Pengertian, Deskripsi dan Konsep Modal Kerja

Posted By frf on Kamis, 23 Februari 2017 | 15.46.00

Manajemen Modal Kerja
1. DESKRIPSI
2. PENGERTIAN MODAL KERJA
3. KONSEP MODAL KERJA
MACAM-MACAM MODAL KERJA
PENTINGNYA MANAJEMEN MODAL KERJA
1. DESKRIPSI
Manajemen modal kerja meliputi beberapa aspek yang sering dijadikan sebagai topik studi yang penting :
  1. Sebahagian besar waktu manajer tersita untuk kegiatan yang berhubungan dengan modal kerja.
  2. Manajemen modal kerja sangat penting bagi perusahaan yang kecil. Walaupun perusahaan ini dapat mengurangi investasi pada aktiva tetap dengan cara leasing, tetapi perusahaan tidak dapat menghindari kebutuhan akan kas, piutang dan pesediaan.
  3. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan untuk membiayai aktiva lancar. Jika periode pengumpulan piutang adalah 30 hari dan penjualan kredit perhari adalah Rp.100.000,-, maka investasi pada piutang dagang Rp.3.000.000. Jika penjualan perhari meningkat, maka investasi pada piutang juga akan meningkat dan juga membutuhkan penambahan persediaan dan mungkin juga pertambahan kas.
Jika perusahaan dapat menahan kas sesuai dengan kebutuhan, persediaan yang dibutuhkan untuk penjualan, mempertahankan piutang dagang sesuai dengan jumlah yang diperlukan untuk kebijaksanaan kredit yang optimum dan tidak menyimpan surat berharga, maka jumlah aktiva lancer yang sesuai dengan prakiraan yang tepat merupakan jumlah optimum teoritis untuk mencapai laba maksimum perusahaan.

Satu diantara manajemen modal kerja yang perlu mendapat perhatian yang lebih penting adalah manajemen piutang. Perusahaan umumnya mempunyai piutang dagang karena melakukan penjualan barang dagangannya secara kredit. Semakin besar proporsi dan jumlah penjualan kredit, maka semakin besar pula piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan. Pada beberapa perusahaan, piutang dagang merupakan hal yang amat penting, dan memerlukan analisis yang seksama, piutang harus dikelola dengan efisien. Karena dengan memiliki piutang dagang, perusahaan juga menanggung tambahan biaya.

a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada bab manajemen modal kerja adalah pada akhir perkuliahan mahasiswa mampu:
  • Mampu menjelaskan manfaat manajemen modal kerja dalam perusahaan agribisnis
  • Mampu membuat mendefinisikan macam-macam modal kerja dan pentingnya modal kerja
  • Mampu mengimplementasikan pentingnya modal kerja. 
  • Mampu menganalisis/menentukan /menghitung besarnya modal kerja perusahaan.
2. PENGERTIAN MODAL KERJA
Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baku , pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya disebut modal kerja.

Modal kerja merupakan salah satu unsure aktiva yang sangat penting dalam perusahaan.karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya.masa perputaran modal kerja sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal hingga menjadi kas lagi. Ada beberapa pengertian mengenai modal kerja sebagai berikut: 
  • James C Van Harne (1997) dalam Yudhistira (2008), menyatakan, bahwa “Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan”
  • J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991) dalam Yudhistira (2008), menyatakan bahwa “Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”.
  • Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar-putar dalam periode tertentu (Indriyo,1992). 
  • Sedangkan menurut Riyanto (1995) modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat berharga jangka pendek, piutang, persediaan. Modal kerja kotor adalah harta lancar total dari perusahaan, dan modal kerja bersih adalah harta lancar dikurangi utang lancar.
Secara umum modal kerja dapat berarti : 
  1. Seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (Gross Working Capital) atau konsep kuantitatif. 
  2. Aktiva lancar dikurangi utang lancar (Net Working Capital) atau konsep kualitatif.
  3. Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan laba tahun berjalan (Functional Working Capital) atau konsep fungsional.
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.

3. KONSEP MODAL KERJA
Bambang Riyanto (1995) dalam Yudhistira (2008), mengemukakan 3 (tiga) konsep pengertian modal kerja yaitu :
· Konsep kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, aktiva ini merupakan aktiva sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau dana yang tertanam dalam aktiva akan dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Jadi menurut konsep ini adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar. Dalam pengertian ini modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.

· Konsep kualitatif
Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya.

· Konsep fungsional
Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya.

