Urgensi Senam dan Olahraga bagi Anak

Posted By frf on Kamis, 03 November 2016 | 09.09.00

Urgensi Senam dan Olahraga bagi Anak
A. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dalam pembelajaran
Sebelum memulai pembelajaran ini, perlu dipahami bahwa pendidikan olah raga yang dimaksudkan adalah pendidikan jasmani, sebagai pembelajaran olahraga dan permainan, yang memuat juga unsur sosial atau emosional.

Slogan "di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat" harus ditanamkan pada anak-anak. terutama karena anak-anak di kota besar lebih banyak melakukan kegiatan pasif seputar televisi, game, dan komputer. Kesibukan orangtua juga ditengarai mengondisikan anak-anak masa kini jadi minim berolahraga. Padahal, aktif berolahraga memiliki banyak keuntungan, di antaranya jadi cerdas selain lebih terampil dan lincah bergerak. 

Aktivitas gerak selalu melekat pada diri anak, baik gerakan halus maupun kasar, dalam setiap harinya. Oleh karenanya dalam setiap mengawali sebuah pembelajaran selalu dimulai dengan gerakan, baik senam, gerak irama maupun gerak serempak untuk mempersiapkan anak memasuki pembelajaran in door maupun out door.

Pada masa usia dini diharapkan anak mampu melakukan gerakan-gerakan motorik seperti, naik turun tangga langkah demi langkah,berjalan ditempat dengan maupun tanpa hitungan, berlari, menendang-nendang bola, renang, lompat, dan sebagainya, sehingga pertumbuhan dan perkembangan sel-sel dapat berlangsung secara optimal.. Aktivitas yang bersemangat, teratur serta terus menerus sangat penting untuk mempertebal lapisan persendian, memperkuat pengikat ke tulang, serta pengikat tulang-tulang dalam tubuh, sehingga kemampuan paru-paru, jantung dan saluran darah dalam menyuplai oksigen ke jaringan-jaringan dalam tubuh.

Salah satu bentuk kegiatan jasmani anak adalah senam, yang mempunyai manfaat diantaranya:
  • Melatih keseimbangan tubuh, fleksibilitas atau kelincahan, sekaligus perkembangan motorik anak balita. Latihan ini perlu terutama untuk mempersiapkan anak agar mampu berdiri, berlari, melompat dan sebagainya dengan sempurna. 
  • Sedangkan gerakan-gerakan khusus untuk memperkuat otot punggung dan perut lebih berguna untuk mempersiapkan si kecil mampu tangkas bergerak dalam gerakan lari ataupun melompat. Karena jika tidak dilatih sejak dini, anak cenderung lebih gampang cedera. 
  • Selain melatih keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh, senam juga bisa menjadi sarana melakukan kegiatan bersama keluarga. Dengan kata lain, melalui senam orangtua bisa mempererat hubungannya dengan sang buah hati. 
3. Senam anak juga bertujuan melatih konsentrasi, atensi/perhatian, koordinasi dan keseimbangan tubuh.
Pendidikan jasmani (senam maupun olahraga olah fisik) efektif untuk diberikan kepada peserta didik mengingat awal masa kanak-kanak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari keterampilan tertentu, alasannya adalah:
  1. Anak senang mengulang-ulang dan karenanya dengan senang hati mau mengulang suatu aktivitas sampai mera terampil melakukannya.
  2. Anak-anak bersifat pemberani sehingga tidak terhambat oleh rasa takut kalau dirinya mengalami sakit atau diejek teman-temannya sebagaimana yang ditakuti anak yang lebih besar
  3. Anak belia mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih sangat lentur dan keterampilan yang dimiliki baru sedikit sehingga keterampilan yang baru dikuasai tidak mengganggu keterampilan yang sudah ada.
Pendidikan jasmani sendiri merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, social, serta emosional bagi masyarakat, sehingga dapat disimpulkan bahwa obyek dasar teori pendidikan jasmani adalah gerak manusia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa;
  1. Pendidikan jasmani dapat disebutkan sebagai teori yang berdiri sendiri dan dapat didukung oleh ilmu lain
  2. Obyek teori pendidikan ialah gerak manusia
  3. Tujuan pendidikan jasmani membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Kegiatan jasmani di TK, merupakan pengembangan potensi fisik/motorik dan pengembangan seni. Dalam bahasa Indonesia, Motor dan Movement diterjemahkan sebagai gerak atau gerakan tanpa perbedaan di dalamnya, miskipun keduanya mempunyai pengertian yang berbeda, movement adalah gerak yang bersifat eksternal atau dari luar dan mudah diamati sedangkan motor adalah gerak yang bersifat internal atau dari dalam, konstan dan sukar diamati. Gerak merupakan kemampuan penting terutama untuk kepentingan jasmani. Gerak dapat dijelaskan sebagai aksi atau proses perubahan letak atau posisi ditinjau dari suatu titik tertentu sebagai pedomannya. (pedoman pembelajaran fisik motorik di TK).

