PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KOMUNIKASI MENURUT AHLI

Posted By frf on Selasa, 13 Desember 2016 | 15.20.00

1 Tinjauan Umum Komunikasi
1.1 Pengertian komunikasi
komunikasi menurut James A.F.Stoner yang dikutip oleh A.W. Widjaja, menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses di mana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. ( Widjaja, 1993 : 8 ). Pendapat John R. schemerhorn cs yang dikutip oleh A.W. Widjaja, menyatakan bahwa komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan meneima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka ( Widjaja, 1993 : 8 ). Dari dua pendapat diatas terdapat keterkaitan dalam mendefinisikan komunikasi yaitu proses di mana seseorang memberikan pengertian kepada orang lain dengan cara pemindahan pesan yang dapat berupa simbol-simbol yang dimengerti oleh kedua belah pihak.

1.2 Proses komunikasi
Dalam komunikasi antar pesona dan komunikasi kelompok, nampaknya dapat dengan mudah mengetahui kapan seseorang mulai mengadakan komunikasi. Dalam komunikasi massa lebih sulit lagi. Untuk menentukan secara exact siapakah sourcenya / komunikatornya, pada hakekatnya adalah sulit sekali. Semua ini, sebabnya ialah bahwa komunikasi itu adalah suatu proses. Dan seperti yang sudah diketahui bahwa proses itu adalah suatu gerakan, perubahan yang terus menerus dan susul menyusul. Dan ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Heraclitos : Pantarhei Ouden Mensi ( Palapah, 1983 : 95 ). Semua mengalir tidak ada yang ada atau semuanya berubah, tidak ada yang tidak berubah, yang ada hanyalah adanya perubahan itu.

Semua proses komunikasi ini sudah dikenal, oleh karena itu semua Sarjana menamakannya dengan istilah yang sama. Kecuali dalam satu unsur yaitu : Channel ( Palapah, 1983 : 96 ).

1.3 Tujuan Komunikasi
Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan, antara lain :
  • Supaya yang disampaikan dapat dimengerti. Komunikator harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan.
  • Memahami orang. Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan sendiri.
  • Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain. Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan persuasif bukan memaksa kehendak.
  • Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong.
1.4 Fungsi Komunikasi
  • Menginformasikan
  • Mendidik
  • Menghibur
  • Mempengaruhi
1.5 Teknik Komunikasi

Istilah teknik berasal dari bahasa yunani “technikos” yang berarti keterampilan. Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi :
  • Komunikasi informative
  • Komunikasi persuasive
  • Komunikasi pervasive
  • Komunikasi koersif
  • Komunikasi instruktif
  • Hubungan manusiawi
2 Tinjauan Umum Komunikasi Massa
2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri. 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. 

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, seperti yang disitir Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999), yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people). 

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. 

2.2 Karakteristik komunikasi Massa
  • Komunikator terlembaga
  • Pesan bersifat umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini.

c. Komunikannya anonim dan heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpesona, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan , tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya.

d. Media massa menimbulkan keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

e. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antar pesona, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa yang penting adalah unsur isi.

f. Komunikasi massa bersifat satu arah
Komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapt melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesona. Dengan demikian, komunikasi itu bersifat satu arah.

g. Stimulasi alat indra “terbatas”
Pada komunikasi antar pesona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator, dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

h. Umpan balik tertunda (Delayed)
Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. 

3 Pengertian Radio
Radio, tepatnya radio siaran (broadcasting radio) merupakan salah satu jenis media massa (mass media), yakni sarana atau saluran komunikasi massa (channel of mass communication), seperti halnya surat kabar, majalah atau televisi. Ciri khas utama radio adalah Auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. “Apa yang dilakukan radio adalah memperdengarkan suara manusia untuk mengutarakan sesuatu” (Saturday Review).

Media radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” (the fifth estate) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislative(parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar. Disebut kekuatan kelima karena radio dianggap “adiknya” surat kabar. Yang menjadikan radio sebagai kekuatan kelima antara lain karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri, seperti kekuatan suara, musik, dan efek suara.

3.1 Karakteristik Radio
a. Auditori
Radio adalah “suara”, untuk didengar, karenanya isi siaran bersifat “sepintas lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin “menoleh ke belakang” sebagaimana pembaca koran yang bisa kembali kepada tulisan yang sudah dibaca atau mengulang bacaan.
b. Transmisi
Proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada pendengar melaui pemancar (transmisi).
c. Mengandung gangguan
Seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise factor”.
d. Theatre of mind
Radio mencipta gambar (makes pictures) dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara.
e. Identik dengan musik
Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.