4. MACAM-MACAM MODAL KERJA
1) Modal kerja permanen (Permanen Working Capital)

Merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan, untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dibedakan atas :
  1. Modal kerja primer (Primary Working Capital) Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
  2. Modal kerja normal (Normal Working Capital) Yaitu modal kerja untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2) Modal kerja variable (Variabel Working Capital)
Merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel dibedakan atas :
  1. Modal kerja musiman (Seasional Working Capital) Yaitu modal kerja yang mengalami perubahan karena fluktuasi musim. 
  2. Modal kerja siklus (Cyclical Working Capital)Yaitu modal kerja yang mengalami perubahan karena perubahan fluktuasi konjungtur. 
  3. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan situasi darurat yang diperkirakan akan terjadi atau situasi yang tidak diketahui sebelumnya (Riningsih,2005).
5. PENTINGNYA MANAJEMEN MODAL KERJA
  1. Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu manajer digunakan untuk mengatur modal kerja (lebih dari sepertiga waktu manajemen keuangan dihabiskan untuk mengelola aktiva lancar dan seperempat dari waktu manajemen dihabiskan untuk mengelola hutang lancar).
  2. Bagi banyak perusahaan aktiva lancar dan hutang lancar merupakan bagian investasi dan pinjaman yang besar.Aktiva lancar dan hutang lancar merupakan pos yang cepat berubah.
  3. Investasi dalam aktiva tetap bisa dikurangi misalnya dengan menyewa,tetapi investasi dalam kas dan persediaan seringkali tidak mungkin dihindari.
(Sundjaja, 2003)

PENENTUAN BESARNYA MODAL KERJA
Besarnya modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung pada beberapa hal ,yaitu :
1. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan
Kebutuhan Modal Kerja Perusahaan besar berbeda dengan Perusahaan kecil.Hal ini terjadi karena beberapa alasan.perusahaan Besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tesedia di bandingkan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada beberapa sumber saja.Pada perusahaan kecil,tidak tertagihnya beberapa piutang para langganan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya seperti kas dan persediaan.

2. Aktivitas Perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya secara tunai memiliki piutang dagang.Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan.Demikian pua dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual.

3. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja.Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerjapun akan meningkat demikian sebaliknya.

4. Perkembangan Teknologi
Kemajuan tehnologi,Khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja.Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai,selain itu membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi,dalam jumlah jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi dengan pertambahan penjualan yang besar.

5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari smua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan,tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan persediaan yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup (Sundjaja, 2003).

6. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli,lama penyimpanan bahan mentah di gudang,lamanya proses produksi,lamanya barang disimpan di gudang,jika waktu penerimaan piutang.

7. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah,bahan pembantu,pembayaran upah buruh,dan lain-lain. Menurut Zamit (2009) modal kerja makin besar,jika :
  • Jumlah pengeluaran kas setiap tetap,periode perputaran lama.
  • Periode perputaran tetap,jumlah pengeluaran kas besar.
Contoh Penentuan Besarnya Modal Kerja
PT. PASTI memproduksi produk X setiap hari sebanyak 20 unit, 25 hari kerja perbulan. Biaya yang dikeluarkan meliputi: Bahan mentah Rp 125.,- dan upah Rp 75,- Biaya administrasi Rp 12.500 perbulan Gaji pimpinan Rp 25.000 perbulan Bahan dibayar dimuka 5 hari sebelum diterima Proses produksi 3 hari, barang jadi disimpan 2 hari, dan rata-rata pelunasan piutang 5 hari.
Jawab :
o Dana terikat dalam persekot 5 hari
o Proses produksi 3 hari
o Barang jadi 2 hari
o Piutang dagang 5 hari
o Periode perputaran 15 hari

Pertukaran Antara Laba dan Resiko
  • Total investasi dalam perusahaan terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.
  • Laba dan resiko perusahaan dipengaruhi oleh rasio dari aktiva lancar terhadap aktiva tetap
  • Tingkat aktiva tetap ditentukan oleh skala dan intensifikasi modal dalam produksi. Tingkat aktiva lancar perusahaan terikat pada tingkat produksinya.
Jadi tingkat produksi meningkat, kebutuhan aktiva lancar meningkat dan jika produksi turun, kebutuhan akan aktiva lancar berkurang.

Kemampuan menghasilkan laba dalam hal ini dilihat dari hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari penggunaan aktiva perusahaan baik aktiva tetap maupun aktiva lancar dalam kegiatan yang produktif.
Laba perusahaan dapat ditingkatkan melalui :
  • Peningkatan pendapatan 
  • Pengurangan biaya
Perusahaan yang menguntungkan adalah perusahaan yang mempunyai pangsa pasar yang luas untuk produknya.

