Pengertian Komunikasi dan Teori Komunikasi

Posted By frf on Jumat, 14 Oktober 2016 | 16.20.00

Pengertian Komunikasi
Ilmu komunikasi apabila diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, antarbangsa, dan antarras, membina kesatuan dan persatuan umat manusia penghuni bumi. Pengertian komunikasi harus ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu komunikasi dalam pengertian secara umum dan pengertian secara paradigmatik.

1. Pengertian komunikasi secara umum
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang, karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (social interaction). Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (intercommunication). Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari dua segi, yaitu :

a. Pengertian komunikasi secara etimologis
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communication dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara orang-orang itu tidak komunikatif.

b. Pengertian komunikasi secara terminologis
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication, yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social comunication. Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antarmanusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya. Komunikasi fisik adalah komunikasi yang menghubungkan tempat yang satu dengan tempat yang lain, misalnya dua tempat yang dihubungkan oleh kereta api, bis, pesawat terbang, dan lain-lain kendaraan, yang mengangkut manusia. 

2. Pengertian komunikasi secara paradigmatis
Telah dijelaskan di muka dalam pengertian secara umum komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial. 

Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu, yaitu ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, atau film, maupun media non massa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya. Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional (intentional), mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran. Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatis ini banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi itu dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki, yaitu :

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior). Jadi ditinjau dari segi si penyampai pernyataan, komunikasi yang bertujuan bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif (persuasive communication) lebih sulit daripada komunikasi informatif (informative communication), karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang. 

Demikian pengertian komunikasi secara umum dan secara paradigmatis yang penting untuk dipahami sebagai landasan bagi penguasaan teknik berkomunikasi. Adalah komunikasi secara paradigmatis yang dipelajari dan diteliti ilmu Komunikasi. 

Proses Komunikasi
Dari pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan di atas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam “bahasa komunikasi” komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :
  • Komunikator (orang yang menyampaikan pesan)
  • Pesan (pernyataan yang didukung oleh lambang)
  • Komunikan (orang yang menerima pesan)
  • Media (sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya)
  • Efek (dampak sebagai pengaruh dari pesan)
Teknik berkomunikasi adalah cara atau “seni” penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pemyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran, dan sebagainya. Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, yakni gerakan anggota tubuh, gambar, warna, dan sebagainya. Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir, atau menganggukkan kepala adalah kiat yang merupakan lambang untuk menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang. Gambar, apakah itu foto, lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik, atau lain-lainnya, adalah lambang yang biasa digunakan untuk menyampaikan penyataan seseorang.

Demikian pula warna, seperti pada lampu lalu lintas yaitu merah berarti berhenti, kuning berarti siap, dan hijau berarti berjalan, kesemuanya itu lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan instruksi kepada para pemakai jalan. Di antara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pemyataan seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkret juga yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya. Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. 

Hambatan Komunikasi
Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses.

1. Gangguan 
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gannguan semantik.
a. Gangguan Mekanik
Yang dimaksudkan dengan gangguan mekanik ialah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
b. Gangguan Semantik
Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep terdapat pada komunikator, akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam salah pengertian.
2. Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
3. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong sesorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikian pula intensitas tanggapan sesorang terhadap suatu komunikasi.
4. Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegitan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. 
5. Pesan
Komunikasi dalam kehidupan manusia terasa sangat penting, karena dengan komunikasi dapat menjembatani segala bentuk ide yang akan disampaikan seseorang. Dalam setiap melakukan komunikasi unsur penting diantaranya adalah pesan, karena pesan yang disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud, serta tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan.

Adapun pesan menurut Onong Effendy dalam bukunya Human Relations dan Public Relations, menyatakan pesan adalah :”Suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa/lambang-lambang lainnya kepada orang lain”.(Effendy, 1993:224)

Sedangkan berbicara maka “pembicara” itulah pesan, ketika menulis surat maka ”tulisan surat” itulah yang dinamakan pesan. Selain hal tersebut diatas, pesan juga dapat dilihat dari segi bentuknya. Menurut A.W.Widjaja dan M.Arisyk Wahab dalam bukunya Strategi Public Relations, terdapat dua sifat pesan yaitu :

1.Informatif.
Yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.

2.Persuasif.
Yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang akan disampaikan akan memberikan sikap perubahan. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima. (Widjaja dan Wahab, 2000:219)

Terhadap suatu pesan yang ingin dikomunikasikan mempunyai kemampuan untuk meramalkan efek yang timbul pada komunikan. Maka tidaklah mengherankan apabila dalam setiap melaksanakan penyampaian pesan tidak terlepas dari keinginan untuk mejadikan pesan itu diterima oleh komunikan. Tetapi untuk menjadikan pesan itu dapat di terima maka harus memperhatikan berbagai macam kondisi cara penyampaian dan memenuhi syarat dari suatu pesan.

