Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi
mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural lingkungan sosial
dari masyarakat yang bersangkutan, interaksi sosial dan tingkah laku
sosial. Berdasarkan hal tersebut, sosialisasi merupakan mata rantai
paling penting di antara sistem - sistem sosial lainnya, karena dalam
sosialisasi adanya keterlibatan individu-individu sampai dengan
kelompok-kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi.
Pengertian
sosialisasi menurut Charles R Wright adalah “Proses ketika individu
mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan sampai
tingkat tertentu norma-norma sosialnya,sehingga membimbing orang
tersebut untuk memperhitungkan harapan-harapan orang lain”(dalam
Sutaryo,2005:156).
Sosialisasi
merupakan proses belajar, pada dasarnya sifat manusia adalah tidak akan
pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum diketahuinya, seperti
belajar norma-norma untuk dapat beradaptasi dangan lingkungan sosialnya,
hal tersebut sejalan dengan pendapat Peter L Berger bahwa sosialisasi
merupakan proses dengan mana seseorang belajar menjadi anggota
masyarakat (dalam Sutaryo,2005:156).
Berdasarkan
uraian di atas terdapat persamaan mengenai sosialisasi, terletak pada
objek dari sosialisasi yaitu masyarakat yang di lihat dari sudut
hubungan antara manusia, dan proses yang di timbul dari hubungan manusia
di dalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antara
manusia sebagai anggota kelompok. Timbulnya kelompok-kelompok dalam
masyarakat ialah karena kedua sifat manusia yang bertentangan satu sama
lain, di satu pihak ingin berkerjasama, di pihak lain cenderung untuk
bersaing dengan sesama manusia untuk dapat berkuasa. Kekuasaan merupakan
kajian dan konsep dari politik mengenai hubungan sosialisasi.
Fred Greenstein menjelaskan pengertian sosialisasi politik dalam arti sempit dan luas yaitu:
1.
Penanaman informasi yang di sengaja, nilai-nilai dan praktek-praktek
yang oleh bahan-bahan intruksional secara formal ditugaskan untuk
tanggung jawab.
2.
Semua usaha untuk mempelajari, baik formal maupun informal, disengaja
ataupun tidak direncanakan, pada setiap tahap siklus kehidupan dan
termasuk didalamnya tidak secara eksplisit masalah belajar saja, akan
tetapi juga secara nominal belajar bersikap mengenai
krakteristik-kerakteristik kepribadian yang bersangkutan ( dalam Rush
& Althoff, 200:35).
Pada
dasarnya penyebaran informasi mengenai nilai-nilai dan norma-norma
adalah inti dari sosialisasi yang dilakukan oleh badan-badan atau
kelompok-kelompok kepentingan untuk menanamkan nilai-nilai, sikap-sikap
dan pengetahuan pada objek sosialisasi. Menurut David Easton dan Jack
Dennis sosialisasi politik adalah suatu proses perkembangan seseorang
untuk mendapatkan orntasi - orntasi dan pola tingkah lakunya (Rush &
Althoff, 200:35).
Sosialisasi
merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sebuah sistem pada
seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta
reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi dan
kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh
interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya.
Jenis Sosialisasi
Sosialisasi
apabila dikaitkan dengan prosesnya, terdapat jenis-jenis sosialisasi.
Menurut Peter L. Berger dan Luckman terdapat 2 jenis sosialisasi yaitu:
- Sosialisasi primer, sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi ini berlangsung pada saat kanak-kanak.
- Sosialisasi sekunder, adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat. (Wikipediaindonesia.melaluihttp://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi[13/07/2009] )
Kedua
proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal
dan tempat kerja. Dalam keduanya institusi tersebut, terdapat sejumblah
individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dan
jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani proses kehidupan dan
diatur secara formal.
Syarat Terjadinya Sosialisasi
Sosialisasi
merupakan sistem dalam kehidupan masyarakat yang sangat pnting.
Berdasarkan hal tersebut sosialisasi memberikan dua kontribusi
fundamental bagi kehidupan masyarakat yaitu:
- Pertama, memberikan dasar atau kondisi kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang efektif dalam masyarakat.
- Kedua, memungkinkan lestarinya suatu masyarakat karena tampa sosialisasi akan hanya ada satu generasi saja hingga kelestarian masyarakat akan sangat terganggu. (Wikipediaindonesia.Melaluihttp://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi[13/07/2009]).
