Pengertian Manajemen Keuangan Dan Modal Perusahaan

Posted By frf on Minggu, 19 Februari 2017 | 13.03.00

Pengertian Manajemen Keuangan Dan Modal Perusahaan 
Pengertian Manajemen Keuangan atau sering juga disebut sebagai Pem­belan­jaan yang dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mendapatkan dana/modal perusahaan, dan bahkan dapat membingungkan kita, hal ini mengingat, bahwa masalah dana/­modal meng­an­dung banyak pengertian modal yang dimaksud, berikut ini kami akan mencoba mengemukakan pengertiam modal dalam arti klasik, dimana arti modal ialah se­bagai hasil pruduksi. Dalam perkembangan berikutnya ternyata pengertian modal bersifat non phisical atau kekuasaan memakai atau mengguna­kan yang terkan­dung dari berbagai macam barang-barang modal, meskipun dalam hal ini belum ada persesuaian pendapatan diantara para ahli.

Untuk lebih memahami pengertian modal lebih lanjut berikut akan disajikan pengertian modal menurut para ahli, yaitu.
  • Lutge mengartikan modal hanyalah dalam arti uang;
  • Schwiedland memberikan pengertian modal, itu meliputi baik modal dalam bentuk uang maupun modal dalam bentuk barang.
  • A.Anion J.Von Komorzynsky, yang memandang modal sebagian kekuasaan menggunakan yang diharapkan atas barang-barang modal yang belum digunakan.
  • Prof. Meij mengartikan modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang-barang yang ada dalam perusahaan, dalam fungsi produksinya adalah untuk membentuk pendapatan.Disamping itu Prof Meij, juga mengartikan bahwa kekayaan adalah daya beli yang terdapat dalam barang-barang modal. Dengan demikian kekayaan terdapat dalam kredit Neraca.
  • Prof. Polak mengartikan modal ialah sebagian kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal. Adapun barang-barang modal juga terdapat pada se­belah kredit neraca, barang-barang modal yang belum digunakan akan diletakkan pada sebelah debet neraca.
  • Prof. Bakker mengartikan modal ialah baik berupa barang-barang yang konkrit yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat pada debet neraca, sementara daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu akan dicatat sebelah kredit neraca.
Jadi yang tercatat pada sebelah debet neraca disebut Modal Konkrit dan yang tercatat sebelah kredit neraca disebut sebagai modal abstrak. Apabila kita melihat neraca suatu perusahaan, maka selain menggambarkan adanya modal konkrit dan modal abstrak, ini jika kita melihat dari segi bentuknya, sementara jenis modal seperti ini telah disebutkan di atas, maka masih banyak jenis modal lain, jika kita melihat modal konkrit dan modal pasif dapat diidentifikasikan dengan modal abstrak.

1. Pembagian Modal Aktif
Jika ditinjau dari lamanya perputaran modal aktif atau kekayaan suatu per­usahaan, maka dapat dibedakan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Per­be­da­an/perbandingan antara kedua jenis aktiva tersebut akan menentukan “Struktur Kekayaan Perusahaan”.

Dengan demikian yang dimaksudkan dengan aktiva lancar adalah jenis aktiva yang habis dalam satu kali periode akuntansi umumnya kurang dari satu tahun. Pengertian di atas hanya dapat dihubungkan dengan pengertian modal yang jika dipandang dari segi perputaran dana/modal dalam perusahaan.




Sementara yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah aktiva-aktiva tetap yang dikenal pula adanya modal kerja (Working Capital Assets), dan modal tetap (Fixed Capital Assets), dan yang dimaksud dalam kategori modal kerja (working Capital Assets) inilah yang dikelompokkan sebagai aktiva lancar, setelah diselesai­kan dengan utang lancar, dalam arti kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar.