Wilbur Scrahman menampilkan apa yang disebut “The Condition of Succes In Communication” yakni kondisi yang harus dipenuhi jika menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki seperti yang dikutip oleh Effendy (1993:41). Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 

“Pesan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan, pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti, pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut, pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki”. (Effendy, 1993:41)

Dalam menciptakan pengertian yang baik dan tepat antara komunikator dan komunikan, pesan harus disampaikan sebaik mungkin. Sedikitnya ada empat pesan menurut S.M Siahaan dalam bukunya “Komunikasi Pemahaman dan Penerapan” yaitu :
  1. Pesan harus cukup jelas (clear), bahasa yang mudah dipahami, tidak berbeli-belit, tanpa denotasi yang menyimpang dan tuntas.
  2. Pesan itu mengadung kebenaran yang mudah diuji (Corect), berdasarkan fakta, tidak mengada-ngada dan tidak diragukan.
  3. Pesan itu nyata (Concret) dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta yang ada, tidak sekedar isu/kabar angin.
  4. Pesan itu lengkap (Complete) dan disusun secara sistematis, diantaranya:
  • Pesan itu menarik dan meyakinkan (Convincing) menarik karena bertautan dengan dirinya sendiri, menarik dan meyakinkan karena logis.
  • Pesan itu disampaikan dengan sopan (Courtesy) harus diperhitungkan kadar kebiasaan, kepribadian, pola hidup dan nilai-nilai komunikasi, nilai etis sangat menentukan sekali bagaimana orang bisa terbuka.
Nilai pesan sangat mantap (concisten) artinya tidak mengandung pertentangan antara bagian pesan yang lain, konsisten ini sangat penting untuk meyakinkan komunikan akan beberapa pesan yang disampaikan. 

Ruang Lingkup Komunikasi
Ilmu Komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkupnya (scope) dan banyak dimensinya. Berikut ini adalah penjenisan komunikasi berdasarkan konteksnya.

1. Bidang Komunikasi
Yang dimaksudkan dengan bidang komunikasi di sini adalah bidang kehidupan manusia, di mana di antara jenis kehidupan yang satu dengan jenis kehidupan yang lain terdapat perbedaan yang khas; dan kekhasan ini menyangkut pula proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut :
  1. Komunikasi sosial (social communication)
  2. Komunikasi organisasi/manajemen (organization/management communication)
  3. Komunikasi bisnis (business communication)
  4. Komunikasi politik (political communication)
  5. Komunikasi internasional (international communication)
  6. Komunikasi antarbudaya (intercultural communication)
  7. Komunikasi pembangunan (development communication)
  8. Komunikasi tradisional (traditional communication)
2. Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Komunikasi Verbal (verbal communication)
1) Komunikasi lisan (oral communication)
2) Komunikasi tulisan (written communication) 
b. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication
1) Komunikasi kial (gestural/body communication)
2) Komunikasi gambar (pitorial communication)
c. Komunikasi tatap muka (face to face communication)
d. Komunikasi bermedia (mediated communication)
3. Tatanan Komunikasi

Adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :
a. Komunikasi pribadi (personal communication)
Adalah komunikasi seputar diri seseorang, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan.
1) Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication)
Adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. 

Ronald L. Applbaum, et.al dalam bukunya “Fundamental Concept in Human Communication” mendefinisikan komunikasi intrapribadi sebagai berikut :“Komunikasi yang berlangsung di dalam diri kita; ia meliputi kegiatan berbicara kepada diri sendiri dan kegiatan-kegiatan mengamati dan memberikan makna (intelektual dan emosional) kepada lingkungan kita” (Applbaum, 1973 : 13)

2) Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)
Komunikasi antarpribadi di definisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal Communication Book”. (Devito, 1989 : 4) sebagai berikut : Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”. 

b. Komunikasi Kelompok (group communication)
Adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. 

1) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
Adalah komunikasi yang ditujukan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis. Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya kepada benak atau pikiran komunikan, misalkan :
  • Ceramah (lecture)
  • Forum
  • Event
  • Simposium (symposium)
  • Diskusi panel
  • Seminar
  • Curahsaran (brainstorming)
  • Lain-lain.
Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator. 

2) Komunikasi kelompok besar (large group communication)
Adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan dan prosesnya berlangsung secara linear. Pesan yang disampaikan komunikator dalam situasi komunikasi kelompok besar, ditujukan kepada efeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaanya.

c. Komunikasi massa (mass communication)
Adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, saluran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.

2.2. Tinjauan Tentang Public Relations 
 Sejarah Public Relations
Istilah Public Relations pertama lahir di Amerika Serikat. Istilah Public Relations digunakan oleh Thomas Jefferson pada penyajian pesan kongres ke-10 di Tahun 1870 dihubungkan dengan Foreign Relations.

Seorang ahli Public Relations Edward Lbenays, mengemukakan bahwa ia berhak menyandang gelar “The Father of Public Relations” pada saat wawancara ketika ia berkunjung ke London pada akhir tahun 1966, lalu ia telah mengklaim hak itu karena telah berjasa mempopulerkan gelar ini dengan bukunya Crysalin Public Opinion yang diterbitkan pada tahun 1923.

Pada tahun 1921 Ivy Lee menerbitkan secara regular sebuah bulletin yang berjudul Public Relations di kota New York. Maka sebagian orang berpendapat bahwa beliaulah penemu Public Relations. Ivy Lee dikenal oleh kalangan luas karena jasanya pada perusahaan kereta api Penysylvania Rail Road. Pada perusahaan tersebut ia menjabat sebagai excutive asisstantto president, dan ini merupakan pengangkatan yang pertama kali di dunia sebagai seorang kepala Public Relations pada tingakat “Policy making”. Dengan masuknya Ivy Lee keperusahaan kereta api tersebut, perusahaan ini mendapatkan kesuksesan yang besar, beratus-ratus ribu dolar diraup sebagai keuntungan bagi perusahaan tersebut.

