Pengertian Taman

Posted By frf on Kamis, 27 Oktober 2016 | 05.06.00

1. Pengertian Taman
Laurie (1986) mengemukakan bahwa asal mula pengertian kata taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa Ibrani gan, yang berarti melindungi dan mempertahankan; menyatakan secara tidak langsung hal pemagaran atau lahan berpagar, dan oden atau eden, yang berarti kesenangan atau kegembiraan. Jadi dalam bahasa Inggris perkataan “garden” memiliki gabungan dari kedua kata-kata tersebut, yang berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan. Sedangkan menurut Djamal (2005), taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai, bermain dan sebagainya

2. Tentang Hidden Park
Hidden Park merupakan suatu kampanye pengaktifan taman kota sebagai ruang publik kreatif sehingga menciptakan pengalaman baru berinteraksi dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Pertama kali diadakan pada tahun 2012, Hidden Park juga merupakan sebuah eksperimen sosial yang terus berjalan untuk mengidentifikasi aspirasi masyarakat urban terhadap RTH dan memfasilitasi diskusi antar berbagai pemangku kepentingan untuk membuahkan kemitraan. Pada saat yang bersamaan diharaphakan gerakan ini dapat memicu meluasnya budaya bertaman yang bertanggung jawab dan menumbuhkan sense of belonging warga kota terhadap taman-tamannya.

Hidden Park kami ingin memicu proses pembelajaran dan pengembangan konsep placemaking di ruang-ruang hijau kota. Melakukan hal ini dengan harapan dapat mendorong pendekatan kolaboratif dalam pengembangan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau terutama taman-taman kota. HiddenPark memulai dengan mengangkat potensi tersembunyi dari taman-taman di Jakarta. Dengan perubahan-perubahan kecil yang dipicu oleh energi kreatif komunitas, sektor swasta, dan pemerintah ingin menunjukkan bawa visi ini bukan mustahil.

Banyak komunitas-komunitas yang tergabung dalam HiddenPark ini. Mereka melakukan beberapa kegiatan menarik yang menunjang tujuan utama HiddenPark contohnya Indonesia Berkebun, ID Tanam Pohon, Greenation Indonesia, Indonesia’s Sketchers, dan sebagainya.

3. Wawancara Narasumber
Hidden Park awalnya adalah salah satu program dari Leaf Plus, yaitu suatu lembaga yang menangani konsultasi lingkungan dengan salah satunya dengan berbasi ruang terbuka hijau. Dimulai dari tahun 2012, sampai sekarang sudah berjalan kurang lebih 3 tahun. Awalnya program ini hanya didukung oleh kementrian pekerjaan umum, namun seiring berjalannya, pihak swasta pun menjadi partner dalam penyelenggaraannya. Di tahun 2012, kementrian pekerjaan umum sebenarnya memiliki program bernama kota pusaka, dimana sekitar 60 kota harus mengembangkan ruang terbuka hijau yang salah satunya adalah taman.

Kebiasaan mengunjungi taman kota, bukan hanya milik masyarakat di negara-negara Barat, tetapi juga masyarakat Indonesia yang gemar kumpul di RTH. Banyak taman kota menyimpan segudang potensi yang belum dikembangkan secara optimal, sehingga sekilas mungkin tampak kurang menarik. Berdasarkan data Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Jakarta memiliki lebih dari seribu taman. Bisa ditebak potensi taman di Jakarta sangatlah besar dan beragam. Jadi, budaya bertaman kita sebetulnya bukan tidak ada, namun belum tumbuh karena ketidaktahuan adanya taman kota yang bisa kita manfaatkan secara kreatif.
Road Map & Gerakan HiddenPark untuk Taman Kota:
- Witness, Experience, Exposure
Menciptakan beragam pengalaman baru berinteraksi dengan taman kota melalui kegiatan dan kampanye kreatif.
- Identification of Collaborative Schemes
Tahap pelibatan berbagai sektor dalam skema kolaborasi dan kemitraan.
- Co-Creation, Community Building
Dialog dan proses pembentukkan agenda bersama secara inklusif.
- Collaborative Park Culture
Pengembangan budaya bertamanyang kreatif dan bertanggung jawab.

