EKSISTENSI ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
1. Hubungan Ilmu Pegetahaun dengan Iman dalam Islam
Hubungan
ilmu pengetahuan dengan iman dan Islam dalam mIslam sangan kental, hal
ini dapat kita lihat pada kandungan ayat al-Qura’an pertama diturunkan
Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung informasi tentang
ilmu pengetahuan, bahkan mendorong manusia agar berusaha memiliki ilmu
pengethuan dengan printah membaca sebagai kata awal dari ayat yang
pertama diturunkan itu, yaitu ayat 1-5 dari surat al-‘Alaq (QS:96:1-5).
Karena
ayat ini merupakan ayat yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW., tentu belum ada teks ayat yang diturunkan sebelumnya
kepada Nabi Muhammad SAW.,sehingga ayat ini memerlukan kajian mendalam
secara filosofis ilmiah. Awalnya ayat ini diturunkan Allah SWT. melalui
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, hanya satu kata saja, yaitu
Iqra’? (Bacalah?). Mendengar perintah ini Nabi Muhammad SAW bertanya
kepada malaikat Jibril. Apa yang mesti saya abaca? Jibril mengulangi
perintah Iqra’ (Bacalah?) itu samapai tiga kali, setiap diulangi oleh
Jibril dijawab oleh Nabi Muhammad SAW dengan jawaban yang sama Apa yang
mesti saya abaca? Setelah pertanyaan ketiga Apa yang mesti saya abaca?
dari Nabi Muhammad SAW kepada Malaikat jibril, baru kemudian Malaikat
Jibril menyampaikan ayat 1-5 surah al-‘Alaq secara lengkap kepada Nabi
Muhammad SAW.: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam.
Surah
al-‘Alaq ayat 1-5 ini mengandung makna secara filosofis ilmiah yang
mendorong kita merenungkan kandungan maknanya dibalik perintah membeca
diawal ayat tersebut. Antara lain dapat kita pahami sebagai berikut:
Ayat pertama: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Mengandung tiga hal popkok:
- Terdapat perintah membaca (Bacalah!), teks bacaan yang akan dibaca belum ada, berarti membaca itu bukan hanya membaca teks yang tersurat saja, akan tetapi juga yang tersirat tentang rahasia dibalik penciptaan alam semesta, yaitu dengan meneliti dan menyimpulkan, yang juga bagian dari kegiatan membaca.
- Nabi Muhammad SAW diperintahkan membaca dengan menyebut nama Tuhan, pada hal ayat-ayat yang menjelaskan nama Tuhan (Allah) (QS:10:3 dan QS:20:14) belum turun, walaupun ketika ayat ini diturunkan manusia telah tahu bahwa nama Tuhan itu Allah, tapi manusia tidak lagi menyembah AllahSWT. berarti ayat ini mendorong manusia untuk mencari dan mengenal eksistensi Allah dan membuktikan keberadaan Allah itu melalui kemampuan meneliti
- Nama Tuhan yang diperintahklan menyebutnya ketika membaca itu adalah Tuhan yang menciptakan (alam semesta), berati Tuhan itu adalah Khakiq (yang menciptakan) makhluq (yang diciptakan), makhluq yang diciptakan itu kita kenal sekarang adalah seluruh alam semesta ini, baik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia (nyata) maupun yang tidak (gaib).
Dari
ketiga hal pokok tersebut, dua diantaranya mengandung makna gaib
(samar-samar), karena ayat ini ayat yang pertama turun, maka ayat yang
akan dibaca selain ayat ini belum ada,. Tuhan yang namanya diperintahkan
menyebut nama-Nya belum dijelaskan dalam ayat ini, karena ayat yang
menjelasklan nama Tuhan, yaitu Allah SWT., (QS. 10:3, 20:14) yang
turunnya jauh kemudian setelah ayat ini diturunkan.
Walaunpun
Nama Tuhan yang diperintahkan untuk disebut belum dijelaslan dalam ayat
1 surah al-‘alaq ini, akan tetapi salah satu dari sifat Tuhan telah
dijelaskan yaitu al-Khaliq (Yang Maha Menciptakan alam semesta). Sifat
Tuhan ini telah menunjukan sesuatu makna yang kongkrit, yaitu
menciptakan alam semesta. Alam semesta inilah sebagai makrokosmos yang
diperintahkan-Nya kepada Nabi Muhammad SW. dan umatnya untuk dibaca.
