“Pendidikan Jasmani PAUD dan karakteristiknya

Posted By frf on Kamis, 03 November 2016 | 09.21.00

“Pendidikan Jasmani PAUD dan karakteristiknya”
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan usia yang cemerlang, efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dan pembiasaan yang akan mengoptimalkan tumbuh kembangnya hingga kelak ia akan menjadi manusia yang berguna bagi agama, bangsa dan negaranya.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa AUD adalah anak yang mempunyai usia antara 0 – 8 th., sedangkan menurut Ebbeck (1991) pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya penbinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan dengan memberi rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 

Kegiatan yang bersifat fisik pada pembelajaran AUD, mempunyai banyak ragam yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi lapangan serta kompetensi pendidik, dan pada umumnya latihan fisik reguler memberi manfaat, namun pelatihan fisik dengan intensitas, durasi, jenis, dan frekuensi yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya cedera pada anak-anak yang sedang mengalami pertumbuhan. Prinsip utama dalam pelatihan fisik pada anak adalah merangsang semua sistem organ dengan pelatihan multilateral yang meliputi pelatihan-pelatihan aerobik, anaerobik, kekuatan, power, ketahanan dan keterampilan teknik, yang dilaksanakan secara terapadu dan bertahap dalam segala aspeknya: intensitas, durasi, maupun frekwensinya.[1]

Sebagaimana prinsip pembelajaran anak adalah bermain sambil belajar. Kegitan fisik dapat dilaksanakan dengan prinsip Fun and Enjoy, atau gembira dan santai, dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan anak, misalnya dilaksanakan sebelum pembelajaran, dimasukkan dalam program semester/tahunan ataupun kegiatan insidental dengan perencanaan pelaksanaan yang baik.

Budaya hidup sehat dengan olaharaga tentunya harus menjadi sebuah life style ataupun gaya hidup bagi setiap individu dalam segala usia tidak terkecuali usia dini. untuk menerapkan budaya hidup sehat dengan berolahraga tentunya harus dimulai dari keluarga khususnya orang tua dengan mengajak anak sedini mungkin untuk berolahraga sehingga anak nantinya akan terbiasa melakukan aktivitas jasmani yang dilakukan oleh orang tuanya, karena apabila anak mempunyai gerak yang cukup tentunya perkembangan motoriknya akan menjadi baik dan terhindar dari obesitas dan segala macam penyakit. Pada saat sekarang ini terlihat bahwa partisipasi anak usia dini dalam bidang olahraga semakin besar ini terbukti telah banyak dibukanaya club-club olahraga atau sekolah-sekolah sepak bola bagi anak sekolah dasar. dalam institusi pendidikan pun semakin diperhatikan sarana dan prasarana kompetisi olahraga, bahkan sampai dengan kompetisi olahraga usia dini tingkat nasional, keterlibatan atlit-atlit usia dini ini juga tidak terlepas dari keterlibatan orang dewasa sebagai pelatih, Pembina maupun orang tua atlet oleh karena itu pelatihan olahraga usia dini harus dilakukan secara terus menerus dan terprogram agar dapat terciptanya atlet-atlet usia dini yang potensial, olahraga juga mempunyai peran yang sangat penting bagi anak usia dini khususnya bagi tumbuh dan kembang anak agar menjadi optimal baik dari segi fisik, mental dan emosionalnya. 

Aktifitas olahraga bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat berperan penting dalam tumbuh kembang nya secara jasmani. Aktivitas fisik yang tepat akan memacu tumbuh kembang anak secara optimal tapi itu bukan berarti anak harus melakukan senam jasmani setiap hari seperti hal nya orang dewasa, olahraga bagi anak terutama anak balita tidak harus dalam bentuk gerakan terstruktur, seperti senam jasmani, barai gym, atau bulutangkis. Kegiatan seperti bersepeda, bermain lompat tali dan berlari-larian itu sudah merupakan latihan jasmani bagi anak dan mendukung anak untuk mengeksplorasi gerak agar menjadi lebih baik.

BAB II
Pengertian Kebugaran jasmani, Olahraga dan Senam
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran jasmani adalah satu aspek fisik dari kebugaran yang menyeluruh yang memberikan kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada beban fisik yang layak.

Undang-undang RI nomor 3 tahun 2005 tentang sistem Keolahragaan Nasional Bab 1, ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa yang dimaksud olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Sedangkan pada Bab II pasal 4 disebutkan bahwa keolahragaan nasional bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sporifitas disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa , memperkokoh ketahanan nasional serta mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa Indonesia. 

Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.

Menurut Toto Mucholik olahraga di definsikan sebagai proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan, pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas bedasarkan pancasila.

Sukintaka menyebutkan pengertian olahraga sebagai aktivitas dan Permainan yang dilakukan dengan perjuangan melawan diri sendiri, teman bermain dan lingkungan untuk mencapai kemenangan. Pendapat lain mengatakanan bahwa olahraga merupakan segala aktivitas gerak manusia yang energy utamanya berasal dari manusia sendiri. 

Santoso Giriwijoyo&Dikdik Zafar sidik mengatakan, olahraga adalah kegiatan dalam perikehidupan manusia yang tidak hanya melibatkan aspek jasmani, tetapi juga aspek rohani, aspek sosial dan bahkan aspek ekonomi, [2]sehingga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.

Olahraga juga dikatakan proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, mengembangkan dan membina potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebabagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk perlombangan/pertandingan, permainan dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi.[3]

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terncana untuk memelihara gerak (yang berarti mempertahankan hidup, karena gerak adalah ciri kehidupan) dan meningkatkan kemampuan gerak berarti meningkatkan kualitas hidup. Olahraga merupakan alat untuk merangsang perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial, struktur anatomis-antropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilits emosional, dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuan bersosialisasi dengan lingkungannya.[4]

National Standards for physical education (1995) has identified seven coponents of a physically educated person: 
  • Demonstrates competency in many movement form and proficiency in a few movement forms
  • applies movement concepts and principles to the learning and development of motor skills
  • exhibits a physically active lifestyle 
  • achieves and maintains a health-enhancing level of physical fitness
  • demonstrates responsible personal and social behavior in physical activity setting
  • demonstraes tunderstanding and respect for differences among people
  • understanding that physical activity provides opportunities for enjoyment, challenge, self- expression and social interaction.[5]
Keterangan d atas (kurang lebih) menjelaskan bahwa dalam Standar Nasional Pendidikan Jasmani teridefikasi tujuh komponen yang secara fisik harus dimiliki oleh pendidik kesehatan jasmani (olahraga) yakni:
  1. Menunjukkan kompetensi dan ahli dalam banyak bentuk gerakan 
  2. Menggunakan konsep gerakan dan prinsip-prinsip pembelajaran dan pengembanga keterampilan motorik
  3. Menunjukkan gaya hidup aktif secara fisik
  4. Menjaga dan mempertahankan kesehatan serta meningkatkan kebugaran fisik
  5. Menunjukkan perilaku pribadi dan sosial yang bertanggung jawab dalam pengaturan aktivitas fisik
  6. Menunjukkan pemahaman dan menghargai perbedaan antara orang-orang
  7. Memahami bahwa aktivitas fisik memberikan kesempatan untuk kesenangan, tantangan, ekspresi diri dan interaksi social
Olahraga untuk anak sarat dengan dampak positif seperti disebut dibawah ini.
· Kesehatan
Dengan berolahraga dapat mengurangi resiko berbagai penyakit khususnya yang berkaitan dengan obesitas. Berbagai penelitian menunjukkan, obesitas pada anak-anak meningkatkan risiko terjadinya penyakit degeneratif, seperti jantung, stroke, dan diabetes, pada usia yang lebih muda. Belum termasuk lebih mudah terkena infeksi dan risiko kanker.

· Kebugaran
Olahraga yang dilakukan sesuai takaran akan membuat anak bugar sehingga ia bisa lebih aktif dan produktif.

· Pertumbuhan
Kombinasi olahraga dan diet yang tepat sangat bermanfaat untuk pertumbuhan anak karena merangsang tubuh untuk mengaktifkan hormon pertumbuhan. Sehingga anak bisa mencapai potensi maksimal yang dimilikinya.

· Perkembangan
Olahraga membantu meningkatkan perkembangan fungsional semua panca indra. Karena saat berolahraga anak-anak dilatih untuk bisa memahami perintah, aturan main, kerja sama, mencari solusi, dan mencapai tujuan.

· Kecerdasan
Olahraga bagi anak dapat menstimulasi perkembangan otak mereka, dengan aktivitas jasmani yang teratur dapat membuat koordinasi kerja otak yang semakin bagus sehingga anak mudah menyerap informasi yang diberikan, dampak lainnya pula adalah anak mempunyai sikap percaya diri yang baik dan ketrampilan sosialnya menjadi lebih baik.

· Psikologis
Pada masa kanak-kanak, anak selalu ingin mencari pengakuan akan kemampuannya pada orang dewasa, dalam melakukan aktivitas olahraga pujian yang diberikan ke anak akan memberikan dampak positif bagi anak dan akan memberikan dampak psikologis yang baik untuk anak antara lain seperti perasaan percaya diri, gembira, harga diri, pengalaman merasakan mencapai tujuan dan pengakuan dari teman-teman sebaya akan kemampuannya. Oleh karena itu olahraga sangat berperan penting bagi anak usia dini untuk mengembangkan aspek sosial,emosional dan kejiwaannya untuk membentuk karakternya sejak usia dini.[6]

Anak usia dini sebagai warga Negara dan calon generasi penerus bangsa juga berhak mendapatkan palayanan olahraga yang memadai sebagai sarana tumbuh kembang organ-organ tubuh secara baik dan optimal yang akan menjadi modal utama untuk mengembangkan potensi yang lain.

