta didik untuk mengingat dan
mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan pribadi
atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga
dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsure subjektivitas.
Bentuk uraian bebas dapat digunakan untuk menilai hasil belajar yang
bersifat kompleks, seperti kemampuan menghasilkan, menyusun dan
menyatakan ide-ide, memadukan berbagai hasil belajar dari berbagai
bidang studi, merekayasa bentuk-bentuk orisinal ( seperti mendesain
sebuah eksperimen ), dan menilai arti atau makna suatu ide.
Dalam
penskoran soal bentuk uraian nonobjektif, skor dijabarkan dalam
rentang. Besarnya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas jawaban,
seperti 0 – 2, 0 – 4, 0 – 6, 0 – 8, 0 – 10 dan lain – lain. Skor minimal
harus 0, karena peserta didik yang tidak menjawab pun akan memperoleh
skor maksimum ditentukan oleh penyusun soal dan keadaan jawaban yang
dituntut dalam soal tersebut.
Cara Menyusun Soal-Soal Uraian ( Essay )
Untuk
menyusun soal – soal essay yang lebih efektif, perlu kiranya guru atau
pembuat tes memperhatikan saran – saran seperti berikut:
- Sebelum memulai menulis soal yang dimaksud, hendaknya jelas dalam pikiran kita proses mental manakah yang kita harapkan dari murid untuk menjawab soal tersebut.
- Gunakanlah bahan – bahan atau himpunan bahan – bahan dalam menyusun soal-soal essay tersebut.
- Mulailah pertanyaan atau soal essay itu dengan kata – kata seperti : “bandingkan”, berilah alasan, berilah contoh – contoh yang sesuai, terangkan bagaimana, jelaskan apa yang akan terjadi jika...dan jelaskan bagaimana pendapat anda.
- Tulislah pertanyaan atau soal essay itu sedemikian rupa sehingga tugas apa yang harus dilakukan siswa jelas dan tidak mempunyai arti ganda bagi setiap murid.
- Soal essay berhubungan dengan hal – hal yang merupakan “ controversial issue “ dalam masyarakat.
- Usahakan agar soal essay yang kita susun itu benar – benar dapat menimbulkan perilaku yang kita kehendaki untuk dilakukan oleh siswa.
- Sesuaikan panjang pendeknya dan kompleksitas jawaban dengan tingkat kematangan siswa.
Beberapa
kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal bentuk uraian
adalah materi, konstruksi, dan bahasa. Secara rinci kaidah tersebut
diuraikan di bawah ini:
1) Materi.
- Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal arus mananyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
- Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
- Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran.
- Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan tingkat kelas.
2) Konstruksi
- Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang tidak menuntut uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga kalimat tanya yang hanya menuntut jawaban “ya” atau “tidak”.
- Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
- Buatlah pedoman penyekoran segera setelah soalnya ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penyekoranya, besarnya skor bagi setiap komponen, serta rentangan skor yang dapat diperoleh untuk soal yang bersangkutan.
- Hal – hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya, harus disajikan dengan jelas dan terbaca sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.
3) Bahasa
- Rumusan kalimat soal harus komunikatif, yaitu menggunakan bahasa yang sederhana dan menggunakan kata-kata yang sudah dikenal siswa.
- Butir soal menngunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.
- Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk tingkat daerah atau nasional.
- Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang menyinggung perasaan siswa.
Teknik Dalam Menjawab Bentuk Soal Uraian Atau Essay Agar Mendapatkan Hasil Yang Memuaskan.
1. Perencanaan waktu.
Pertama
kali yang harus kita perhatikan adalah merencanakan waktu yang akan
kita habiskan untuk setiap pertanyaan. Jika kita tidak berhati – hati
merencanakan waktu, kita bisa menghabiskan waktu terlalu banyak pada
satu soal yang agak sulit dan membuang waktu untuk soal yang lebih
mudah. Guru yang baik seringkali membantu mahasiswa / pelajar dengan
menuliskan alokasi waktu yang dibutuhkan pada setiap soal. Hal ini tentu
sangat membantu murid. Namun demikian, kita harus merencanakan
penyelesaian ujian ini sesuai dengan kemampuan kita. Alokasi yang
ditetapkan biasa saja tidak sesuai dengan alokasi yang kita buat.
