2.1.1 Pengertian Manajemen
Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Mulayu S.P. Hasibuan (2000, p2), manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.
Menurut Stephen P. Robins (2009, p8), manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Menurut Richard L. Daft (2007, p8), manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi.
2.1.2 Pengertian Manajemen Operasi
Menurut Richard L. Daft (2007, p216), manajemen operasi adalah bidang
manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi
Menurut Soentoro Ali Idris (2004, p1), manajemen operasi adalah proses transformasi dari input menjadi output yang mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan inputnya.
Menurut Subagyo (2002, p1), manajemen operasi adalah kegiatan untuk mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.
2.1.3 Pengertian Efisiensi
Menurut Mulyamah (2004, p3), efisiensi adalah suatu ukuran dalam
membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya.
Menurut SP.Hasibuan (2003, p233), efisiensi adalah perbandingan yang
terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan.
Menurut Wikipedia, efisiensi digunakan untuk merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada kegunaan pemaksimalan serta pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi barang dan jasa. Sebuah sistem ekonomi dapat disebut efisien bila memenuhi kriteria berikut:
- Tidak ada yang bisa dibuat menjadi lebih makmur tanpa adanya pengorbanan.
- Tidak ada keluaran yang dapat diperoleh tanpa adanya peningkatkan jumlah masukan.
- Tidak ada produksi bila tanpa adanya biaya yang rendah dalam satuan unit.
2.1.4 Pengertian Biaya
Menurut Charles T. Horngren dan George Forter (2004, p21), biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu.
Menurut Supriyono (2006, p16), biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2004, p36), biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
Menurut Mulyadi (2003, p8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
2.1.5 Pengertian Distribusi
Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:
- Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.
- Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.
Menurut Kotler dan Keller (2010, p49), saluran distribusi adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.
Menurut Alma (2007, p49), saluran distribusi merupakan lembaga yang saling terkait untuk menjadi produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi.
Menurut Tjiptono (2008, p285), saluran distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kekonsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperluas (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan).
Menurut Daniel (2003, p8), saluran distribusi adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna atau pelanggan.
Sedangkan menurut Kotler (2010, p106) saluran pemasaran adalah sekelompok orgnaisasi yang saling begantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran merupakan seprangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir.
2.1.6 Tingkatan Saluran Distribusi
Menurut Kotler (2010, p113), mengemukakan tentang saluran pemasaran yaitu untuk menyalurkan produk dari perusahaan dapat memilih cara penyaluran barang/jasa baik secara langsung maupun tidak langsung mengharuskan perusahaan untuk menjual produknya kepada konsumen akhir (misalnya dengan cara mengirim tenaga penjual atau membuka toko untuk menjual produk dari perusahaannya). Sedangkan penyaluran secara tidak langsung menghendaki adanya perantara yaitu para pedagang besar, agen, atau pengecer.
Dalam proses penyaluran barang-barang dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai, perusahaan harus dapat menentukan pilihan yang tepat di dalam memilih tingkatan saluran pemasaran yang digunakan. Berikut ini merupakan bentuk dari saluran pemasaran untuk barang konsumsi.
a. Saluran tingkat nol (zero level channel)
Saluran ini sering disebut juga saluran langsung karena dalam proses penyalurannya dilakukan tanpa melalui perantara. Jadi, penyalurannya dilakukan langsung dari produsen ke konsumen. Ada tiga cara dalam melakukan saluran langsung ini yaitu : penjualn dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos, dan penjualan lewat toko atau koperasi.
b. Saluran tingkat satu (one level channel)
Dalam saluran ini terdapat satu perantara penjualan. Dimana dalam pasar konsumen perantara sekaligus merupakan pengecer. Dalam pasar industri, pengecer seringkali bertindak sebagai agen penjual atau makelar.
c. Saluran tingkat dua (two level channel)
Dalam saluran ini terdapat dua perantara penjualan. Dalam pasar konsumen mereka merupakan grosir atau pedagang besar sekaligus pengecer. Sedangkan dalam pasar industri merupakan penyalur tunggal dan penyalur industri.
d. Saluran tingkat tiga (three level channel)
Dalam saluran ini terdapat tiga perantara penjualan yaitu : agen, pedagang besar, dan pengecer. Saluran ini adalah saluran terpanjang dari keempat tingkatan saluran pemasaran, karena produsen menggunakan tiga perantara untuk mencapai ke konsumen akhir.
Perusahaan memakai 2 jenis distribusi yaitu saluran langsung dan tidak langsung
1) Saluran langsung
Orang/produsen yang memproduksi barang dan jasa berinteraksi secara langsung dengan pelanggan,saluran ini digunakan pada perusahaan yang membentuk sebuah saluran distribusi luar negeri.
2) Saluran tidak langsung
Saluran ini digunakan pada sebuah perusahaan lokal yang memasarkan produknya melalui perusahaan lokal lainnya yang bertindak sebagai perantara penjualan.
2.1.7 Permodelan Transportasi
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005, p391), permodelan transportasi adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimasi biaya pengiriman produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan.
Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang dan atau jasa dari beberapa tempat asal (sumber) ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan permasalahn biaya transportasi agar biaya tersebut optimum.
Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi barang dari beberapa titik supply ke sejumlah titik permintaan. Biasanya telah diberikan kapasitas barang di setiap sumber dan permintaan barang di setiap tujuan.