Olahraga dilakukan oleh anak dalam bentuk bermain. Saeifert& Hoffnung menyatakan bahwa bermain adalah dunia anak yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Pada usia 6 tahun, kemampuan motoriknya sudah mulai berkembang lebih komplek, aktivitas yang baik bagi mereka adalah yang mempunyai karakteristik :
  • Memberi bermacam-macam pengalaman gerak dalam bentuk permainan dan perlombaan
  • Merangsang perkembangan seluruh panca indra
  • Mengembangkan imajinasi/fantasi
  • Bergerak mengikuti irama/lagu atau cerita, yang kesemuanya dilakukan dalam bentuk 
  • permainan/perlombaan agar anak merasa tertarik dan mendapatkan kesenangan
Selain olahraga bermanfaat untuk menumbuhkembangkan kesehatan jasmani dan rohani anak, juga bermanfaat bagi kesehatan pada umumnya, diantaranya:
  1. Meningkatkan kapasitas paru-paru. Volume paru-paru manusia maksimal 5 liter. Sedangkan udara yang bisa keluar masuk saat bernafas hanya sekitar setengah hingga satu liter. Orang yang tidak pernah berolahraga tidak akan pernah bisa mengisi rongga paru-parunya dengan penuh. Ada ruang yang tidak pernah tersentuh pergerakan atau pergantian udara karena ruang paru-paru tersebut tidak pernah digunakan. Pada olahragawan, seluruh ruang paru-parunya bisa bekerja dan bisa digunakan, sehingga asupan oksigen bisa lebih optimal untuk mengoksigenasi jaringan seluruh tubuh.
  2. Mengefektifkan kerja jantung. Denyut jantung normal berkisar antara 60 hingga 90 kali permenit. Pada orang yang jarang olahraga, biasanya berada pada kisaran 80 hingga 90 kali permenit. Sedangkan para olahragawan paling tinggi diangka 70an, bahkan ada yang mencapai hanya 50 kali permenit. Karena satu denyut jantung seorang olahragawan setara dengan 1 ½ hingga 2 kali denyut orang yang tidak pernah olahraga untuk mencukupi kebutuhan darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi. Bayangkan jika dalam semenit saja selisih denyut antara olahragawan dan orang biasa bisa mencapai 20-30 denyutan. Padahal jantung adalah organ yang tidak pernah istirahat, bahkan ketika tidur. Jadi jantung seorang yang tidak pernah berolahraga akan bekerja lebih berat dibandingkan dengan olahragawan.
  3. Olahraga memicu produksi endorphin, adalah merupakan zat sejenis morfin yang diproduksi oleh tubuh. Disebut morfin karena memiliki efek morfin yang digunakan oleh para pengguna penyalahgunaan narkoba, yakni memberikan efek segar, tenang, serta mood yang tinggi pada pemakainya. Bedanya, endorphin menghasilkan morfin dari dalam yang tidak bersifat merusak tubuh. Sedangkan morfin sebagai narkoba yang merupakan morphin eksogen (dari luar) lebih banyak memanipulasi keadaan, sehingga dipakai untuk melarikan diri dari dunia nyata.[7]
BAB III
Urgensi Senam dan Olahraga bagi Anak
A. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dalam pembelajaran
Sebelum memulai pembelajaran ini, perlu dipahami bahwa pendidikan olah raga yang dimaksudkan adalah pendidikan jasmani, sebagai pembelajaran olahraga dan permainan, yang memuat juga unsur sosial atau emosional.

Slogan "di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat" harus ditanamkan pada anak-anak. terutama karena anak-anak di kota besar lebih banyak melakukan kegiatan pasif seputar televisi, game, dan komputer. Kesibukan orangtua juga ditengarai mengondisikan anak-anak masa kini jadi minim berolahraga. Padahal, aktif berolahraga memiliki banyak keuntungan, di antaranya jadi cerdas selain lebih terampil dan lincah bergerak. 

Aktivitas gerak selalu melekat pada diri anak, baik gerakan halus maupun kasar, dalam setiap harinya. Oleh karenanya dalam setiap mengawali sebuah pembelajaran selalu dimulai dengan gerakan, baik senam, gerak irama maupun gerak serempak untuk mempersiapkan anak memasuki pembelajaran in door maupun out door.

Pada masa usia dini diharapkan anak mampu melakukan gerakan-gerakan motorik seperti, naik turun tangga langkah demi langkah,berjalan ditempat dengan maupun tanpa hitungan, berlari, menendang-nendang bola, renang, lompat, dan sebagainya, sehingga pertumbuhan dan perkembangan sel-sel dapat berlangsung secara optimal.. Aktivitas yang bersemangat, teratur serta terus menerus sangat penting untuk mempertebal lapisan persendian, memperkuat pengikat ke tulang, serta pengikat tulang-tulang dalam tubuh, sehingga kemampuan paru-paru, jantung dan saluran darah dalam menyuplai oksigen ke jaringan-jaringan dalam tubuh.

Salah satu bentuk kegiatan jasmani anak adalah senam, yang mempunyai manfaat diantaranya:
  • Melatih keseimbangan tubuh, fleksibilitas atau kelincahan, sekaligus perkembangan motorik anak balita. Latihan ini perlu terutama untuk mempersiapkan anak agar mampu berdiri, berlari, melompat dan sebagainya dengan sempurna. 
  • Sedangkan gerakan-gerakan khusus untuk memperkuat otot punggung dan perut lebih berguna untuk mempersiapkan si kecil mampu tangkas bergerak dalam gerakan lari ataupun melompat. Karena jika tidak dilatih sejak dini, anak cenderung lebih gampang cedera. 
  • Selain melatih keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh, senam juga bisa menjadi sarana melakukan kegiatan bersama keluarga. Dengan kata lain, melalui senam orangtua bisa mempererat hubungannya dengan sang buah hati. 
3. Senam anak juga bertujuan melatih konsentrasi, atensi/perhatian, koordinasi dan keseimbangan tubuh.
Pendidikan jasmani (senam maupun olahraga olah fisik) efektif untuk diberikan kepada peserta didik mengingat awal masa kanak-kanak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari keterampilan tertentu, alasannya adalah:
  1. Anak senang mengulang-ulang dan karenanya dengan senang hati mau mengulang suatu aktivitas sampai mera terampil melakukannya.
  2. Anak-anak bersifat pemberani sehingga tidak terhambat oleh rasa takut kalau dirinya mengalami sakit atau diejek teman-temannya sebagaimana yang ditakuti anak yang lebih besar
  3. Anak belia mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih sangat lentur dan keterampilan yang dimiliki baru sedikit sehingga keterampilan yang baru dikuasai tidak mengganggu keterampilan yang sudah ada.
Pendidikan jasmani sendiri merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, social, serta emosional bagi masyarakat, sehingga dapat disimpulkan bahwa obyek dasar teori pendidikan jasmani adalah gerak manusia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa;
  1. Pendidikan jasmani dapat disebutkan sebagai teori yang berdiri sendiri dan dapat didukung oleh ilmu lain
  2. Obyek teori pendidikan ialah gerak manusia
  3. Tujuan pendidikan jasmani membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Kegiatan jasmani di TK, merupakan pengembangan potensi fisik/motorik dan pengembangan seni. Dalam bahasa Indonesia, Motor dan Movement diterjemahkan sebagai gerak atau gerakan tanpa perbedaan di dalamnya, miskipun keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, movement adalah gerak yang bersifat eksternal atau dari luar dan mudah diamati sedangkan motor adalah gerak yang bersifat internal atau dari dalam, konstan dan sukar diamati. Gerak merupakan kemampuan penting terutama untuk kepentingan jasmani. Gerak dapat dijelaskan sebagai aksi atau proses perubahan letak atau posisi ditinjau dari suatu titik tertentu sebagai pedomannya. (pedoman pembelajaran fisik motorik di TK).

Tujuan pendidikan jasmani, Aspek afektif dan kognitif anak, didasarkan oleh rasa senang disaat bermain, mereka akan bergerak, bersikap dan berperilaku secara spontan, alami dan asli sehingga guru harus mampu menilai aktivitas peserta didiknya. Sikap merupakan salah satu gejala afektif yang mudah diketahui dari perilaku seseorang. Sedangkan pengembangan rasa ber-Tuhanpun dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya: 1. Menciptakan suasana yang mengagungkan Tuhan, 2. Mencermati peristiwa dan gejala yang terjadi, 3, memberi koreksi, bimbingan sanjungan, hukuman dan pengarahan. Aktivitas ini sekaligus juga dapat mengembangkan kemampuan kongnitif (intelektual) anak.

Sedangkan Aspek rasa social dalam kegiatan jasmani, seperti yang diutarakan oleh aliran sosiologik: bahwa perkembangan itu proses sosialisasi. Anak pada mulanya bersifat a-sosial atau pra-sosial, dan kemudian dijelaskan bahwa perkembangan itu merupakan proses sosialisasi dalam bentuk imitasi atau meniru, yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi (pemilihan)
Meniru ada dua macam: a. non-deliberate. Merupakan peniruan secara tidak terencana, atau peniruan secara spontan terhadap gerak, gaya orang dewasa.dan b. deliberate. Adalah peniruan yang terjadi bila anak bermain untuk menirukan peranan social (bermain drama, jual beli dll) yang pelaksanaannya harus direncanakan. 

B. GERAK IRAMA SEBAGAI SENI DAN ILMU
Seni merupakan hasil cipta karya manusia yang kemudian dikembangkan dan didukung dengan beberapa latihan sehingga menjadi bagian dari profesionalisme yang akhirnya menyatu dalam kehidupannya. Namun gerak dan irama juga merupakan ilmu (science) karena disusun secara sistematik, terarah dan berguna bagi kepentingan diri seseorang dan masyarakat yang menggeluti secara mendalam isi yang terkandung dalam gerak dan irama. Gerak sebagai seni (art) disebabkan karena ilmu yang terkandung dalam gerak irama , antara lain pola-gerak manusia atau body movement salah satu isi dari gerak irama yang perlu dipelajari merupakan bentuk gabungan antara alur gerak dan simfoni irama dari tubuh, sebagai kemampuan yang telah dibawa sejak lahir. 

Untuk memperjelas uraian di atas, dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
a sebagai science kea rah seni (art)[8] 
Kita menyadari bahwa ilmu itu kita peroleh dari perjalanan yang panjang, yang kemudian tersimpan dalam memori benak kita dan akhirnya menjadi sebuah “alat” untuk memandang dan memahami hal-hal yang baru diperolehnya dalam menghadapi kehidupan. Ini dikatakan kwoledge (pengetahuan dasar) seseorang untuk mempelajari berbagai ilmu atau pengetahuan lain (science). Ilmu gerak dan irama memerlukan latihan-latihan khusus agar dapat menjadi bentuk tersendiri dalam “benak- pikiran” seorang guru dan menjadi wahana bagi dirinya saat merancang program pemblajaran yang dapat menjembatani kebutuhan setiap peserta didiknya. 

Dapat pula dikatakan bahwa ilmu gerak irama ini juga dapat dipakai sebagai wahana bagi guru kelas dalam upaya menjembatani kesulitan- kesulitan peserta didik dan penguasaan materi pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan kreatif berkaitan dengan pola gerak dan olah tubuh secara alami. Oleh karena ilmu gerak dan irama merupakan:
  • Alat bagi perkembangan fisik dan gerak peserta didik yang mempunyai kesulitan gerak, emosi atau daya nalar
  • Alat yang dapat dipakai sebagai “pelicin” saat pembelajaran mengalami “jalan buntu”
  • Ilmu gerak irama meyajikan berbagai bentuk kegiatan yang dapat “menyatu “ secara sistematis dalam seluruh kegiatan pembelajaran.
  • Merupakan alat belajar yang mampu mengembangkan potensi kemampuan, membebaskan kesulitan peserta didik, mengabstraksikan serta membentuk pengalaman-pengalaman baru atau wawasan diri yang bersifat positif setiap peserta didik.
Sedangkan alasan utama gerak-irama digunakan sebagai wahana salah satu pendekatan pembelajaran di sekolah, adalah berdasarkan tujuan utama munculnya gerak-irama, bahwa ilmu ini dapat mengupayakan mengembangkan potensi dirinya secara bulat dan utuh dengan alasan:
  1. Gerak-irama sudah dilakukan sejak anak dilahirkan
  2. Gerak-irama merupakan media interaksi social (disesuaikan dengan usia)
  3. Gerakan berirama dapat dimunculkan karena faktor-faktor emosi pribadi seseorang
  4. Gerakan-gerakan berirama akan dapat terjadi oleh faktor-faktor interaksi sosial
  5. Gerak-irama melalui perkembangan sesuai kurun waktu yang dimiliki oleh seseorang sangat diperlukan bagi perkembangan daya nalar atau intelektual
BAB IV
Pembelajaran Jasmani di Taman Kanak-kanak
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organic,neuromuskuler, intelektual dan emosional. Aktivitas jasmani dalam pendidikan jasmani telah mendapatkan sentuhan dedaktik metodik sehingga dapat diarahkan pada usaha pencapaian tujuan pembelajaran dan dalam pelaksanaannya, aktivitas fisik akan tampak dalam aktivitas gerak siswa saat mereka melakukan tugas-tugas gerak dalam proses pembelajarannya.