Tujuan pendidikan jasmani, Aspek afektif dan kognitif anak, didasarkan oleh rasa senang disaat bermain, mereka akan bergerak, bersikap dan berperilaku secara spontan, alami dan asli sehingga guru harus mampu menilai aktivitas peserta didiknya. Sikap merupakan salah satu gejala afektif yang mudah diketahui dari perilaku seseorang. Sedangkan pengembangan rasa ber-Tuhanpun dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya: 1. Menciptakan suasana yang mengagungkan Tuhan, 2. Mencermati peristiwa dan gejala yang terjadi, 3, memberi koreksi, bimbingan sanjungan, hukuman dan pengarahan. Aktivitas ini sekaligus juga dapat mengembangkan kemampuan kongnitif (intelektual) anak.

Sedangkan Aspek rasa social dalam kegiatan jasmani, seperti yang diutarakan oleh aliran sosiologik: bahwa perkembangan itu proses sosialisasi. Anak pada mulanya bersifat a-sosial atau pra-sosial, dan kemudian dijelaskan bahwa perkembangan itu merupakan proses sosialisasi dalam bentuk imitasi atau meniru, yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi (pemilihan)
Meniru ada dua macam: a. non-deliberate. Merupakan peniruan secara tidak terencana, atau peniruan secara spontan terhadap gerak, gaya orang dewasa.dan b. deliberate. Adalah peniruan yang terjadi bila anak bermain untuk menirukan peranan social (bermain drama, jual beli dll) yang pelaksanaannya harus direncanakan. 

B. GERAK IRAMA SEBAGAI SENI DAN ILMU
Seni merupakan hasil cipta karya manusia yang kemudian dikembangkan dan didukung dengan beberapa latihan sehingga menjadi bagian dari profesionalisme yang akhirnya menyatu dalam kehidupannya. Namun gerak dan irama juga merupakan ilmu (science) karena disusun secara sistematik, terarah dan berguna bagi kepentingan diri seseorang dan masyarakat yang menggeluti secara mendalam isi yang terkandung dalam gerak dan irama. Gerak sebagai seni (art) disebabkan karena ilmu yang terkandung dalam gerak irama , antara lain pola-gerak manusia atau body movement salah satu isi dari gerak irama yang perlu dipelajari merupakan bentuk gabungan antara alur gerak dan simfoni irama dari tubuh, sebagai kemampuan yang telah dibawa sejak lahir. 

Untuk memperjelas uraian di atas, dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
a sebagai science kea rah seni (art)[8] 
Kita menyadari bahwa ilmu itu kita peroleh dari perjalanan yang panjang, yang kemudian tersimpan dalam memori benak kita dan akhirnya menjadi sebuah “alat” untuk memandang dan memahami hal-hal yang baru diperolehnya dalam menghadapi kehidupan. Ini dikatakan kwoledge (pengetahuan dasar) seseorang untuk mempelajari berbagai ilmu atau pengetahuan lain (science). Ilmu gerak dan irama memerlukan latihan-latihan khusus agar dapat menjadi bentuk tersendiri dalam “benak- pikiran” seorang guru dan menjadi wahana bagi dirinya saat merancang program pemblajaran yang dapat menjembatani kebutuhan setiap peserta didiknya. 

