EKSISTENSI ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM

Posted By frf on Kamis, 23 Februari 2017 | 13.10.00

EKSISTENSI ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
1. Hubungan Ilmu Pegetahaun dengan Iman dalam Islam
Hubungan ilmu pengetahuan dengan iman dan Islam dalam mIslam sangan kental, hal ini dapat kita lihat pada kandungan ayat al-Qura’an pertama diturunkan Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung informasi tentang ilmu pengetahuan, bahkan mendorong manusia agar berusaha memiliki ilmu pengethuan dengan printah membaca sebagai kata awal dari ayat yang pertama diturunkan itu, yaitu ayat 1-5 dari surat al-‘Alaq (QS:96:1-5).

Karena ayat ini merupakan ayat yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW., tentu belum ada teks ayat yang diturunkan sebelumnya kepada Nabi Muhammad SAW.,sehingga ayat ini memerlukan kajian mendalam secara filosofis ilmiah. Awalnya ayat ini diturunkan Allah SWT. melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, hanya satu kata saja, yaitu Iqra’? (Bacalah?). Mendengar perintah ini Nabi Muhammad SAW bertanya kepada malaikat Jibril. Apa yang mesti saya abaca? Jibril mengulangi perintah Iqra’ (Bacalah?) itu samapai tiga kali, setiap diulangi oleh Jibril dijawab oleh Nabi Muhammad SAW dengan jawaban yang sama Apa yang mesti saya abaca? Setelah pertanyaan ketiga Apa yang mesti saya abaca? dari Nabi Muhammad SAW kepada Malaikat jibril, baru kemudian Malaikat Jibril menyampaikan ayat 1-5 surah al-‘Alaq secara lengkap kepada Nabi Muhammad SAW.: 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. 

Surah al-‘Alaq ayat 1-5 ini mengandung makna secara filosofis ilmiah yang mendorong kita merenungkan kandungan maknanya dibalik perintah membeca diawal ayat tersebut. Antara lain dapat kita pahami sebagai berikut:

Ayat pertama: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Mengandung tiga hal popkok: 
  1. Terdapat perintah membaca (Bacalah!), teks bacaan yang akan dibaca belum ada, berarti membaca itu bukan hanya membaca teks yang tersurat saja, akan tetapi juga yang tersirat tentang rahasia dibalik penciptaan alam semesta, yaitu dengan meneliti dan menyimpulkan, yang juga bagian dari kegiatan membaca.
  2. Nabi Muhammad SAW diperintahkan membaca dengan menyebut nama Tuhan, pada hal ayat-ayat yang menjelaskan nama Tuhan (Allah) (QS:10:3 dan QS:20:14) belum turun, walaupun ketika ayat ini diturunkan manusia telah tahu bahwa nama Tuhan itu Allah, tapi manusia tidak lagi menyembah AllahSWT. berarti ayat ini mendorong manusia untuk mencari dan mengenal eksistensi Allah dan membuktikan keberadaan Allah itu melalui kemampuan meneliti 
  3. Nama Tuhan yang diperintahklan menyebutnya ketika membaca itu adalah Tuhan yang menciptakan (alam semesta), berati Tuhan itu adalah Khakiq (yang menciptakan) makhluq (yang diciptakan), makhluq yang diciptakan itu kita kenal sekarang adalah seluruh alam semesta ini, baik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia (nyata) maupun yang tidak (gaib).
Dari ketiga hal pokok tersebut, dua diantaranya mengandung makna gaib (samar-samar), karena ayat ini ayat yang pertama turun, maka ayat yang akan dibaca selain ayat ini belum ada,. Tuhan yang namanya diperintahkan menyebut nama-Nya belum dijelaskan dalam ayat ini, karena ayat yang menjelasklan nama Tuhan, yaitu Allah SWT., (QS. 10:3, 20:14) yang turunnya jauh kemudian setelah ayat ini diturunkan.

Walaunpun Nama Tuhan yang diperintahkan untuk disebut belum dijelaslan dalam ayat 1 surah al-‘alaq ini, akan tetapi salah satu dari sifat Tuhan telah dijelaskan yaitu al-Khaliq (Yang Maha Menciptakan alam semesta). Sifat Tuhan ini telah menunjukan sesuatu makna yang kongkrit, yaitu menciptakan alam semesta. Alam semesta inilah sebagai makrokosmos yang diperintahkan-Nya kepada Nabi Muhammad SW. dan umatnya untuk dibaca.