A. Macam-macam Gerak
Belajar gerak dapat diartikan suatu rangkaian proses pembelajaran gerak yang dilakukan secara terencana, sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang direncanakan dalam proses pembelajaran gerak, materi pembelajarannya adalah berbagai bentuk keterampilan gerak baik yang dikemas dalam bentuk permainan dan latihan ketangkasan maupun gerak yang sederhana atau gerak yang kompleks-multikompleks. Dalam proses pembelajarannya akan ditemui tahapan-tahapan belajar yang terdiri dari tahap kognisi, tahap fiksasi dan tahap otomatisasi.

Tahap kognisi merupakan tahap dimana peserta didik sedang mendapatkan informasi tentang bentuk keterampilan gerak yang akan dilakukan. Gerakan tersebut akan dapat segera diterima dalam memori anak bila disajikan dengan jelas dan sederhana. makin sederhana bentuk gerak maka akan semakin cepat terbentuk dalam memori anak. Tahap fiksasi adalah dimana peserta didik sedang merealisasikan pola gerak yang telah terbentuk dalam memorinya, agar menjadi sebuah gerakan permanen, berikan kesempatan kepada pst didik untuk mengulang-ulang dengan umpan balik yang bermakna agar pst didik dapat segera menguasainya.Pengulangan gerakan umpan balik akan menjadi dasar dari terciptanya otomatisasi gerak, yang dicirikan dengan makin sempurnanya koordinasi gerak yang dapat dilakukan oleh seseorang maka penggunaan energy semakin efisien dan efektif.

Banyak ahli pendidikan jasmani yang mencoba membuat pengelompokan gerakan manusia, salah satunya adalah Anita Harrow. Menurut toksonomi yang dikatakan bahwa gerakan manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut:
  1. gerakan reflek: gerakan atau tindakan manusia yang timbul sebagai reaksi terhadap suatu stimulus tanpa keterlibatan kesadaran, umumnnya terjadi tanpa kemauan kita dan merupakan gerak dasar dari perilaku manusia. Gerak ini telah dimiliki sejak manusia dilahirkan dan berkembang hingga dewasa
  2. Gerakan fundamental, gerakan yang menjadi dasar untuk ketangkasan gerak yang lebih komplek. Gerakan ini terjadi atas dasar gerakan reflex yang berhubungan dengan badannya. Merupakan bawaaan sejak lahir dan terjadi tanpa melalui latihan.
  3. Kemampuan perceptual, yang tidak dapat terpisahkan dengan fungsi gerak. Kemampuan ini membantu seseorang menafsirkan stimuli secara tepat sehingga ia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat menghasilkan perilaku yang efektif dan efisien. 
  4. Kemampuan fisik, diperlukan untuk mempelajari gerak agar hasil yang dicapai cukup efisien. Dalam kenyataannya, kemampuan fisik diperlukan sebagai dasar untuk mengembangkan gerakan-gerakan ketangkasan
B. Perilaku Gerak
Pendidikan jasmani bukan saja pendidikan terhadap badan, atau merupakan pendidikan tentang problem tubuh, akan tetapi merupakan pendidikan tentang problem manusia dan kehidupannya (lihat tujuan dan fungsi pengembangan fisik motorik di TK). Tujuan pendidikan jasmani yang terdiri dari 4 ranah (seperti gambar pert. 1), merupakan tujuan sementara ,pelengkap dan penguat dari tujuan pendidikan.

Berdasarkan pada 4 ranah di atas, guru pendidikan jasmani juga harus mampu merencanakan gerakan yang akan diberikan kepada peserta didik sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Khusus mengenai tahapan unjuk kerja motorik (motor behavior) dan terminal (umur anak) sebagai berikut:

Berdasarkan pada tabel di atas, usia Pra sekolah (0 – 7) tahun memiliki berbagai kemampuan gerak yang dapat dibagi menjadi 3 kategori yang merupakan focus utama dari spesialisasi pengembangan motorik:
  1. Kemampuan stabilisasi, adalah pengembangan pola gerak yang memungkinkan anak-anak memperoleh dan mempertahankan titik pangkal eksplorasi yang mereka buat dalam rugang gerak , gerakan yang tidak menyebabkan pelakunya berpindah tempat atau kadang-kadang disebut gerakan nonlokomotor karena menyangkut aktivitas stasioner, seperti membungkuk, memegang, menarik, memutar, mengayun dll., juga menyangkut pada pertahanan keseimbangan seperti pengubahan penyangga atau gerakan berguling.
  2. Gerak lokomotor, adalah gerakan yang menyebabkan terjadinya perpindahan tempat atau keterampilan yang digunakan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lainknya. Aktivitasnya seperti: lari, loncat, lompat dan berjingkat.
  3. Gerak manipulasi, adalah usaha mengalihkan kekuatan terhadap objek-objek, deperti melempat, memukul, mendorong dan menarik benda dan menerima dari kekuatan objek-objek seperti menangkap, menahan, dan memegang benda. Gerakan ini memerlukan koordinasi antara mata-tangan dan mata-kaki.
Namun demikian, dalam tiap unit proses pembelajaran pendidik jasmani harus pula memikirkan dan memperhitungkan dampak pengiring yang akan dicapainya. Dampak pengiring adalah dampak sampingan yang dapat dicapai setelah siswa menguasai keterampilan-keterampilan seperti yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dampak inilah merupakan pelengkap dari tujuan pembelajaran yang kelak dapat dicapai. Setelah peserta didik memiliki keterampilan bermain lari estafet misalnya, maka dampak pengiring yang dapat menyertainya adalah peserta didik memiliki kemampuan membangun dan mengembangkan kerjasama antarindividu dalam tim, kemampuan menempatkan diri sebagai anggota kelompok, memiliki kepercayan diri dan kemenangan bersama dll.

BAB V
“Perkembangan dan kombinasi Gerak Dasar Anak usia dini”
A. Perkembangan Gerak Anak
Perkembangan gerak anak usia dini/TK. dipengaruhi oleh perkembangan gerak yang terjadi pada masa bayi. Pada akhir masa bayi seorang anak mulai dapat berjalan memegang suatu objek dan memainkannya secara sederhana. Hingga berkembang seiring dengan bertambahnya usia, merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan kemampuan gerak yang sederhana tersebut, telah memungkinkan bagi anak untuk melakukan aktivitas fisik yang menuntut kemampuan menjelajahi ruang yang lebih luas. Gerakan anak seperti berpindah tempat satu ketempat yang lain, dapat menangkap dan memainkan suatu objek serta bermain-main dengan teman sebaya adalah kesempatan melakukan aktivitas yang sangat menentukan perkembangan pola gerak selanjutnya.

Gerakan-gerakan dasar merupakan gerak pengulangan yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan serta menjadikannya sebagai dasar dari pengalaman dan lingkungan mereka. 

Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan: 
  1. Proses pengembangan syaraf dan otot yang juga dipengaruhi oleh keturunan; 
  2. Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya; 
  3. Pengalaman gerak saat ini; 
  4. Gerak yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu. 
Pada anak usia TK, perkembangan gerak yang terjadi adalah berupa peningkatan kualitas pola gerak yang telah dikuasai pada masa bayi, serta peningkatan variasi berbagai macam pola gerak dasar. Kemampuan berjalan dan memegang akan semakin baik dan dapat dilakukan dengan berbagai macam variasi gerakan.

Peningkatan kemampuan gerak terjadi seiring dengan meningkatnya kemampuan koordionasi mata, tangan dan kaki, dan akan lebih optiimal apabila anak memiliki kesempatan cukup besar untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk-bentuk gerakan yang melibatkan keseluruhan bagian aaggota-anggota tubuh itu

Sebelum usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengendalikan gerakan yang kasar. Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang dapat digunakan untuk berjalan, berlari dan melompat. Setelah pada usia sekolah dasar, terjadi perkembangan signifikan dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik dan melibatkan kelompok otot yang lebih kecil yang digunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan menggunakan alat.

Dalam mempelajari motorik dan jasmani, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. 
1. Kesiapan Belajar 
Jika pembelajaran itu dikaitkan dengan kesiapan belajar maka hal yang dipelajari dalam waktu dan usaha tertentu yang sama maka anak yang sudah siap akan lebih unggul dari pada anak yang belum siap untuk belajar. 

2. Kesempatan Belajar 
Banyak siswa yang tidak memiliki kesempatan mempelajari motorik karena hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau karena orang tua takut anaknya mengalami kecelakaan ketika belajar atau bermain. 

3. Kesempatan Berpraktik/Latihan 
Anak harus diberi waktu melakukan praktik atau latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu gerakan. Meskipun demikian, kualitas praktik atau latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya. 

4. Model yang Baik 
Pada saat mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu gerakan dengan baik maka siswa harus memperoleh contoh yang baik pula. 

5. Bimbingan 
Untuk dapat meniru suatu model dengan benar, siswa membutuhkan bimbingan yang mengarah kepada perbaikan suatu kesalahan. Gerakan yang salah, namun sudah terlanjur dipelajari dengan baik mengakibatkan perbaikan ke arah yang lebih baik akan sulit dilakukan. 

6. Motivasi 
Sumber motivasi anak adalah kepuasan pribadi yang diperoleh dari kegiatan belajar, kemandirian, gengsi yang diperoleh dari kelompok sebayanya dan kompensasi terhadap perasaan kurang mampu dalam bidang lain khususnya dalam tugas sekolah. Oleh karena itu, motivasi belajar penting untuk mempertahankan dan meningkatkan minat dan ketertinggalan selama anak belajar.[9] 

B. Ragam Gerakan Dasar.
  1. Berbaring. Anak-anak TK perlu diperkenalkan dengan ragam sikap berbaring, adapun variasi gerakannya dapat berupa berbaring telentang, berbaring telungkup, berbaring miring ke kanan/kiri.
  2. Berjalan, adalah suatu dilakukan gerakan melangkah ke segala arah yang tidak mengenal usia, namun gerakan yang tidak diperhatikan pada masa usia dini dikhawatirkan akan terjadi kalainan dalam berjalan dikemudian hari, oleh karenanya aktivitas ini perlu disosialisasikan sejak kecil dengan cara bermain, baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Pada pertumbuhan gerak selanjutnya terjadi perubahan proporsi bagian-bagian tubuh dimana kaki dan tangan semakin seimbang, yang akan memungkinkan anak melakukan gerakan yang lebih terampil dan gesit dan lambat laun anak akan mampu melakukan gerak berjalan dengan lebih lancer dan bergerak lebih cepat.
Berjalan dapat diartikan sebagai perpindahan berat badan dari satu kaki ke kaki yang lain dengan salah satu kaki tetap kontak dengan tempat bertumpunya sepanjang kegiatan itu berlangsung. Masing-masing tungkai akan bergerak bergantian antara fase bertumpu dan fase mengayun. Tumit akan menyentuh lantai terlebih dahulu pada saat tungkai belakang mendorong, perpindahan berat badan ke tungkai depan. Badan dicondongkan ke depan setelah kaki depan menyentuh lantai.[10]

Perkembangan kemampuan gerak berjalan berhubungan dengan peningkatan kekuatan kaki, keseimbangan dan koordinasi bagian tubuh yang mendukung mekanisme keseimbangan. Kekuatan kaki diperlukan untuk mendukug beban berat tubuh, dan keseimbangan diperlukan untuk menjaga agar tubuh tidak roboh, untuk menjaga keseimbangan pada saat memindahkan titik berat badan ke kaki depan yang malangkah, maka koordinasi anntara kaki dengan anggota tubuh bagian atas, terutama tangan sangat diperlukan. Kesemua aspek tersebut sangat menunjang kemampuan anak dalam melakukan berbagai variasi gerakan berjalan.

