PENULISAN KARYA ILMIAH SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Posted By frf on Sabtu, 29 Oktober 2016 | 06.58.00

PENULISAN KARYA ILMIAH SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN PROFESI GURU
1. Pendahuluan Pentingnya karya ilmiah
Guru SD sebagai salah satu komponen pendidik di Indonesia memegang peranan penting dalam mengemban tugas nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dasar seharusnya memberikan fondasi yang amat kokoh baik yang menyangkut aspek fisik, mental, dan kepribadian anak. Tugas tersebut merupakan tugas yang tidak mudah karena guru SD mempunyai peran yang penting dalam menumbuh kembangkan anak di masa yang akan datang. Oleh karena itu para guru SD dituntut sanggup bekerja secara professional di semua aspek baik aspek kompetensi professional maupun aspek kompetensi penguasaan akademik.

Searah dengan pengembangan kompetensi guru tersebut, Menpan telah menerbitkan suatu aturan khusus bagi guru (termasuk guru SD) dengan SK MENPAN No 26 Th 1989 tentang Angka kredit bagi guru. Angka kredit adalah symbol dari prestasi kerja guru. 

Di lingkungan Dinas P dan K Kabupaten Bantul, di SD-SD banyak dijumpai masalah dan salah satunya adalah kenaikan pangkat untuk ke golongan IV/a dan i IV/b relative sedikit. Hal ini karena guru menghadapi kendala pengumpulan angka kredit pada komponen penulisan karya ilmiah. Menurut SK MENPAN No 84 Th 1993 telah dirinci bahwa penulisan karya ilmiah meliputi :
  • Karya ilmiah hasil penelitian yang dipublikasikan
  • Karya ilmiah hasil penelitian yang tidak dipublikasikan
  • Karya ilmiah hasil gagasan sendiri berbentuk buku atau makalah yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasi oleh penulis
  • Tulisan ilmiah populer
Setiap guru hendaknya mau dan mampu menghasilkan karya tulis ilmiah seperti artikel, makalah, buku teks, modul, penelitian dan lain-lain. Karya tulis ilmiah ini sangat bermanfaat bagi pengembangan profesi guru dan juga proses pendidikan. 

2. Kelompok Karya Tulis Ilmiah
Macam karya tulis ilmiah di bidang pendidikan menurut Suharsimi Arikunto dalam makalah yang disampaikan sebagai bahan penyerta pelatihan/ penyegaran bagi guru dan Kepala sekolah dalam rangka penigkatan pangkat/jabatan IV/a sampai dengan IV/c dibedakan sebagai berikut :
  1. Karya tulkis/karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey dan atau evaluasi
  2. Karya tulis/makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri.
  3. Tulisan ilmiah popular yang dimuat dalam media massa atau media lain yang mendapat ijin terbit.
  4. Prasaran yang berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah
  5. Buku pelajaran atau modul
  6. Diktat pelajaran
  7. Tulisan hasil alih bahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya selama berfungsi untuk pembelajaran
Dalam Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru (2001; 5-6) macam karya tulis ilmiah sebagai berikut:
  1. Karya tulkis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey dan atau evaluasi di bidang pendidikan
  2. Karya tulis/makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri
  3. Tulisan ilmiah popular di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa
  4. Prasaran yang berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah
  5. Buku pelajaran atau modul
  6. Diktat pelajaran
  7. Karya penerjemahan buku pelajaran/karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan.
Dari ketujuh macam karya tulis ilmiah dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
  1. laporan hasil penelitian yaitu karya ilmiah yang berupa hasil, kajian penelitian
  2. Tulisan ilmiah yang berujud artikel, makalah, naskah yang penyajiannya menggunakan format atau aturan tertentu
  3. Buku karya ilmiah yang berisi bahan pelajaran yang berguna meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat berujud buku pelajaran, modul, diktat dan karya terjemahan.
Kelompok karya tulis ilmiah di atas secara jelas dapat dilihat pada table di bawah sebagai berikut;

Tulisan Ilmiah 
Karya tulis atau makalah yang berisi gagasan sendiri; karya ilmiaj popular di bidang pendidikan yang dipublikasikan; prasaran yang berupa tinjauan, gagasan, atau ulasan yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah 

