Perkembangan dan kombinasi Gerak Dasar Anak usia dini

Posted By frf on Kamis, 03 November 2016 | 09.12.00

“Perkembangan dan kombinasi Gerak Dasar Anak usia dini”
A. Perkembangan Gerak Anak
Perkembangan gerak anak usia dini/TK. dipengaruhi oleh perkembangan gerak yang terjadi pada masa bayi. Pada akhir masa bayi seorang anak mulai dapat berjalan memegang suatu objek dan memainkannya secara sederhana. Hingga berkembang seiring dengan bertambahnya usia, merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan kemampuan gerak yang sederhana tersebut, telah memungkinkan bagi anak untuk melakukan aktivitas fisik yang menuntut kemampuan menjelajahi ruang yang lebih luas. Gerakan anak seperti berpindah tempat satu ketempat yang lain, dapat menangkap dan memainkan suatu objek serta bermain-main dengan teman sebaya adalah kesempatan melakukan aktivitas yang sangat menentukan perkembangan pola gerak selanjutnya.

Gerakan-gerakan dasar merupakan gerak pengulangan yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan serta menjadikannya sebagai dasar dari pengalaman dan lingkungan mereka. 

Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan: 
  1. Proses pengembangan syaraf dan otot yang juga dipengaruhi oleh keturunan; 
  2. Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya; 
  3. Pengalaman gerak saat ini; 
  4. Gerak yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu. 
Pada anak usia TK, perkembangan gerak yang terjadi adalah berupa peningkatan kualitas pola gerak yang telah dikuasai pada masa bayi, serta peningkatan variasi berbagai macam pola gerak dasar. Kemampuan berjalan dan memegang akan semakin baik dan dapat dilakukan dengan berbagai macam variasi gerakan.

Peningkatan kemampuan gerak terjadi seiring dengan meningkatnya kemampuan koordionasi mata, tangan dan kaki, dan akan lebih optiimal apabila anak memiliki kesempatan cukup besar untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk-bentuk gerakan yang melibatkan keseluruhan bagian aaggota-anggota tubuh itu

Sebelum usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengendalikan gerakan yang kasar. Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang dapat digunakan untuk berjalan, berlari dan melompat. Setelah pada usia sekolah dasar, terjadi perkembangan signifikan dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik dan melibatkan kelompok otot yang lebih kecil yang digunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan menggunakan alat.

Dalam mempelajari motorik dan jasmani, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. 
1. Kesiapan Belajar 
Jika pembelajaran itu dikaitkan dengan kesiapan belajar maka hal yang dipelajari dalam waktu dan usaha tertentu yang sama maka anak yang sudah siap akan lebih unggul dari pada anak yang belum siap untuk belajar. 

2. Kesempatan Belajar 
Banyak siswa yang tidak memiliki kesempatan mempelajari motorik karena hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau karena orang tua takut anaknya mengalami kecelakaan ketika belajar atau bermain. 

3. Kesempatan Berpraktik/Latihan 
Anak harus diberi waktu melakukan praktik atau latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu gerakan. Meskipun demikian, kualitas praktik atau latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya. 

4. Model yang Baik 
Pada saat mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu gerakan dengan baik maka siswa harus memperoleh contoh yang baik pula. 

5. Bimbingan 
Untuk dapat meniru suatu model dengan benar, siswa membutuhkan bimbingan yang mengarah kepada perbaikan suatu kesalahan. Gerakan yang salah, namun sudah terlanjur dipelajari dengan baik mengakibatkan perbaikan ke arah yang lebih baik akan sulit dilakukan. 

6. Motivasi 
Sumber motivasi anak adalah kepuasan pribadi yang diperoleh dari kegiatan belajar, kemandirian, gengsi yang diperoleh dari kelompok sebayanya dan kompensasi terhadap perasaan kurang mampu dalam bidang lain khususnya dalam tugas sekolah. Oleh karena itu, motivasi belajar penting untuk mempertahankan dan meningkatkan minat dan ketertinggalan selama anak belajar.[9] 