Berdasarkan
uraian di atas, peneliti meyimpulkan bahwa melalui sosialisasi
masyarakat dapat berpartisipasi untuk kepentingan hidupnya dan
menciptakan generasi untuk kelestarian kehidupan selanjutnya. Selain
itu, dapat faktor lain yang menunjang proses sosialisasi yaitu faktor
lingkungan, dimana di dalamnya interaksi sosial. Selain faktor
lingkungan terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi sosialisasi,
diantaranya adalah:
- Apa yang disosialisasikan, merupakan bentuk informasi yang akan diberikan kepada masyarakat berupa nila - nila, norma - norma dan peran.
- Bagaimana cara mensosialisasikan, melibatkan proses pembelajaran.
- Siapa yang mensosialisasikan, institusi, media massa, individu dan kelompok. (Wikipediaindonesia.Melaluihttp://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi[13/07/2009])
Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Michael Rush & Phillip Althoff
bahwa setiap keberhasilan suatu proses sosialisasi politik ditentukan
oleh faktor lingkungan dan keterkaitan unsur-unsur yang mempengaruhinya.
Adapun unsur-unsur keberhasilan proses sosialisasi politik yaitu:
- Agen sosialisasi politik, yang terdiri dari keluarga, pendidikan media masa, kelompok sebaya, kelompok kerja, kelompok agama, selain itu, keberadaan kelompok kepentingan dan organisasi masyarakat memberi pengaruh sebagai agen sosialisasi politik terhadap partisipasi masyarakat.
- Materi sosialisasi politik, yaitu pengetehuan, nilai-nilai dan sikap-sikap politik yang hidup di masyarakat.
- Mekanisme sosialisasi politik, di bagi menjadi 3 yaitu imitasi, intruksi, motivasi.
- Subjek-subjek atau sasaran sosialisasi politik meliputi anak, remaja, dan dewasa.
- Pola sosialisasi politik diilustrasikan dalam sebuah gambar. (Rush dan Althoff, 2002: 37)
Agen
sosialisasi merupakan peran utama dalam keberhasilan proses sosialisasi
untuk menyebarkan atau menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang
terdapat dalam materi sosialisasi. Keberhasilan terdapat ditentukan oleh
mekanisme yang terencana dan digambarkan dalam pola proses sosialisasi
yang baik. Apabila proses-proses tersebut dapat tersusun maka penyebaran
informasi mengenai materi sosialisasi dapat dengan tepat disampaikan
kesasaran sosialisasi.
Agen Sosialisasi
Agen
sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan
sosialisasi. Terdapat empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga,
kelompok bermain, media masa dan lembaga pendidikan sekolah. Akan
tetapi media dalam proses sosialisasi merupakan sarana tambahan, hal
tersebut sejalan dengan pendapat Lane bahwa dasar sosialisasi dalam
keluarga dan peran media masa hanyalah bersifat tambahan (Susanto,
1992:163).
Pesan-pesan
yang disampaikan agen sosialisasi bernilai dan tidak samanya sejalan
satu sama lain, contohnya apa yang diajarkan keluarga mungkin saja
berbeda dan dapat bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen
sosialisasi yang lain, tetapi yang menerima pesan dapat dengan leluasa
mempelajarinya dari teman-teman sebaya dan media masa.
Materi Sosialisasi
Materi
sosialisasi merupakan isi yang akan disampaikan kepada sasaran
sosialosasi. Pada dasarnya, materi sosialisasi harus mengandung
nilai-nilai dan norma-norma. Adapun pengertian dari nilai dan norma
menurut Hasan Mustafa adalah
Nilai
adalah prinsip - prinsip etika yang dipegang dengan kuat oleh individu
atau kelompok sehingga mengikatnya dan sangat berpengaruh pada prilaku
yang harus dipatuhi oleh setiap anggota suatu unit sosial sehingga ada
sangsi
negatifdanpositif(Wikipediaindonesia.melaluihttp://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi[13/07/2009).
Selain
kedua unsur tersebut, dalam materi sosialisasi harus mengandung peran.
Peran adalah seperangkat harapan atau tuntutan kepada seseorang untuk
menampilkan prilaku tertentu karena orang tersebut menduduki suatu
setatus sosial tertentu, jadi peran materi sosialisasi harus mengandung
peran yang berupa pengetahuan. Pengetahuan secara mendasar sifatnya
adalah faktual (walaupun tidak esklusif), pengetahuan dapat mendahului
pembentukan nilai-nilai dan sikap-sikap begitupun sebaliknya.