Pengertian Public Relations
Suksesnya suatu perusahaan tidak terlepas dari keterampilan seorang Public Relations yang selalu diberi kepercayaan untuk menjadi ujung tombak dari sukses atau tidaknya suatu perusahaan, ini pula yang membuat posisinya menjadi sangat penting dalam suatu perusahaan, dapat diketahui di instansi-instansi pemerintah, perusahaan swasta, badan organisasi baik besar maupun kecil. Di negara-negara berkembang khususnya, hubungan masyarakat sering dianggap sebagai elemen penerangan dan mekanisme penerangan, padahal sesungguhnya penerangan meliputi kegiatan penyampaian informasi yang menyeluruh, maka public relations menempatkan dirinya sebagai wakil dari suatu lembaga dalam hubungannya dengan masyarakat, hingga tekanan kegiatannya adalah penyebaran informasi dua arah atau secara timbal balik. 

Pengertian Public Relations adalah bahwa Public Relations merupakan gabungan dari dua buah kata yaitu “Public” dan “Relation” dan biasa disingkat PR. Istilah “Public” dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ”Publik” yaitu sebagai salah satu kelompok dalam masyarakat yang sifatnya heterogen terdapat sekelompok organ yang sifatnya homogen, yang homogen inilah yang dapat di kategorikan sebagai “Publik”. “Public” secara universal yaitu : “sekelompok orang yang mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal”.

Kata “Relation” tanpa huruf “s” dibelakangnya diterjemahkan sebagai “hubungan” tetap kaitannya dengan Public Relations. “Relations” yang dimaksudkan dengan memasukkan huruf “s” dibelakangnya berarti menunjukkan sifat yang jamak dengan demikian “hubungan” disini adalah dalam arti yang jamak pula. Maka dengan demikian terjemahan “Relations” dengan huruf “s” adalah penting dalam rangka pengertian Public Relations dan ini lebih jauh termasuk di dalam prinsip yang menjadi dasar landasan dan ciri khas Public Relations.

Public Relations secara harfiah adalah gabungan dari dua kata :
Public : Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan kata “Publik” namun prinsip pengertiannya adalah yang telah dijelaskan sebelumnya.
Relations : Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah “hubungan” dalam arti menyangkut banyak hubungan maka dari asal katanya Public Relations dapat diartikan sebagai “hubungan antar publik” atau “hubungan-hubungan publik”.

Berikut beberapa definisi Public Relations:
a. Cutlip dan Center yang dikutip oleh Ruslan (1997 : 6), mendefinisikan:
“Public relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengindentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman dan dukungan dari publiknya”.

b. Menurut Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya Human Relations dan Public Relations menyatakan bahwa mengandung 2 unsur pengertian, yaitu:

“Public Relations dalam pengertian Methode of Communication, yang merupakan rangkaian atau sistem kegiatan (Order System of Action). Public Relations dalam pengertian State of Being, yang merupakan perwujudan kegiatan komunikasi tersebut sehingga melembaga, yang bisa berbentuk biro, bagian penjabar yang ditugaskan memimpinnya dinamakan Public Relations Officer (PRO). (Effendy, 1993:334)

Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu tanggapan atau beberapa kesamaan pokok pikiran, yaitu :
  • Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memperoleh goodwill, kepercayaan, saling pengertian, dan citra baik dari publiknya.
  • Sasaran Public Relations adalah menciptakan opini publik atau disebut dengan persepsi positif atau citra yang menguntungkan semua pihak.
  • Public Relations merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi atau perusahaan.
  • Public Relations adalah usaha untuk mencapai hubungan yang harmonis antara suatu badan atau organisasi dan masyarakat melalui proses komunikasi timbal balik arah.
  • Tujuan utama Public Relations adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian yakni untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa di mengerti oleh pihak-pihak lain yang turut berkepentingan.
Meskipun banyak definisi Public Relations yang mengutamakan pembentukan goodwill (itikad baik), Mutual Understanding (saling pengertian), maupun favourable. Public Opinion (opini publik yang sesuai dengan yang diharapkan), Sukatendel menawarkan suatu definisi yang lebih menegaskan esensi Public Relations yaitu bahwa Public Relations adalah salah satu metode komunikasi yang menciptakan positif dari mitra orang atas dasar menghormati kepentingan bersama.