B. Ragam Gerakan Dasar.
  1. Berbaring. Anak-anak TK perlu diperkenalkan dengan ragam sikap berbaring, adapun variasi gerakannya dapat berupa berbaring telentang, berbaring telungkup, berbaring miring ke kanan/kiri.
  2. Berjalan, adalah suatu dilakukan gerakan melangkah ke segala arah yang tidak mengenal usia, namun gerakan yang tidak diperhatikan pada masa usia dini dikhawatirkan akan terjadi kalainan dalam berjalan dikemudian hari, oleh karenanya aktivitas ini perlu disosialisasikan sejak kecil dengan cara bermain, baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Pada pertumbuhan gerak selanjutnya terjadi perubahan proporsi bagian-bagian tubuh dimana kaki dan tangan semakin seimbang, yang akan memungkinkan anak melakukan gerakan yang lebih terampil dan gesit dan lambat laun anak akan mampu melakukan gerak berjalan dengan lebih lancer dan bergerak lebih cepat.
Berjalan dapat diartikan sebagai perpindahan berat badan dari satu kaki ke kaki yang lain dengan salah satu kaki tetap kontak dengan tempat bertumpunya sepanjang kegiatan itu berlangsung. Masing-masing tungkai akan bergerak bergantian antara fase bertumpu dan fase mengayun. Tumit akan menyentuh lantai terlebih dahulu pada saat tungkai belakang mendorong, perpindahan berat badan ke tungkai depan. Badan dicondongkan ke depan setelah kaki depan menyentuh lantai.[10]

Perkembangan kemampuan gerak berjalan berhubungan dengan peningkatan kekuatan kaki, keseimbangan dan koordinasi bagian tubuh yang mendukung mekanisme keseimbangan. Kekuatan kaki diperlukan untuk mendukug beban berat tubuh, dan keseimbangan diperlukan untuk menjaga agar tubuh tidak roboh, untuk menjaga keseimbangan pada saat memindahkan titik berat badan ke kaki depan yang malangkah, maka koordinasi anntara kaki dengan anggota tubuh bagian atas, terutama tangan sangat diperlukan. Kesemua aspek tersebut sangat menunjang kemampuan anak dalam melakukan berbagai variasi gerakan berjalan.

Upaya yang dapat dilakukan pada anak agar mereka memiliki tingkat kebugaran yang teinggi yang salah satu yang penting adalah dengan jalan atau gerakan-rmelakukan gerakan-gerakan jalan sebagai berikut;:
a. Jalan cepat, adalah gerak melangkah ke depan sedemikian rupa tanpa terputus hubungan dengan tanah, artinya, setiap kali melangkah kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah. Secara teknis, dapat memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
  1. Togok. Pada waktu bergerak maju ada kecenderungan untuk lebih condong badannya ke depan atau ke belakang.oleh karenanya perlu mempertahankan badan seedemikian rupa sehingga tegak. Pundang tidak terangkat pada waktu lengan mengayun karena jika ini dilakukan, akan cepat melelahkan anggota badan bagian atas.
  2. Kepala, saat berjalan menatap ke depan dan boleh bergerak tanpa mengganggu lajunya gerak jalan tersebut
  3. Waktu melangkah, kaki lurus ke depan dan pada saat bertumpu, tumit harus menyentuh tanah terlebih dahulu dan terus bergerak kearah depan secara teratur. 
  4. Lengan dan bahu, bergerk mengayun dari muka ke belakang dan sikut ditekuk tidak kurang dari 90. Kondisi ini harus dipertahankan dan ditambah dengan mengayunkannya dengan rilek tanpa mengganggu keseimbangan
b. Jalan serempak adalah suatu gerakan jalan berbaris yang dilakukan secara berkelompok/beregu yang dapat diberi bebeapa variasi gerakan seperti; jalan tegap, langkah silang dll.
c. Jalan ditempat, digunakan untuk memberi rangsangan kepada anak agar ia mau mtelakukan gerakan mengangkat lutut.
d. Jalan mundur, bermanfaat memberikan rangsangan untuk keseimbangan, melatih feeling terhadap suatu kondisi, menjaga kewaspadaan diri terhadap lingkungan sekitar serta menambah rasa percaya diri bagi pertumbuhan mental anak.
e. Jalan menyamping. Dapat dilakukan dengan berbagai variasi, dengan maupun tanpa alat, bertujuan untuk memupuk rasa percaya diri serta meningkatkan kematangan bergerak dalam berbagai bentuk aktivitas anak.
f. jalan silang; maju ke depan dan jalan silang menyamping. Jalan silang ini memberikan kualitas atau tekanan pada kaki, khususnya pada persendian pinggul, lutut serta persendian pada pergelangan kaki. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan bermain, secara kelompok/individu.
g. Jalan jinjit. Merupakan kontraksi dari otot kaki dengan bertumpu pada ujung kaki/telapak kaki depan didukung dengan keluasan dari persendian pergelangan kaki.