Kecuali tentunya pada test psikologi dimana kita tidak dibenarkan
menggunakan waktu lebih dari yang dialokasikan.
2. Mengikuti petunjuk
Ujian
essay sangat ditentukan oleh petunjuk dan instruksi pada pertanyaan
yang diberikan. Perhatikanlah kata-kata penting yang digunakan dalam
petunjuk umum maupun petunjuk khusus. Misalnya petunjuk sebutkan berbeda
dengan jelaskan. Juga kata-kata bandingkan dengan ulaslah.
Jika
anda diminta untuk menyebutkan anda tidak perlu memberikan penjelasan
terinci untuk masing-masing item yang anda sebutkan, kecuali memang
diminta (sebutkan dan jelaskan). Sebab, hal ini akan membuang waktu
anda, sedangkan pemerikasa tidak akan memberikan nilai tambahan untuk
ini. Sebaliknya, jika anda diminta menjelaskan, berikan penjelasan yang
mudah dimengerti, jangan berbelit-belit dan gunakan bahasa yang baik.
Beberapa
perintah atau petunjuk ujian essay perlu di mengerti benar apa
maksudnya. Berikut ini disajikan beberapa kata kunci yang sering
digunakan dalam ujian beserta sedikit penjelasannya.
Sebutkan.
Disini anda cukup menyebutkan istilah atau kalimat tertentu saja.
Sebaiknya anda memberikan nomor atau huruf untuk memudahkan perhitungan.
Berikan
definisi. Disini anda diminta untuk memberikan pengertian suatu istilah
dengan singkat dan jelas. Jangan memberikan penjelasan terinci, tetapi
juga harus dapat membedakan dengan istilah lain yang hampir bersamaan.
Jelaskan.
Instruksi ini menuntut lebih banyak pengertian kita terhadap materi
yang ditanyakan dan kemampuan kita mengekspresikan pengertian kita.
Berikanlah penilaian anda secara jelas, bagaimana hal tersebut terjadi
dan berikan alasan – alasan yang diperlukan.
Bandingkan.
Disini biasanya kita diminta membandingkan dua keadaan. Dalam hal ini
terangkan sifat – sifat dan kualitas keadaan / sesuatu yang diminta.
Tunjukkan persamaan dan perbedaan satu dengan yang lainnya.
Gambarkan.
Berikan gambar, diagram atau struktur dari sesuatu yang diminta. Jangan
lupa memberikan label / petunjuk tertentu agar pemeriksa mengetahui
bahwa kita mengerti akan apa yang kita gambarkan. Pada beberapa kasus
diperlukan penjelasan singkat.
Buktikan.
Dalam ujian matematika atau ilmu pasti lainnya perintah ini seringkali
keluar. Disitu kita harus membuktikan secara sistematika matematika atau
teori yang telah dikenal sebelumnya. Dalam bidang ilmu sosial, kita
juga bias memberikan bukti dengan mengutip fakta – fakta dan alasan –
alasan logis yang membuktikan kebenaran hal yang ditanyakan.
3. Tulisan dan bahasa
Ingatlah
bahwa dalam ujian essay, kita harus menjelaskan atau menunjukkan
kemampuan kita melalui tulisan tidak ada kesempatan untuk mengoreksi
atau membenarkan apa yang kurang jelas ( seperti pada ujian lisan ) oleh
karenanya, syarat utama untuk sukses dalam ujian ini adalah tulisan
kita harus mudah dibaca. Selain tulisan yang mudah dibaca, tentu saja
anda harus menjawab pertanyaan dengan tata bahasa yang baik.
4. Menyudahi ujian
Seperti
juga dalam menyelasaikan ujian pada umumnya, sebelum kita serahkan,
periksalah sekali lagi ( jika anda masih punya waktu ). Dalam ujian
essay ini, anda juga mungkin akan memberikan koreksi terhadap jawaban
anda, anda mungkin ingin menambahkan satu kata kalimat untuk memperjelas
jawaban anda.
