Puisi sebagai Karya Sastra
Puisi adalah karya sastra dan semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak menggunakan makna kias dan makna lambing atau majas. Hal ini disebabkan terjadinya pemadatan atau pengkonsentrasian segenap kekuatan bahasa di dalam puisi. Pengertian puisi itu sendiri menurut Schmittdan Viala (1982:115) ada 3 pengertian, yaitu :
Sedangkan menurut Mathew Arnold dalam Tarigan (1984:3) adalah satu-satunya cara yang paling indah, impresif dan paling efektif untuk mendendangkan sesuatu. Larousse (1933:796) pun mendefinisikan puisi sebagai berikut :
Une poésie est l’art de combiner les sonorités, les rythmes, les mots d’une langue révoquer des images suggérer des sensations, des émotions.Puisi adalah seni dalam mengkombinasikan suara, irama, kata dalam bahasa untuk menghidupkan khayalan, ingatan kesan, luapan perasaan.
Pada masa sekarang ini, secara etimologis makna puisi telah menyempit, yaitu merupakan hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata kiasan. Seperti yang diungkapkan Bellefonds, dkk, (1993:789) yaitu “Un poème est un texte poétique en vers ou en prose; Puisi adalah kalimat puitis dalam bait atau prosa” dan “La poésie est l’art d’évoquer des impressions, des sentiments ou de décrire des objets grâce à l’harmonie de sons et au rythme des mots; Puisi adalah seni untuk membangkitkan kesan, perasaan atau menggambarkan benda melalui harmoni suara dan irama kata-kata”.
Kepuitisan dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya dengan bentuk visual: tipografi, susunan bait; dengan bunyi: persajakkan, asonansi, kiasan bunyi, aliterasi, lambang rasa dan orkestrasi; dengan pemilihan kata (diksi), bahasa kiasan, sarana retorika, unsur-unsur ketatabahasaan, gaya bahasa, dan sebagainya. Dalam mencapai kepuitisan itu, penyair mempergunakan banyak cara sekaligus, secara bersamaan untuk mendapatkan efek puitis yang sebanyak-banyaknya (Altenbernd, 1970:4-5). Antara unsur pernyataan (ekspresi) sarana kepuitisan yang satu dengan yang lain saling membantu, saling memperkuat dengan kesejajarannya ataupun pertentangannya, semua itu untuk mendapatkan kepuitisan seefektif dan seintensif mungkin. Seperti kata R. Jackobson (via Larrouse, 1933 :368) yaitu “La fonction poétique est la fonction du langage par laquelle un messagepeut-être un œuvre d’art;fungsi kepuitisan adalah fungsi dari bahasa itu sendiri dalam menyampaikan pesan sebuah karya seni”.
Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini mengingat hakikatnya sebagai karya seni selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan inovasi. Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya (Riffaterre via Pradopo, 2005:3). Sehingga, sangatlah sulit untuk membatasi pengertian puisi karena adanya perbedaan pendapat dan konsep dari setiap orang. Puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imajinatif dari manusia, maka yang pertama kali diperoleh saat pembaca membaca puisi adalah pengalaman. Sehingga, semakin banyak membaca serta menikmati puisi, maka semakin banyak pula pengalaman yang diperoleh dan dinikmatinya (Tarigan, 1989:8).
SUMBER;
http://eprints.uny.ac.id/9823/3/BAB2%20-%2007204244030.pdf
Puisi adalah karya sastra dan semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak menggunakan makna kias dan makna lambing atau majas. Hal ini disebabkan terjadinya pemadatan atau pengkonsentrasian segenap kekuatan bahasa di dalam puisi. Pengertian puisi itu sendiri menurut Schmittdan Viala (1982:115) ada 3 pengertian, yaitu :
- Une poèsie est un texte en vers (ou en prose rythmée)
- La poèsie est l’art de faire des vers
- La poèsie est la qualité particulière de tout ce qui touché, charme,élève l’esprit
- Puisi adalah teks dengan larik dan bait atau prosa yang berirama.
- Puisi adalah seni dalam membuat larik
- Puisi adalah karya berkualitas yang khusus pada semua hal yang
Sedangkan menurut Mathew Arnold dalam Tarigan (1984:3) adalah satu-satunya cara yang paling indah, impresif dan paling efektif untuk mendendangkan sesuatu. Larousse (1933:796) pun mendefinisikan puisi sebagai berikut :
Une poésie est l’art de combiner les sonorités, les rythmes, les mots d’une langue révoquer des images suggérer des sensations, des émotions.Puisi adalah seni dalam mengkombinasikan suara, irama, kata dalam bahasa untuk menghidupkan khayalan, ingatan kesan, luapan perasaan.
Pada masa sekarang ini, secara etimologis makna puisi telah menyempit, yaitu merupakan hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata kiasan. Seperti yang diungkapkan Bellefonds, dkk, (1993:789) yaitu “Un poème est un texte poétique en vers ou en prose; Puisi adalah kalimat puitis dalam bait atau prosa” dan “La poésie est l’art d’évoquer des impressions, des sentiments ou de décrire des objets grâce à l’harmonie de sons et au rythme des mots; Puisi adalah seni untuk membangkitkan kesan, perasaan atau menggambarkan benda melalui harmoni suara dan irama kata-kata”.
Kepuitisan dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya dengan bentuk visual: tipografi, susunan bait; dengan bunyi: persajakkan, asonansi, kiasan bunyi, aliterasi, lambang rasa dan orkestrasi; dengan pemilihan kata (diksi), bahasa kiasan, sarana retorika, unsur-unsur ketatabahasaan, gaya bahasa, dan sebagainya. Dalam mencapai kepuitisan itu, penyair mempergunakan banyak cara sekaligus, secara bersamaan untuk mendapatkan efek puitis yang sebanyak-banyaknya (Altenbernd, 1970:4-5). Antara unsur pernyataan (ekspresi) sarana kepuitisan yang satu dengan yang lain saling membantu, saling memperkuat dengan kesejajarannya ataupun pertentangannya, semua itu untuk mendapatkan kepuitisan seefektif dan seintensif mungkin. Seperti kata R. Jackobson (via Larrouse, 1933 :368) yaitu “La fonction poétique est la fonction du langage par laquelle un messagepeut-être un œuvre d’art;fungsi kepuitisan adalah fungsi dari bahasa itu sendiri dalam menyampaikan pesan sebuah karya seni”.
Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini mengingat hakikatnya sebagai karya seni selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan inovasi. Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya (Riffaterre via Pradopo, 2005:3). Sehingga, sangatlah sulit untuk membatasi pengertian puisi karena adanya perbedaan pendapat dan konsep dari setiap orang. Puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imajinatif dari manusia, maka yang pertama kali diperoleh saat pembaca membaca puisi adalah pengalaman. Sehingga, semakin banyak membaca serta menikmati puisi, maka semakin banyak pula pengalaman yang diperoleh dan dinikmatinya (Tarigan, 1989:8).
SUMBER;
http://eprints.uny.ac.id/9823/3/BAB2%20-%2007204244030.pdf

0 komentar:
Posting Komentar