Saat ini HiddenPark terus mengembangkan konsep pengelolaan taman kota secara kolaboratif dengan pendekatan partisipatif yang terfokus pada anak muda dan komunitas yang kreatif (creative urban youth & communities) dan investasi CSR (Corporate Social Responsibility). Muncul pula ide “one community, one park” dalam rangka mendukung kawasan perkotaan sebagai creative cluster. HiddenPark juga tengah mengembangkan Parktivist dengan visi menuju aliansi taman kota (urban park alliance) di mana berbagai pemangku kepentingan dapat duduk bersama menanggapi isu dan memberikan solusi bagi persoalan taman kota di Indonesia

4. Data Penyelenggara (Better parks, better citizens)
Ruang Terbuka Hijau menyokong kehidupan kota. Lokasi-lokasi ini berfungsi menyaring polusi kendaraan bermotor dan menyerap kelebihan air di musim hujan menjadi air tanah. Dari Pantauan citra satelit (2009) diketahui Jakarta masih menyimpan potensi RTH sebesar 23,58%. Sementara luas RTH Publik Jakarta baru mencapai 10% masih jauh dari batas minimal tata ruang kota (UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang) yaitu 20% untuk RTH Publik dan 10% untuk RTH Privat. Hal ini disebabkan RTH dan lahan basah, taman terbuka, dan rawa-rawa diubah menjadi perumahan, pusat perbelanjaan, dan kawasan industri. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berkomitmen untuk melakukan perluasan RTH secara fisik. Namun pada saat yang bersamaan perlu pula ditingkatkan public value ruang-ruang tersebut sehingga benar-benar menjadi ruang yang dinamis.

Selain fungsi ekologis, RTH terutama taman kota menyimpan segudang manfaat untuk warga kota yaitu sebagai ruang rekreasi, wisata, edukasi, kreasi dan bersosialisai. Warga kota Jakarta memang rindu akan ruang publik yang dapat dijadikan ruang berkespresi dan menurut kami taman kota adalah lokasi yang tepat. Melalui Hidden Park kami mengidentifikasi bahwa taman kota merupakan ruang berbagi kebahagiaan. Kami percaya bahwa peningkatan kualitas taman kota dan RTH lain juga berarti peningkatan kualitas kehidupan warganya. (sumber dari : hiddenpark-id.com/about) 

Menyebarkan pengaruh positif dan berbagi kesenangan adalah juga tujuan Hiddenpark. Ini lebih penting dari sekedar tolak ukur suatu kesuksesan kampanye publik. Hidden Park menyambut baik inisiatif kawan-kawan BCCF (Bandung Creative City Forum) yang terinspirasi untuk melangsungkan HiddenPark Bandung tak lama setelah HiddenPark Taman Langsat di Jakarta diadakan. HiddenPark Bandung dibuka pada 15 Desember 2012 di Taman Ganesha dengan mengadopsi konsep HiddenPark di Jakarta dan menjadi momentum pendirian “Culindra” komunitas pecinta taman pertama di Bandung. Hiddenpark Bandung merupakan lompatan besar bagi HiddenPark sebagai embrio yang mendorong gerakan kreatif dan inovatif terhadap aktivisme kaum muda dalam memanfaatkan taman kota di kota-kota lain di Indonesia. Culindra saat ini terus melaju bersama pemerintah kota Bandung untuk memaksimalkan potensi taman-taman kotanya. Pada kesempatan selanjutnya, Hidden Park juga banyak mendapat undangan kerja sama dari berbagai perusahaan untuk mewujudkan cita-cita terhadap taman kota yang lebih baik. Mereka adalah Panasonic yang turut menggagas kegiatan edukasi lingkungan kepada para pelajar, Indika Energy yang berpartisipasi menyediakan tempat bermain (playground), Coca Cola yang mendonasikan perlengkapan outdoor gym, Campina melalui dukungan Rumah Buku, dan lain-lain. Kemunculan HiddenPark Bandung dan partisipasi aktif berbagai perusahaan tersebut membuktikan bahwa isu taman kota menjadi persoalan yang penting untuk digalakan bersama melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, komunitas, serta media massa dimana kita sebagai kaum muda amat berperan.

2.1.5 Data Kasus
Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta menyebutkan, jumlah taman di seluruh wilayah Jakarta mencapai 1.178 taman. Jika dilihat secara jumlah memang cukup banyak. Namun, kondisinya dianggap belum berhasil membuat Jakarta tampak lebih hijau dan lebih asri.

Dalam UU itu sebuah kota idealnya itu harus menyediakan 30 persen lahan terbuka hijau, 20 persen bagi publik, dan 10 persen bagi privat. Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota juga paling sedikit minimal 20 persen dari luas wilayah kota. Kemudian proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 persen dari luas wilayah kota. Sebelumnya, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, seperti dikutip Antara, berencana menambah 40 hektare taman kota pada 2015. Tiap wilayah nantinya akan mendapat jatah perluasan 10 hektare, tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan. Adapun Jakarta Pusat tidak mendapat jatah penambahan. Sesuai data Dinas Pertamanan dan pemakaman DKI Jakarta, taman kota saat ini berjumlah delapan bidang atau bila diakumulasikan seluas 83,27 hektar. Sementara taman lingkungan memiliki luas 1.170 hektar.
Blog, Updated at: 05.06.00

0 komentar:

Posting Komentar