Resiko mempunyai dua arti :
  • Resiko Bisnis adalah resiko tidak dapat membayar biaya operasi perusahaan.
  • Resiko Keuangan adalah resiko tidak dapat membayar kewajiban tetap yang jatuh tempo dikaitkan dengan hutang, sewa guna usaha dan pembiayaan saham preferen. Yang dimaksud resiko disini adalah kemungkinan dimana perusahaan tidak mampu membayar hutang pada saat jatuh tempo yang disebut ‘keadaan pailit’
‘Keadaan Pailit’ adalah menggambarkan perusahaan yang tidak mampu membayar hutang pada saat jatuh tempo. Pada umumnya diasumsikan semakin besar modal kerja bersih perusahaan semakin rendah resikonya. Dengan kata lain, semakin banyak modal kerja bersih perusahaan semakin likuid sehingga mangakibatkan semakin rendah resiko menghadapi pailit. Asumsi ini dapat salah jika dalam modal kerja bersih yang positif menggunakan dana jangka panjang untuk membiayai sebagian dari aktiva lancarnya. Dana jangka panjang biasanya lebih mahal daripada dana jangka pendek sehingga menjadi kendala bagi perusahaan.

Perubahan dalam Aktiva Lancar
Pengaruh perubahan tingkat aktiva lancar perusahaan terhadap pertukaran antara laba dan resiko dapat dijelaskan dengan menggunakan rasio aktiva lancar terhadap total aktiva. Rasio ini menunjukkan presentase total aktiva yang bersifat lancar. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tingkat total aktiva tidak berubah. Pengaruh kenaikan atau penurunan rasio antara laba dan resiko.

Jika rasio aktiva lancar meningkat terhadap total aktiva, laba berkurang sebab aktiva lancar kurang menguntungkan dibandingkan dengan aktiva tetap. Aktiva tetap lebih menguntungkan sebab memberi nilai tambah kepada produk. Tanpa aktiva tetap, perusahaan tidak dapat memproduksi barang (produk).

Pengaruh resiko mengurangi rasio aktiva lancar terhadap peningkatan total aktiva. Peningkatan dalam aktiva lancar meningkatkan modal kerja bersih, karenanya mengurangi resiko keadaan pailit. Pada sisi aktiva neraca, resiko berkaitan dengan peningkatan aktiva yaitu :
§ Investasi dalam kas dan surat berharga lebih kecil resikonya daripada investasi dalam piutang, persediaan dan aktiva tetap.
  • Investasi dalam piutang lebih kecil resikonya daripada investasi dalam persediaan dan aktiva tetap.
  • Investasi dalam persediaan lebih kecil resikonya daripada investasi dalam aktiva tetap.
Semakin dekat aktiva menjadi kas, semakin kurang resikonya. Pada umumnya lebih mudah piutang menjadi kas daripada persediaan menjadi kas. Pengaruh berlawanan dari laba dan resiko dihasilkan dari pengurangan dalam rasio aktiva lancar terhadap total aktiva.

Perubahan dalam Pasiva Lancar
Pengaruh perubahan tingkat pasiva lancar tehadap perusahaan terhadap pertukaran antara laba dan resiko ditunjukkan dengan menggunakan rasio pasiva lancar terhadap total aktiva. Rasio ini menunjukkan presentase total aktiva yang dibiayai oleh pasiva lancar. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tingkat total aktiva tidak berubah. Pengaruh kenaikan atau penurunan rasio antara laba dan resiko dapat dilihat pada tabel 1.

Jika rasio pasiva lancar terhadap total aktiva meningkat, maka laba akan meningkat sebab perusahaan manggunakan lebih banyak pembiayaan jangka pendek yang lebih murah dan lebih sedikit pembiayaan jangka panjang. Resiko dari keadaan pailit juga meningkat sebab peningkatan dalam pasiva lancar mengurangi modal kerja bersih. Pengaruh yang berlawanan dari laba dan rasio pasiva lancar tehadap total aktiva.

Strategi Modal Kerja Bersih
a) Strategi Keuangan Agresif 
Strategi dimana perusahaan membiayai kebutuhan musiman dan sebagian dari kebutuhan tetapnya dengan dana jangka pendek dan sisanya merupakan kebutuhan permanen dengan dana jangka penjang.

Pada umumnya biaya jangka pendek dalam bentuk perdagangan dalam contoh di atas merupakan ilustrasi secara grafis penerapan strategi keuangan agresif terhadap kebutuhan dana secara keseluruhan (Sundjaja, 2003).