h. Berdasarkan waktu: 
  • dari lambat ke cepat
  • dengan langkah kedu
  • Digabung dengan irama musik atau ketukan berirama
  • Bergerak dengan lembut
i. Variasi gerak tambahan
  • Berjalan berdasarkan kreasi anak
  • Berjalan seperti binatang
  • Berjalan dalam barisan berdua, beartiga, berempat, (beriring, berdampingan dls)
  • Berjalan dengan gembira atau sedih
  • Berjalan melalui rintangan ke depan atau belakang
  • Berjalan sambil berputar, memutar anggota tubuh, membungkuk dsb.
Masalah-masalah yang timbuh pada saat berjalan adalah sebagai berikut:
  • Mengayun bagian sisi yang sama (kaki kiri dengan tangan kiri dan sebaliknya)
  • Gagal melakukan tekukan pergelangan kaki, lutut maupun persendian pinggul yang dapat mengakibatkan gerakan menjadi memantul atau seperti robot
  • Postur tubuh yang tidak benar yang ditandai dengan mengangkat kepala dan tubuh bagian atas ke depan, bahu membungkuk (bungkuk udang) serta pinggul yang diangkat (kepala dan tubuh bagian atas harus tegak)
  • Gerakan tumit tersendat (terdorong ke atas dan ke bawah dari bagian ujung jari)
3. Berlari
Berlari merupakan kelanjutan gerak dari berjalan dan memiliki ciri khusus pada fase melayang di udara (tidak bertumpu) dari salah satu kaki. Pada saat tanpa tumpuan, gerakan akan menjadi kurang seimbang dibandingkan dengan berjalan maka pada berlari sangat diperlukan upaya control tubuh yang lebih besar. Jogging merupakan istilah yang lebih popular bila dibandingkan dengan berlari, umumnya lebih lambat, lebih memantul, serta langkah lebih pendek.

Pada usia 5 tahun, umumnya anak sudah mampu menunjukkan gaya berlari yang sudah baik. Mereka juga mampu menampilkan kemampuan berlarinya dengan mengubah arah dari garis lurus atau dengan cara jogging (menggerakkan sebagian anggota tubuh)

Anak usia 4 – 8 tahun menurut Sayuti Sahara (2003) telah mampu menunjukkan gaya berlari yang dapat dikelompokkan ke dalam tahap dasar dan tahap matang. 2 tahap dalam penguasaan gaya berlari adalah:
  • Tahap dasar atau elementer. Pada tahap ini gaya sudah dapat diamati, tetapi fase layanan yang masih terbatas. Walaupun demikian, gerakan lengan sudah dapat mencapai jarak vertical yag mencukupi tetapi gerakan horizontalnya masih terbatas. Pelurusan tungkai tumpu masih belum tepat pada saat take off. Bagaimanapun juga kaki belakang sudah memiliki ketinggian yang cukup setelah melewati garis tengah sebelum diayun ke posisi kontak dengan lantai depan.
  • Tahap matang. Pada tahap ini, kedua lengan sudah dibengkokkan pada sikunya pada sudut yang agak tepat, dan diayun secara vertical pada garis membusur yang cukup lebar berlawanan dengan gerakan kaki. Lutut kaki yang lain diangkat tinggi dan diayun dengan cepat ke depan, sedangkan tungkai tumpu sedikit agak dibengkokkan pada saat kontak dengan lantai, kemudian diluruskan dengan cepat mulai dari pinggul, Lutut dan pergelangan kaki. Panjang serta lamanya langkah fase melayang sudah maksimum. Akan ada sedikit putaran dari lutut atau kaki belakang pada saat kecepatan langkahnya ditingkatkan.
Pencapaian perkembangan gerak berlari pada anak kecil adalah sebagai berikut:
  • Pada usia 2-3 tahun anak mulai mampu berlari agak lancar, tetapi kemampuan mengontrol untuk berhenti dan berputar dengan cepat masih belum baik
  • Pada usia 4-5 tahun, kemampuan control untuk mengawali gerakan, berhenti, berputar dengan cepat semakin meningkat menjadi lebih baik
  • Pada usia 5-6 tahun, keterampilan motorik berlari pada umumnya sudah dikuasai oleh anak sehingga ia mampu menggunakan keterampilan berlari secara efektif di dalam aktivitas bermain.
Variasi gerakan yang bisa dikembangkan diantaranya:
  • Berlari seperti menirukan gerak binatang
  • Bepura-pura lari di atas pasir atau rawa
  • Berlari membentuk angka, huruf ataupun gambar tertentu
  • Berlari dengan tanda-tanda stop, maju dan lain-lain
  • Berlari dengan teman berdampingan
  • Berpura-pura berlari melawan angin badai
  • Berlari dengan menyentuh lantai
  • Kombinasikan berlari dengan bentuk gerakan lokomosi lainnya 
  • Lari beranting
  • Berlari sambil melempar, menangkap objek
Pendapat lain : variasi pengembangan pembelajaran gerak lari dapat dilakukan sebagai berikut:
  • Lari dengan rintangan
  • Latihan reaksi dengan berlari dari sikap awal yang berbeda, misalnya; duduk selonjor, jongkok, telentang dll. Kemudian diperintahkan kepada anak untuk lari 25 meter atau sesuai kemampuan, atau dengan variasi memindahkan balok atau batu dari satu tempat ke tempat yang lain.
  • Dikejar 
  • Mengejar
4. Meloncat dan mendarat
adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh/tinggi dengan ancang-ancang dari cepat atau lambat dengan menumpu dua kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Program pengembangan kemampua jasmani melalui bentuk-bentuk gerakan dasar melompat pada anak usia TK adalah untuk memberikan pengalaman bagaimana cara jatuh atau mendarat dengan benar. Disamping itu juga, untuk menanamkan keberanian pada anak.