3.2 Keunggulan Radio
  1. Cepat dan langsung, Radio adalah sarana tercepat, lebih cepat dari koran maupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak.
  2. Akrab, Radio adalah, alat yang akrab dengan pemiliknya.
  3. Dekat, Suara penyiar hadir dirumah atau didekat pendengar.
  4. Hangat, Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar.
  5. Sederhana, Tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun pendengar.
  6. Tanpa batas, Siaran radio menembus batas-batas geografis, demografis, SARA (suku, agama,ras,antargolongan), dan kelas sosial.
  7. Murah, Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat televisi, pesawat radio relatif jauh lebih murah.
  8. Bisa mengulang, Radio memiliki kesementaraan alami (transient nature) sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara cepat.
  9. Fleksibel, siaran radio bisa dinimati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktifitas lain.
3.3 Kelemahan radio
  1. Selintas, siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan.
  2. Global, sajian informasi radio bersifat global, tidak detil, karenanya angka-angka pun dibulatkan.
  3. Batasan Waktu. Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas.
  4. Beralur linier, program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat.
  5. Mengandung gangguan, seperti timbul-tenggelam (fading) dan gangguan teknis ‘channel noise factor”.
3.4 Karakteristik Pendengar
  1. Heterogen, massa pendengar terdiri orang-orang yang berbeda usia, ras, suku, agama, strata sosial, latar belakang sosial, politik-budaya dan kepentingan.
  2. Pribadi, Radio is personal, pendengar adalah individu-individu, bukan tim atau organisasi.
  3. Aktif, pendengar radio siaran tidak pasif, tetapi berfikir, dapat melakukan interpretasi, dan menilai apa yang didengarnya.
  4. Selektif, pendengar dapat memilih gelombang, frekuensi, stasiun radio mana saja sesuai selera.
3.5 Cara Kerja Radio
Radio, tepatnya radio siaran (broadcasting radio) merupakan salah satu jenis media massa (mass media), yakni sarana atau saluran komunikasi massa (channel of mass communication), seperti halnya surat kabar, majalah atau televisi. Ciri khas utama radio adalah Auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. “Apa yang dilakukan radio adalah memperdengarkan suara manusia untuk mengutarakan sesuatu” (Saturday Review).

Media radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” (the fifth estate) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislative(parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar. Disebut kekuatan kelima karena radio dianggap “adiknya” surat kabar. Yang menjadikan radio sebagai kekuatan kelima antara lain karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri, seperti kekuatan suara, musik, dan efek suara.

Secara umum, program radio terdiri dari materi-materi pokok sebagai berikut :
  1. Program-program berita : setiap stasiun radio memiliki sendiri ruang beritanya. Mereka memakai sumber-sumber yang sama dengan yang digunakan oleh kalangan media massa pada umumnya. Untuk radio-radio local, pasokan beritanya secara khusus dilayani oleh Independent Radio News (IRN).
  2. Program-program siaran langsung: umumnya, siaran-siaran langsung ini terdiri dari berbagai jenis wawancara dengan para tokoh terkemuka.
  3. Materi program rekaman: jenisnya bervariasi, termasuk wawancara, yang dikemas dahulu oleh stasiun radio itu sebelum disiarkan, serta program-program yang dipasok oleh sumber pihak lain.
  4. Program televisi versi radio: program ini bisa bersifat langsung atau rekaman. Di Inggris, materi ini sering kali disajikan oleh BBC. Versi ini tidak hanya berbeda dari segi penyajian tapi bisa pula berbeda dari segi sudut pandang maupun waktunya.
4. Manajemen Radio Siaran
Radio siaran swasta sebagai suatu “Bussiness Center” harus dapat menghasilkan profit (keuntungsn). Sebagai badan usaha (biasanya berbentuk PT), radio siaran harus memiliki system manajemen dalam menjalankan kegiatannya.

Manajemen adalah sarana untuk pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya manusia. Adapun aktifitas dari manajemen pada umumnya adalah menjalankan fungsi-fungsi planning, organizing, actuating dan controlling.

Pemanfaatan sumber daya manusia dalam manajemen menuntut kejelasan dalam pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab dalam perusahaan. Untuk itu, dalam usaha radio siaran diperlukan pula organisasi yang baik.