Proses Public Relations
Proses Public Relations menurut Scott M. Cutlip sebagai berikut :
  1. Fact Finding, artinya pengumpulan data-data fakta.
  2. Planning, artinya setelah data-data dikumpulkan, lalu disusun suatu perencanaan tentang apa saja kegiatan yang harus dilakukan.
  3. Communication, artinya setelah rencana itu ditetapkan dengan matang, lalu petugas Public Relations melakukan operasional dengan tujuan melakukan komunikasi, mengadakan promosi, memperoleh penilaian yang baik dan dukungan masyarakat memperoleh itikad yang baik dan menghindari kemungkinan terjadinya hambatan-hambatan.
Fungsi Public Relations
Mengenai konsep fungsional Public Relations, menurut Scott M. Cutlip dan Allen Center dalam bukunya, “Effections Public Relations” memberikan penjelasan sebagai berikut :
  1. “To facilitate and insure and inflow of representative opinions and operation may be kept compatible with the diverse needs and view of these public”. (Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dan publik yaitu organisasi. Sehingga kbijaksanaan dan operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut).
  2. “To counset management on ways and mean on shaping on organization policies and operations to gain maximum Public Ecceptance”. (Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh publik).
  3. To device and implement programs that will gain wide and favourable intrepretations of an organizations policies and operations”. (Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi). (Cutlip dan Center, 2005:26)
Bentrand R. Canfield dalam bukunya “Public Relations Principle and Problems” mengemukakan fungsi Public Relations sebagai berikut :
  • It should server the public interest; (Mengabdi kepada kepentingan umum)
  • Maintain good communications; (Memelihara komunikasi yang baik)
  • Stress good morals and manners; (Menitik beratkan moral dan prilaku yang baik). (Canfield, 1999:24)
Berdasarkan uraian mengenai fungsi Public Relations beserta penegasan kegiatan PR menurut Cutlip dan Center serta Canfield di atas maka fungsi Public Relations dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
  2. Membina hubungan yang harmonis antarorganisasi dan publik, baik publik internal maupun eksternal.
  3. Menciptakan komunikasi 2 arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dan organisasi pada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.
  4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.
Tujuan Public Relations
Tujuan operasional suatu public relations yaitu membina hubungan yang harmonis antara organisasi publik internal maupun publik eksternal serta mencegah adanya konflik yang di timbulkan dari pihak organisasi tersebut maupun dari pihak publik itu sendiri.

Tugas dan tanggung jawab seorang public relations adalah menciptakan kepercayaan, kejujuran dan dapat memberikan publikasi yang baik kepada masyarakat, tentunya di dukung dengan kiat dan strategi, serta teknik-teknik yang digunakan pada program yang hendak dilaksanakannya.

Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy M.A dalam “Hubungan masyarakat suatu komunikasi” (Ruslan, 1997 : 10) memberi kesimpulan mengenai tugas utama seorang public relations yang pada intinya adalah sebagai berikut :
  • Sebagai komunikator sebagai penghubung antara orang atau lembaga yang diwakilinya dengan publiknya. Prosesnya berlangsung dalam dua arah timbal balik (two-way refficreciprocal communications). Dalam hal ini, disatu pihak melakukan fungsi komunikasi merupakan bentuk penyearan informasi, dilain pihak komuikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian pesan dan menciptakan opini (public opinion).
  • Membina relations ship, yang berupa membina hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak publik sebagai target sasarannya, baik internal atau eksternal publik. Khususnya dalam menciptakan saling mempercayai (mutuall understanding), dengan saling memperoleh manfaat bersama (mutually simbiosis), antara lembaga atau perusahaan dan publiknya.
  • Peranan back-up management, yakni sebagai pendukung dalam proses manajemen organisasi atau perusahaan. dijelaskan bahwa pubic relations melekat pada fungsi management, berarti ia tidak dapat di pisahkan dari manajemen.proses tersebut dalam teorinya melalui tahapan yang di kenal dengan “POAC”, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggiatan), dan controlling (pengawasan). 
  • Membentuk corporate image artinya berupaya menciptakan citra diri bagi organisasi atau lembaganya. Menciptakan citra perusahaan merupakan tujuan (goals) akhir dari suatu aktifitas program kerja public relations compaign (kampanye public relations), baik untuk keperluan publikasi maupun promosi. (Ruslan, 1997 : 10) 
Bentuk-bentuk Kegiatan Public Relations
Rhenald Kasali dalam bukunya ”Manajemen PR, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia” (1994 : 65) menjelaskan bahwa dalam public relatios terdapat bentuk-bentuk kegiatan public relations sebagai berikut:

1. Kegiatan Internal
Kegiatan internal adalah kegiatan yang ditunjukan untuk publik internal atau publik yang berhubungan dengan perusahaan atau instansi. Hubungan internal public relations diantaranya adalah:
  • Ÿ Hubungan dengan pemegang saham.
  • Ÿ Hubungan dengan manajer dan top executive.
  • Ÿ Hubungan dengan karyawan.
  • Ÿ Hubungan dengan keluarga karyawan.
2. Kegiatan Eksternal
Kegiatan eksternal adalah kegiatan yang dilakukan pada publik umum atau masyarakat dalam bentuk opini publik tentang perusahaan atau instansi. Hubungan eksternal public relations diantaranya adalah:
  • Ÿ Hubungan dengan konsumen.
  • Ÿ Hubungan dengan bank.
  • Ÿ Hubungan dengan pemerintah.
  • Ÿ Hubungan dengan pesaing.
  • Ÿ Hubungan dengan komunitas.
Kegiatan External Public Relations 
Kegiatan yang dilakukan oleh public relations atau humas eksternal, yaitu untuk memperoleh dukungan, kepercayaan, dan pengertian dari khalayak luar organisasi atau instansi. Menurut Effendy (1990 : 129-130), kegiatan komunikasi dengan khalayak di luar lembaga terdiri atas dua jalur timbal balik, yaitu :

a. Komunikasi dari perusahaan ke khalayak 
Komunikasi dari perusahaan ke khalayak atau publik pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa terlihat, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam rangka upaya memecahkan suatu masalah yang terjadi tanpa diduga sebelumnya. Kegiatan komunikasi dari organisasi atau instansi atau khalayak dapat dilakukan melalui berbagai bentuk, seperti: majalah, pidato, dan televisi, film dokumenter, brosur, lefleat, poster, konferensi pers, dan lain-lain.

b. Komunikasi dari khalayak ke perusahaan
Komunikasi dari khalayak ke perusahaan adalah proses umpan balik (feed back). Hal ini, berarti bahwa efek dari komunikasi yang disalurkan oleh perusahaan dapat disebabkan karena spontanitas khalayak maupun di usahakan oleh perusahaan. Umpan balik ini sangat penting, karena dengan demikian dapat diketahui berhasil tidaknya komunikasi di lancarkan. Jika efeknya positif, maka pola metode dan teknik komunikasi dapat di pertahankan. Apabila efeknya negatif, perlu diadakan perubahan-perubahan terhadap pola, metode dan teknik yang digunakan.

