PENGERTIAN IBADAH KHUSUS

Posted By frf on Kamis, 02 Februari 2017 | 08.48.00

IBADAH KHUSUS
Dalam istilah lain ibadah khusus disebut pula dengan ibadah mahdhah karena pembahasannya khusus tentang ibadah hablumminallah yang terkandung dalam rukun Islam sebagai tiang untuk tegaknya bangunan Islam sebagaimana dalam Hadits:

Dari Umar bin Khattab r.a., beliau berkata…..: Rasulullah SAW bersabda: “Islam adalah engkau bersyahadat bahwa tidak ada ilah yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, shaum Ramadhan dan berhaji ke Baitullah jika kamu kuasa menempuh perjalanannya”. Orang itu berkata: “Engkau benar”. Maka kami heran, dia yang bertanya, dia pula yang membenarkannya. (HR. Muslim)

Pembahasan tentang syahadatain (dua kalimah syahadat) telah dikupas pada bab ‘Aqidah Islamiyah, maka pembahasan bab ini dimaulai dari shalat.
1. Fungsi Shalat Dalam Kehidupan
Shalat ialah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan niyat yang disertai takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadat kepada Allah Swt. menurut rukun dan syarat dan yang telah ditentukan. Sebelum shalat didirikan diwajibkan melaksanakan suatu kegiatan pra shalat sebagai syarat sahnya ibadah shalat tersebut secara syar’i (hukum), kegiatan tersebut adalah thaharah dan tazkiyah.

1.1. Thaharah
Thaharah berarti membersihkan sedangkan Tazkiyah berarti menyucikan. Maka pemakaian kata thaharah dan tazkiyah dalam konteks pembahasan ini adalah berkaitan dengan ibadah mahdhah (ibadah khusus yang tergabung dalam rukun Islam) yang wajib dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim.

Thaharah ialah membersihkan fisik kita dari hadas dan najis dengan air mutlak (air yang zatnya bersih, membersihkan benda lainnya), karena dharurat, dapat diganti dengan tayamum, yaitu manyapu muka dan tangan hingga dua mata siku dengan tanah yang bersih , sebagaimana dalam QS. al-Maidah (5):6.

Sabda Rasul: الطهر نصف الامان (رواه احمد الترمزى ومسلم) Adapun kebersihan itu ialah sebagian dari Iman (HR. Ahmad, Tarmuzi dan Muslim). Pokok-pokok dan tata cara thaharah dijelaskan oleh Allah Swt. secar sistematis dalam Q.S. 5:6 di atas.

Perkembangan ilmu kesehatan telah membuktikan kebenaran ajaran Islam tentang kesucian lahir. Suatu barang yang tidak bersih mestilah dibersihkan dengan air. Meningkatkan badan dari keadaan tak bersih (berhadas besar/kecil) kepada status bersih, menurut Islam juga dengan membergunakan air. Air itu haruslah bersih, yaitu air yang bersih lagi mebersihkan. Dalam fikih Islam dikenal dengan Air mutlak, yaitu air yang bersih zatnya dan membersihkan bagi benda-benda yang lainnya. Tharaha adalah merupakan syarat sahnya shalat. Q.S. 4:43 dan QS. 5:6:

1.2. Tazkiyah
Tazkiyah ialah menyucikan jiwa dari segala macam bentuk kemusyrikan dengan menghayati/meyakini makna syahadatain dan mengucapkannya dengan penuh kesadaran dan keinsafan, bahwa semua yang dikerjakan hanya untuk menyembah Allah SWT. yang membentuk niyat di dalam hati. Niyat adalah rukun pertama dari setiap ibadah, apapun bentuk ibadah yang dilaksanakan maka, niyatnya hanya untuk menyembah Allah SWT. semata. Maka Tazkiyah berfungsi meyucikan jiwa kita dari syirik beserta sifat-sifat fujur yang melekat di hati, dengan Niyat hanya kerana Allah SWT. semata (QS.91:7-9). Niyat sebagai rukun yang mutlak ada pada setiap perbuatan dapat ditrima Allah SWT. sebagai ibadah. Tempat niyat itu di hati, maka niyat ibadah ialah menyengaja untuk melakukan sesuatu ibadah karena untuk menyembah Allah SWT. semata yang diikuti dengan pelaksanaannya. Misalnya niyat shalat subuh, yaitu menyengaja di dalam hati untuk mendirikan shalat subuh dua raka’at, fardu karena untuk menyembah Allah SWT. Contoh lain dalam ibadah mu’amalah, misalnya niyat menikah, yaitu menyengaja di dalam hati untuk menikah karena Allah SWT. (untuk menyembah Allah SWT.) , maka menikah yang diniyatkan karena Allah akan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Teori Lengkap Pendidikan Agama Islam

Niyat karena Allah SWT. berfungsi sebagai tazkiyah di dalam hati (jiwa), karena niyat itu hakekat dari syahadatain. Disini niyat mengembalikan posisi motivasi kecintaan hati kepada motovasi hidup hanya kerena mencintai Allah SWT. semata, hanya untuk mencari ridha Allah SWT. semata. (QS.2:165 dan 207).