Perbedaan fungsional antara modal kerja dengan modal tetap, adalah dalam arti bahwa.
  • Jumlah modal kerja adalah lebih fleksibel atau lebih leluasa mudah diperbesar atau diperkecil, disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan modal tetap diper­oleh atau dibeli tidak mudah untuk dikurangi atau diperkecil.
  • Susunan daripada modal kerja adalah relatif variabel elemen-elemen dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sedangkan susunan dari pada modal tetap adalah relatif permanen dalam jangka waktu tertentu, karena elemen-elemen aktiva tetap tidak berubah-ubah.
  • Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang relatif singkat. Sementara modal kerja tetap perputaran yang cukup panjang (lama) lebih dari satu periode akuntansi.
2. Pembagian Modal Pasif
Jika kita melihat dari sumbernya, modal pasif dapat dibedakan menjadi:
  • Modal sendiri (modal badan usaha);
  • Modal asing (modal pinjaman diluar perusahaan)
Jika ditinjau dari sudut lamanya penggunaan modal pasif seperti di atas, maka kita kenal adanya pembagian modal pasif atas dasar syarat-syarat, yaitu sebagai berikut: (a) likuiditas; (b) solvabilitas; dan (c) rentabilitas.
  • Likuiditas, yaitu syarat yang mendahulukan kepentingan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban-kewajiban jangka pendek (utang lancar).
  • Solvabilitas, yaitu syarat yang harus didahulukan oleh perusahaan baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang, hal ini perusahaan yang berada dalam kondisi dilikuidasi/dibubarkan.
  • Rentabilitas, yaitu syarat yang harus dicapai oleh perusahaan, karena hal ini merupakan suatu perbandingan laba bersih perusahaan setelah dipertemukan dengan biaya-biaya termasuk pinjaman.

Gambar. Hubungan Manajemen Keuangan dengan Neraca

3. Struktur Kekayaan dan Struktur Financial/Struktur Modal 
Struktur kekayaan adalah perimbangan/perbandingan baik dalam arti absolut mau­pun dalam arti relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.

Contoh aktiva lancar sejumlah Rp80.000,00 dan aktiva tetap sebesar Rp120.000,00 dengan perbandingan 8:12 atau persentase 40 %: 60. Struktur ke­­uang­­an dalam perusahaan mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva per­usa­haan dibelanjai, dengan demikian struktur keuangan perusahaan tercermin pada keseluruhan aktiva dan pasiva dalam neraca. Struktur modal adalah pem­belan­jaan permanen dimana perusahaan mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Apabila struktur Keuangan per­usa­haan hanya tercermin pada pasiva dalam neraca, maka struktur modal hanya tercermin pada utang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, dimana kedua unsur tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang.

Sehingga dengan demikian struktur modal hanya merupakan sebagian saja dari struktur keuangan perusahaan. Misalnya saja dalam perusahaan mempunyai modal asing sebesar Rp50.000,00 dan modal sendiri sebesar Rp150.000,00 maka perimbangan dengan rasio 5 : 15 dan perimbangan dengan persentase atau relatif 25 % : 75 %

4. Konsep Dasar Manajemen Keuangan
Sebagaimana dengan buku-buku manajemen keuangan pada umumnya, buku ini memberikan suatu kerangka dasar teori bidang studi manajemen keuangan. Perbedaan buku ini dengan buku-buku manajemen pada umumnya, adalah buku ini tidak hanya memberikan teknik-teknik analisis, melainkan juga memberikan konsep-konsep dalam penentuan kebijaksanaan yang konsisten dengan tujuan yang hendak dicapai perusahaan.

Dalam konsep ini, manajemen keuangan memberikan suatu kerangka dasar pemikiran untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang menyangkut bidang keuangan, dalam arti yang seluas-luasnya. Teori ini merupakan konsep pemi­kiran yang cukup mendasar, maka manajemen keuangan harus memper­temukan dan/atau menghubungkan antara prinsip dengan dunia nyata dalam hal ini praktek yang sesungguhnya terjadi di lapangan.


Dalam keadaan tertentu dapat terjadi perbedaan yang mendasar antara konsep teori dengan praktek pelaksanaannya di lapangan. Namun bagaimanapun teori-teori yang diperoleh dalam bidang keuangan, akan menunjang kepada semua orang untuk dapat menerapkan konsep teori manajemen keuangan, manajemen keuangan harus dituntut untuk lebih mengetahui asumsi dasar pemikiran, dan situasi khusus dalam penerapan, dalam arti bahwa manajemen keuangan harus dapat meningkatkan kemampuannya untuk dapat memecahkan masalah-masalah keuangan dengan mempergunakan teori manajemen keuangan yang telah ada.