Perintah mebaca dalam ayat pertama itu tidak hanya mengandung pengertian perintah membaca teks tulisan saja, akan tetapi juga mencakup membaca yang tersirat dengan melakukan penelitian, sepereti mengamati, memperhatikan (observasi) mengumpulkan data, menganalisa data hingga membuat kesimpulan dari yang diamati, kemudian mengungkapkannya baik secara lisan maupun tulisan, hingga menjadi sebuah ilmu pengetahuan alam (IPA), seperti matematika, fisika, kimia, biologi dan sebagainya.




Dengan melakukan penelitian secara menyeluruh universal terhadap alam semesta melahirkan teori makro ilmu pengetahuan tantang alam semsta yang diciptakan Tuhan secara makro, maka manusia akan mengenal Tuhannya (Allah SWT.) melalui jembatan ilmu pengetahuannya: Pikirkanlah tentang apa saja yang diciptakan Allah SWT. (niscaya engkau akan samapai kepada mengenal-Nya). Jangan pikirkan tentang zat-Nya, niscaya engkau tidak akan samapai kepada mengenal-Nya!

Ayat kedua Dia yang menciptakan manusia dari segumpal darah Mengandung teori mikro ilmu pengetahuan, karena manusia merupakan mikro dari makrokosmos alam semsta yang luas ini. Setelah manusia diperintahkan membaca alam semesta (makrokosmos), pada ayat kedua ini manusia diberitahu, bahwa Allah SWT. pulalah yang telah menciptakan manusia dari segupal darah, berarti Manusia juga harus mengenal dirinya dari apa dia diciptakan? dan siapa yang menciptakannya? Usaha untuk mengenal diri itu, mendorong menusia untuk memiliki ilmu pengetahuan tentang manusia itu sendiri, yang melahirkan ilmu pengetahuan tentang manusia, seperti ilmu kedokteran, ilmu jiwa. ilmu pendidikan, Ilmu hukum, ekonmi dan ilmu sosial lainnya. Dengan mengenal dirinya sendiri, manusia akan lebih dekat lagi mengenal Tuhanya, Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya!

Ayat ketiga Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha pemurah. Mengandung arti, bahwa menbaca itu, baik membaca teks yang tersurat, maupun membaca yang tersirat, dalam arti meneliti, tidak cukup dilakukan satu kali saja, mestilah dilakukan berulang kali, bahkan terus menerus, karena fenomerna alam sifatnya relative dan dinamis. Semakin dibaca fenomena alam ini semakin terbukti ke-Maha Besaran, ke-Maha Kuasaan dan ke–Maha Pemuharan-Nya Allah SWT. kepada hamba-Nya menusia, yang melahirkan kesadaran setiap manusia untuk mensyukuri semua nikmat-Nya. Dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmatnya kepada manusia yang bersyukur itu, sebagaimana firman-Nya dalam QS:14:7), Dan (ingat juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu syukuri nikmat yang Kami berikan kepadamu, pasti akan Kami tambah nikmat Kami kepadamu, dan jika kamu mengingkari (kufur) nikmat itu, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. 

Ayat keempat Dia Yang mengajarkan kepada manusia (ilmu pengetahuan) dengan perantaraan kalam (alat tulis). Mengandung arti bahwa hanyalah menusia diantara makhluk-Nya yang diberi-Nya keterampilan menulis atau mencatat apa yang diketahui berdasarkan pengalamannya sebagai ilmu. Imu yang masih berada dalam pengetahuan dan belum ditulis, belum dapat diakui eksistensinya sebagai suatu ilmu, ilmu itu baru diakui eksistensinya sebagai suatu disiplin ilmu manakala pengelaman dan pengetahuan itu telah dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah. Ilmu pengetahuan yang semata-mata berdasarkan kepada pengalaman dan pengetahuan manusia, sifatnyan relative (berubah) dan terbatas, karenanya disebut ilmi insaniah (ilmu manusia). Dengan semata-mata kemampuan ilmu pengetahuan untuk mebuktikan adanya Tuhan, manusia hanya dapat menyimpulkan bahwa Tuhan Yang Maha Pencipta itu ada, berdasarkan pengkajian terhadap makrokosmos dan mikrokosmos alam semesta ciptaan-Nya, akan tetapi manusia tidak tahu siapa Tuahn itu? atau siapa nama-Nya? Karena yang berhak memberitahu kepada manusia siapa tuhan itu? dan siapa nama-Nya? Hanyalah Tuah itu sendiri. Ayat 5 surat al-‘alaq berikutnya menjelaskan jawaban atas pertanyaan itu.