Adapun variasi gerakan yang dapat dilaksanakan untuk anak usia TK adalah:
  • Loncatan dengan menggunakan tali yang diletakkan di atas tanah dengan menyerupai huruf tertentu
  • Loncatan dengan tali lurus
  • Loncatan dengan menggunakan simpai
  • Loncatan melalui/melewati balok-balok
5. Meniti/memanjat. Memanjat merupakan gerakan yang dilakukan ke atas maupun ke bawah dengan menggunakan tangan dan kaki, dengan badan bagian atas dan lengan sebagai control paling utama. Gerakan ini merupakan kelanjutan dari merangkak yang umumnya dilakukan sebelum si anak dapat berjalan, khususnya bila tersedia sarana untuk melakukan kegiatan tersebut.

Setelah si anak belajar bergerak ke posisi tegak, selanjutnya ia akan mencoba untuk menaiki atau menuruni tangga atau jenjang. Kegiatan penitian banyak tergantung dari kondisi yang tersedia, seperti tangga, jarring, tali yang semuanya dapat digunakan bagi kegiatan anak-anak.

Diawal tahap meniti jenjang atau tangga, si anak akan bergerak berdasarkan pola yang sama yang dikenal dengan marking time. Perilaku ini banyak terjadi pada anak usia 2 tahunan, dan akan berkembang seiring bertambahnya usia mereka.

6. Melempar. Pengembangan kemampuan jasmani ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badannya agar lebih terampil dengan menggunakan alat-alat sesuai degan tingkat usia dan kemampuannya. Pengembangan kemampuan gerak dasar melempar bagi anak usia TK dapat dilakukan dengan menggunakan bola kasti, bola tenis atau jenis bola plastik. Untuk mengajarkan gerakan dasar melempar kepada anak-anak, terlebih dahulu guru perlu memahami dan menguasai prosedur melakukan gerakan melempar tersebut serta cara malakukannya. 

Berbagai ragam melempar bola yang dapat diberikan kepada peserta didik diantaranya:
  1. Melempar sejauh-jauhnya melalui atas kepal
  2. Melempar kesasaran yang telah ditentukan
  3. Melempar dari samping
  4. Menggelinding di atas tanah
  5. Melempar dari belakang melalui bawah badan dan dsamping badan
  6. Melempar dengan dua tangan, baik melalui atas maupun melalui bawah badan.
SUMBER;
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4590033009607805970#editor/target=post;postID=2418382362673762335
Blog, Updated at: 09.12.00

0 komentar:

Posting Komentar