Efek yang timbul dapat dikontroversikan, ada yang pro dan kontra, situasi seperti ini dinamakan opini publik. Jika opini publik ini merugikan perusahaan, maka perlu segera di katalisasikan sikap publik yang kontra ke arah yang dikehendaki perusahaan tersebut adalah kegiatan komunikasi pula”. (Effendy, 1990 : 129-130)

2. Tinjauan Tentang Peranan Public Relations
Dalam menjalankan tugas dan operasionalnya sebagai seorang profesionalis, peranan PR di tuntut untuk dapat membentuk manajemen krisis (crisis management) memiliki citra setelah pasca krisis (rectification and image recovery), manajemen public relations, yaitu melakukan proses transfer dari situasi negatif di upayakan menjadi situasi positif yang menguntungkan, khususnya merekayasa dan menggalang opini publik sesuai dengan tujuan public relations itu sendiri, yaitu “untuk memperoleh citra yang baik bagi perusahaan atau lembaga yang di wakilinya”. (Ruslan, 1997 : 7)

Peranan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah : “Tindakan yang dilakukan oleh seseorang disuatu peristiwa.” (Depdikbud, 1996 : 751). Sedangkan menurut Kamus Komunikasi yang disusun oleh Onong Uhcjana Effendy menyatakan bahwa : “Peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan secara menonjol dalam suatu peristiwa”. (Effendy, 1989 : 315).

Peranan adalah berfungsinya sesuatu atau seseorang dalam suatu peristiwa secara menonjol diantara yang lainnya sehingga memberikan dampak yang berarti terhadap peristiwa tersebut. Dari pengertian tersebut dijelaskan bahwa seseorang atau sesuatu dapat dikatakan berperan dengan baik jika tindakan atau keterlibatan orang atau sesuatu itu dominan atau menonjol diantara lainnya sehingga memberikan dampak yang besar terhadap sesuatu peristiwa, dalam penelitian ini berarti Peranan Humas PT. Pupuk Kujang Cikampek Melalui Kegiatan Community Relations “Sunatan Massal” dalam Menjalin Hubungan yang Harmonis dengan Masyarakat Sekitar. 

Peranan Public Relations diharapkan menjadi mata dan telinga serta tangan kanan bagi top manajemen dari organisasi atau lembaga yang ruang lingkup tugasnya, antara lain meliputi aktivitas :

a. Membina hubungan ke dalam (Public Internal)
Public Internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit atau badan atau perusahaan atau organisasi itu sendiri mempu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang memberikan gambaran negatif dan dalam masyarakat sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. Hubungan yang terbentuk bagi publik internal pada suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Employee Relations
Kegiatan Public Relations untuk memelihara hubungan khusus antara manajemen dengan para karyawannya yang merupakan salah satu internal public yang dijadikan salah satu sasaran dari kegiatan humas dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Manager Relations
Yaitu kegiatan Public Relations untuk memelihara hubungan baik dengan para manajer dilingkungan perusahaan. Denag terjalinya hubungan baik dengan pihak manajer diharapkan tidak terjadi salah pengertian dalam penyampaian informasi, sehingga masing-masing pihak dapt mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan pihak lainnya.

3. Labour Relations
Yaitu kegiatan Public Relations untuk memelihara hubungan antara pimpinan dengan serikat buruh didalam perusahaan dan turut menyelesaikan masalah-masalah yang timbul antara keduanya disini Public Relations berperan untuk mengadakan ttindakan-tindakan yang mencegah timbulnya kesulitan.

4. Stakeholder Relations
Yaitu kegiatan Public Relations dalam rangka memelihara hubungan dengan para pemegang saham, dalam usaha pembinaan hubungan untuk memajukan perusahaan.

5. Humas Relations
Yaitu kegiatan Public Relations dalam rangka memelihara hubungan khusus antara sesama warga perusahaan, lembaga atau instansi dengan tujuan untuk mempererat rasa persaudaraan dan meningkatkan rasa kesejahteraan demi kepuasan bersama.

b. Membina hubungan ke luar (Public Eksternal)
Yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum (masyarakat) mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif pada publik terhadap lembaga yang diwakilinya. Jadi peranan Public Relations tersebut ada 2 arah, seperti dijelaskan di atas, yaitu berorientasi ke dalam (inward looking), ke luar (outward looking). Beberapa kegiatan dan sasaran Public Relations sebagai pendukung fungsi manajemen perusahaan atau organisasi atau lembaga, yaitu :
1. Building Coorporate Identity and Image
  • Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
  • Mendukung kegiatan komunikasi timbal 2 arah dengan berbagai pihak
2. Fasing Crisis
Menangani complain (keluhan), membentuk manajemen krisis dan Public Relations Recovers of Image (menjaga citra), memperbaiki Cost Image and Demage (memperbaiki citra yang buruk menjadi baik).