3. Kerangka Karya Tulis Ilmiah
Menurut Petunjuk Praktis Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsional Guru (Depdinas, 2001) kerangka karya tulis ilmiah sebagai berikut :
1). Karya tulis ilmiah hasil penelitian survey, kajian atau evaluasi di bidang pendidikan 
  • judul penelitian
  • latar belakang penelitian
  • tujuan penelitian
  • landasan teori atau pustaka
  • metode atau prosedur penelitian
  • hasil-hasil/ penyajian data
  • analisis atau pembahasan
  • simpulan dan saran
2). Kerangka karya tulis atau makalah yang berisi gagasan sendiri; karya ilmiaj popular di bidang pendidikan yang dipublikasikan; prasaran yang berupa tinjauan, gagasan, atau ulasan di bidang pendidikan.
  • judul
  • latar belakang masalah
  • kerajinan teori/tinjaunan pustaka
  • metodologi yang dipakai
  • penyajian data
  • analisis data
  • simpulan dan saran
3).kerangka buku pelajaran
  • tujuan pembelajaran umum
  • tujuan pembelajaran khusus
  • judul/sub judul
  • uraian singkat isi pokok bahasan
  • .uraian isi pelajaran
  • .ringkasan isi/rangkuman
  • latihan/tugas/soal
4).kerangka penulisan modul
  • tujuan pembelajaan umum
  • tujuan pembelajaran khusus
  • rincian kegiatan belajar
  • petunjuk belajar
  • materi pokok
  • uraian materi
  • contoh
  • latihan dan kunci
  • rangkuman
  • tugas/tes
  • tes akhir modol
  • kunci tes/tugas
  • rangkuman seluruh modul
5).kerangka penulisan diktat pelajaran
  • judul/sub judul
  • tujuan pembelajaran umum
  • tujuan pembelajaran khusus
  • uraian materi
4. Bahasa Karya Tulis Ilmiah 
Bahasa yang digunakan dalam menulis ilmiah adalah bahasa Indonesia ilmiah, atau bahasa tulis ilmiah. Cirri bahasa ilmiah adalah:
  • Lugas. Bahasa yang lugas akan menghindari kesalah pahaman, kesalahan menafsirkan isi kalimat. Contoh siswa banyak mendapat tugas yang tidak dapat dikatakan ringan 
  • Jelas. 
  • Baku, formal, contoh 
  • obyektif. Sifat obyektif tidak cukup sebagai pokok gagasan. Kata yang ekstrim dapat menunjukkan kesan subyektif contoh , harus, wajib, pasti, selalu, dan tidak mungkin.
  • Ringkas, padat. Ringkas membuat kalimat tidak panjang dan padat artinya kandungan dalam gagasan padat
Proses menulis pada suatu karya ilmiah menuntut cara berpikir sistematis; pemikiran bahasa harus secara tepat menyatakan buah pikiran.. penuangan-penuangan pikiran dituliskan dalam satu paragraph. Di dalam tulisan merupakan kesatuan terkecil. Satu pragraf terdiri dari beberapa kaliamat. Kalimat –kalimat dalam satu paragraph saling berhubungan secara structural tatabahasa dan struktur cara berpikir. 

5. Jabatan Profesional Guru
Profesi guru sarat dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang mendukung penciptaan dan pengembangan pengetahuan ilmiah seperti membaca, mendidik, meneliti, mengobservasi, menganalisis, dan lain-lain. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di sekolah dituntut harus professional. Dalam melaksanakan tugas pengajarannya, guru harus menguasi ilmu pengetahuan, menguasai metode pembelajaran, dan mengenal baik anak didiknya. Guru harus menguasai latar belakang kehidupan anak didik, lingkungan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus mampu a). berkomunikasi dengan baik, b). menganalisis anak didik dan lingkungan masyarakat sekitar, c). menulis hasil analisis tersebut, d) menyajikan proses pemebeljaran dengan tepat, e) melakukan evaluasi hasil belajar.

Dalam SK MENPAN No 26 Th 1989 menegaskan bahwa jabatan fungsional guru dapat dicapai melalui kenaikan pangkat pilihan yang terdiri dari bidang a). pendidikan, b). proses belajar mengajar, c). pengembangan profesi, d) kegiatan penunjang PBM. Sebagaimana telah ditetapkan bahwa kenaikan pangkat pilihan adalah kenaikan pangkat berdasarkan prestasi kerja, bukan berdasar pada masa kerja. 

Penetapan angka kredit bagi guru dapat memberi makna baik dan tetap berkompitisi secara sehat dalam mengembangkan karier mencapai pangkat setinggi-tingginya. Penetapan angka kredit dapat menyeleksi guru yang betul-betul berprestasi. Dan terciptanya pola pembinaan prestasi dan karir guru secara obyektif, terkoordinasi, terpadu dan konseptual ( Wahjosumidjo, 2001; 304)

Kemauan guru menulis karya ilmiah juga sangat bermanfaat bagi guru itu sendiri. Kemauan guru menulis akan meningkatkan pengetahuan dan wawasan guru, karena guru akan senantiasa terdorong untuk mengumpulkan bahan-bahan tulisan dari berbagai sumber sesuai dengan karya yang ditulisnya, kemudian mempelajarinya.. Karir guru pun dapat meningkat seiring meningkatnya keterampilan guru dalam menghasilkan karya tulis yang banyak dan berkualitas. Ini berarti akan ada peningkatan dari aspek kesejahteraan yaitu peningkatan penghasilan (gaji dan tunjangan). Lebih dari itu semua, hasil dan dampak positif dari kemauan dan kemampuan menulis karya ilmiah guru akan menjadi pintu masuk ’dunia prestasi’ sehingga guru lebih termotivasi untuk berprestasi. 

Penetapan angka kredit bagi jabatan guru, apabila diperhatikan dapat sebagai alat untuk memotivasi para guru dalam mencapai prestasi setinggi-tingginya. Berikut disajikan table rincian kegiatan guru dan angka kreditnya (dikutip dari sebagian lampiran1) pada SK MENPAN No 84 Th 1993. 

DAFTAR PUSTAKA;
  • Consuelo G Sevilla, 1993, Pengantar Metode Penelitian, UI Press Jakarta
  • Cristina P Carel, 1973, Sampling Desain and Prosedure Paper of Survey Research Methodology, trial edition PSSC Social Servey series I
  • Suharsimi Arikunto, 1993, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta 
  • Sutrisno Hadi, 1991, Pokok-Pokok metodelodi Penelitian Ilmiah, makalah penataran Metode penelitian Tenaga Pengajar ISI Yogyakarta
  • -------------- , 1988 Statistik jilid 2 Andi Offset, Yogyakarta
  • Winarno Suracmad, 1978, Pengantar Metodologi Ilmiah, Tarsito , Bandung 

Blog, Updated at: 06.58.00

0 komentar:

Posting Komentar