Perintah
mebaca dalam ayat pertama itu tidak hanya mengandung pengertian
perintah membaca teks tulisan saja, akan tetapi juga mencakup membaca
yang tersirat dengan melakukan penelitian, sepereti mengamati,
memperhatikan (observasi) mengumpulkan data, menganalisa data hingga
membuat kesimpulan dari yang diamati, kemudian mengungkapkannya baik
secara lisan maupun tulisan, hingga menjadi sebuah ilmu pengetahuan alam
(IPA), seperti matematika, fisika, kimia, biologi dan sebagainya.
Baca juga; Pengertian Interrelasi Islam Dan Ekonomi
Dengan
melakukan penelitian secara menyeluruh universal terhadap alam semesta
melahirkan teori makro ilmu pengetahuan tantang alam semsta yang
diciptakan Tuhan secara makro, maka manusia akan mengenal Tuhannya
(Allah SWT.) melalui jembatan ilmu pengetahuannya: Pikirkanlah tentang
apa saja yang diciptakan Allah SWT. (niscaya engkau akan samapai kepada
mengenal-Nya). Jangan pikirkan tentang zat-Nya, niscaya engkau tidak
akan samapai kepada mengenal-Nya!
Ayat
kedua Dia yang menciptakan manusia dari segumpal darah Mengandung teori
mikro ilmu pengetahuan, karena manusia merupakan mikro dari makrokosmos
alam semsta yang luas ini. Setelah manusia diperintahkan membaca alam
semesta (makrokosmos), pada ayat kedua ini manusia diberitahu, bahwa
Allah SWT. pulalah yang telah menciptakan manusia dari segupal darah,
berarti Manusia juga harus mengenal dirinya dari apa dia diciptakan? dan
siapa yang menciptakannya? Usaha untuk mengenal diri itu, mendorong
menusia untuk memiliki ilmu pengetahuan tentang manusia itu sendiri,
yang melahirkan ilmu pengetahuan tentang manusia, seperti ilmu
kedokteran, ilmu jiwa. ilmu pendidikan, Ilmu hukum, ekonmi dan ilmu
sosial lainnya. Dengan mengenal dirinya sendiri, manusia akan lebih
dekat lagi mengenal Tuhanya, Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia
akan mengenal Tuhannya!
Ayat
ketiga Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha pemurah. Mengandung arti, bahwa
menbaca itu, baik membaca teks yang tersurat, maupun membaca yang
tersirat, dalam arti meneliti, tidak cukup dilakukan satu kali saja,
mestilah dilakukan berulang kali, bahkan terus menerus, karena fenomerna
alam sifatnya relative dan dinamis. Semakin dibaca fenomena alam ini
semakin terbukti ke-Maha Besaran, ke-Maha Kuasaan dan ke–Maha
Pemuharan-Nya Allah SWT. kepada hamba-Nya menusia, yang melahirkan
kesadaran setiap manusia untuk mensyukuri semua nikmat-Nya. Dengan
bersyukur, Allah akan menambah nikmatnya kepada manusia yang bersyukur
itu, sebagaimana firman-Nya dalam QS:14:7), Dan (ingat juga) tatkala
Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu syukuri nikmat yang Kami
berikan kepadamu, pasti akan Kami tambah nikmat Kami kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (kufur) nikmat itu, maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih.
Ayat
keempat Dia Yang mengajarkan kepada manusia (ilmu pengetahuan) dengan
perantaraan kalam (alat tulis). Mengandung arti bahwa hanyalah menusia
diantara makhluk-Nya yang diberi-Nya keterampilan menulis atau mencatat
apa yang diketahui berdasarkan pengalamannya sebagai ilmu. Imu yang
masih berada dalam pengetahuan dan belum ditulis, belum dapat diakui
eksistensinya sebagai suatu ilmu, ilmu itu baru diakui eksistensinya
sebagai suatu disiplin ilmu manakala pengelaman dan pengetahuan itu
telah dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah. Ilmu pengetahuan yang
semata-mata berdasarkan kepada pengalaman dan pengetahuan manusia,
sifatnyan relative (berubah) dan terbatas, karenanya disebut ilmi
insaniah (ilmu manusia). Dengan semata-mata kemampuan ilmu pengetahuan
untuk mebuktikan adanya Tuhan, manusia hanya dapat menyimpulkan bahwa
Tuhan Yang Maha Pencipta itu ada, berdasarkan pengkajian terhadap
makrokosmos dan mikrokosmos alam semesta ciptaan-Nya, akan tetapi
manusia tidak tahu siapa Tuahn itu? atau siapa nama-Nya? Karena yang
berhak memberitahu kepada manusia siapa tuhan itu? dan siapa nama-Nya?