3. Press Relations
Yaitu kegiatan Public Relations dalam rangka mengatur dan membina hubungan baik dengan pihak pers. Pers mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi/ berita kepada masyarakat. Disamping itu pers juga berperan sebagai alat pembentuk, penghimpun, penyalur pendapat umum. Masyarakat juga dapat menggunakan pers sebagai penyalur aspirasi dan pendapat serta kritik dari masyarakat.

4. Government Relations
Yaitu kegiatan Public Relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah atau dengan jabatan-jabatan resmi yang terhubung dengan kegiatan perusahaan, lembaga atau instansi.

5. Community Relations
Yaitu kegiatan Public Relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan dengan masyarakat setempat, yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan ataupun lembaga. Siaran pers bertujuan untuk mendapatkan suatu hal atau peristiwa yang menguntungkan bagi organisasi atau instansi atau lembaga, melalui media massa untuk disiarkan.

Tinjauan Tentang Kegiatan
Kegiatan merupakan suatu kejadian yang terjadi pada saat tertentu yang diakibatkan karena adanya perubahan kondisi pada suatu perusahaan atau lembaga. Biasanya Kegiatan diselenggarakan atas dasar adanya kepentingan yang mengharuskan perusahaan menyelenggarkannya, misalnya pada perusahaan PT. Pupuk Kujang Cikampek yang melaksanakan community relations “sunatan massal” dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar. Menurut kalangan pakar komunikasi atau Public Relations dari Macnamara dalam bukunya Promosi Public Relations (Macnamara, 1996:154), yaitu :

“kegiatan adalah sebuah kegiatan yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian pada media klien, perusahaan atau produk Anda. Kegiatan tersebut juga didesain untuk mentransferkan pesan spesifik tentang produk Anda contohnya, fakta yang menunjukkan bahwa perusahaan Anda memberikan kesempatan yang sama pada semua pekerja, perusahaan tersebut merupakan tempat yang tepat untuk bekerja, bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial, merupakan tetangga yang baik, memberikan tempat pada kemajuan wanita, memproduksi produk berkualitas nomor satu atau perusahaan tersebut merupakan pembayar pajak yang patuh. Sebuah event dapat juga berupa peluncuran produk atau publisitas produk”.(Macnamara,1996:154)
Jenis – Jenis Kegiatan
a. Pameran
b. Simposium
c. Seminar

 Sifat Kegiatan
a. Umum
b. Formal dan Informal

5. Tinjauan Tentang Community Relations
 Pengertian Community Relations
Menurut Moore (1988 : 65) ”komunitas adalah sekelompok orang yang hidup ditempat yang sama, berpemerintahan yang sama, dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun temurun”. 
Dan Kasali (1994 : 127) juga menerangkan bahwa ”komunitas adalah masyarakat yang bermukim atau mencari nafkah disekitar pabrik, kantor, gudang, tempat pelatihan, tempat peristirahatan, atau disekitar aset tetap perusahaan lainnya”.

Orang-orang yang hidup dalam satu komunitas dengan lembaga atau perusahaan disekitarnya memiliki saling ketergantungan satu sama lainnya. Suatu komunitas tidak dapat menikmati kehidupan yang baik tanpa lembaga atau perusahaan yang berada disekitarnya. Begitu pula dengan lembaga atau perusahaan itu hanya dapat hidup dengan izin dan dukungan mereka. Dalam pelaksanaan fungsi public relations, komunitas dipandang sebagai suatu kesatuan dengan lembaga atau perusahaan yang memberi manfaat timbal balik (Kasali, 1994 : 127).

Lembaga atau perusahaan membantu komunitas dengan menyediakan lahan pekerjaan, gaji yang layak, keuntungan finansial dengan membeli barang-barang dan jasa dari para pemasok lokal, dengan membayar pajak untuk melangsungkan pemerintahan setempat, dengan menyumbangkan proyek sosial dan kebudayaan. Sedangkan peranan masyarakat adalah menyediakan tenaga kerja yang terampil, modal investasi (menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan), dan melindungi dari kerawanan-kerawanan sosial. Karena alasan-alasan inilah maka suatu perusahaan atau lembaga dituntut akan adanya suatu hubungan yang harmonis dengan komunitasnya atau yang sering disebut dengan community relations.

Menurut Sienberg yang dikutip oleh Effendy (2002 : 115) ”bahwa lembaga tidak dapat berfungsi dengan berhasil tanpa dukungan komunitas, dan dukungan komunitas mencakup kebutuhan bagi kegiatan konstruktif demi kepentingan umum yang meliputi hubungan masyarakat yang berhasil. Tidak ada lembaga yang bisa berfungsi efektif dan tetap jauh dari kehidupan komunitas tempat ia beroperasi. Partisipasi tidak dapat dihindarkan, jika tidak dengan cara terpolakan, maka dengan desakan keadaan”.

Definisi community relations menurut Philip Lesly dalam bukunya “Lesly’s Public Relations Hand Book mengatakan:“Community relations, as a public relations function, is an institutions planned, active and continuing participation with and within a community to maintain and enhance its environment to the benefit of both the institution and he community”. (Yang artinya: “community relations adalah salah satu fungsi public relations yaitu rencana, kegiatan, dan partisipasi yang berkesinambungan antara lembaga, perusahaan atau organisasi dengan dan dalam suatu komuniti untuk memelihara serta memajukan lingkungan sekitarnya, juga untuk memberi manfaat untuk kedua belah pihak baik bagi lembaga maupun untuk komunitas”).