Metode Pengoreksian Soal Bentuk Uraian
Untuk
mengoreksi soal bentuk uraian dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu
metode per nomor (whole method), metode per lembar (separated method),
dan metode bersilang (cross metode).
- Metode per nomor : Disini guru mengoreksi hasil jawaban peserta didik untuk setiap nomor. Misalnya, guru mengoreksi nomor satu untuk seluruh peserta didik, kemudian nomor dua untuk seluruh peserta didik, dan seterusnya. Kebaikannya adalah pemberian skor yang berbeda atas dua jawaban yang kualitasnya sama hampir tidak akan terjadi, karena jawaban peserta didik yang satu selalu dibandingkan dengan jawaban peserta didik yang lain, sedangkan kelemahannya adalah pelaksanaannya terlalu berat dan memakan waktu banyak.
- Metode per lembar. Disini guru mengoreksi setiap lembar jawaban peserta didik mulai dari nomor satu sampai dengan nomor terakhir. Kebaikannya adalah relatif lebih murah dan tidak memakan waktu banyak, sedangkan kelemahannya adalah guru sering member skor yang berbeda atas dua jawaban yang sama kualitasnya atau sebaliknya.
- Metode bersilang. Guru mengoreksi jawaban peserta didik dengan jalan menukarkan hasil koreksi dari seorang korektor kepada korektor yang lain. Dengan kata lain, jika telah selesai dikoreksi oleh seorang korektor, lalu dikoreksi kembali oleh korektor yang lain. Kelebihannya adalah faktor subjektif dapat dikurangi, sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.
Disamping metode-metode diatas, ada juga metode lain untuk mengoreksi jawaban soal bentuk uraian, yaitu
- Analytical method, yaitu suatu cara untuk mengoreksi jawaban peserta didik dan guru sudah menyiapkan sebuah model jawaban, kemudian di analisis menjadi beberapa langkah atau unsur yang terpisah, dan pada setiap langkah disediakan skor – skor tertentu.
- Sorting method, yaitu metode memilih yang dipergunakan untuk memberi skor terhadap jawaban jawaban yang tidak dibagi-bagi menjadi unsure-unsur. Jawaban-jawaban peserta didik harus dibaca secara keseluruhan.
Selanjutnya, guru juga dapat menggunakan metode lain untuk pemberian skor soal bentuk uraian, yaitu :
- Point method, yaitu setiap jawaban dibandingkan dengan jawaban ideal yang telah ditetapkan dalam kunci jawaban dan skor yang diberikan untuk setiap jawaban akan bergantung pada derajat kepadanannya dengan kunci jawaban. Metode ini sangat cocok digunakan untuk bentuk uraian terbatas, karena setiap jawaban sudah dibatasi dengan kriteria tertentu.
- Rating method, yaitu setiap jawaban peserta didik ditetapkan dalam salah satu kelompok yang sudah dipilah-pilah berdasarkan kualitasnya selagi jawaban tersebut dibaca.
Kelebihan dan Kekurangan Bentuk Tes Uraian
1. Kelebihan tes bentuk uraian antara lain :
- Menyusunnya relatif mudah
- Guru dapat menilai peserta didik mengenai kreativitas, menganlisis dan mengsintesis suatu soal.
- Guru dapat memperoleh data-data mengenai kepribadian peserta didik
- Peserta didik tidak dapat menerka – nerka
- Derajat ketepatan dan kebenaran peserta didik dapat dilihat dari ungkapan kalimat – kalimatnya.
- Sangat cocok untuk mengukur dan menilai hasil belajar yang kompleks, yang sukar diukur dengan mempergunakan bentuk objektif.
2. Kekurangan tes bentuk uraian antara lain :
- Sukar sekali menilai jawaban peserta didik secara tepat dan komprehensif.
- Ada kecenderungan guru untuk memberikan nilai seperti biasanya.