Dengan syadatain,: واشهد ان محمد لرسول الله اشهد ان لا اله الا الله (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Rasulu Allah SWT.), berarti seorang Muslim telah mensucikan batinnya, perasaannya, pikirannya, dan hawa nafsunya dari segala yang mengotorinya, puncak tertinggi yang mengotori batin itu ialah syirik. Orang yang ber-syahadatain disebut orang yang memiliki kesucian rohani/kesucian hati, yaitu hatinya hanya diisi dengan motivasi hanya untuk menyembah Allah SWT. semata, sebagaimana yang diajarkan dan dipraktekkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

2. Fungsi dan Hikmah Shalat dalam Kehidupan
2.1. Lingkaran Gerakan shalat dan Realitas Kehidupan
Apabila diperhatikan dengan cermat dan dimaknai gerakan shalat yang dimuali dengan tegak berdiri betul dengan sikap siap, dilanjutkan dengan takbiratul-ihram dengan mengankat kedua tangan, ruklu’, bangkit dari ruku’, sujud, bangkit dari sujud, sujud lagi yang diteruskan setiap raka’atnya, kemudian tasyhud dan diakhiri dengan dua salam dengan memutar kepala ke kanan pada salam pertama dan memutar kepala kekiri pada salam kedua sebagai akhir dari prosesi gerakan shalat. Dalam lingkaran Gerakan Shalat terdapat nilai-nilai kehidupan , yaitu disamping bernilai oralah raga, sekaligus juga merupakan cerminan realitas lingkaran kehidupan seorang muslim yang menggambarkan bentuk sikap hidup selalu ingat akan kebesaran Allah SWT. dengan mengucapknan الله اكبر pada setiap perpindahan gerakannya membentuk sikap hidup yang tangguh, ulet, shabar, tegar dan pantang menyerah kepada dinamika (perobahan) kehidupan, hanya menyerah dan berserah diri kepada Allah SWT. semata. Dapat dimaknai pada gambaran lingkaran gerakan shalat berikut:
A1 = Kepala, A2= Kaki: Membentuk garis tegak lurus 180 derajat. Diwaktu kita mencapai keberhasilan hidup pada puncak karir/kejayaan hidupnya, kita tetap merasa kecil dihadapan Allah SWT. kita selalu taqwa dan syukur dan mengakui kebesaran Allah swt.

B1 = Kepala, B2 = Pinggang: Membentuk garis datar separoh tegal lurus 90 derajat. Kita sadar tidakakan selamanya hidup jaya, di waktu karir menurun, merasa kecil dihadapan Allah, selalu tawakkal, tidak frustasi, selalu mengakui kebesaran Allah.

C1 = Kepala, C2 = Pinggang: Membentuk garis menukik 45 derajat. Diwaktu hidup hidup kita jatuh, pekerjaan/karir/kekayaan tidak ada lagi, bahkan kesehatanpun tidak ada lagi, bahkan kita tetap tegas/sabar menghadapinya, selalu merasa kecil dihadapan Allah swt., justeru itu kita selalu menghadapi / menerima dengan penuh taqwa dan tawakkal kepada Allah swt. ia selalu mengucapkan “Allahu Akbar”, dan kita tidak pernah berputus asa, kecewa dan frustasi.

D1 = Kepala, D2 = Pinggang dan D3 = Lutut: Ini adalah keadaan hidup yang didambakan oleh setiap kita pribadi Muslim, yaitu hidup pertengahan. Hidup yang penuh keselamatan dan keberkatan, hidup yang penuh tauhid dan mengikuti gaya hidup Nabi Muhammad saw. Hidup yang penuh persaudaraan dengan sesama manusia, sehingga setiap berjumpa dengan manusia lain ia selalu mengucapkan salam perdamaian Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh ke kanan dan kekiri.

Walaupun dalam keadaan berada pada puncak kejayaan, atau berada pada keadaan tidak berjaya, sikap hidup orang yang shalat selalu dalam keseimbangan dalam kesederhanaan seperti keadaan duduk tasyahud dalam shalat.