Ayat kelima: Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Mengandung arti bahwa untuk mengatasi keterbatasan ilmu manusia yang bersifat relative (tidak mutlak), Tuhan mengajarkan secara langsung ilmu-Nya (al-Qur’an) kepada manusia, yang disebut dengan ilmu ilahiyah (ilmu Tuhan), agar manusia dapat mengetahui apa-apa yang tidak sanggup diketahuinya melalui kemampuan ilmiahnya, seperti siapa nama-Nya (Lihat QS: 3:10 dan QS:20:14), dalam ayat ini diajarkn-Nya kepada manusia bahwa nama Tuhan itu adalah Allah). Ilmu yang diajarkan Tuhan itu adalah kalam-Nya (perkataan-Nya) berupa wahyu-Nya seperti kitab Zabur, taurat, Injil dan al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepada para Nabi dan Rasul-Nya manusia pilihan-Nya. al-Qur’an adalah ilmu Allah yang telah disepurnakan-Nya (telah dicukupkan-Nya) dari kitab-kitab sebelumnya, yang diturunkan-Nya kepada Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir tiutus-Nya senagai Nabi dan rasul-Nya, yaitu Muhammad Rasulullah SAW. Rasul Pilihan-Nya inilah yang diberi-Nya otoritas untuk menjelaskan wahyu (al-Qur’an) itu bagaimana dipraktekna dalam kehidupan yang disebut dengan al-Hadis . 

Berdasakan analisis kita terhadap ayat al-Qur’an yang pertama diturunkan Allah SWT, yaitu surat al-‘Alaq ayat 1-5 ini, dapat kita pahami bahwa al-Qur’an tidak hanya menjelaskan bahwa hubungan Islam dan ilmu pengetahuan itu mempunyai hubunag yang sangat erat sekali. Akan tetapi lebih dari itu, yaitu Islam dengan al-Qur’an sebagai kitab sucinya adalah sebagai sumber inspirasi yang mendorong manusia untuk menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk membuktikan keberan iman kepada Allkah SWT dan kebenaran ajaran Islam, sehingga hubungan ilmu pengetahuan dengan Iman dan Islam semakin jelas terbukti secara ilmiah.

2. Al-Qur’an Sumber Inspirasi Ilmu Pengetahuan
Banyak ayat-ayat al-Qur’an membicarakan tentang penciptaan alam semesta, penciptaan langit dan bumi serta apa yang ada di dalamnya, sepperti penciptaan tumbuhan (nabati), benatang ternak (hewani) dan penciptaan penciptaan manusia (insani). Dengan demikian dapat dikatakan Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi Ilmu pengetahuan. Pembicaraan tentang penciptaan makrokosmos dan mikrokosmos itu dalam al-Qur’an hanya memuat informasi universal yang mendorong manusia melakukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut dan detail tentang peroses penciptaan dan kegunaan alam semseta itu diciptana Allah SWT. sehingga manusia dapat mengambil manfaat dari alam semesta ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam melaksnakan tugas ke-khalifahannya untuk menyembah Allah SWT, karena memang apa saja yang diciptakan Allah SWT adfalah untuk manusia, sebagaimana dalam firman-Nya QS:2:21-22 dan 29.