- Menghendaki respons-respons yang relatif panjang
- Untuk mengoreksi jawaban diperlukan waktu yang lama
- Guru sering terkecoh dalam memberikan nilai, karena keindahan kalimat dan tulisan, bahkan juga oleh lembar jawaban
- Hanya terbatas pada guru-guru yang menguasai materi yang dapat mengoreksi jawaban peserta didik sehingga kurang praktis bila jumlah peserta didik cukup banyak.
Soal Jawaban Singkat
Soal
jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan
jawaban singkat berupa kata, frase, nama, tempat, nama tokoh, lambang,
atau kalimat yang sudah pasti. Bentuk soal jawaban singkat sangat tepat
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta tes yang sangat sederhana.
Kemampuan yang dikur dengan jawaban singkat adalah kemampuan menyebutkan
istilah, kemampuan menyebutkan fakta, kemampuan menyebutkan prinsip,
kemampuan menyebutkan metode atau prosedur, kemampuan menginterpretasi
data sederhana, kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan
anak dan kemampuan melengkapi persamaan.
1. Jenis Soal
Dari segi rumusan kalimatnya, soal jawaban singkat dapat berupa kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat yang tidak lengkap.
Soal jawaban singkat dengan kalimat perintah, misalnya:
- Tuliskan ibu kota propinsi Sulawesi Tenggara
- Sebutkan alat indera untuk melihat
- Sebutkan warna bunga mawar.
Soal jawaban singkat dengan kalimat tanya misalnya:
- Apa nama ibukota Negara Indonesia?
- Dengan cara apa korupsi diberantas?
- Dimanakah terjadinya gempa sunami?
Soal jawaban singkat dengan kalimat yang tidak lengkap misalnya:
- Alat ini dinamakan….
- Peta disamping menunjukkan Negara ….
- Gambar ini menunjukkan permainan....
2. Unsur – unsur penyusunan soal jawaban singkat
Dalam
menulis soal bentuk jawaban singkat, penulis soal harus mengetahui
konsep dasar bentuk jawaban singkat. Bentuk ini merupakan salah satu
bentuk soal objektif yang jawabannya menuntut siswa untuk menjawab soal
dengan singkat yaitu jawabannya dapat berupa satu kata, kelompok
kata/frasa, simbol matematika, atau angka.
Adapun wujud soal bentuk jawaban singkat adalah terdiri dan 5 unsur, yaitu:
- dasar pertanyaan (stimulus) bila diperlukan,
- pertanyaan,
- tempat jawaban,
- kunci jawaban,
- pedoman penskoran.
a. Materi
- Soal harus sesuai dengan indikator.
- Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan jawaban singkat.
b. Konstruksi
- Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan langsung agar siswa lebih mudah merumuskan jawaban singkat.
- Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban singkat pendek yang berupa sebuah kata, angka, simbol, atau kelompok kata.
- Tempat jawaban hendaknya berupa garis lurus (bukan titik-titik). Tanda titik-titik dapat mengaburkan pengertian pemeriksanya. Misal karena ada tanda titik dapat mengaburkan pandangan pemeriksa, sehingga dikira huruf “I” atau lainnya.
- Hindarilah pernyataan yang menggunakan kata-kata yang langsung mengutip dan uraian materi buku pelajaran.
- Pertanyaan hanya ada satu jawaban yang benar. Hal inl perlu diperhatikan karena seringkali siswa memberikan interpretasi pertanyaan yang sama sekali tidak diduga dan dimaksudkan oleh penulis soal. Cara mengatasinya semua kemungkinan jawaban harus didaftar dicantumkan dalam kunci pemeriksaan.
- Tempat jawaban yang dikosongkan harus sama panjangnya dan ditempatkan setelah pertanyaan.
- Jika jawaban yang dikehendaki adalah menuntut satuan urutan, maka ungkapkanlah secara rinci di dalam pertanyaan.
c. Bahasa/budaya
- Gunakanlah pertanyaan yang menuntut jawaban singkat, misalnya menggunakan kata tanya siapa, kapan, berapa, di mana.
- Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa.
- Gunakan bahasa Indonesia baku.
- Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
terimakasih atas materinya
BalasHapus