Hanyalah Tuah itu sendiri. Ayat 5 surat al-‘alaq berikutnya menjelaskan
jawaban atas pertanyaan itu.
Ayat
kelima: Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. Mengandung arti bahwa untuk mengatasi keterbatasan ilmu
manusia yang bersifat relative (tidak mutlak), Tuhan mengajarkan secara
langsung ilmu-Nya (al-Qur’an) kepada manusia, yang disebut dengan ilmu
ilahiyah (ilmu Tuhan), agar manusia dapat mengetahui apa-apa yang tidak
sanggup diketahuinya melalui kemampuan ilmiahnya, seperti siapa nama-Nya
(Lihat QS: 3:10 dan QS:20:14), dalam ayat ini diajarkn-Nya kepada
manusia bahwa nama Tuhan itu adalah Allah). Ilmu yang diajarkan Tuhan
itu adalah kalam-Nya (perkataan-Nya) berupa wahyu-Nya seperti kitab
Zabur, taurat, Injil dan al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepada para Nabi
dan Rasul-Nya manusia pilihan-Nya. al-Qur’an adalah ilmu Allah yang
telah disepurnakan-Nya (telah dicukupkan-Nya) dari kitab-kitab
sebelumnya, yang diturunkan-Nya kepada Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir
tiutus-Nya senagai Nabi dan rasul-Nya, yaitu Muhammad Rasulullah SAW.
Rasul Pilihan-Nya inilah yang diberi-Nya otoritas untuk menjelaskan
wahyu (al-Qur’an) itu bagaimana dipraktekna dalam kehidupan yang disebut
dengan al-Hadis .
Berdasakan
analisis kita terhadap ayat al-Qur’an yang pertama diturunkan Allah
SWT, yaitu surat al-‘Alaq ayat 1-5 ini, dapat kita pahami bahwa
al-Qur’an tidak hanya menjelaskan bahwa hubungan Islam dan ilmu
pengetahuan itu mempunyai hubunag yang sangat erat sekali. Akan tetapi
lebih dari itu, yaitu Islam dengan al-Qur’an sebagai kitab sucinya
adalah sebagai sumber inspirasi yang mendorong manusia untuk menggali
dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk membuktikan keberan iman kepada
Allkah SWT dan kebenaran ajaran Islam, sehingga hubungan ilmu
pengetahuan dengan Iman dan Islam semakin jelas terbukti secara ilmiah.
2. Al-Qur’an Sumber Inspirasi Ilmu Pengetahuan
Banyak
ayat-ayat al-Qur’an membicarakan tentang penciptaan alam semesta,
penciptaan langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya, sepperti
penciptaan tumbuhan (nabati), benatang ternak (hewani) dan penciptaan
penciptaan manusia (insani). Dengan demikian dapat dikatakan Al-Qur’an
sebagai sumber inspirasi Ilmu pengetahuan. Pembicaraan tentang
penciptaan makrokosmos dan mikrokosmos itu dalam al-Qur’an hanya memuat
informasi universal yang mendorong manusia melakukan penelitian untuk
mengetahui lebih lanjut dan detail tentang peroses penciptaan dan
kegunaan alam semseta itu diciptana Allah SWT. sehingga manusia dapat
mengambil manfaat dari alam semesta ini untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dalam melaksnakan tugas ke-khalifahannya untuk menyembah Allah
SWT, karena memang apa saja yang diciptakan Allah SWT adfalah untuk
manusia, sebagaimana dalam firman-Nya QS:2:21-22 dan 29.