2.2. Shalat Sebagai Media Berzikir Untuk Mencapai Khusyu’ ketengan Hati (Relaksasi)
Sebagian besar dari bacaan shalat adalah bermuatan zikir, antara lain zikir takbir, tahmid, tasbih dan tahlil. Untuk berzikir inilah salah satu dari fungsi shalat yang dapat dinikmati oleh setiap insan yang membutuhkan ketengan jiwa (ketengan nafsu/syahwat, ketengan perasaan dan ketengan pikiran), sebagai mana yang dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya QS.13:28 dan QS.29:45.

Zikir di dalam Shalat mempunyai tiga aspek zikir secata total dan simultan, yaitu zikir qauli (bacaan shalat) , zikir qalbi (memamahami arti bacaan shalat) dan zikir fi’li (gerakan shalat). Zikir yang diucapkan di dalam shalat secara khusyu’ akan mempengaruhi jiwa kita untuk tetap terbiasa berzikir di luar shalat. Zikir di luar shalat ini terbagi pula kepada tiga bentuk, yaitu zikir yang terprogram, zikir situasional kasuistik dan zikir kuntiniu (setiap saat).

2.3. Shalat Sebagai Media Berdo’a untuk Mencapai Khusyu’
Shalat itu adalah juga sebagai media untuk berdo’a dengan khusyu’ memohon pertolongan kepada Allah SWT. tentang problematika kehidupan yang tengah di alami, atau sebagai media untuk mengadukan, menyampaikan setiap keluhan dan semua muatan dan beban kehidupan kepada Allah SWT., QS.2:186, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.: الصلاة الدعاء (Shalat itu adalah media untuk do’a).

Secara etimologis do’a berarti berharap, memohon, dan meminta. Terminologi do’a dalam Islam ialah memohon tentang sesuatu yang diinginkan dan diharapkan kepada Allah SWT.. Do’a sebagai ruh (jiwa), puncak dan otaknya ibadah. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW.: الدعاء روح العبا دة (Do’a itu ruhnya ibadah), الدعاء مخ العبا دة (Do’a itu otaknya ibadah). Sepertiga dari bacaan shalat adalah do’a. Dalam terminology hadis, shalat bearti do’a (permohonan) Muslim kepada Allah Swt. Shalat berarti hubungan langsung seorang Muslim dengan Tuhannya (Allah Swt.), Shalat berarti Mikrajnya seorang Muslim kepada Tuhannya (Allah Swt.). Diantara do’a-do’a yang langsung dikabulkan Allah SWT. adalah do’a di dalam shalat. Di dalam shalat terdapat di beberapa bacaan shalat yang bermuatan do’a memohon kepada Allah SWT., yaitu do’a pada bacaan iftitah, do’a pada bacaan al-fatihah, do’a pada bacaan ayat, do’a pada bacaan ruku’/sujud, do;a pada bacaan duduk antara dua sujud dan do’a pada bacaan tahyat.

2.4. Hikmah Shalat Dalam Kehidupan
2.4.1. Hikmah Shalat Bagi Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Allah Yang bertanggung Jawab Kepada Allah SWT.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. tidak dapat melepaskan ketergantungan hidupnya dari Allah SWT., karena manusia akan bertanggung jawab kepada Allah SWT. atas segala amal perpuatannya. Maka manusia selalu butuh perlindungan Allah SWT. dan hidayah-Nya melalui shalat sebagaimana dicontohkan dan dipraktekan oleh Nabi Muhammad SAW. Dari seluruh amal perbuatan manusia dalam hidupnya, shalatlah yangpertama sekali dipertanggung jawabkan kepada Allah di akhirat kelak. Apabila shlalat kita baik, maka amal kita diterima, dan jika shalat kita tidak baik, maka amal kita tidak diterima Allah SWT di akhirat kelak. (Hadis Shahih).

2.4.2. Hikmah Sahalat Bagi Manusia Sebagai Makhluk Individu (pribadi)
Sebagai makhluk individu manusia membutuhkan kesehatan jasmani dan rohani. Maka hikmah shalat bagi manusia dilihat sebagai makhluk pribadi akan membentuk fisik yang sehat, karena gerakan shalat adalah merupakan olah raga untuk menjaga kesehatan tubuh. Dilihat dari segi kesehatanh jiwa, shalat adalah terapi mental untuk menghilangkan stres dan depresi mental, karena shalat adalah tempat peristirahatan jiwa (relaksasi).