Upaya yang dapat dilakukan pada anak agar mereka memiliki tingkat kebugaran yang teinggi yang salah satu yang penting adalah dengan jalan atau gerakan-rmelakukan gerakan-gerakan jalan sebagai berikut;:
a. Jalan cepat, adalah gerak melangkah ke depan sedemikian rupa tanpa terputus hubungan dengan tanah, artinya, setiap kali melangkah kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah. Secara teknis, dapat memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
  1. Togok. Pada waktu bergerak maju ada kecenderungan untuk lebih condong badannya ke depan atau ke belakang.oleh karenanya perlu mempertahankan badan seedemikian rupa sehingga tegak. Pundang tidak terangkat pada waktu lengan mengayun karena jika ini dilakukan, akan cepat melelahkan anggota badan bagian atas.
  2. Kepala, saat berjalan menatap ke depan dan boleh bergerak tanpa mengganggu lajunya gerak jalan tersebut
  3. Waktu melangkah, kaki lurus ke depan dan pada saat bertumpu, tumit harus menyentuh tanah terlebih dahulu dan terus bergerak kearah depan secara teratur. 
  4. Lengan dan bahu, bergerk mengayun dari muka ke belakang dan sikut ditekuk tidak kurang dari 90. Kondisi ini harus dipertahankan dan ditambah dengan mengayunkannya dengan rilek tanpa mengganggu keseimbangan
b. Jalan serempak adalah suatu gerakan jalan berbaris yang dilakukan secara berkelompok/beregu yang dapat diberi bebeapa variasi gerakan seperti; jalan tegap, langkah silang dll.
c. Jalan ditempat, digunakan untuk memberi rangsangan kepada anak agar ia mau mtelakukan gerakan mengangkat lutut.
d. Jalan mundur, bermanfaat memberikan rangsangan untuk keseimbangan, melatih feeling terhadap suatu kondisi, menjaga kewaspadaan diri terhadap lingkungan sekitar serta menambah rasa percaya diri bagi pertumbuhan mental anak.
e. Jalan menyamping. Dapat dilakukan dengan berbagai variasi, dengan maupun tanpa alat, bertujuan untuk memupuk rasa percaya diri serta meningkatkan kematangan bergerak dalam berbagai bentuk aktivitas anak.
f. jalan silang; maju ke depan dan jalan silang menyamping. Jalan silang ini memberikan kualitas atau tekanan pada kaki, khususnya pada persendian pinggul, lutut serta persendian pada pergelangan kaki. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan bermain, secara kelompok/individu.
g. Jalan jinjit. Merupakan kontraksi dari otot kaki dengan bertumpu pada ujung kaki/telapak kaki depan didukung dengan keluasan dari persendian pergelangan kaki.

h. Berdasarkan waktu: 
  • dari lambat ke cepat
  • dengan langkah kedu
  • Digabung dengan irama musik atau ketukan berirama
  • Bergerak dengan lembut
i. Variasi gerak tambahan
  • Berjalan berdasarkan kreasi anak
  • Berjalan seperti binatang
  • Berjalan dalam barisan berdua, beartiga, berempat, (beriring, berdampingan dls)
  • Berjalan dengan gembira atau sedih
  • Berjalan melalui rintangan ke depan atau belakang
  • Berjalan sambil berputar, memutar anggota tubuh, membungkuk dsb.
Masalah-masalah yang timbuh pada saat berjalan adalah sebagai berikut:
  • Mengayun bagian sisi yang sama (kaki kiri dengan tangan kiri dan sebaliknya)
  • Gagal melakukan tekukan pergelangan kaki, lutut maupun persendian pinggul yang dapat mengakibatkan gerakan menjadi memantul atau seperti robot
  • Postur tubuh yang tidak benar yang ditandai dengan mengangkat kepala dan tubuh bagian atas ke depan, bahu membungkuk (bungkuk udang) serta pinggul yang diangkat (kepala dan tubuh bagian atas harus tegak)
  • Gerakan tumit tersendat (terdorong ke atas dan ke bawah dari bagian ujung jari)
3. Berlari
Berlari merupakan kelanjutan gerak dari berjalan dan memiliki ciri khusus pada fase melayang di udara (tidak bertumpu) dari salah satu kaki. Pada saat tanpa tumpuan, gerakan akan menjadi kurang seimbang dibandingkan dengan berjalan maka pada berlari sangat diperlukan upaya control tubuh yang lebih besar. Jogging merupakan istilah yang lebih popular bila dibandingkan dengan berlari, umumnya lebih lambat, lebih memantul, serta langkah lebih pendek.

Pada usia 5 tahun, umumnya anak sudah mampu menunjukkan gaya berlari yang sudah baik. Mereka juga mampu menampilkan kemampuan berlarinya dengan mengubah arah dari garis lurus atau dengan cara jogging (menggerakkan sebagian anggota tubuh)

Anak usia 4 – 8 tahun menurut Sayuti Sahara (2003) telah mampu menunjukkan gaya berlari yang dapat dikelompokkan ke dalam tahap dasar dan tahap matang. 2 tahap dalam penguasaan gaya berlari adalah:
  • Tahap dasar atau elementer. Pada tahap ini gaya sudah dapat diamati, tetapi fase layanan yang masih terbatas. Walaupun demikian, gerakan lengan sudah dapat mencapai jarak vertical yag mencukupi tetapi gerakan horizontalnya masih terbatas. Pelurusan tungkai tumpu masih belum tepat pada saat take off. Bagaimanapun juga kaki belakang sudah memiliki ketinggian yang cukup setelah melewati garis tengah sebelum diayun ke posisi kontak dengan lantai depan.
  • Tahap matang. Pada tahap ini, kedua lengan sudah dibengkokkan pada sikunya pada sudut yang agak tepat, dan diayun secara vertical pada garis membusur yang cukup lebar berlawanan dengan gerakan kaki. Lutut kaki yang lain diangkat tinggi dan diayun dengan cepat ke depan, sedangkan tungkai tumpu sedikit agak dibengkokkan pada saat kontak dengan lantai, kemudian diluruskan dengan cepat mulai dari pinggul, Lutut dan pergelangan kaki. Panjang serta lamanya langkah fase melayang sudah maksimum. Akan ada sedikit putaran dari lutut atau kaki belakang pada saat kecepatan langkahnya ditingkatkan.
Pencapaian perkembangan gerak berlari pada anak kecil adalah sebagai berikut:
  • Pada usia 2-3 tahun anak mulai mampu berlari agak lancar, tetapi kemampuan mengontrol untuk berhenti dan berputar dengan cepat masih belum baik
  • Pada usia 4-5 tahun, kemampuan control untuk mengawali gerakan, berhenti, berputar dengan cepat semakin meningkat menjadi lebih baik
  • Pada usia 5-6 tahun, keterampilan motorik berlari pada umumnya sudah dikuasai oleh anak sehingga ia mampu menggunakan keterampilan berlari secara efektif di dalam aktivitas bermain.
Variasi gerakan yang bisa dikembangkan diantaranya:
  • Berlari seperti menirukan gerak binatang
  • Bepura-pura lari di atas pasir atau rawa
  • Berlari membentuk angka, huruf ataupun gambar tertentu
  • Berlari dengan tanda-tanda stop, maju dan lain-lain
  • Berlari dengan teman berdampingan
  • Berpura-pura berlari melawan angin badai
  • Berlari dengan menyentuh lantai
  • Kombinasikan berlari dengan bentuk gerakan lokomosi lainnya 
  • Lari beranting
  • Berlari sambil melempar, menangkap objek
Pendapat lain : variasi pengembangan pembelajaran gerak lari dapat dilakukan sebagai berikut:
  • Lari dengan rintangan
  • Latihan reaksi dengan berlari dari sikap awal yang berbeda, misalnya; duduk selonjor, jongkok, telentang dll. Kemudian diperintahkan kepada anak untuk lari 25 meter atau sesuai kemampuan, atau dengan variasi memindahkan balok atau batu dari satu tempat ke tempat yang lain.
  • Dikejar 
  • Mengejar
4. Meloncat dan mendarat
adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh/tinggi dengan ancang-ancang dari cepat atau lambat dengan menumpu dua kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Program pengembangan kemampua jasmani melalui bentuk-bentuk gerakan dasar melompat pada anak usia TK adalah untuk memberikan pengalaman bagaimana cara jatuh atau mendarat dengan benar. Disamping itu juga, untuk menanamkan keberanian pada anak.

Adapun variasi gerakan yang dapat dilaksanakan untuk anak usia TK adalah:
  • Loncatan dengan menggunakan tali yang diletakkan di atas tanah dengan menyerupai huruf tertentu
  • Loncatan dengan tali lurus
  • Loncatan dengan menggunakan simpai
  • Loncatan melalui/melewati balok-balok
5. Meniti/memanjat. Memanjat merupakan gerakan yang dilakukan ke atas maupun ke bawah dengan menggunakan tangan dan kaki, dengan badan bagian atas dan lengan sebagai control paling utama. Gerakan ini merupakan kelanjutan dari merangkak yang umumnya dilakukan sebelum si anak dapat berjalan, khususnya bila tersedia sarana untuk melakukan kegiatan tersebut.

Setelah si anak belajar bergerak ke posisi tegak, selanjutnya ia akan mencoba untuk menaiki atau menuruni tangga atau jenjang. Kegiatan penitian banyak tergantung dari kondisi yang tersedia, seperti tangga, jarring, tali yang semuanya dapat digunakan bagi kegiatan anak-anak.

Diawal tahap meniti jenjang atau tangga, si anak akan bergerak berdasarkan pola yang sama yang dikenal dengan marking time. Perilaku ini banyak terjadi pada anak usia 2 tahunan, dan akan berkembang seiring bertambahnya usia mereka.

6. Melempar. Pengembangan kemampuan jasmani ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badannya agar lebih terampil dengan menggunakan alat-alat sesuai degan tingkat usia dan kemampuannya. Pengembangan kemampuan gerak dasar melempar bagi anak usia TK dapat dilakukan dengan menggunakan bola kasti, bola tenis atau jenis bola plastik. Untuk mengajarkan gerakan dasar melempar kepada anak-anak, terlebih dahulu guru perlu memahami dan menguasai prosedur melakukan gerakan melempar tersebut serta cara malakukannya. 