Pertimbangan biaya :
Rata-rata pinjaman jangka pendek (kebutuhan dana musiman) = Rp 3.900
Rata-rata pinjaman jangka panjang (kebutuhan dana permanen) = Rp 27.600
Biaya tahunan dana jangka pendek = 3%
Biaya tahunan dana jangka panjang = 11%

Jadi :
Biaya keuangan jangka pendek = 3% x Rp 3.900 = Rp 117
Biaya keuangan jangka panjang = 11% x Rp 27.600 = Rp 3.036_+
Biaya total rata-rata = Rp 3.153

Modal kerja bersih Rp 27.600 – Rp 26.000 = Rp 1.600 merupakan jumlah tetap aktiva lancer. Strategi agresif menggunakan modal kerja bersih minimum yaitu sebesar Rp 1.600 yang merupakan bagian tetap dari aktiva lancar yang dibiayai dengan dana jangka panjang. Strategi ini mempunyai resiko tidak hanya karena modal kerja bersih yang rendah tapi :

· Ada kemungkinan perusahaan sulit untuk memenuhi kebutuhan musiman dengan dana jangka pendek.
b) Strategi Keuangan Konservatif
Yaitu strategi dimana perusahaan membiayai semua proyek yang memerlukan dana dengan dana jangka pan jang dan membiayai pengeluaran tak terduga dengan dana jangka pendek (Sundjaja, 2003).

Strategi agresif dibandingkan dengan strategi konservatif adalah strategi konservatif mengharuskan perusahaan membayar bunga atas dana yang yang tidak diperlukan sedangkan strategi agresif tidak dan dari segi biaya strategi agresif menggunakan biaya yang lebih rendah dibandingkan strategi konservatif, namun dalam hal resiko strategi agresif memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan strategi konservatif (Sundjaja, 2003).

Kebutuhan dana jangka maksimal pada bulan oktober yaitu sebesar Rp 36.000,- akan dipenuhi dengan dana jangka panjang, sedangkan kebutuhan yang tidak teduga dipenuhi dengan dana jangka pendek.

Pertimbangan biaya :
Rata-rata pinjaman jangka panjang Rp 36.000,- 
Biaya keuangan jangka panjang = 11%xRp 36.000 = Rp 3.960,-. jika dibandingkan dengan biaya menggunakan strategi agresif sebesar Rp 3.153,- maka strategi konservatif lebih membutuhkan biaya yang lebih besar yaitu sebesar Rp 3.960,- karena perusahaan tetap harus membayar bunga walaupun dananya tidak dibutuhkan.

Pertimbangan resiko :
Dengan menggunakan strategi konservatif berarti :
1. Tingkat resiko perusahaan sangat rendah
2. Perusahaan tidak perlu sering memikirkan pencarian dana.

REFERENSI;
  • Indriyo.1984.Manajemen Keuangan.BPFE.Yogyakarta. 
  • Riningsih.2005.Pengaruh Modal Kerja.UNNES.Semarang. 
  • Riyanto,Bambang.1995.Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yayasan Penerbit Gajah Mada.Yogyakarta. 
  • Sutrisno, Drs, MM. Manajemen Keuangan. Teori konsep dan Aplikasi. Ekonisia, Yogyakarta 
  • Sundjaja,Ridwan S dan Inge Barlian.2003.Manajemen Keuangan.Literata Lintas Media.Jakarta. 
  • Yudhistira.2008.Modal Kerja. Rineka Cipta.Jakarta. 
  • Zamit.2009.Modal Kerja. http://www.scribd.com/doc/9677500/Manajemen-Modal-Kerja
PROPAGASI
Kerjakan Soal dibawah ini 
1. Apa yang anda ketahui tentang modal kerja dan manajemen modal kerja? 
2. Bagaimana menentukan besarnya modal kerja perusahaan? 
3. Jelaskan mengenai strategi modal kerja bersih! 
4. Pada tahun depan PT. BW mempunyai rencana untuk memproduksi barang jadi 6000 unit per bulan. Untuk membuat satu unit barang jadi tersebut dibutuhkan 3 kg bahan baku dengan harga Rp. 1250,00 per kg. bahan baku tersebut sebelum diproses rata-rata disimpan digudang selama 12 hari. Lamanya proses produksi 5 hari. Setekah menjadi produk selesai biasanya akan disimpan selama 16 hari sebelum dijual. rata-rata piutang tertagih selama 40 hari. Upah langsung per unit barang jadi sebesar Rp.2000. Biaya pemasaran tunai sebulan sebesar Rp. 13.200.000,-. Biaya administrasi dan umum sebulan Rp. 9.600.000,- dan kas minimal ditentukan sebesar Rp. 3.000.000,-. Hitunglah berapa kebutuhan modal kerja PT.BW tersebut. 
Blog, Updated at: 15.46.00

0 komentar:

Posting Komentar