Pengetahuan dapat digunakan untuk mendukung suatu nilai khusus atau
suatu sikap setelah nilai dan sikap terbentuk, selain itu pengetahuan
dipengaruhi oleh nilai-nilai dan sikap-sikap.Sikap-sikapberkaitan dengan
nilai-nilai dalam makna kepercayaan individu dapat bermainkan peranan
yang penting dalam penentuan reaksi terhadap rangsangan khusus dan
terhadap pembentukan sikap-sikap ataupun pendapat-pendapat khusus, akan
tetapi sikap-sikap dapat mendahului nilai-nilai khususnya yang
berlangsung pada dasar sosialisasi.
Mekanisme Sosialisasi
Mekanisme sosialisasi dalam mentransmisikan elemen-elemen dari sosialisasi melalui beberapa cara:
- Imitasi adalah merupakan peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain dan merupakan hal yang amat penting dalam sosialisasi pada masa kanak-kanak.
- Intuksi adalah lebih kurang merupakan peristiwa penjelasan dari, sungguhpun harus ditekankan bahwa hal itu tidak perlu hanya terbatas pada proses belajar formal.
- Motivasi adalah bentuk tingkah laku yang tepat atau cocok yang dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal individu yang bersangkutan secara langsung belajar dari pengalaman mengenai tindakan sama cocok dengan sikap dan pendapat sendiri. (Rush dan Allthof, 2002:40).
Cara
imitasi lebih cocok diterapkan dalam sosialisasi untuk masa
kanak-kanak. Intruksi lebih banyak dilakukan pada proses pembelajaran
formal. Imitasi dan intruksi merupakan tipe-tipe khusus dari pengalaman,
akan tetapi motivasi lebih banyak diidentifikasikan dengan pengalaman.
Subyek atau Sasaran Sosialisasi
Subyek
atau sasaran sosialisasi adalah masyarakat agen sosialisasi mempunyai
tujuan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat dalam
materi sosialisasi kepada masyarakat. Agen sosialisasi akan memobilisasi
masyarakat untuk mendukung program yang dapat pada materi sosialisasi
dengan tujuan untuk mewujudkan cita-cita bersama
Pengertian
masyarakat menurut Harold J. Laski adalah sekelompok manusia hidup
bersama dan berkerja sama untuk tercapai terkabulnya keinginan-keinginan
mereka bersama (Budiarjo,1993:34). Kehidupan masyarakat, mencakup
hubungan antara individu dan kelompok, dalam lingkungan kelompok
terdapat interaksi sosial antara masing-masing individu untuk dapat
memehami lingkungan satu sama lain.
Peranan
sosialisasi dalam masyarakat pada umumnya tampak jelas, khususnya dalam
masyarakat yang tengah atau telah cukup lama berdiri untuk menegakkan
berdirinya tradisi-tradisi kemasyarakatan yang kuat,yang menetapkan
stuktur dan penerapan-penerapan masyarakat. Sosialisasi merupakan bagian
yang sangat penting dari kegiatan mempelajari peranan kemasyarakatan.
Proses sosialisasi dengan sendirinya telah memberikan pelajaran terhadap
kelompok masyarakat mengenai sistim interaksi antara
kelompok-kelompoknya.
Pola Sosialisasi
Pola
sosialisasi adalah proses yang berlangsung lama dan rumit yang
dihasilkan dari usaha saling mempengaruhi diantara kepribadian individu
dengan pengalaman-pengalaman yang relevan. Oleh karena itu, untuk
mempermudah hasil proses sosialisasi dibentuklah pola sosialisasi yang
diilustrasikan dalam sebuah gambar. Pembuatan pola tersebut dilakukan
setelah proses sosialisasi berjalan yang akan berkaitan dengan
unsur-unsur sebelumnya.
Lebih lanjut Ramlan Surbakti mengemukakan bahwa dari segi penyampaian pesan sosialisasi politik di bagi 2 yaitu:
- Pendidikan politik, merupakan suatu proses dialogika diantara pemberi dan penerima pesan melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma dan simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik, seperti sekolah pemerintahan dan partai politik.
- Indoktrinasi politik, proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untik menerima nilai. Norma dan simbol yang dianggap pihak yang bersangkutan, sebagai ideal dan baik, melalui berbagai forum pengarahan yang penuh paksa pisikologis dan latihan yang penuh disiplin (Surbakti, 1992:117-118).
Salah
satu dari agen sosialisasi politik dapat kelompok-kelompok kepentingan
yang mempunyai tujuan untuk membolisasi masa dengan cara memberikan
pendidikan tentang politik mengenai nilai-nilai dan norma-norma politik.
Harapan dari kelompok kepentingan adalah timbal balik dari warga
masyarakat yang telah mendapatkan pendidikan politik untuk dapat
berpartisipasi dalam mendukung pergerakan politik dan tujuan utama dari
kelompok kepentingan.
0 komentar:
Posting Komentar