UNSUR-UNSUR METODOLOGI
Unsur – unsur metodologi sebagaimana telah dirumuskan oleh Anton Bakker dan Achmad Zubair dalam buku Metodologi Penelitian Filsafat (1994), antara lain dijelaskan sebagai berikut :
1. Interpretasi
Artinya menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif melainkan harus bertumpu pada evidensi objektif untuk mencapai kebenaran yang autentik. Dengan interpretasi ini diharapkan manusia dapat memperoleh pebgertian, pemahaman atau Verstehen. Pada dasarnya interpretasi berarti tercapainya pemahaman yang benar mengenai ekspresi manusiawi yang dipelajari.
2. Induksi dan Deduksi
Dikatakan oleh Beerling, bahwa setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi dan deduksi, menurut pengertian siklus empiris. Siklus empiris meliputi beberapa tahapan, yakni observasi, induksi, deduksi, kajian ( eksperimentasi ) dan evaluasi.
3. Koherensi Intern
Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan menunjukkan semua unsur structural di lihat dalam suatu struktur yang konsisten, sehingga benar-benar merupakan internal structure atau internal relation.
4. Holistis
Yaitu tinjauan secara lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh, dimana objek dilihat dari interaksi dengan seluruh kenyataannya. Identitas objek akan terlihat bila ada korelasi dan komunikasi dengan lingkungannya.
5. Kesinambungan Historis
Jika ditinjau dari perkembangannya, manusia itu adalah makhluk historis. Manusia disebut demikian karena ia berkembang dalam pengalaman dan fikiran. Dalam perkembangan pribadi itu harus dapat dipahami melalui suatu proses kesinambungan.
6. Idealisasi
Idealisasi merupakan proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hsil yang ideal atau sempurna.
7. Komparasi
Adalah usaha memperbandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Komparasi dapat diadakan dengan objek lain yang sangat dekat dan serupa dengan objek utama. Komparasi juga dapat diadakan dengan objek lain yang sangat berbeda dan jauh dri objek utama. Dalam perbandingan itu dimaksimalkan perbedaan-perbedaan yang berlaku untuk dua objek, namun sekaligus dapat ditemukan beberapa persamaan yang mungkin sangat strategis.
8. Heuristika
Adalah metode untuk menemukan jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah. Heuristika benar-benar dapat mengatur terjadinya pembaharuan ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat memberikan kaidah yang mengacu.
9. Analogikal
Adalah filsafah meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan dalam fakta dan data. Dengan demikian, akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih terbatas dengan yang lebih luas.
10. Deskripsi
Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskripsikan. Data yang dieksplisitkan memungkinkan dapat dipahami secara mantap.
BEBERAPA PANDANGAN TENTANG PRINSIP METODOLOGI
1. Rene Descartes
Rene Descartes mengusulkan suatu metode umum yang memiliki kebenaran yang pasti. Dalam karyanya termasyhur Discourse on Method, risalah tentang metode, diajukan enam bagian penting (Dalam Rizal Mustansyir, dkk., 2001) sebagai berikut:
a. Membicarakan masalah ilmu-ilmu yang diawali dengan menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki semua orang. Menurut Descartes, akal sehat ada yang kurang, ada pula yang lebih banyak memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah. Metode yang ia coba temukan merupakan upaya untuk mengarahkan nalarnya sendiri secara optimal.
b. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah. Descartes mengajukan empat langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud sebagai berikut (dalam Rizal Mustansyir,dkk.,2001).
- Janganlah pernah menerima baik apa saja sebagai benar, jika Anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya.
- Pecahkanlah tiap kesulitan Anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik.
- Arahkan pemikiran Anda secar tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit.
- Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga Anda dapat merasa pasti tidak sesuatupun yang ketinggalan.
c. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode sebagai berikut:
- Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak;
- Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan;
- Berusaha lebih mengubah diri sendiri daripada merombak tatanan dunia.
d. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acapkali terkecoh oleh indra.
e. Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia, yang terdiri atas dua substansi, yaitu res cogitans (jiwa bernalar), dan res extensa (jasmani yang meluas).
f. Dua jenis pegetahuan, yaitu pengetahuan spekulatif dan pengetahuan praktis.
2. Alfred Jules Ayer
Ajaran terpenting dari Alfred Jules Ayer yang terkait dengan masalah metodologi dalam prinsip verifikasi. Ayer termasuk salah satu penganut Positivisme Logika yang muncul setelah Moritz Schlik. Positivisme logic berprinsip sesuatu yang tidak dapat diukur itu tidak mempunyai makna. Dengan demikian makna sebuah proposisi tergantung apakah kita dapat melakukan verifikasi terhadap proposisi yang bersangkutan’. (Rizal Mustansyir, dkk.,2001)
Walaupun tokoh Positivisme Logik secara umum menerima prinsip verifikasi sebagai tolak ukur untuk menentukan konsep tentang makna, namun mereka membuat rincian yang cukup berbeda mengenai prinsip verifikasi itu sendiri. Prinsip verifikasi itu merupakan pengandaian untuk melengkapi suatu kriteria, sehingga melalui kriteria tersebut dapat ditentukan apakah suatu kalimat mengandung makna atau tidak.
3. Karl Raimund Popper
Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. Popper mengajukan beberapa prinsip sebagai berikut:
- Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi oleh kaum posititivistik.
- Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan (obeservasi) secara teliti gejala yang sedang diselidiki.
- Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip falsi-fiabilitas, yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya
Bagi Popper, ilmu pengetahuan dapat berkembang maju manakala suatu hipotesis telah dibuktikan salah, sehingga dapat digantikan dengan hipotesis baru.
4. Michael Polanyi
Menurut Michael Polanyi pengembangan ilmu pengetahuan menuntut kehidupan kreatif masyarakat ilmiah yang pada gilirannya didasarkan pada kepercayaan akan kemungkinan terungkapnya kebenaran-kebenaran yang hingga kini masih tersembunyi. Tugas filsafat terutama adalah membedah penyakit-penyakit pikiran yang hanya dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan mendasar terhadap setiap pandangan yang mendasari masyarakat.
Tujuan dari metode maieutika tekhne yaitu untuk menemukan alternative-alternatif baru bagi hidup manusia sebagai manusia dan sebagai masyarakat. (M. Mukhtasar, 1997, hlm. 24). Kekeliruan tesis Positivisme tidak hanya pada sikapnya yang menolak cita rasa estetis, dan nilai moral serta ikatan social, karena menggangapnya sebagai realitas subjectif, melainkan juga pada pandanganya bahwa sesuatu masyarakat tidak dapat dibangun atas dasar yang berakar pada prinsip moral abstrak, tetapi berakar pada tradisi masyarakat.
Secara structural, segi ilmu pengetahuan tidak terungkap melibatkan dua hal atau dapat disebut dua term ilmu pengetahuan tidak terungkap. Polanyi menyebut term pertama dengan term proksimal, yaitu term yang lebih dekat, dan term kedua adalah term distai, yaitu term yang lebih jauh. Hubungan kedua term tersebut disebut sebagai hubungan fungsional yaitu, kita mengetahui term pertama hanya dengan mengandalkan diri pada kesadaran kita tentangnya agar memberikan perhatian pada term kedua.
Jadi Polanyi telah merintis suatu model perkembangan baru ilmu-ilmu dengan memadukan secara jernih antara nilai dan fakta, sehingga ilmu-ilmu dikembangkan dapat sejalan dengan perkembangan masyarakat.
SUMBER;
0 komentar:
Posting Komentar