1. Insprisasi Ilmiah yang muncul dari Nama-nama Surat dalam al-Qur’an
Dilihat dari nama-nama surat dalam al-Qur’an terdapat 44 dari 116 surat dengan nama alam dan peristiwa alam, karena pada umumnya ayat-ayat yang terdapat dalam surat tersebut membicarakan fenomena alam sesuai dengan arti yang terkandung dalam nama surat tersebut, sebagai berikut: QS:2: Al-Baqarah (sapi betina),QS:4:Al-Nisa’(wanita),QS:5:Al-maidah(hadangan/makanan), QS:7: Al-A’raf (Tempat tertinggi), QS:13: Al-Ra’du (gurun), QS:16: Al-Nahl (lebah), QS:18: Al-Kahfi (gua), QS:24: Al-Nur (cahaya), QS:27: Al-Naml (semut), QS:29: Al-‘Angkabut (laba-laba), QS:43: Al-Zukhruf (perhiasan), QS:43: Al-Dukhan (kabut), QS:45: Al-Jatsiyah (bukit-bukit pasir), QS:51: Al-Zilzalah (angina yang menerbangkan), QS:52: Al-Thur (bukit), QS:53: Al-Najm (bintang), QS:54: Al-Qamar (bulan), QS:56 Al-Waqi’ah (hari kiamat), QS:57: Al-Hadid (besi), QS:68: Al-Qalam (pena/alat tulis), QS:72: Al-Jin (Jin), QS:75: Al-Qiyamah (hari kiamat), QS:76: Al-Insan (manusia), QS:77: Al-Mursalat (malaikat yang diutus), QS:79: Al-Nazi’at (malaikat-malaikat yang mencabut), QS:81: Al-Takwin (yang menggulung), QS:82: Al-Infithar (yang terbelah), QS:84: Al-Insyiqaq (yang terbelah), QS:85: Al-Buruj (gugus bintang), QS:89: Al-Fajr (fajar), QS:90: Al-Balad (negeri), QS:91: Al-Syams (matahari), QS:92: Al-Lail (malam)QS:92: Al-Dhuha (Waktu dhuha), QS:95: Al-Tin (buah tin), QS:96: Al-‘Alaq (segumpal darah), QS:99: Al-Zilzalah (kegoncangan), QS:100: Al-‘Adiyat (kuda perang yang berlari kencang), QS:101: Al-Qari’ah (hari kiamat), QS:103: Al-‘Ashr (masa), QS:105: Al-Fil (gajah), QS:111: Al-Lahb (gejolah api), QS:115: Al-Falaq (subuh), QS:116: Al-Nas (manusia)

2. Inspirasi Ilmiah yang timbul dari Ayat-ayat al-Qur’an 
Allah SWT. menjelaskan tentang keberadaan-Nya sebagai Khaliq (Yang Maha Mencipta) dalam ayat-ayat al-Qur’an sering mengajak manusia agar memperhatikan, memikirkan dan merenungkan tentang penciptaan langit dan bumi, dan fenomena gejala alam, sehingga menusia dapat mengakui keberadaan Allah SWT. itu secara logis (rasional), bukan secara dogmatis (irrasional). Diantara ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan hal tersebut adalah: QS:2:29, 228, QS:4:1, QS:5:18, QS:6:1, 73, 101, QS:7:54, 185, QS:9:36, QS:10:3, 5-6, QS:11:7, QS:14:19, 32, QS:16:3-4, 48, 81, QS:17:99, QS:20:4, QS:21:33, QS:23:91, QS:24:45, QS:25:3, 54, 59, QS:26:66, QS:27:60, QS:29:44, 61, QS:30:8, 21, QS:31:10-11, 25, QS:32:4, QS:36:36, 81, QS:39:5, 38, QS:41:9, QS:43:9, 12, QS: 45:22, QS:46:33, QS:53:45, QS:55:3, 14 -15, QS:57:4, QS:64:3, QS:65:12, QS:67:2-3, 14, QS:71:15, QS:75:38, QS:768:2, QS:92:2, QS:96:1-2, QS:113:2.

baca juga; PENGERTIAN FILSAFAT PERENNIAL DAN ISLAM

3. Al-Qur’an Sumber Inspirasi untuk Menemukan Ilmu Yang ‘amaliyah dan Amal yang Ilmiyah
Sering pula Allah SWT. mengungkapkan dalam al-Qur’an tentang bukti-bukti keberadaan-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Mencipta, agar manusia merenungkan, meneliti mengambil manfaat dari hasil penelitian itu untuk meningkatkan kualitas ilmu manusia menjadi ilmu yang amaliyah (shaleh) dan amal menjadi amal shaleh yang ilmiyah, antara lain dijelaskan dalam: QS:2:73, 187, 221, 242, QS:3:103, 164, QS:5:89, QS:6:61, 63, 118, QS:7:37, QS:8:2, QS:9:65, QS:10:18, QS:11:1, QS:22:52, QS:24:59, QS:27:93, QS:30:21-25, 46, QS:31:31, QS:38:29, QS:40:13, 81, QS:41:3, 37, 39, 44, QS:41:29, 32QS:45:6, :QS:62:2.

DAFTAR PUSTAKA
  • Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya
  • Amin Rais, Al-Islam dan IPTEK, Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ Jakarta, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998.
  • M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 1998
  • Izharman, BPKM Pendidikan Agama Islam, 2004
Blog, Updated at: 13.10.00

0 komentar:

Posting Komentar