Organisasi dalam sebuah perusahaan radio siaran mutlak diperlukan sebagai saran pendukung dari kebijaksanaan penyiar yang telah ditetapkan oleh pimpinan.

4.1 Produksi Radio Siaran
1. Format Station
Format station adalah, suatu susunan elemen-elemen program (musik/informasi), stasiun radio siaran kedalam suatu rangkaian rancangan yang menarik untuk ditujukan kepada target audience yang menjadi sasarannya.
Dengan format station diharapkan suatu radio siaran memiliki kepribadian yang jelas dan berbeda dengan radio lainnya. Perbedaan kepribadian tersebut, akan menjadi daya tarik dalam menarik jumlah pendengar dan meraih pangsa iklan sebanyak-banyaknya.

2. Format Produksi
Format produksi adalah bentuk penyajian suatu acara menurut pola penggarapan atau produksinya. Tekanannya terdapat pada cara memproduksinya, yaitu bagaimana menata unsur-unsur penyajian secara keseluruhan, maka dari itu tidak terarah pada isi materinya. Karena apapun materinya yang dimunculkan, selalu menggunakan format produksi yang sama.

3. Format Program
Format program dapat diartikan sebagai bentuk atau pola penyajian menurut pendekatan isi atau materi acara. Misalnya bagaimana suatu materi sebaiknya disajikan, apakah dalam bentuk majalah udara, feature, dokumenter, talk show, debat dan lain sebagainya.

4. Gaya Siaran (Radio Style)
Gaya siaran adalah ketentuan-ketentuan mengenai bentuk dan susunan kalimat yang telah dipilih untuk siaran, berupa daftar kata-kata yang boleh atau tidak boleh digunakan dalam siaran. Biasanya berupa kata-kata sinonim yang lebih ringan diucapkan dan jelas ditangkap oleh pendengar. Disusun menjadi daftar kata-kata untuk menjadi pegangan penyiar.

4.2 Pengertian Jurnalistik Radio
Jurnalistik adalah kegiatan dalam mencar, mengumpulkan, menyeleksi dan mengolah informasi yang mengandung nilai berita dan menyebarluaskannya kepada khalayak melalui media massa. Dalam jurnalistik radio, media massa yang dimaksud adalah radio. Pada prakteknya kegiatan jurnalistik radio sama dengan jurnalistik pada umumnya.
Kaidah-kaidah yang berlaku dalam jurnalistik yaitu “
Faktual (berdasarkan fakta) 
  • Jujur 
  • Jelas 
  • Akurat 
  • Objektif 
  • Adil (tidak memihak) 
Fungsi utama dari kegiatan jurnalistik adalah: 
  • Menginformasikan secara faktual 
  • Menjelaskan, kasus posisi (untuk menghilangkan ketidakpastian) 
Bentuk dasar jurnalistik : 
  • Berita 
  • Laporan 
  • Komentar 
Sifat dari jurnalistik dapat berupa : 
  • Fakta (sesuai apa adanya) 
  • Opini (pendapat yang dilandasi selera pribadi) 
  • Interpretasi (pendapat yang dilandasi dari sudut pandang/ visi/ teori/ konsep tertentu. 
4.3 Pengertian Penyiaran Berdasarkan UU Penyiaran : 
Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerimaan siaran. 
Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui saran pemancaran dan atau saranan transmisi di darat, di laut, atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. 
Penyiaran radio adalah, media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. 
( Hadi, 2003 : 4-5 ).

4.4 Lembaga Penyiaran Publik Berdasarkan UU Penyiaran : 
  • Lembaga penyiaran publik sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (a) UU Penyiaran adalah, lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum, yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan bagi kepentingan masyarakat. 
  • Lembaga penyiaran publik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas Radio Republik Indonesia dan Televisi Republik Indonesia yang stasiun pusat penyiarannya berada di ibukota Negara Republik Indonesia. 
  • Di daerah provinsi, kabupaten, atau kota dapat didirikan Lembaga Penyiaran Publik Lokal. 
  • Dewan pengawas dan dewan direksi Lembaga Penyiaran Publik dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 
  • Dewan pengawas ditetapkan oleh Presiden bagi Radio Republik Indonesia dan Televisi Republik indonesia atas usul Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; atau oleh Gubernur, Bupati, atau Walikota bagi Lembaga Penyiaran Publik Lokal atas usulan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, setelah melalui uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka atas masukan dai pemerintah dan atau masyarakat. 
  • Jumlah anggota dewan pengawas bagi RRI dan TVRI sebanyak 5 (lima) orang dan pengawas bagi Lembaga Penyiaran Publik Lokal sebanyak 3 (tiga) orang. 
  • Dewan direksi diangkat dan ditetapkan oleh dewan pengawas. 
  • Dewan pengawas dan dewan direksi Lembaga Penyiaran Publik mempunyai masa kerja 5 )lima) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa kerja berikutnya. 
  • Lembaga Penyiaran publik di tingkat pusat diawasi oleh DPRRI dan Lembaga Penyiaran Publik ditingkat daerah diawasi oleh DPRD. 
  • Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga Penyiaran Publik disusun oleh KPI bersama Pemerintah. 
(Hadi, 2003 : 14 – 15) 