Dapat pula dikatakan bahwa ilmu gerak irama ini juga dapat dipakai sebagai wahana bagi guru kelas dalam upaya menjembatani kesulitan- kesulitan peserta didik dan penguasaan materi pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan kreatif berkaitan dengan pola gerak dan olah tubuh secara alami. Oleh karena ilmu gerak dan irama merupakan:
  • Alat bagi perkembangan fisik dan gerak peserta didik yang mempunyai kesulitan gerak, emosi atau daya nalar
  • Alat yang dapat dipakai sebagai “pelicin” saat pembelajaran mengalami “jalan buntu”
  • Ilmu gerak irama meyajikan berbagai bentuk kegiatan yang dapat “menyatu “ secara sistematis dalam seluruh kegiatan pembelajaran.
  • Merupakan alat belajar yang mampu mengembangkan potensi kemampuan, membebaskan kesulitan peserta didik, mengabstraksikan serta membentuk pengalaman-pengalaman baru atau wawasan diri yang bersifat positif setiap peserta didik.
Sedangkan alasan utama gerak-irama digunakan sebagai wahana salah satu pendekatan pembelajaran di sekolah, adalah berdasarkan tujuan utama munculnya gerak-irama, bahwa ilmu ini dapat mengupayakan mengembangkan potensi dirinya secara bulat dan utuh dengan alasan:
  1. Gerak-irama sudah dilakukan sejak anak dilahirkan
  2. Gerak-irama merupakan media interaksi social (disesuaikan dengan usia)
  3. Gerakan berirama dapat dimunculkan karena faktor-faktor emosi pribadi seseorang
  4. Gerakan-gerakan berirama akan dapat terjadi oleh faktor-faktor interaksi sosial
  5. Gerak-irama melalui perkembangan sesuai kurun waktu yang dimiliki oleh seseorang sangat diperlukan bagi perkembangan daya nalar atau intelektual
Pembelajaran Jasmani di Taman Kanak-kanak
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan melalui berbagai aktivitas jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organic,neuromuskuler, intelektual dan emosional. Aktivitas jasmani dalam pendidikan jasmani telah mendapatkan sentuhan dedaktik metodik sehingga dapat diarahkan pada usaha pencapaian tujuan pembelajaran dan dalam pelaksanaannya, aktivitas fisik akan tampak dalam aktivitas gerak siswa saat mereka melakukan tugas-tugas gerak dalam proses pembelajarannya.

A. Macam-macam Gerak
Belajar gerak dapat diartikan suatu rangkaian proses pembelajaran gerak yang dilakukan secara terencana, sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang direncanakan dalam proses pembelajaran gerak, materi pembelajarannya adalah berbagai bentuk keterampilan gerak baik yang dikemas dalam bentuk permainan dan latihan ketangkasan maupun gerak yang sederhana atau gerak yang kompleks-multikompleks. Dalam proses pembelajarannya akan ditemui tahapan-tahapan belajar yang terdiri dari tahap kognisi, tahap fiksasi dan tahap otomatisasi.

Tahap kognisi merupakan tahap dimana peserta didik sedang mendapatkan informasi tentang bentuk keterampilan gerak yang akan dilakukan. Gerakan tersebut akan dapat segera diterima dalam memori anak bila disajikan dengan jelas dan sederhana. makin sederhana bentuk gerak maka akan semakin cepat terbentuk dalam memori anak. Tahap fiksasi adalah dimana peserta didik sedang merealisasikan pola gerak yang telah terbentuk dalam memorinya, agar menjadi sebuah gerakan permanen, berikan kesempatan kepada pst didik untuk mengulang-ulang dengan umpan balik yang bermakna agar pst didik dapat segera menguasainya.Pengulangan gerakan umpan balik akan menjadi dasar dari terciptanya otomatisasi gerak, yang dicirikan dengan makin sempurnanya koordinasi gerak yang dapat dilakukan oleh seseorang maka penggunaan energy semakin efisien dan efektif.

Banyak ahli pendidikan jasmani yang mencoba membuat pengelompokan gerakan manusia, salah satunya adalah Anita Harrow. Menurut toksonomi yang dikatakan bahwa gerakan manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut:
  1. gerakan reflek: gerakan atau tindakan manusia yang timbul sebagai reaksi terhadap suatu stimulus tanpa keterlibatan kesadaran, umumnnya terjadi tanpa kemauan kita dan merupakan gerak dasar dari perilaku manusia. Gerak ini telah dimiliki sejak manusia dilahirkan dan berkembang hingga dewasa
  2. Gerakan fundamental, gerakan yang menjadi dasar untuk ketangkasan gerak yang lebih komplek. Gerakan ini terjadi atas dasar gerakan reflex yang berhubungan dengan badannya. Merupakan bawaaan sejak lahir dan terjadi tanpa melalui latihan.
  3. Kemampuan perceptual, yang tidak dapat terpisahkan dengan fungsi gerak. Kemampuan ini membantu seseorang menafsirkan stimuli secara tepat sehingga ia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat menghasilkan perilaku yang efektif dan efisien. 
  4. Kemampuan fisik, diperlukan untuk mempelajari gerak agar hasil yang dicapai cukup efisien. Dalam kenyataannya, kemampuan fisik diperlukan sebagai dasar untuk mengembangkan gerakan-gerakan ketangkasan
B. Perilaku Gerak
Pendidikan jasmani bukan saja pendidikan terhadap badan, atau merupakan pendidikan tentang problem tubuh, akan tetapi merupakan pendidikan tentang problem manusia dan kehidupannya (lihat tujuan dan fungsi pengembangan fisik motorik di TK). Tujuan pendidikan jasmani yang terdiri dari 4 ranah (seperti gambar pert. 1), merupakan tujuan sementara ,pelengkap dan penguat dari tujuan pendidikan.

Berdasarkan pada 4 ranah di atas, guru pendidikan jasmani juga harus mampu merencanakan gerakan yang akan diberikan kepada peserta didik sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Khusus mengenai tahapan unjuk kerja motorik (motor behavior) dan terminal (umur anak) sebagai berikut:

Berdasarkan pada tabel di atas, usia Pra sekolah (0 – 7) tahun memiliki berbagai kemampuan gerak yang dapat dibagi menjadi 3 kategori yang merupakan focus utama dari spesialisasi pengembangan motorik:
  1. Kemampuan stabilisasi, adalah pengembangan pola gerak yang memungkinkan anak-anak memperoleh dan mempertahankan titik pangkal eksplorasi yang mereka buat dalam rugang gerak , gerakan yang tidak menyebabkan pelakunya berpindah tempat atau kadang-kadang disebut gerakan nonlokomotor karena menyangkut aktivitas stasioner, seperti membungkuk, memegang, menarik, memutar, mengayun dll., juga menyangkut pada pertahanan keseimbangan seperti pengubahan penyangga atau gerakan berguling.
  2. Gerak lokomotor, adalah gerakan yang menyebabkan terjadinya perpindahan tempat atau keterampilan yang digunakan memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lainknya. Aktivitasnya seperti: lari, loncat, lompat dan berjingkat.
  3. Gerak manipulasi, adalah usaha mengalihkan kekuatan terhadap objek-objek, deperti melempat, memukul, mendorong dan menarik benda dan menerima dari kekuatan objek-objek seperti menangkap, menahan, dan memegang benda. Gerakan ini memerlukan koordinasi antara mata-tangan dan mata-kaki.
Namun demikian, dalam tiap unit proses pembelajaran pendidik jasmani harus pula memikirkan dan memperhitungkan dampak pengiring yang akan dicapainya. Dampak pengiring adalah dampak sampingan yang dapat dicapai setelah siswa menguasai keterampilan-keterampilan seperti yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dampak inilah merupakan pelengkap dari tujuan pembelajaran yang kelak dapat dicapai. Setelah peserta didik memiliki keterampilan bermain lari estafet misalnya, maka dampak pengiring yang dapat menyertainya adalah peserta didik memiliki kemampuan membangun dan mengembangkan kerjasama antarindividu dalam tim, kemampuan menempatkan diri sebagai anggota kelompok, memiliki kepercayan diri dan kemenangan bersama dll.

SUMBER;
Blog, Updated at: 09.09.00

0 komentar:

Posting Komentar