Berbagai ragam melempar bola yang dapat diberikan kepada peserta didik diantaranya:
  1. Melempar sejauh-jauhnya melalui atas kepal
  2. Melempar kesasaran yang telah ditentukan
  3. Melempar dari samping
  4. Menggelinding di atas tanah
  5. Melempar dari belakang melalui bawah badan dan dsamping badan
  6. Melempar dengan dua tangan, baik melalui atas maupun melalui bawah badan.
BAB VI
“PENDAPAT PARA PAKAR TENTANG PENDIDIKAN JASMANI “
Di bawah ini akan dipaparkan perbandingan pendidikan jasmani dari pakar eropa dan amaerika 
K. Rijsdorp (1971) dari Belanda 
Dia mengatakan bahwa lingkup pengetahuan pendidikan jasmani bergerak dan menjangkau lingkup luas dari istilah pendidikan jasmani itu sendiri. Kalau pengubahan istilah dengan prinsip memperluas jangkauan pendidikan jasmani maka pengubahan itu sebaiknya menjadi pendidikan jasmani dan olehraga, namun dirasakan bahwa istilah itu terlalu panjang, maka ia mengusulkan gymnologie, yang artinya berlatih, dilatih dan melatih diri sendiri. Gymnologie sendiri terbagi menjadi tiga ranah: pendidikan jasmani, olahraga dan rekreasi.

Khusus mengenai pendidikan jasmani, ia mengatakan: 
  1. Istilah pendidikan jasmani (physical education) tidak langsung menyentuh inti permasalahan, tapi merupakan pendidikan keadaan tubuh, dan mempermasalahkan tentang kehidupan
  2. Pendidikan jasmani itu pendidikan dan merupakan pergaulan pedagogic dalam bidang gerak dan pengetahuan jasmani
  3. Pendidikan jasmani bukan masalah jasmaniah saja, lebih dari itu ia menyentuh problem kemanusiaan
  4. Pembelajaran harus mempertimbangkan keadaan anak dan dikaitkan dengan metode pembelajaran 
  5. William H.Freeman, adalah seorang pakar pendidikan jasmani dari Amerika serikat, mengutarakan bahwa kalau orang membicarakan tentang pendidikan jasmani ia akan menemukan petunjuk tentang lingkup perhatian pendidikan jasmani yang luas, sangat lebih luas dari pengertian istilah pendidikan jasmani itu sendiri. Menurutnya, dasar dalam pendidikan jasmani yang utama ialah mengenai usaha peningkatan gerak manusia yang terdiri dari gerak yang besar (gross) dan gerak halus (fine) dari badan. Lebih istirmewa lagi kalau di dalamnya niscaya dibicarakan juga hubungan gerak manusia dengan lingkup pendidikan. Selanjutnya pendidikan jasmani dan olahraga diganti dengan pendidikan jasmani. 
a. Hubungan bermain, pendidikan jasmani, dan olahraga.
Dalam memberikan batasan pendidikan jasmani, perlu dipertimbangkan pula hubungan antara bermain dan olahraga. Pada umumnya para pakar pendidikan jasmani mulai dari mempelajari bermain dan implikasinya (untuk tujuan yang baik). Sewaktu mempelajari pendidikan jasmani ini, maka harus dipertimbangkan hubungan antara olahraga dan pendidikan jasmani (yang menyatu atau yang sama), oleh sebab itu masalah bermain, olahraga, dan pendidikan jasmani akan sama-sama dipertimbangkan. Jangan sampai terjadi tumpang tindih
  1. Bermain merupakan aktivitas penting yang dilakukan untuk memperolah kesenangan dan akan berkaitan dengan pendidikan. Bermain bukan merupakan aktivitas kompetitf, bukan olahraga, juga bukan pendidikan jasmani, namun merupakan olahraga dan pendidikan jasmani yang mengandung unsur bermain.
  2. Olahraga atau sport, merupakan kegiatan yang terorganisasi, atau merupakan bentuk bermain yng bersifat kompetitif dan amat erat kaitannya dengan pendidikan jasmani. Olahraga itu terorganisasi dan merupakan bermain kompetitif. Beberapa orang berpandangan bahwa olahraga secara sederhana sebagi bentuk permainan terorganisasi dan amat erat kaitan dengan pendidikan jasmani. Dengan kedekatan ini kita hendaknya mempertimbangkan, bahwa olahraga harus menunjukkan keterlibatan dengan aktivitas (yang bersifat) kompetitif.Olahraga itu di atas segalanya, dan merupakan aktifitas kompetitif, sebab tanpa kompetisi, olahraga menjadi sekadar aktivitas bermain yang sederhana atau disebut rekrerasi. Bermain (permainan) pada suatu saat dapat disebut olahraga, tetapi olahraga bukanlah permainan sederhana, karena aspek kompetisi sangat penting dalam olahraga.
  3. Pendidikan jasmani, mengandung unsur bermain (permainan) dan olahraga. Tetapi adanya kedua unsure itu harus ada keseimbangan, tidak boleh terjadi bahwa perbandingan kedua unsure tersebut terlalu menyimpang dan mematikan salah satu unsure tersebut. Pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik dengan tujuan pendidikan.
b. Pendidikan jasmani sebagai profesi dan disiplin
  1. Pendidikan jasmani sebagai profesi dan disiplin. Pendidikan jasmani digunakan sebagai wahana membangun atau mendidik manusia, dan dapat termasuk sebagai profesi, karena mempunyi aplikasi secara praktis. Untuk keperluan calon guru pendidikan jasmani, mereka perlu mempunyai bekal pengetahuan yang berkait dengan ilmu keguruan (kwowledge)
  2. Pendidikan jasmani sebagai disiplin, merupakn focus perhatian pada fenomena gerak manusia (human movement phenomena) atau dapat dikatakan juga sebagai studi tentang manusia dalam gerak (man in motion). Jadi pendidikan jasmani merupakan bagian ilmu pengetahuan dan teori. Beberapa orang physical educators mengutarakan bahwa keduanya ada kesejajaran, dapat termasuk dalam kelompok profesi maupun disiplin, dan oleh banyak jenis teori. Tentu saja bila pendidikan jasmani termasuk kelompok disiplin ilmu, maka pendidikan jasmani harus mempunyai tujuan pendidikan,dan perlu diperhatikan juga pengetahuan dalam segi pembentukan budi luhur dan rasa sosial.
c. Olahraga sebagai profesi dan disiplin
  1. Olahraga sebagai profesi yang dapat dikembangkan ialah ilmu pelatihan. Untuk mencapai tujuan olahragawan bermutu perlu perencanaan yang lebih matang dan pelatih harus trampil dan perlu kerjasama dengan lembaga pemerintah yang menaungi.
  2. Olahraga sebagai disiplin, bahwa olahraga merupakan pengembangan dari pendidikan jasmani dengan ciri-ciri aktivitas jasmani. Dilakukkan dengan penuh perjuangan dan untuk mencapai kemenangan.olahraga dapat menjadi salah satu alternatif pencaharian untuk keperluan hidup, dapat menjunjung tinggi martabat bangsa. Maka penanganan bidang olahraga ini perlu dipikirkan secara serius dan mendalam. Dengan demikian olahraga perlu diangkat sebagai disiplin tersendiri dengan sub disiplin sebagai berikut:
  • Filsafat olahraga e) sejarah olahraga
  • Pedagogi f) sosiologi olahraga
  • Fisiologi olahraga g) Psikologi olahraga
  • Biomekanika olahraga h) kesehatan olehraga
Daryl Siedentop (1994) 
Dia adalah seorang pakar pendidikan jasmani dari The Ohio State University Amerika Serikat. Menyatakan bahwa, sport education merupakan kurikulum dan model pendidikan yang dikembangkan untuk program pendidikan jasmani di sekolah, yang terdapat di dalamnya unsur ketrampilan olahgara dan permainan.
a. Tujuan sport education, mempunyai lebih banyak peluang untuk mencetak pemain, karena ada tuntunan dan bimbingan bagi kompetensi (yang dimiliki) peserta didik. Sport education memiliki tujuan:
  1. Kompetensi, yakni mengembangakan ketrampilan olahragawan agar lebih dapat meningkatkan prestasinya, lebih mengerti kompleksitas keolahragaan dan semakin meningkatkan pengalaman dalam bermain.
  2. Penguasaan dengan cara membaca dan menulis. Peserta didik dapat menelaah peraturan dan olahraga tradisional, dapat membedakan antara baik dan buruk dalam olahraga-bagi anak-anak maupun bagi olahragawan profesional. Mengetahui mengenai kemampuan olahragawan secara lebih baik, baik bagi orang yang berpartisipasi secara langsung maupun bagi penggemar atau penonton olahraga.
  3. Antusias. Partisipasi aktif olahragawan terhadap perilaku sehari-hari, pola makan dan penghargaan terhadap budaya olahraga hendaknya ditingkatkan. Partisipasi aktif demikian perlu dibudidayakan, baik di level lokal maupun nasional. Klub-klub olahraga diharapkan mampu menciptakan kegembiraan dan rasa nyaman dalam aktivitas mereka agar prestasi olahraga di tingkat lokal, nasional, maupun internasional dapat meningkat.
b. Kenyataan yang ada dalam sport education
Kenyataannya sport education mempunyai tujuan jangka pendek dan komprehenship. Untuk mencapai tujuan tersebut , guru pendidikan jasmani harus menguasai sport education dalam aktivitas pendidikannya. Guru pendidikan jasmani hendaknya:
  1. Mengembangkan ketrampilan dan kebugaran spesifik terhadap olahraga tertentu
  2. Menghargai dan mampu melakukan aktivitas olahraga
  3. Berpartisipasi akif sejak dari tahap permulaan perkembangan anak
  4. Mengambil langkah tanggungjawab dalam kepemimpinan
  5. Bekerja efektif bersama kelompok untuk mencapai tujuan
  6. Mengembangkan wawasan keolahragaan
  7. Meningkatkan wawasan dan keterampilan perwasitan dan mengembangkan pola-pola pelatihan
  8. Memiliki sikap ihlas dan melibatkan diri dalam dunia olahraga di luar sekolah
c. Pembelajaran
Pada dasarnya pembelajaran harus mempertimbangkan kemampuan peserta didik. Hal itu terutama berkaitan dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dan bentuk penyajiannya. 
D.A Wuest dan C.A. bucher (1995) 

a. Pengembangan Pendidikan jasmani
Menurut pendapat ke duanya, bahwa dengan adanya pendapat tentang pendidikan jasmani dan olahraga ini berarti bahwa pendidikan jasmani dari era sejarahnya telah memasuki salah satu dari banyak jalan keluar untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Secara tradisioanal, progfesi pendidikan jasmani telah memperoleh sumbangan wawasan yang cukup untuk melengkapi ranah dalam pendidikan, terutama terhadap pendidikan jasmani di sekolah dan terhadap peserta didik tingkat umur sekolah di luar sekolah hingga perkembangan itu terjadi bukan hanya secara subtansial dalam lingkup ilmu pengetahuannya, namun juga pengembangan program dan perkembangan dalam masyarakat. Para pejabat juga memperoleh kesempatan yang amat baik dalam mengembangkan kemajuan karier traditionalnya (kesehatan dan kebugaran, manajemen dan media olahraga). 