Definisi ini menyatakan bahwa hubungan dengan komunitas, sebagai fungsi public relations, merupakan partisipasi suatu lembaga yang berencana, aktif dan berkesinambungan di dalam suatu komunitas untuk memelihara dan membina lingkungannya demi keuntungan kedua belah pihak, lembaga dan komunitas.

Kegiatan Community Relations
Partisipasi lembaga terhadap komunitas berorientasi pada kegiatan dengan perencanaan yang matang, dan pelaksanaan rencana tersebut dilakukan secara aktif dan sinambung sehingga terdapat suatu evaluasi yang menentukan berhasil atau tidaknya hubungan dengan komunitas ini (Effendy, 2002 : 114).

Partisipasi yang dilaksanakan dalam aktivitas community relations bisa bermacam-macam bentuk dan kegiatannya. Berikut ini adalah jenis-jenis partisipasi menurut Hamidjojo dan Iskandar yang dikutip oleh Effendy (1992 : 116) :
  1. Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipan anjangsono, pertemuan atau rapat.
  2. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain dan sebagainya.
  3. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain dan sebagainya.
  4. Partisipasi kemahiran dan keterampilan, yang diberikan orang untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri atau dengan kata lain aktivitas community development.
  5. Partisipasi sosial, yang diberiakan orang sebagai tanda keguyuban, misalnya turut arisan, koperasi, kunjungan dan batuan bagi korban bencana dan sebagainya.
Menurut Cutlip dan Center yang dikutip oleh Efendi (2002 : 115) mengatakan bahwa 
“Dalam rangka pelaksanaan hubungan dengan komunitas, penting diketahui apa yang di dambakan bagi kesejahteraan, apa yang diharapkan dari organisasi sebagai ukuran untuk kesejahteraannya itu, dan bagaimana cara menilai kontribusi tersebut”. 

Kepentingan komunitas, menurut Cutlip dan Center, akan tercakup oleh sepuluh unsur berikut ini: 
  1. Kesejahteraan komersial (commercial prosperity).
  2. Dukungan agama (suport of religion).
  3. Fasilitas pendidikan yang memadai (adequete aducational fasilities).
  4. Hukum, ketertiban, dan keamanan (law, order and safety).
  5. Pertumbuhan penduduk (population growth).
  6. Perumahan beserta kebutuhannya yang sesuai (proper using and utilities).
  7. Kesempatan berkreasi dan berkebudayaan yang bervariasi (varied recreational and cultural pursuits).
  8. Perhatian tehadap keselamatan umum (attention to public welfare).
  9. Penanganan kesehatan yang progresif (progressive measure for good health).
  10. Pemerintahan ketataprajaan yang cakap (competent municipal government). 
Sedangkan kepentingan atau harapan organisasi dari komunitasnya menurut Kasali (2003 : 139) adalah: 

”Mengharapkan akan mendapatkan perlakuan yang wajar sebagai warga kota: perlindungan terhadap tindak kekerasan, pemerasan, dan perusakan oleh massa; pengenaan pajak yang wajar, lingkungan kehidupan yang sehat bagi karyawannya, tenaga kerja yang sehat, jujur dan terampil; serta terlindung dari kejadian tak terduga (force majeur) seperti kebakaran, bencana alam dan sebagainya”.

Hakikat hubungan dengan komunitas adalah titip diri pada lingkungan, kepada penduduk sekitar, agar tidak mengganggu, bahkan agar sama-sama menjaga. Harapan yang mendambakan sikap itu dari penduduk tidak menjadi kenyataan apabila penduduk tidak diperhatikan kepentingannya. Untuk mengetahui kepentingannya, humas harus akrab dengan mereka. Dengan saling mengenal antara humas dengan penduduk sekitar, akan mudah diselesaikan apabila timbul suatu masalah yang menyangkut kepentingan penduduk dalam kaitannya dengan organisasi di tempat humas bekerja.

Program community relations yang baik seharusnya memberikan dampak atau hasil yang nyata bagi perusahaan dan masyarakat sekitar. Tidak hanya sekedar keinginan-keinginan yang tidak menghasilkan apa-apa. (Peak, 1991 : 123)

6. Tinjauan Tentang Masyarakat
Menurut Moore (1988 : 65) ”masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup ditempat yang sama, berpemerintahan yang sama, dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun temurun”.
Masyarakat dibagi menjadi dua bagian yaitu masyarakat desa dan mayarakat kota. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

 Masyarakat Desa (Rural Community)
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam dari pada hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya, di luar batas-batas wilayahnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian; walaupun kita melihat adanya tukang kayu, tukang genteng dan tukang batu bata, serta ukang membuat gula dan bahkan tukang cetut (Sistem “ijon”), akan tetapi inti pekerjaan penduduknya adalah pertanian. 

Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja, oleh karena bila tiba masa panen atau masa menanam padi, pekerjaan-pekerjaan sambilan tadi segera ditinggalkannya. Namun demikian, hal itu tidaklah berarti bahwa setiap orang mempunyai tanah.