5. Faktor – faktor yang menunjang Efektifitas Radio Siaran
Radio diberi julukan “The Fifthestate” (kekuatan kelima), karena kekuatannya dalam mempengaruhi khalayak. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor yaitu :
- Daya Langsung
Untuk mencapai sasarannya, yakni pendengar, isi program yang disampaikan tidaklah mengalami proses yang komplek. Untuk menyampaikan suatu pesan melalui media massa lain selain radio, kemungkinan akan mengalami proses yang sama, tetapi dengan media radio dalam setiap gagasanpropaganda dapat dengan mudah ditulis diatas kertas, dan tinggal membacakannya didepan corong radio, dan pelaksanaanya berlangsung dengan mudah.
- Daya Tembus
Faktor kedua yang menyebabkan radio siaran memiliki kekuatan kelima adalah daya tembus radio siaran, dalam arti kata tidak mengenal jarak dan rintangan. Selain waktu, ruangpun bagi radio siaran tidak merupakan masalah. 
- Daya Tarik
Daya tarik ini disebabkan karena sifatnya yang serba hidup, berkat adanya tiga unsur pada radio siaran yaitu : 
Musik, tulang punggung radio adalah musik. Musik dimaksudkan untuk menciptakan suasana. Dapat membangkitkan emosi dan partisipasi pendengar. 
Kata-kata, kata-kata yang berupa ucapan-ucapan, penuturan, uraian, cerita, dan sebagainya. Penggunaan kata-kata oleh seorang penyiar haruslah disusu sedemikian rupa agar pendengar dapat memperoleh kejelasan mengenai informasi yang sedang disampaikan. 
Efek suara, pemberian efek suara merupakan salah satu daya tarik radio siaran, sehingga sebuah siaran akan menjadi menarik dan lebih hidup. 

5.1 Kecakapan Penyiar
Ada beberapa kecakapan yang harus dimiliki seorang penyiar (Announcer Skill). Keahlian utama yang mutlak dimiliki seorang penyiar ada tiga :
1. Berbicara
Pekerjaan penyiar adalah berbicara, mengeluarkan suara, atau melakukan komunikasi secara lisan. Karenanya, ia harus “lancar bicar” dengan kualitas vokal yang baik seperti pengaturan suara, pengendalian irama, tempo, artikulasi, dan sebagainya.
2. Membaca
Dalam hal ini kemampuan Spoken Reading, yakni membaca naskah siaran namun terdengar seperti bertutur atau tidak membaca naskah.
3. Menulis
Yaitu, menulis naskah siaran. Seringkali penyiar harus menyiapkan naskah siaran sendiri. Karenanya, ia harus memiliki kemampuan menulis naskah.

5.2 Wawancara Studio
Jika reporter atau penyiar melakukan wawancara di studio secara live atau on air, maka setting wawancara harus dilakukan sedemikian rupa sehingga menarik bagi pendengar. Setting itu meliputi bagian pembuka (intro), wawancara itu sendiri, dan penutup (ending). Pastikan semua yang diperlukan tersedia dan berfungsi seperti : mikrofon, handphone, alat rekam, pensil dan kertas kosong untuk mencatat dan sebagainya.