Pembahasan awal dalam buku ini akan dimulai dengan memperkenalkan perkembangan ilmu manajemen keuangan. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara kronologis sumbangan-sumbangan pemikiran dalam manajemen keuangan. Kemudian sesudah itu dapat dilanjutkan dengan pembahasan ruang lingkup pengambilan keputusan dalam manajemen keuangan yang utama adalah manajemen terhadap investasi serta pembiayaannya. Atas dasar kepentingan inilah sehingga sangat diperlukan analisis dan dasar pengambilan keputusan yang konsisten.

5. Pertumbuhan Ilmu Manajemen Keuangan
Dalam tiga dekade terakhir, ilmu manajemen keuangan telah berkembang dengan pesat. Perkembangan ini dikenal pada tahun 1951, ketika itu fokus mana­je­men keuangan perusahaan pada bidang operasional, seperti modal kerja, sum­ber dana, anggaran belanja kearah konsep teori biaya modal, kebijaksanaan struk­tur modal, kebijakan investasi dan penilaian perusahaan. Konsep teori ini terus berkembang dan menjadi fokus literatur pada dekade 1960 an. Kemudian pada dekade tahun 1970, Markowitz, Sharpe, dan Lintmen melakukan pembauran dalam penilaian dasar resiko dan berdasarkan konsep portopolio. Konsep yang dimaksud adalah konsep seperti Capital Asset Princing Model (CAPM), Capital Market Line (CML), Security Market Line (SML), yang telah berkembang pesat saat ini. Pertumbuhan ilmu manajemen keuangan terus berlanjut dengan munculnya inovasi baru dalam bidang pembiayaan, seperti leasing, pertumbuhan perusahaan secara external, melalui Konglomerasi, Merger dan Akuisisi. Secara keseluruhan ilmu manajemen keuangan telah muncul dari suatu studi yang bersifat deskriptif tentang pendekatan pengelolaan operasional perusahaan kearah teoritis per­usahaan dalam lingkungan yang dinamis dan dalam kondisi yang penuh dengan ke­ti­dak pastian.

6. Tujuan dan Fungsi Utama Dikembangkan Manajemen Keuangan
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham/pemilik. Dan fungsi manajemen keuangan ber­ubung­an dengan keputusan-keputusan keuangan suatu perusahaan, karena keputusan-keputusan keuangan suatu perusahaan secara umum dapat dibedakan antara lain sebagai berikut.
  • Keputusan investasi, tentang alokasi dana keberbagai macam aktivitas suatu perusahaan.
  • Keputusan untuk mendapatkan bantuan dana dalam bentuk pinjaman, yang mana pinjaman tersebut sesuai dan cocok antara utang dan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan.
  • Keputusan untuk melakukan pembayaran Dividen kepada pemegang saham.
  • Keputusan lainnya, seperti ekspansi eksternal dan leasing.
Untuk pengambilan semua keputusan keuangan, ini diperlukan metode-metode analisis yang lebih, karena dalam banyak kasus kita temukan di lapangan, kepu­tusan yang benar setelah dapat dipertimbangkan secara wajar dengan melalui metode analisis.

Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas seperti telah disebutkan di atas, maka seorang manajer keuangan harus memahami 4 aspek, yaitu.
  • Mengetahui pasar modal. Seorang manajer keuangan merupakan perantara, antara perusahaan dengan pasar modal dimana saham perusahaannya akan diperdagangkan.
  • Mengetahui nilai. Untuk meningkatkan kekayaan para pemegang saham se­cara konsisten, manajer keuangan harus mengetahui bagaimana aktiva keuangan perusahaan dinilai.
  • Mengetahui tentang pengaruh waktu dan ketidakpastian. Seorang manajer keuangan harus mengetahui bagaimana nilai aktiva dan perbedaan karena waktu dan ketidakpastian dimasa datang yang dapat mempengaruhi nilai dari­pada proyek investasi.
  • Mengetahui operasional perusahaan. Seorang manajer keuangan perlu mengetahui operasional perusahaan agar dapat mengambil keputusan dengan benar.
Blog, Updated at: 13.03.00

1 komentar: