Pengertian Opini Publik Menurut Para Ahli

Posted By frf on Sabtu, 18 Februari 2017 | 15.46.00

Pengertian Opini Publik
Opini publik berasal dari bahasa Inggris Public Opinion yang sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi pendapat umum. Leonard W Doob seperti yang dikutip Djoenaesih, mengemukakan bahwa “ public opinion refers to people’s attitude on an issue they are members of the same social group”. Artinya, opini publik yang dimaksudkan adalah sikap orang-orang mengenai suatu hal, di mana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. (Djoenaesih, 1996: 28).
Menurut William Albig sebagaimana dikutip oleh Oemi Abdurrachman opini publik adalah : “hasil daripada interaksi antara individu-individu dalam kelompok apa saja”. Artinya :
  • Opini publik timbul karena adanya interaksi antara individu-individu yang menyatakan pendapatnya.
  • Opini publik baru menjadi opini bila hal tersebut telah dinyatakan. (abdurrachman, 2001:51)
Menurut Emory Bogardus seperti yang dikutip Oemi Abdurrachman : 
”Opini publik adalah hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan didalam masyarakat demokratis. Opini publik bukan merupakan seluruh jumlah pendapat individu-individu yang dikumpulkan”. ( abdurrachman, 2001:51).
Dengan demikian, opini publik itu berarti :
  • Bukan merupakan kata sepakat (seinstemig, unanimous) tetapi merupakan persatuan pendapat atau sinthesa dari pada pendapat yang banyak.
  • Tidak merupakan jumlah pendapat yang dihitung secara “numerical” (numerik,menurut jumlah), berapa jumlah orang yang terdapat di masing-masing pihak,
  • Opini publik hanya dapat berkembang di negara-negara demokratis dimana terdapat kebebasan bagi tiap individu untuk menyatakan pendapatnya dengan lisan, tertulis, gambar-gambar, isyarat dan lambang-lambang lainnya.
3.4. Istilah-istilah Opini Publik
Terdapat beberapa istilah-istilah yang sangat erat hubungannya dengan pengertian opini publik. Menurut Emory S Bogardus istilah-istilah tersebut adalah :
  1. Opini Persona (Personal Opinion) 
  2. Opini Pribadi (Private Opinion)
  3. Opini Kelompok (Group Opinion)
  4. Opini Mayoritas (Majority Opinion)
  5. Opini Minoritas (Minority Opinion)
  6. Opini Koalisai (Coalition Opinion
  7. Opini Konsensus (Concensus Opinion)
  8. Opini Umum (General Opinion)
Kutipan di atas, jika diuraikan adalah sebagai berikut :
Opini Persona (Personal Opinion)
Personal opinion adalah penafsiran individual mengenai berbagai masalah di mana terhadapnya tidak terdapat suatu pandangan yang sama. Namun ada pula yang menerangkan bahwa opini persona itu adalah suatu penafsiran mengenai fakta-fakta yang dihadapi, di mana dalam penafsiran itu terdapat kesulitan untuk memberi pembuktian atau penentangan dengan segera.

Sumber opini persona sebenarnya sangat sulit diketahui bahkan oleh orang yang berkepentingan sendiri, karena seseorang tidak dapat memastikan berapa banyak ide-ide yang dimilikinya, manakah yang tumbuh dari pikirannya sendiri dan mana pula yang terjadi karena pengaruh teman-temannya. Dengan demikian, pertumbuhan opini persona berjalan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik. 
Opini Pribadi (Private Opinion) 

Opini pribadi adalah suatu bagian dari opini persona yang tidak dinyatakan. Secara jelasnya opini pribadi itu tidak dinyatakan secara terbuka karena adanya alasan-alasan tertentu tersimpan secara pribadi dalam hati sanubari orang yang bersangkutan. Opini pribadi ini merupakan aspek yang sangat penting bagi berkembangnya opini persona. 
Opini Kelompok (Group Opinion) 

Opini yang dimiliki oleh seseorang adalah merupakan suatu bagian dari opini kelompok. Suatu kelompok selalu mempunyai nilai dan norma-norma yang berpengaruh sekali bagi tindakan dan pikiran para anggotanya karena mempunyai sangsi-sangsi sosial. Adanya opini kelompok hanyalah dimungkinkan karena adanya opini persona.

a. Opini Mayoritas (Majority Opinion)
Opini mayoritas adalah opini yang dinyatakan atau sedikitnya dirasakan oleh lebih dari setengah dari suatu kelompok atau suatu lingkungan. Opini mayoritas sangat mungkin didukung oleh orang-orang yang karena suatu kepentingan terpaksa menyatakan opini tertentu meskipun opini tersebut bertentangan dengan opini yang dimilikinya sendiri. Akan tetapi, opini mayoritas tidak selalu harus dengan cara yang kurang baik karena baik buruknya suatu cara itu tergantung dari mana kita memandangnya, tergantung pula pada kepentingannya.

b. Opini Minoritas (Minority Opinion)
Opini minoritas adalah suatu konklusi yang didukung oleh kurang lebih separuh jumlah anggota kelompok yang berkepentingan.

Opini Koalisi (Coalition Opinion) 
Opini koalisi tumbuh karena pengaruh-pengaruh dari luar yang memerlukan penggabungan opini. Misalnya, dalam suatu kelompok kadang-kadang tidak terdapat opini mayoritas, yang ada hanyalah opini minoritas. Untuk itu diperlukan adanya suatu aktivitas bersama, maka beberapa opini minoritas menggabungkan diri agar dapat mewujudkan suatu opini mayoritas. Biasanya opini koalisi ini jarang sekali dapat mewujudkan suatu opini mayoritas yang benar-benar terintegrasi karena sifatnya yang heterogen.

Opini Konsensus (Concensus Opinion) 
Opini konsensus sangat penting karena diwujudkan dengan proses diskusi. konsensus berarti mufakat bersama, karena itu opini konsensus merupakan bentuk opini yang mempunyai kekuatan lebih dari opini mayoritas. Dalam opini konsensus para pendukungnya saling mempunyai tenggang rasa satu sama lain, segala sesuatu diselesaikan secara mufakat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bersama sehingga tercapai kata sepakat. Kelemahan opini ini adalah apabila semua orang telah sepakat terhadap suatu masalah maka perhatian selanjutnya akan menurun sedangkan penjelasan suatu konsensus akhirnya akan ditangani oleh sebagian kecil orang yang aktif saja.

Opini Umum (General Opinion) 
Bentuk opini lain yang sifatnya lebih kuat di tengah kehidupan masyarakat adalah opini umum. Opini umum ini merupakan opini yang berakar kepada tradisi serta adapt istiadat, berkembang dari dahulu hingga saat ini. Opini umum biasanya berdasarkan nilai dan norma-norma yang berwujud sanksi-sanksi sosial. Dengan demikian opini umum merupakan iklim sosial di mana sebagian besar bersumber pada opini persona, opini kelompok dan juga opini publik.

3.5. Proses Pembentukan Opini
Kejadian-kejadian mengenai manusia, baik yang mengenai soal pribadi, maupun kelompok, mengenai “public issues” dan kegiatan-kegiatan lainnya yang “unusual” dan aktual selalu merupakan bahan pembicaraan atau diskusi dalam keluarga dan didalam masyarakat.

Proses pembentukan awal opini berasal dari keluarga, sehingga dikatakan bahwa keluarga sebagai “The First Molder” dalam pembentukan opini tiap individu.

Pengertian External dan Internal Public Relations

Problema-problema di dalam Humas berakar dari perbedaan-perbedaan persepsi antara dua orang atau lebih, yang akan membentuk suatu opini publik tertentu. Nilai-nilai individual biasanya berangkat dari sifat-sifat pribadinya.

Masing-masing individu biasanya mengemukakan penilaian dan pendapatnya tentang apa yng mereka lihat dan dengar tentang manusia secara individu maupun kelompok. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan fakta, tapi ada juga yang berdasarkan : sentimen, prinsip, harapan dan lain sebagainya. Apa yang dilakukan oleh masing-masing individu tersebut tanpa disadarinya, sudah terlibat dalam “proses pembentukan opini publik”.

3.6. Perubahan Opini (Opini Change)
Opini akan cepat berkembang dan cepat pula berubah. Opini akan berubah apabila terjadi suatu stimulasi dari luar dan berkaitan dengan interest-interest yang ada dalam diri seseorang. Suatu teori yang diketengahkan oleh Leon Festinger yaitu “Cognitif Dissonance” perlu dikemukakan untuk membantu memahami kecenderungan-kecenderungan kejiwaan dalam membentuk formasi opini dan perubahan-perubahan sikap.

Festinger seperti yang dikutip oleh Ali Syarief menyatakan teorinya sebagai berikut :
“Setiap saat seseorang yang memiliki informasi atau opini dengan pertimbangan dirinya untuk bergabung ke dalam suatu tindakan tertentu, kemudian informasi atau opini ini tidak memiliki keharmonisan untuk bergabung dalam tindakan tersebut. Ketika ketidakharmonisan eksis, seseorang akan mencoba untuk menurunkannya atau mengalihkan keyakinan dan opininya. Apabila dia tidak mampu merubah tindakan-tindakannya, perubahan opini akan mengikuti hasil-hasilnya. Proses psikologis ini yang dapat disebut sebagai dissonance reduction, menerangkan dalam penelaahan perilaku orang sebagai justifikasi terhadap tindakan-tindakan…..Apabila dissonance muncul, dissonance reduction berupaya pula muncul” (syarief, 1989:76).

Menurut Cutlip dan Center seperti yang dikutip oleh Ali Syarief, perubahan opini ini dilihat dari aspek lain, sehingga terjadi karena dua hal, yaitu :
1. Komunikasi
Suatu kehidupan sosial ditandai oleh ciri-ciri pokok yaitu tindakan-tindakan komunikasi dan pengoperan pesan-pesan antar individual. Adapun aktifitas kelompok tidak akan terjadi tanpa adanya suatu andil pengalaman-pengalaman dari sikap-sikap. Komunikasi dimaksud adalah termasuk di dalamnya symbol of mind atau lambing pikiran, penyampaian maksud-maksud kepada mereka dan sekaligus pelestarian atas nilai-nilai mereka tersebut.

2. Sensor
Sensor merupakan suatu upaya mempengaruhi opini melalui pemilihan apa yang orang lihat, apa yang dibaca atau didengarnya. Kaarena sesungguhnya opini itu terbentuk atas dasar sebagai fakta-fakta atau data-data secara lengkap dan utuh. Tentu saja opini yang didasakan pada sebagian data dengan fakta yang lengkap akan melahirkan opini yang berbeda. (syarief, 1989:76)

Menurut James B Orrick “Opinion Change” harus dititik beratkan pada prinsip-prinsip psikologis. Adapun faktor-faktor yang bermanfaat, yang dapat dijadikan petunjuk di dalam Humas adalah sebagai berikut :
1. “Never Argue” (Jangan berbantah-bantahan atau berdebat)
Bagi seorang PRO petunjuk ini penting sekali untuk dipahami dan ditaati karena suatu argumen atau pendapat dapat membangkitkan emosi dan antagonisme.


2. “Present Facts” (Kemukakan fakta-fakta)
Dapat menghindari perdebatan-perdebatan dan juga lebih efektif dari pada memberikan analisa-analisa yang abstraktentang suatu hal. Apabila publik menerima fakta-fakta dan perubahan-perubahan yang nyata dan objektif, maka publiknya pun akan bersedia merubah opininya.

3. “Positive Statement” (Pernyataan yang positif)
Pernyataan yang positif lebih efektif dari pada pernyataan-pernyataan yang negatif.

3.7. Pengaruh Opini Publik
Pengaruh opini publik yang dikembangkan oleh ahli psikologi Hadley Cantril seperti yang telah diterjemahkan elvinaro, berisikan apa yang disebut the 15 “laws of public opinion”, yaitu :
  1. Opini sangat sensitif terhadap berbagai peristiwa penting.
  2. Peristiwa-peristiwa yang besar (luar biasa) dapat mengubah opini publik seketika. Opini publik itu tidak akan stabil sebelum peristiwa itu menunjukkan perkembangan yang pasti.
  3. Opini secara umum lebih banyak ditentukan oleh peristiwa-peristiwa daripada kata-kata, kecuali kata-kata itu merupakan suatu peristiwa.
  4. Pernyataan verbal dan tindakan penanggulangan hanya bisa dilakukan pada saat opini terbentuk dan sewaktu orang-orang masih dalam keadaan bingung dan mencarai keterangan dari sumber yang kredibel (layak dipercaya)
  5. Secara umum, opini publik tidak mengantisipasi suatu keadaan darurat, tetapi hanya bereaksi terhadap keadaan.
  6. Opini pada dasarnya ditentukan oleh kepentingan pribadi. Berbagai peristiwa, kata-kata dan hal-hal lain hanya dapat mempengaruhi opini bila ada hubungannya dengan kepentingan pribadi (diri sendiri).
  7. Opini tidak bisa bertahan pada suatu periode panjang (mudah berubah), kecuali jika orang-orang merasa bahwa kepentingan pribadinya benar-benar tersangkut atau jika opini yang dimunculkan oleh kata-kata diperkuat oleh suatu kejadian nyata.
  8. Jika kepentingan pribadi sudah melekat, tidak mudah mengubah opini.
  9. Sewaktu kepentingan pribadi sudah tersangkut, opini public dalam suatu negara demokrasi cenderung untuk mendahului atau mengaarahkan kebijakan pemerintah atau pihak lain yang berwenang
  10. Sewaktu opini didukung mayoritas yang tidak begitu kuat atau opini dibentuk tidak solid, peristiwa berikutnya mudah sekali untuk mengubah opini.
  11. Pada saat krisis, setiap orang menjadi lebih sensitif terhadap kecakapan pemimpin mereka. 
  12. Orang-orang segan untuk menentang berbagai keputusan yang diambil oleh pemimpin mereka dalam keadaan kritis, apalagi bila mereka mereka merasa dilibatkan dalam mengambil keputusan.
  13. Orang-orang memiliki dan mampu membentuk opini yang ada kaitannya dengan tujuan tertentu akan lebih mudah dibandingkan dengan membentuk opini tentang metode-metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
  14. Opini publik, sama halnya dengan opini individu, mengandung suatu keinginan. Apalagi opini hanya berdasarkan keinginan bukan suatu informasi, maka hak itu cenderung untuk menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap suatu peristiwa.
  15. Semakin orang-orang melihat terhadap demokrasi karena diberinya kesempatan mengikuti pendidikan lebih tinggi dan siap mengakses informasi, maka opini publik akan mengacu kepada akal sehat dan cenderung mengemukakan opini publik yang lebih objektif. (elvinaro, 2003:109)
4. Tinjauan Tanggapan Terhadap Opini Publik
Komunikator adalah orang yang akan menyampaikan informasi kepada komunikan untuk selanjutnya ditanggapi. Tanggapan merupakan respon atau umpan balik yang diberikan komunikan kepada komunikator setelah menerima informasi. Tanggapan yang diberikan komunikan dapat berupa pernyataan, sikap atau perilaku.

Menurut Kotler dalam bukunya Dasar-dasar Pemasaran mengemukakan bahwa : 
“Tanggapan adalah serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau mendengar tentang pesan yang dikirim oleh pihak pengirim. Pendengar akan menanggapi atau mengambil tindakan setelah mendengar iklan tersebut.” (Kotler, 1992:107).

Onong Uchjana Effendy berpendapat bahwa :
“Tanggapan adalah sikap atau perilaku seseorang dalam proses komunikasi ketika menerima pesan yang ditujukan” (Effendy, 1989:30).

Dari beberapa definisi tanggapan di atas, menunjukkan bahwa tanggapan adalah pendapat yang diberikan komunikan setelah menerima pesan, tanggapan tersebut dapat berupa pernyataan, ide dan perubahan perilaku baik positif maupun negatif.

Bertolak dari pengertian opini publik dan uraian di atas, peneliti dapat melihat bahwa tanggapan sangat erat hubungannya dengan opini publik, dimana opini publik merupakan pengintegrasian pendapat seseorang tentang suatu hal kepada seseorang atau suatu lembaga yang bermaksud untuk mendapatkan tanggapan dari seseorang atau lembaga yang diberi opini tersebut.
Blog, Updated at: 15.46.00

0 komentar:

Posting Komentar