Penyebab perkembangannya dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya gerak dalam kebugaran, dan perkembangan pada rekreasi. Hal ini telah memacu perkembangan “pasar baru” bagi pendididkan jasmani. Pendidikan jasmani berarti diprogram untuk melayani masyarakat secara komersial, berlaku untuk semua umur dan dapat memenuhi kebutuhan publik secara lebih luas. Disini terlihat adanya perkembangan kebutuhan dalam masyarakat, sehingga perlu adanya istilah yang mampu mencakup lingkup kebutuhan masyarakat dengan tujuan agar pendidikan jasmani lebih dapat dikembangkan. Oleh karena itu istilah pendidikan jasmani kemudian menjadi “physical education and sport “ (pendidikan jasmani dan olahraga)

b. Pembelajaran dan pelatihan dalam pendidikan jasmani dan olahraga merupakan karier.
Seorang guru pendidikan jasmani dan olahraga setelah mempelajarai teori pembelajaran dan pelatihan harus mampu:
  1. Menggambarkan kualitas sikap dan tanggungjawabnya sebagai guru pendidikan jasmani
  2. Menggambarkan sesuatu yang menguntungkan dan tidak dalam pencapaian karier di sekolah dan di luar sekolah
  3. Menggambarkan kesamaan dan perbedaan antara mengajar dan melatih
  4. Mendiskusikan masalah pengembangan olahraga dan dampaknya terhadap guru dan pelatih
  5. Mendiskusikan strategi untuk memaksimalkan peran aktif guru pendidikan jasmani, baik dalam kapasitasnya sebagai pengajar maupun sebagai pelatih.
Pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya mendapatkan perhatian yang layak, baik di sekolah maupu di luar sekolah. Disamping itu, tahapan pembelajaran hendaknya dirinci sedemikian rupa. Dari tingkat dasar hingga lanjutan atau dari semua tingkat usia, baik di sekolah maupun di luar sekohan.

c. Pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga
Disini dibicarakan pembelajaran dan pelatihan bagi guru pendidikan jasmani dan olahraga. Sebaiknya guru harus juga mempunyai sertifikat pelatihan. Dengan demikian seorang guru pendidikan jasmani mempunyai kewanangan, tidak hanya di sekolah tetapi juga dimasyarakat. Pelatihan bagi guru pendidikan jasmani dan olahraga ini hendaknya selalu menggunakan prinsip pendekatan pendidikan dengan dasar menghargai peserta didik.

BAB VII
Merancang Program Pembelajaran
Pendidikan Jasmani (senam)
Sebelum program pembelajaran dioperasionalkan, langkah awal yang harus dilakukan oleh guru pendidikan jasmani adalah menyusun perencanaan program pembelajaran. Bagaimana program pembelajaran tersebut dirancang? Langkah-langkah di bawah ini diharapkan dapat membantu guru pendidikan jasmani dalam merancang program pembelajaran:
  1. Pelajari dan pahami tujuan dan materi pembelajaran yang ada dalam Kurikulum 2010
  2. Perhatikan alokasi waktu yang tersedia untuk materi pelajaran tersebut
  3. Perhitungkan ketersediaan fasilitas dan sarpras
  4. Perkirakan kemampuan awal siswa. Bila memungkinkan kemampuan awal harus berbentuk data objektif. Bila tidak cukup dengan perkiraan didasarkan dari observasi yang dilakukan pada materi-materi pelajaran sebelumnya
  5. Lakukan perencanaan dengan Memperhatikan pendekatan dan langkah-langkah yang lazim digunakan.
Sedangkan proses pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan dalam suatu sistematika sebagai berikut:
1. Pendahuluan/pemanasan, dilakukan dengan tujuan utama untuk menyiapkan fisik dan mental peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran inti dan hendaknya melibatkan sebagian besar otot tubuh dengan waktu 10% dari total waktu pembelajaran yang direncanakan. 

Gerakan pemanasan (warming up) bertujuan untuk menyiapkan system pernafasan, peredaran darah, otot dan persendian menyongsong gerakan inti yang akan dilakukan, yang meliputi gerakan statis dan gerakan dinamis (DEPDIKNAS,2008) Perhatikan hal-hal berikut:
  1. Sebelum melakukan olahraga apa pun, biasakan diri untuk melakukan gerak pemanasan. Ini perlu untuk meminimalkan risiko cedera dan kram. 
  2. Lakukan gerakan-gerakan mudah yang dapat dilakukan sendiri tanpa pendampingan instruktur berpengalaman hingga dapat dilakukan kapan saja sesempatnya di rumah. 
  3. Untuk anak dengan gangguan kesehatan khusus seperti kegemukan, jantung atau diabetes, konsultasikan terlebih dulu ke dokter anak sebelum memperkenalkan gerakan senam kepada anak. 
  4. Jika anak suka gerakan-gerakan senam, awalnya lakukan berbagai permainan, seperti ayunan, meluncur dan sejenisnya. Pancing dengan berbagai cara agar anak tertarik bergerak, setelah itu baru secara berangsur-angsur lakukan gerakan-gerakan senam. 
  5. Kenakan baju olahraga yang nyaman seperti celana pendek dan
  6. T-shirt yang menyerap keringat. 
  7. Gunakan sepatu olahraga dan kaus kaki yang nyaman agar gerakan senam dapat dilakukan dengan bebas. 
  8. Siapkan musik yang mampu menggugah semangat. Perhatikan iramanya, jangan sampai terlalu cepat agar anak tak sulit melakukan gerakan-gerakannya.
  • Berdiri tegak, lalu berjalan di tempat dengan tangan di pinggang selama 10 hitungan. 
  • Masih dalam posisi berdiri tegak, lutut ditekuk ke depan. Setelah itu bawa kaki ke samping tubuh. Bergantian kaki kiri dan kanan selama 4 hitungan. 
  • Tubuh masih berdiri tegak dengan tangan di pinggang. Lalu telapak kaki dijulurkan ke depan, bergantian antara kaki kiri dan kanan. 
  • Julurkan kaki ke depan, namun ditambah dengan gerakan tangan yang ikut dijulurkan juga. Bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 6 hitungan. 
  • Kendurkan otot leher dengan menggerakkan leher ke samping. Selanjutnya telapak tangan taruh di pipi, kemudian putar leher ke samping. Gerakan terakhir, lemaskan otot leher dengan menangkupkan kedua tangan lalu menyorongkan dagu dengan kedua tangan hingga leher tertarik ke belakang (2). 
  • Selanjutnya, taruh kedua telapak tangan di belakang kepala. Dorong kepala secara perlahan hingga sedikit tertunduk. Angguk-anggukkan kepala sampai 5 hitungan.
2. Latihan inti/pokok (core), merupakan berbagai aktivitas gerak yang akan dilakukan , yang terdiri dari 2 bagian utama yakni:
  • Latihan pokok A, merupakan bentuk latihan yang berhubungan dengan pembelajaran gerak baru atau ia mengulang bentuk gerakan pada pertemuan yang lalu. Jika merupakan bentuk baru, pendidik perlu memperhatikan pentahapan agar diberikan secara proporsional. Bila pembelajaran yang dilangsungkan untuk mengulang bentuk gerak yang dikuasai, maka perhatian guru terhadap gerak agar lebih terfokus kepada frekuensi pengulangan dan umpan balik yang bermakna.
  • Latihan pokok b. yang pada dasarnya merupakan penerapan dari laatihan pokok a dengan tempo dan intensitas yang makin ditingkatkan. 
Dengan demikian, pada latihan pokok b terjadi: 
  1. Peningkatan intensitas kerja fisik yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan dilakukan dalam waktu yang direkomendasikan
  2. Umpan balik untuk memperbaiki unjuk kerja keterampilan gerak, 
  3. Memadukan berbagai komponen-komponen , yang dipelajari secara terpisah sehingga membentuk menjadi rangkaian keterampilan-keterampilan gerak utuh
  • Berdiri tegak, kedua tangan dijulurkan ke atas. Jari-jari tangan saling dikatupkan. Lalu tubuh di condongkan ke kiri sampai perut bagian samping terasa tertarik. Bergantian antara condong ke kiri dan kanan, masing-masing 6 hitungan. 
  • Bungkukkan badan. Salah satu tangan ditaruh di lutut dengan kaki terlipat sementara kaki yang lain membuka. Tekan tangan yang ditaruh di lutut sehingga terasa tarikan pada betis. 
  • Berdiri tegak, lipat kaki ke arah perut, lalu sangga dengan tangan. Lakukan bergantian setiap kaki masing-masing 6 hitungan. 
  • Masih dalam posisi berdiri tegak, lipat kaki ke belakang. Tekan tumit ke bokong. Selanjutnya sangga dengan kedua tangan. Lakukan bergantian kaki kiri dan kanan. 
  • Buka kedua kaki lebar-lebar. Bungkukkan badan, lalu sentuhlah ujung tumit masing-masing kaki dengan kedua tangan. 
  • Selanjutnya lakukan lari di tempat sebanyak 10 hitungan. Gerakan ini dapat ditambah bila anak ingin melakukannya sampai kurang lebih 2x10 hitungan. 
  • Berikutnya, lakukan lompat-lompat di tempat sampai paha sejajar dengan perut. Bergantian kaki kiri dan kanan. Lakukan selama 10 hitungan. 
  • Gerakan terakhir dari gerakan inti adalah melompat di tempat dengan kaki ke belakang. Lakukan selama 10 hitungan 
Latihan Penutup, yang biasanya disebut dengan pendinginan, bertujuan untuk mengembalikan fisik dan mental siswa pada keadaan yang sesungguhnya, sehingga ia siap untuk menerima materi/aktivitas yang lain. Latihan penutup biasanya dilakukan dengan melakukan bentuk-bentuk gerak ringan yang kemudian dilanjutkan dengan menarik kesimpulan apa dan bagaimana pembelajaran berlangsung. 
  • Lakukan kembali gerakan pemanasan b, c dan d, namun ditambah dengan gerakan-gerakan berikut: 
  • Berdiri tegak, selanjutnya satu kaki julurkan ke depan. Kemudian lutut kaki yang di depan ditekuk sementara kaki yang di belakang tetap lurus ke belakang. Lakukan bergantian masing-masing kaki sebanyak 5 hitungan. 
  • Berdiri tegak. Kedua kaki dibuka ke samping dan tangan di pinggang. Tekuk kedua lutut. Lakukan sebanyak 5 hitungan. Di saat lutut ditekuk, tahan nsebentar sebanyak tiga hitungan. 
Jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan misalnya cedera, maka untuk pencegahannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  • Penataan lingkungan TK yang aman, nyaman dan menyenangkan
  • Peningkatan pemaham guru terhadap aspek pertumbuhan dan perkembangan anak, baik pada aspek fisik maupun psikologis
  • Peningkatan dan pengembangan kemampuan guru terhadap setiap bentuk aktivitas gerak
  • Pelaksanaan gerak dilakukan dalam satu rangkaian yang utuh terdiri dari gerakan pemanasan, gerakan inti dan gerakan penenangan
  • Menyediakan sarana prasarana dengan memperhatikan atau memenuhi persyaratan kelayakan alat bermain sebagai media pendidikan bagi anak TK
  • Tersedianya ruang UKS bila tidak memungkinkan dapat disediakan kotak P3K
Keadaan-keadaan yang tidak diharpakan mungkin juga akan terjadi miskipun usaha preventif sudah dilakukan, maka seyogyanya guru memiliki penguasaan tentang cara penanggulangannya, miskipun sebatas pertolongan pertama yang akan sangat membantu mengatasi cedera termasuk dampak dari cedera tersebut pada anak-anak.