Mengingat hal tersebut di atas, menurut Koentjaraningrat (di Pulau Jawa) di kenal adanya empat macam sistem pemilikan tanah, yaitu :
  • Sistem milik umum dengan pemakaian beralih-alih.
  • Sistem milik kommunal dengan pemakaian bergiliran.
  • Sistem kommunal dengan pemakaian tetap, dan
  • Sistem milik individu (Kontjaraningrat, 1967 : 57)
Pada umumnya penduduk pedesaan di indonesia ini apabila di tinjau dari segi kehidupan yang sangat terikat dan sangat tergantung dari tanah (earth-boun) karena mereka sama-sama tergantung dari tanah, maka mereka sama-sama mempunyai kepentingan pokok yang sam, sehingga mereka juga akan bekerhja sama untuk mencapai kepentingan–kepentinganya. Misalnya pada musim pembukaan tanah atau pada waktu menanam tiba, mereka akan sama-sama mengerjakannya.

Pengendalian sosial masyarakat terasa kuat, sehingga perkembangan jiwa individu sangat sukar untuk dilaksanakan. Itulah sebabnya mengapa sulit sekali untuk mengubah jalan pikiran sosial ke arah jalan pikiran yang ekonomis, hal mana juga disebabkan kerena kurangnya alat-alat komunikasi.

Salah satu alat komunikasi yang berkembang adalah desas-desus yang biasanya bersifat negatif. Sebagai akibat sistem komunikasi yang sederhana tadi, hubungan antara seseorang dengan orang lain, dapat di ukurdengan seksama. Rasa persatuan erat sekali, yang kemudian menimbulkan saling mengenal dan saling tolong menolong yang akrab.

Masyarakat Perkotaan (Urban Community)
Masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang tidak terentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian kota, terletak pada sifat-sifat kehidupan serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat desa.

Antara warga masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, juga terdapat perbedaan dalam perhatian, khususnya pada keperluan-keperluan hidup. Di desa-desa yang di utamakan adalah perhatian khususnya terhadap keperluan utama dari pada kehidupan, hubungan-hubungan untuk memperhatikan fungsi pakaian, makanan, rumah dan sebagainya. Lain dengan orang-orang kota yang mempunyai pandangan–pandangan yang berbeda. Orang-orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, sehubungan dengan pandangan masyarakat sekitarnya.

Sehubungan dengan perbedaan di atas, kiranya perlu pula di singgung perihal urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakanbahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.

Proses urbanisasi boleh dikatakan terjadi di seluruh dunia, baik pada negara-negara yang sudah maju industrinya, maupun secara relatif belum memiliki industri. Bahwa urbanisasi mempunyai akibat-akibat yang negatif terutama dirasakan oleh negara agraris sepeti Indonesia ini.hal ini terutama di sebabkan karena pada umumnya produksi pertanian sangat rendah apabila dibandingkan dengan jumlah manusia yang dipergunakan dalam produksi tersebut dan boleh dikatakan bahwa faktor kebanyakan penduduk dalam suatu daerah ”over-populations” merupakan gejala yang umum di negara agraris yakni secara ekonomi masih terbelakang.

Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, tergantung daripada keadaan masyarakat yang bersankutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu :
  • Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota
  • Bertambahnya penduduk kota yang berasal dari desa-desa pada umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik pada keadaan kota.
Publik-Publik Suatu Perusahaan
Perusahaan dalam lingkungannya mempunyai sejumlah publik spesifik, dimana perusahaan bertanggung jawab pada publik-publiknya tersebut. Publik-publik ini, dan bagaimana hubungannya dengan perusahaan adalah sebagai berikut:

Costumer (Konsumen)
pengaduan konsumen akan mutu yang kurang baik, kepada lembaga dan pihak-pihak konsumen yang berwenang dapat menciptakan reaksi negatif yang merugikan publisitas perusahaan. hal ini sering kali sangat berpengaruh pada keseluruhan perusahaan dan dapat sangat merugikan.

Para Karyawan 
Ditinjau dari hak pribadinya, para karyawan suatu perusahaan adalah pihak eksternal perusahaan. Saat ini karyawan cenderung untuk memiliki penolong, bukan hanya serikat pekerja, tetapi badan-badan eksternal baru seperti pengadilan, public inters group, dan lain sebagainya yang bersifat aktif dari luar perusahaan berusaha memaksa perubahan dalam perusahaan.

Public Inters Group 
Yang di maksud dengan public inters group adalah kelompok-kelompok sosial dimana para anggotanya memiliki perhatian dan minat yang sama terhadap suatu masalah tertentu. Walaupun para anggotanya memiliki latar belakang yang berbeda.

Kelompok-kelompok ini dapat memaksa perusahaan-perusahaan untuk menaruh perhatian yang lebih besar pada masalah legislatif, pengembangan kebijaksanaan tentang posisi tertentu perusahaan dalam masalah sosial dan untuk mengadakan kerjasama dengan kelompok-kelompok non bisnis lainnya.

The General Public (Masyarakat Umum)
Perusahaan tidak boleh kehilangan pengaruhnya terhadap masyarakat umum. Penelitian menyatakan bahwa banyak perusahaan besar tidak memperhatikan masyarakat umum.

Hubungan antara perusahaan dengan masyarakat umum sangatlah penting terlebih dengan masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan tersebut. Apabila perusahaan dapat dapat menciptakan suatu kerjasama atau hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar, maka sewaktu-waktu perusahaan tertimpa bencana seperti kebakaran ataupun perampokkan di lapangan parkir maka masyarakat dengan suka rela akan membantu. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa masyarakat sekitar merupakan tetangga yang tercipta memberikan bantuan di bandingkan lainya.
Blog, Updated at: 16.20.00

0 komentar:

Posting Komentar