2.4.3. Hikmah Shalat Bagi Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara sendiri-sendiri, sehingga manusia butuh bekerjasama dengan orang lain dan melakukan interaksi sosial untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) dirinya di tengah-tenga lingkungan masyarakat. Maka Shalat merupakan tindakan prventif terhadap perbuatan keji dan mungkar, yang berpengaruh kepada hubungan sosial, Q.S. 29:45. Shalat berjama’ah, mendidik persatuan dan kesatuan dalam kepemimpinan yang bertanggung jawab. Shalat juga mendidik diri agar selalu berpakaian bersih dan suci, selalu menutup aurat, sopan, sehingga tumbuh dalam diri rasa malu. Hadis Rasul: Malu itu separohnya iman. Q.S. . 7:26, 33:59, 24:30-31.

2.4.4. Hikmah Shalat Dalam Bidang Ekonomi
Kewajiban berwudhuk dengan air bersih, disyaratkan suci pakaian dan tempat, diwajibkannya menutup aurat, diwajibkannya shalat jum’at dan diutamakannya shalat jama’ah di Masjid/Mushalla, maka shalat memotivasi pertumbuhan ekonomi bidang usaha industri air bersih dan perdagangan air minum, usaha industri/perdagangan tekstil, sajadah dan alat pembersih tikar, shalat juga memotivasi pertumbuhan teknologi bangunan serta usaha industri dan perdagangan bahan bangunan.

2.4.5. Langkah-Langkah Mencapai khusyu’ di dalam Shalat
2.4.5.1. Sempurnakan thaharah dan tazkiyah.
2.4.5.2. Begitu sampai di tikar sajadah, jangan langsung takbir, tenangkan nafsu (keinginan-keinginan) hati, (emosi) dan pikiran agak sesaat (sejenak) sambil mengingat-ingat hal-hal yang akan mengganggu kita sewaktu shalat.
2.4.5.3. bangun posisi anggota badan dengan sepurna sesuai dengan penempatannya secara benar sesuai dengan shalatnya Rasullah SAW., seperti melipat tangan ke dada susudah takbir, dengan posisi tangan kiri menempel di antara dada dan lambung (tepat di ulu hati) dan tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri.
2.4.5.4. Bacalah bacaan shalat secara sempurna makhrajil-huruf dan tanda bacanya dengan menghayati makna (artinya) secara khusyu’, sebagaimana dalam QS. al-Nisa’ (4):43.
2.4.5.5. Ketahui tempat-tempat berzikir dan berdo’a di dalam bacaan shalat, jika sedang membaca bacaan zikir rasakan anda sedang berzikir yang langsung didengar Allah SWT., dan jika sedang membaca bacaan yang mengandung do’a rasakan bahwa anda sedang berdo’a yang langsung didengar Allah SWT.
2.4.5.6. Rasakan ketika anda membaca bacaan do’a tahyat, bahwa jiwa anda sedang mi’raj (naik) kepada Allah untuk memohon sesuai dengan isi do’a tahyat tersebut.
2.4.5.7. Sempurnakanlah gerakan shalat dengan tuma’ninahnya (berhetni dengan tenang sejenak) sambil menghayati bacaan yang dibaca, dilanjutkan dengan do’a di dalam hati beberapa saat ketika sedang sujud.
2.4.5.8. Tutuplah shalat dengan salam secara sempurna baik lafalnya maupun gerakannya.
2.4.5.9. Sesudah shalat, jangan langsung bangkit atau pergi, berzikirlah terlebih dahulu secara tenang, dan akhiri dengan do’a secara masing-masing sesuaikan do’a dengan kebutuhan kita saat itu.

TUGAS DAN LATIHAN:
  • Tulislah makalah dengan judul: CARA MENCAPAI SHALAT KHUSYU’ DAN FUNGSI SHALAT DALAM KEHIDUPAN
  • Tulislah minimal 15 pertanyaan beserta jawabannya pada materi Thaharah dan tazkiyah, fungsi shalat dan hikmahnya dalam kehidupan!
DAFTAR PUSTAKA;
  • MA., LLB., Islamologi, Mutiara Jakarta, 1986
  • Ash-Shieddieqy, TM., Hasbi, Prof. DR., Pedoman Shalat, Bulan Bintang Jakarta, 1986
  • _________________________________, Pedoman Zikir dan Do’a, Bulan Bintang, Jakarta, 1974
  • Departemen Agama RI., al-Qur’an dan terjemahnya, PT. Intermasa, Jakarta, 1978
  • Gazalba, Sidi. Drs., Asas Agama Islam, Seri Islam 2, Bulan Bintang Jakarta, 1984
  • Majid, Najahi., Drs., Shalat Lengkap dan Mutiara yang Dikandungnya, Aneka Ilmu Semarang, 1979
  • Salim, Hadiyah, Mukhtarul Hadis, PT. Al-Ma’arif Bandung, 1985
Blog, Updated at: 08.48.00

0 komentar:

Posting Komentar