BAB VIII
“PENINGKATAN KEKUATAN, KECEPATAN DAN KELINCAHAN”
Kesegaran jasmani (physical fitness) adalah suatu aspek dari kesegaran secara menyeluruh (total fitness) yang terdiri atas tiga konsep penting yang saling berkaitan bagi setiap manusia: bentuk dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, kesanggupan dari jasmaninya untuk melakukan hal tersebut dan hubungan timbal balik antara kesegaran jasmani dengan keseluruhan pribadinya. Manusia memiliki cukup cadangan energy untuk melaksanakan tugas sehari-hari dan masih sedikit tersisa untuk menghadapi terjadinya hal yang tidak diinginkan.

Hal penting yang perlu diketahui bahwa dalam usaha membina dan meningkatkan kesegaran jasmani salah satunya adalah dengan latihan kekuatan, daya tahan, dan beberapa unsur yang menyangkut dengan gerakan manusia, yakni: daya tahan otot, jantung, peredaran darah, dan pernapasan. Jika diterapkan pada Taman Kanak-kanak maka perlu diciptakan latihan-latihan yang sesuai dengan tingkat usianya, kemampuan anak dan situasi serta kondisi masing-masing lembaga. Salah satunya adalah kegiatan senam, misalnya dengan calisthenics adalah salah satu kegiatan senam tanpa alat, merupakan kegiatan pengembangan fisik yang dilakukan tanpa alat untuk memperindah tubuh dan meningkatkan kekuatan, daya tahan otot, dan daya tahan jantung dan pernapasan, dan yang lebih penting kegiatan pengembangan jasmani tersebut dilaksanakan dalam nuansa bermain dan terpadu dangan aspak pengembangan lain.

Program pembentukan kesegaran jasmani tersebut meliput:
1. Latihan Kekuatan. Dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan tingkat kemampuan anak serta situasi dan kondisi masing-masing TK, antara lain:
  • Latihan kekuatan dengan cara mendorong tembok atau dapat dilakukan dengan mendorong pohon
  • Latihan memanjat tali atau tiang
  • Latihan menggantung dan mengangkat bahu yang dilakukan dengan cara berpasangan yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan tingkat dan kemampuan peserta didik usia TK, disertai dengan pengawasan dan prinsip pembelajaran di TK.
Beberapa latihan kekuatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Mengangkat teman, dengan cara 
  • seorang anak berbaring telentang lurus, kedua kakinya rapat, badan/pinggulnya berada diantara kedua kaki anak yang berdiri, kedua tangan saling berpegangan pada pergelangan tangannya masing-masing.
  •  anak yang berdiri menarik ke atas kedua tangan anak yang berbaring higga badannya terangkat.
  • Anak yang berbaring bergantung dengan badan dan kedua kaki tetap lurus, dilakukan beberapakali sesuai kemampuan anak.
b. Berbaring duduk (sit up)
  • Berbaring telentang dengan kedua lutut ditekuk, kedua kaki sedikit terbuka kira-kira 30 cm. kedua tangan melipat ke dada
  • Gerakan bangun dengan bantuan kedua lengan lurus ke depan, kemudian berbaring kembali. Demikian seterusnya dimana gerakan dapat dilakukan berulang-ulang sesuai kemampuan.
2. Latihan Kecepatan
Latihan kecapatan pada anak-anak usia TK, dapat dilakukan dengan latihan reaksii gerak atau dengan latihan jalan-lari sampai jarak yang ditentukan, sekitar 5-10 m dan dikemas dalam bentuk kegiatan bermain.

Latihan untuk reaksi gerak anak-anak, dapat dilakukan dalam bentuk permainan atau perlombaan, menggunakan isyarat suara, tepukan tangan atau sentuhan. Contohnya adalah latihan jalan-lari, langkah-langkahnya:
  • Anak-anak disuruh jalan biasa, bila mendengar peluit anak lari secepat-cepatnya sampai batas yang ditetapkan. Mula-mula dilakukan oleh barisan yang paling depan, setelah kembali dan berbaris lagi, dibarisan paling belakang, baru barisan yang ke 2, setelah kembali terus barisan yang ke-3,ke-4, ke 5 dst.
  • Mula-mula barisan ke-1 lari-lari di tempat, bila mendengar peluit atau tepukan lari secepat-cepatnya sampai jarak yang ditentukan. Lakukan hal yang sama pada barisan ke-2, barisan ke-3 dan seterusnya.
3. Latihan kelincahan
Untuk latihan kelincahan bagi anak-anak TK. Dapat dilakukan dengan cara:
  • Jalan pelan-pelan, kemudian dipercepat dan semakin cepat
  • Lari bolak-balik
  • Lari sambil berbelok-belok
  • Lari sambil melompati teman dalam posisi merangkak
  • Lari menerobos di bawah anak yang berdiri mengangkang
Kelincahan juga dapat dilatih dalam bentuk permainan, dengan cara melempar badan dan kaki, dari sikap jongkok/lompat-lompat di tempat.

BAB IX
“RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN FISIK” 
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik terencna dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga pada hakekatnya adalah aktivitas otot-otot besar yang menggunakan energi tertentu untuk meningkatkan kualitas hidup.

Tiga unsur yang terlibat dalam gerakan anak yakni: otot, otak dan syaraf ,ketiganya harus dapat berfungsi dengan baik agar gerakan yang dihasilkan dapat lebih bermakna. Aktivitas tersebut dapat dilatih melalui peningkatan kekuatan, kecepatan dan kelincahan. Dua aktivitas lagi yang juga beranfaat untuk pengembangan gerakan jasmani anak adalah:

1. Latihan kelentukan yang sangat erat hubungannya dengan gerak persendian, adalah suatu bentuk latihan untuk memberikan kemungkinan kepada persendirian agar dapat bergerak seluas-luasnnya untuk menghilangkan atau mengurangi kekakuan pada tubuh, menambah elastisitas pada jaringan otot dan mengurangi ketegangan-ketegangan yang berlainan pada otot. Aktivitas itu dapat dilaksanakan dengan antara lain:
a. Melakukan gerakan mengayunkan lengan ke samping kanan dan kesamping kiri kemuka dan kebelakang, memutar dll
b. Melakukan gerakan-gerakan tubuh; membungkukkan badan dan tangan harus menyetuh lantai, meliuk-liukkan serta memutar tubuh.
c. Mencium lutut dari sikap duduk selonjor dengan berbagai variasi: 
  • duduk selonjor, kedua kaki rapat lurus ke depan, kedua lengan sejajar bahu lurus ke depan
  • membungkuk-bungkukkan badan ke depan berkali-kali hingga hidung mencium lutut. Jari-jari tangan dan kedua telapak tangan menyentuh jari-jari kaki atau memegang pergelangan kaki
d. Memutar-mutar badan kesamping dengan posisi sikap duduk

2. Latihan keseimbangan, dapat diaksanakan mulai dari yang paling mudah hingga yang ringan. Dengan cara antara lain:
a. Latihan berdiri dengan satu kaki
  • Anak berdiri pada satu kaki dengan tumit diangkat, kaki yang lain bebas pertahankan sikap ini selama 8 hitungan, setelah itu ganti kaki
  • Anak berdiri pada salah satu kaki dengan tumit diangkat. Kaki yang lain diangkat kedepan dan lutut ditekuk, ujung kaki menuju ke bawah. Pertahankan sikap ini minimal 5-7hitungan kemudian ganti kaki
  • Berdiri pada salah satu kaki, kaki yang lain diangkat dan telapak kakinya diletakkan pada lutut bagian dalam, kedua tangan di pinggang, dan mata dipejamkan. Tahan selama 5-7 hitungan kemudian ganti kaki
b. Membentuk sikap seperti kapal terbang
  • Siap permulaan dengan berdiri pada satu kaki
  • Rentangkan kedua lengan ke samping lurus, kemudian membungkukka badan ke depan, angkat salah satu kaki ke belakang lurus hingga seluruh badan dan kaki membentuk garis lurus. Kaki tumpuan harus tetap lurus. Pertahankan 3-7 hitungan, kaki bergantian.
Sedangkan ruang lingkup gerakan motorik kasar selalu melibatkan otot-otot besar,seeprti otot leher, lengan dan kaki. Dan gerakan yang dilakukan terdiri dari gerakan lokomotor, non lokomorot dan gerakan manipulative (sudah diterangkan pada awal2 pertemuan). Pengembangan gerakan motorik kasar (jasmani) dan motorik halus (keterampilan) telah terintegrasi dalam proses pembelajaran, namun untuk memudahkan penilaian kegiatan jasmani perlu direncanakan agar terdapat keseimbangan pada berbagai macam gerakan motorik yang ada, dengan mengacu pada cirri-ciri gerakan yang telah diuraikan sebelumnya.(lihat pengembangan motorik kasar dan motorik halus untuk kelompok A)

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rancangan program kegiatan pengembangan fisik motorik adalah sebagai berikut:
  1. Menentukan tujuan/aspek yang akan dikembangkan. Tujuan merupakan sasaran atau harapan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengembangan fisik motorik anak. Tujuan yang dimaksudkan di sini adalan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indicator-indikator
  2. Pemiihan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan Guru perlu memilih dan menemuan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Pemilihan kegiatan ini harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan karekteristiknya.hal-hal yang diperlukan antara lain:
  1. Melibatkan seluruh anak untuk dapat berpartisipasi aktif
  2. Menyenangkan dan dilakukan melalui bermain
  3. Dapat menyalurkan energy dan aspirasi anak
  4. Membangkitkan keinginan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi
  5. Mendorong anak untuk kreatif
  6. Tidak membosankan
  7. Memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan kegiatan sesuai dengan imajinasinya
  8. Sesuai dengan tema dan lingkungan anak
3. Pemilihan alat dan bahan yang akan digunakan. 
Dalam pemilihan alat pembelajaran sebaiknya berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
  1. Sebaiknya bersifat multi guna, artinya alat terseut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai kemampuan yang sesuai. Selain sebagai alat peraga juga digunakan sebagai alat bermain harganya. 
  2. Bahan yng digunakan mudah didapat di lingkungan sekitar TK dan murah (re-use)
  3. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya
  4. Alat yang digunakan dapat mengembangkan kreativitas anak (khayal, imajinasi, bereksperiment dan bereksplorasi)
  5. Sesui dengan tujuan dan fungsinya
  6. Dapat digunakan secara individu, kelompok maupun klasikal
  7. Alat dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak
4. Pemilihan metode.
Diantara metode-metode yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di TK adalah:
  1. Pemberian tugas
  2. Praktek langsung
  3. Demonstrasi
  4. Sosiodrama, minskipun tidak menutup kemungkinan pennggunaan metode yang lain yang sesuai dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB x
CARA MEMPRODUKI SUARA BERIRAMA DAN CONTOH GERAKAN
Irama atau ritme berasal dari bahasa belanda yang mengandung arti gerak music yang berjalan secara teratur sehingga music tersebut enak di dengar dan dirasakan. Setiap lagu mempunyai irama, cepat, lambat dan sedang. 