Penyiar juga harus mempersiapkan kondisi narasumbernya. Buatlah ia rileks dan merasa nyaman, tanyakan apa yang ia perlukan dan penuhi. Jelaskan kepada nara sumber :
  • Topik wawancara dan poin-poin utama yang akan menjadi sentral pembicaraan tapi jangn tunjukkan daftar pertanyaan karena nanti jawabannya tidak spontan.
  • Apakah melibatkan pendengar secara langsung via telepon.
  • Apakah ada narasumber lain yang akan diwawancara pada saat yang sama.
  • Berapa lama wawancara akan berlangsung.
6. Efektifitas Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah, komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya ( orang–orang yang sedang berkomunikasi ). Dalam pergaulan hidup manusia dimana masing-masing individu, satu sama lain beraneka ragam itu terjadi interaksi, saling mempengaruhi demi kepentingan dan keuntungan pribadi masing-masing.

Terjadilah saling mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk percakapan atau melakukan komunikasi. Hakikat komunikasi adalah, “ proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya “. ( Effendy, 1983 : 28 ).

Komunikasi bukan sekedar tukar menukar pikiran serta pendapat saja, akan tetapi kegiatan yang dilakukan untuk berusaha mengubah pendapat dan tingkah laku orang lain.

Carl I Hovland mengatakan bahwa, “ komunikasi adalah proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain “. ( Hovland dalam Widjaja, 1988 : 26 ).

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy ( 2001 : 9 ) dalam bukunya, “ Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, menyatakan bahwa : 

Komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yakni orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.

Jadi dengan demikian komunikasi itu adalah persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu maka orang harus mempengaruhi orang lain dahulu, sebelum orang lain itu berpendapat, bersikap dan bertingkah laku.

Schramm dalam bukunya Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “ Field Of Experience “ atau bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting untuk terjadinya komunikasi “. ( Effendy, 1933 : 31 ). Apabila bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan maka komunikasi akan berjalan lancar. Sebaliknya, jika pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator, maka akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lainnya. Dengan kata lain perkataan situasi menjadi tidak komunikatif, atau dengan rumusan lain menjadi miscommunication ( miskomunikasi ).

7.  Pendekatan Teori Uses And Gratification
Salah satu bentuk teori komunikasi massa adalah teori Uses and Gratification, yang pertama kali dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G Blummer dan Michael Gurevitch. Model komunikasi ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak, melainkan pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. ( Effendy, 1993 : 289 ).

Model ini memfokuskan pada apa yang akan dilakukan khalayak terhadap keberadaan media untuk suatu kegunaan dan kepuasan tertentu. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.

Khalayak disisi dianggap secara aktif memanfaatkan media sebagai saran informasi, hiburan, penerangan, dan pendidikan baik untuk dirinya maupun kelompoknyaa pada suatu jenis dan tingkat kepuasaan tertentu. Denga pengertian lain bahwa model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak.

Pengertian khalayak itu sendiri dilihat dari segi komunikasi adalah :
“ Setiap audience yang dihadapkan kepada kegiatan komunikasi selama jangka waktu singkat dan meliputi sejumlah orang besar sehingga komunikator tidak dapat berinteraksi dengan mereka “. 
( Sastroputro, 1987 : 39 ). 

Khalayak yang dituju relatif besar, heterogen, dan anonim.Dalam arti keberadaannya terpencar satu sama lain, tidak saling mengenal dan tidak terjadi kontak pribadi. Selain itu juga masing-masing berbeda dalam hal jenis kelamin, usia , latar belakang, pendidikan, status sosial dan sebagainya.

Jika kita berbicara kepuasan yang diperoleh dari menggunakan media, maka ada sedikit kutipan menarik mengenai kepuasan khalayak terhadap media massa yang terdapat dalam buku Psikologi komunikasi yang diungkapkan oleh Jalaludin Rakhmat, yaitu :

“ Melihat begitu banyak orang yang setia membaca surat kabar, menonton televisi atau membaca novel, bahwa secara psikologis kita dapat menyimpulkan bahwa orang memperoleh kepuasan dalam menggunakan media, betapapun kecilnya pemuasan yang dapat dilakukan media…Menurut teri behavioralisme “ Law Of Effect “ perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi artinya, kita tidak akan menggunakan media massa bila media massa tidak memberikan kepuasan pada keputusan kita “. 
( Rakhmat, 1989 : 200 )

Pada penelitian ini penulis menggunakan model Uses and Gratification, mengingat pemusatan perhatian pada kegunaan isi media untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan. Tingkah laku audience secara garis besar dianggap sebagai kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan individu. Yang perlu ditegasukan adalah bahwa model ini merupakan model mengenai proses penerimaan saja yang tidak mencakup keseluruhan dalam proses komunikasi. 
Blog, Updated at: 15.20.00

0 komentar:

Posting Komentar