1. Insprisasi Ilmiah yang muncul dari Nama-nama Surat dalam al-Qur’an
Dilihat
dari nama-nama surat dalam al-Qur’an terdapat 44 dari 116 surat dengan
nama alam dan peristiwa alam, karena pada umumnya ayat-ayat yang
terdapat dalam surat tersebut membicarakan fenomena alam sesuai dengan
arti yang terkandung dalam nama surat tersebut, sebagai berikut: QS:2:
Al-Baqarah (sapi
betina),QS:4:Al-Nisa’(wanita),QS:5:Al-maidah(hadangan/makanan), QS:7:
Al-A’raf (Tempat tertinggi), QS:13: Al-Ra’du (gurun), QS:16: Al-Nahl
(lebah), QS:18: Al-Kahfi (gua), QS:24: Al-Nur (cahaya), QS:27: Al-Naml
(semut), QS:29: Al-‘Angkabut (laba-laba), QS:43: Al-Zukhruf (perhiasan),
QS:43: Al-Dukhan (kabut), QS:45: Al-Jatsiyah (bukit-bukit pasir),
QS:51: Al-Zilzalah (angina yang menerbangkan), QS:52: Al-Thur (bukit),
QS:53: Al-Najm (bintang), QS:54: Al-Qamar (bulan), QS:56 Al-Waqi’ah
(hari kiamat), QS:57: Al-Hadid (besi), QS:68: Al-Qalam (pena/alat
tulis), QS:72: Al-Jin (Jin), QS:75: Al-Qiyamah (hari kiamat), QS:76:
Al-Insan (manusia), QS:77: Al-Mursalat (malaikat yang diutus), QS:79:
Al-Nazi’at (malaikat-malaikat yang mencabut), QS:81: Al-Takwin (yang
menggulung), QS:82: Al-Infithar (yang terbelah), QS:84: Al-Insyiqaq
(yang terbelah), QS:85: Al-Buruj (gugus bintang), QS:89: Al-Fajr
(fajar), QS:90: Al-Balad (negeri), QS:91: Al-Syams (matahari), QS:92:
Al-Lail (malam)QS:92: Al-Dhuha (Waktu dhuha), QS:95: Al-Tin (buah tin),
QS:96: Al-‘Alaq (segumpal darah), QS:99: Al-Zilzalah (kegoncangan),
QS:100: Al-‘Adiyat (kuda perang yang berlari kencang), QS:101:
Al-Qari’ah (hari kiamat), QS:103: Al-‘Ashr (masa), QS:105: Al-Fil
(gajah), QS:111: Al-Lahb (gejolah api), QS:115: Al-Falaq (subuh),
QS:116: Al-Nas (manusia)
2. Inspirasi Ilmiah yang timbul dari Ayat-ayat al-Qur’an
Allah
SWT. menjelaskan tentang keberadaan-Nya sebagai Khaliq (Yang Maha
Mencipta) dalam ayat-ayat al-Qur’an sering mengajak manusia agar
memperhatikan, memikirkan dan merenungkan tentang penciptaan langit dan
bumi, dan fenomena gejala alam, sehingga menusia dapat mengakui
keberadaan Allah SWT. itu secara logis (rasional), bukan secara dogmatis
(irrasional). Diantara ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan hal
tersebut adalah: QS:2:29, 228, QS:4:1, QS:5:18, QS:6:1, 73, 101,
QS:7:54, 185, QS:9:36, QS:10:3, 5-6, QS:11:7, QS:14:19, 32, QS:16:3-4,
48, 81, QS:17:99, QS:20:4, QS:21:33, QS:23:91, QS:24:45, QS:25:3, 54,
59, QS:26:66, QS:27:60, QS:29:44, 61, QS:30:8, 21, QS:31:10-11, 25,
QS:32:4, QS:36:36, 81, QS:39:5, 38, QS:41:9, QS:43:9, 12, QS: 45:22,
QS:46:33, QS:53:45, QS:55:3, 14 -15, QS:57:4, QS:64:3, QS:65:12,
QS:67:2-3, 14, QS:71:15, QS:75:38, QS:768:2, QS:92:2, QS:96:1-2,
QS:113:2.
baca juga; PENGERTIAN FILSAFAT PERENNIAL DAN ISLAM
baca juga; PENGERTIAN FILSAFAT PERENNIAL DAN ISLAM
3. Al-Qur’an Sumber Inspirasi untuk Menemukan Ilmu Yang ‘amaliyah dan Amal yang Ilmiyah
Sering
pula Allah SWT. mengungkapkan dalam al-Qur’an tentang bukti-bukti
keberadaan-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Mencipta, agar manusia
merenungkan, meneliti mengambil manfaat dari hasil penelitian itu untuk
meningkatkan kualitas ilmu manusia menjadi ilmu yang amaliyah (shaleh)
dan amal menjadi amal shaleh yang ilmiyah, antara lain dijelaskan dalam:
QS:2:73, 187, 221, 242, QS:3:103, 164, QS:5:89, QS:6:61, 63, 118,
QS:7:37, QS:8:2, QS:9:65, QS:10:18, QS:11:1, QS:22:52, QS:24:59,
QS:27:93, QS:30:21-25, 46, QS:31:31, QS:38:29, QS:40:13, 81, QS:41:3,
37, 39, 44, QS:41:29, 32QS:45:6, :QS:62:2.
DAFTAR PUSTAKA
- Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya
- Amin Rais, Al-Islam dan IPTEK, Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ Jakarta, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998.
- M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 1998
- Izharman, BPKM Pendidikan Agama Islam, 2004
0 komentar:
Posting Komentar