A. CARA MEMPRODUKSI SUARA BERIRAM
Suara berirama yang digunakan untuk merangsang keinginan anak agar mau bergerak, harus berkualitas baik dan sesuai dengan gerakan anak yang kita inginkan. Sebagian besar keberhasilan program gerakan berirama tergantung pada efektivitas suara dalam menarik minat dan membuat anak senang. Sumber-sumber suara yang dapat digunakan sebagai latar bunyi gerakan berirama adalah sebagai berikut:
  1. Drum untuk tarian. Drum yang sudah ada akan menghasilkan suara berbeda jika menggunakan alat pukul yang berbeda. Drum sangat efektif dalam menghasilkan suara yang berbeda juga. Drum sangat efektif untuk membuat anak mau bergerak. Katakan saja: “ anak-anak…drum ini akan mengatakan sesuatu kepada kalian dan kalian harus mengikutinya”. Selanjutnya kita dapat memukul drum dengan irama tertentu dimulai dari irama yang paling sederhana, sementara anak-anak kita minta mengikuti irama, misalnya dengan hentakan kaki, tepuktangan, anggukan kepala, dsb.
  2. Tape recorder atau cd player. 
  3. Kita dapat menggunakan tape recorder bisa atau cd playe untuk memutar kaset atau cd yang berisi music maupun perintah ataupun aba-aba, dan guru harus memberi contoh terlebih dahulu gerakan-gerakan yang harus dilakukan oleh anak.
  4. Gitar, alat music dengan cara dipetik. Alat ini sudah terbiasa didengar dan dilihat oleh peserta didik
  5. Band. Alat music yang mempunyai suara yang lengkap yang kepemilikan alat ini masih sulit, karena disamping harganya mahal alat music ini lebih sesuai untuk dimainkan oleh anak usia remaja dan dewasa
  6. Lagu, puisi dan bentuk vocal lain
Anak-anak dapat mengekspresikan dirinya pada sebua puisi yang dibacakan dengan berirama di luar kepala. Demikian juga dengan lagu yang dilantunkan sendiri oleh anak-anak yang berisi syair tentang suatu perbuatan, misalnya mencangkul, menanam padi, dsb.

BAB XI
‘KEGIATAN BERMAIN PADA ANAK’
Bermain bagi anak usia TK merupakan suatu kebutuhan yang penting dalam kehidupannya, bahkan hampir semua kegiatannya diwarnai dengan permainan. Hal itu sangat penting dilakukan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak.

Piaget (1962) melihat permainan sebagai suatu media yang dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak. Pada waktu yang sama, ia mengatakan bahwa perkembangan kognitif anak-anak membatasi cara mereka bermain. Permainan memungkinkan anak-anak mempraktekkan kompetensi-kompetensi keterampilan mereka yang dengan cara santai dan menyenangkan. Ia yakin bahw struktur kognisi perlu dilatih , dan permainan memberi setting yang sempurna bagi latihan ini. 

Herbert Spencer mengemukakan teori kelebihan tenaga yang menyatakan bahwa tenaga yang berlebihan yang terdapat pada setiap diri manusia harus disalurkan ke luar melalui kegiatan bermain.

Stanley Hall mengemukakan teori pemunculan kembali sifat-sifat pada seseorang yang sudah lama tidak muncul yang mengatakan bahwa permainan yang dilakukan manusia (anak) itu merupakan ulangan dari kehidupan nenek moyang kita. 

Schaller dan lazarus mengemukakan teori rekreasi yang men gatakan bahwa kelelahan itu akan mendorong manusia kepada permainan.

Teori persiapan dan latihan dari Gross mengatakan bahwa permainan itu sebagai latihan bagi manusia yang belum dewasa untuk menyiapkan fungsi-fungsi bagi kebutuhan hidupnya

Sedangkan Hurlock mengatakan bahwa permainan (play ) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Permainan itu sendiri mempunyai beberapa fungsi: 
  1. Menjaga kesehatan
  2. Meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya,mengurangi tekanan, meningkatkan daya kognitif, meningkatkan daya jelajah 
  3. Meningkatkan aktivitas berkomunikasi dan berinteraksi satu dengan yang lain
  4. Melaksanakan peran untuk kehidupan yang akan datang
Menurut Freud dan Ericson, permainan adalah suatu bentuk penyesuaian diri manusia yang sangat berguna untuk beberapa hal:
  1. Dapat menolong anak untuk menguasai konflik dan kecemasan, karena tekanan-tekanan terlepaskan ketika permainan, anak dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan. 
  2. Permainan memungkinkan anak melepaskan energy fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan-perasaan yang terpendam
  3. Terapi yang memungkinkan bagi anak untuk mengatasi frustasi dan merupakan medium bagi ahli terapi untuk menganalisis konflik-konflik anak dan cara –cara mereka mengatasinya
  4. Anak-anak dapat merasa tidak terancam dan lebih leluasa untuk mengemukakan perasaan-perasaan mereka yang sebenarnya dalam konteks permainan
Begitu pentingnya permainan bagi anak, maka semua anak harus mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti bermacam-macam permainan, baik permainan kreatif, individual, kelompok. 

Permainan yang baik akan dapat mencapai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Ranah psikomotor: 
  • Memunkinkan anak menggunakan otot besar dengan potensi pengembangannya, yaitu menghasilkan pengembangan dan control otot yang baik
  • Anak akan dapat mengembangkan kemampuan berlari, mulai, berhenti bergerak dengan penuh control
  • Anak akan belajar mengelola dan mengontrol tubuh dalam tekanan kompetisi
2. Ranah kognitif
  • Anak akan mencapai kesiapan mental ia bereaksi secara strategis pada situasi permainan
  • Anak akan belajar mengerti peraturan dan dapat menerapkan pengetahuan ini pada permainan lain 
3. Ranah afektif
  • Anak akan mengerti dan merasakan kebutuhan bermain dengan jujur dan sportif
  • Anak akan mengerti dirinya sendiri
Permainan merupakan sarana yang sangat tepat untuk perkembangan social dan moral anak karena ia harus mematuhi aturn-aturan tertentu apabila ia ingin menikmati permainan secara bersama-sama. Permainan tidak sepenuhnya menyenangkan, anak-anak harus diajarkan untuk selalu terlibat sepenuhnya dalam permainan dan jika harus keluar karena kurang terampil, maka permainan tersebut menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan baginya.

A. Permainan Kecil
Adalah suatu bentuk permainan yang tidak mempunyai peraturan tertentu, baik , alat, ukuran lapangan,maupun waktu untuk melakukannya serta belum ada wadah oraganisasinya baik yang bersifat local, nasional maupun internasional. Permainan ini dapat dilakukan dengan alat maupun tanpa alat.

B. Modifikaasi Permainan
Tujuan utama modifikasi ini adalah membuat permainan menjadi lebih menyenangkan bagi anak. Permainan harus dapat memberikan pengalaman berhasil bagi anak jika kita menginginkan anak selalu terlihat dalam permainan-permainan barikutnya, karena mungkin ada sejumlah peserta didik merasa sulit untuk melakukan, atau untuk mengatasi kebosanan, juga untuk menolong guru dalam memperluas aktivitas permainan. Ada beberapa saran untuk memodifikasi permaianan agar sesuai dengan kebutuhan anak:
  • Jarak yang ditempuh pemain, dapat diperpanjang maupun diperpendik
  • Rute pelari dapat divariasikan, zig-zag, penuh rintangan dll
  • Dari metode lokomotor menjadi non lokomotor
  • Perubahan formasi permainan, dari lingkaran menjadi segitiga, segi empat dll
  • Area permainan dapat diperbesar maupun diperkecii agar semua anak dapat melakukannya
  • Denda atau hukuman ringan dapat ditambahkan dalam permainan untuk menambah resiko dan kegembiraan
  • Jumlah pemain kunci dapat ditambah, sehingg jumlah anak yang terlibat semakin banyak.
  1. Menjala ikan Permainan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan gerak anak-anak, juga untuk menyalurkan hasrat bergerak dan menciptakan suasana kesenangan dan kegembiraan bagi anak-anak 3-5 anak disuruh bergandengan tangan sebagai jalannya. Sedangkan anak-anak yang lain disuruh berkeliaran bebas dalam lapangan/ruangan yang telah ditentukan sebagai ikannya. Bila ada peluit/ketukan, anak-anak yang menjadi jala harus berusaha manangkap ikannya sebanya-banyaknya, anak-anak yang menjadi ikan berusaha lari untuk menghidari jala agar tidak sampai terjaring. Jala dinyatakan berhasil menangkap ikan , jika ikan yang tertangkap itu terkurung dalam lingkaran atau cukup tersentuh saja. Dst.
  2. Permainan kucing dan tikus
  3. Permainan gobak sodor
  4. Permainan hijau-hitam
  5. Permainan pulang kerumah dengan cepat
  6. Permainan berhadapan atau berbelakangan
  7. Permainan nelayani
Macam-macap permainan kecil yang menggnakan alat, diantaranya adalah lari bolak-balik sambil memindahkan bola, permainan tali tambang, melempar bola ke dalam keranjang, lempar tangkap bola dst.
  1. Bola beranting di atas kepala
  2. Permainan lari bolak balik sambil memindahkan benda
  3. Permainan bola beranting berputar
  4. Permainan berlomba estafet. Dll
SUMBER;
  • [1] Santoso Giriwijoyo&Dikdik Zafari Sidik, 2012, Ilmu kesehatan Olahraga, Bandung; Remaja Rosdakarya
  • [2] Santoso Giriwijoyo&Dikdik Zafar Sidik ,2012, Ilmu Kesehatan Olahraga, Bandung:PT Remaja Rosdakarya
  • [3] Insan Nugroho, Jurus Dahsyat Sehat Sepanjang Hayat, 2011, Surakarta: Ziyad Visi Media. Hal. 153
  • [4] Boyke Mulyana& Dikdik Zafar Sidik, Ilmu Kesehatan Olahraga, Bandung: Remaja Rosdakarya
  • [5] Angela Lumpkin, 2002, introduction to Physical Education Ecercise Sciences, and Sport Studies, MC.. Grow Hill Higher education
  • [6] http://penjasorks.wordpress.com/2011/10/27/peranan-olahraga-bagi-anak-usia-dini/, Diakses 10 februari 2013
  • [7][7] Insan Agung Nugroho, 2011, Jurus Dahsyat sepanjang Hayat, Surakarta: Ziyad Visi Media.
  • [8] Bandi Delphi,Program pembelajaran individual berbasis Gerak Irama, 2005 hal.8
  • [9] Bandi Delphi,Program pembelajaran individual berbasis Gerak Irama, 2005 hal.8
  • [10] Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik, Universitas Terbuka
Blog, Updated at: 09.21.00

0 komentar:

Posting Komentar