Masalah transportasi juga dapat digunakan ketika perusahaan mencoba untuk mengambil keputusan dimana akan dibuka fasilitas baru, sebelum membuka gudang, perusahaan atau kantor pemasaran, sangat baik sekali untuk mendapatkan sejumlah tempat alternatif. Keputusan keuangan yang baik berhubungan dengan lokasi juga dapat meminimalisasi biaya transportasi dan produksi secara keseluruhan.
Masalah transportasi berhubungan dengan pendistribusian barang-barang dari beberapa sumber (sources) ke beberapa tujuan (destination). Biasanya memiliki sejumlah kapasitas barang dari masing-masing sumber dan sejumlah kapasitas kebutuhan barang dari masing-masing daerah tujuan.
Sasaran transportasi adalah mengalokasikan produk yang ada pada sumber asal sedemikian rupa hingga terpenuhi semua kebutuhan pada tempat tujuan. Sedangkan tujuan utama dari persoalan transportasi adalah untuk mencapai biaya yang serendah-rendahnya (minimum) atau mencapai jumlah laba yang sebesar-besarnya (maksimal). Persoalan transportasi terdapat pada pemilihan rute dalam jaringan distribusi produk antara pusat industri dan distribusi gudang atau antara distribusi gudang regional dan distribusi pengeluaran lokal. Dalam menggunakan metode transportasi, pihak manajemen mencari rute distribusi yang akan mengoptimalkan tujuan tertentu, misalnya tujuan meminimumkan total biaya transportasi, memaksimalkan laba, atau meminimumkan waktu yang digunakan.
2.1.8 Jenis-jenis Metode Transportasi
Metode untuk memdahkan perusahaan dalam menentukan pengalokasian produk adlah menggunakan metode transportasi. Metode transportasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
Metode Noth West Corner
- Menurut Siswanto (2006, p274), “Metode Sudut Barat Laut (North West Corner Method) adalah sebuah metode untuk menyusun tabel awal dengan cara mengalokasikan distribusi mulai dari sel yang terletak pada sudut kiri atas. Itulah sebabnya dinamakan Metode Barat Laut”.
- Menurut Mulyono, Sri (2007, p117), “Metode Noth West Corner adalah metode paling sederhana diantara ketiga metode yang telah disebutkan untuk mencari solusi awal. Langkah-langkahnya dapat diringkas sebagai berikut:
- Mulai pada pojok barat laut tabel dan dialokasikan sebanyak mungkin pada tabel bagian sudut kiri atas tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan (artinya X11 ditetapkan sama dengan yang terkecil diantara nilai S1 dan D1)
- Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan atau permintaan pada tujuan 1. Akibatnya, tak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang telah dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke kotak di dekatnya pada baris atau kolom yang tak dihilangkan. Jika kolom maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya.
- Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah dipenuhi.
Kelebihan dan kekurangan metode Noth West Corner
Kelebihan :
· Adalah metode paling mudah, tapi tidak mempertimbangkan biaya
Kelemahan :
· metode ini tidak mengalokasikan produk sebanyak mungkin pada kotak sel yang memiliki biaya transportasi terkecil. Dengan kata lain,setiap alokasi produktidak memperhatikan besarnya biaya perunit.Metode ini hanya mengalokasikan produk berdasarkan kriteria sudut kiri atas dan sudut kanan bawah yang merupakan sel basis.Oleh karena tidak memperhatikan biaya per unit, metode Northwest-Corner ini kurang efisien dan merupakan metode terpanjang dalam mencari tabel optimum
Metode Least Cost
- Menurut Render dan Heizer (2005, p634), “Metode Least Cost adalah metode yang membuat alokasi berdasarkan kepada biaya yang terendah. Metode ini merupakan sebuah pendekatan yang sederhana, yang menggunakan langkah-langkah berikut: 1. Identifikasi sel dengan biaya yang paling rendah. Pilih salah satu jika terdapat biaya yang sama. 2) Alokasikan unit sebanyak mungkin untuk sel tersebut tanpa melebihi pasokan atau permintaan. Kemudian coret kolom atau baris itu (atau keduanya) yang sudah penuh terisi 3) Dapatkan sel dengan biaya yang paling rendah dari sisa sel (yang belum dicoret). 4) Ulangi langkah ke 2 dan 3 sampai semua unit habis dialokasikan.
- Menurut Siswanto (2006, p271), Metode Least Cost adalah sebuah metode untuk menyusun tabel awal dengan cara pengalokasian distribusi barang dari sumber ke tujuan mulai dari sel yang memiliki biaya distribusi kecil.
Kelebihan :
- mencari dan memenuhi yang biayanya terkecil dulu. Lebih efisien dibanding metode NWC.
- lebih mudah dipahamin sehingga lebih disukai oleh orang awam
Kelemahan :
- Pada kasus tertentu, ada kemungkinan diperolehnya solusi dengan biaya yang ekstra mahal.
- pada metode Least Cost terletak pada penentuan alokasi produk ke dalam sel atau kotak yang memiliki biaya terendah, dimana biaya tersebut mempunyai lebih dari satu sel atau kotak
3. Metode Vogel’s Approximation (VAM)
· Menurut Siswanto (2006, p279), langkah-langkah metode VAM dapat diringkas sebagai berikut:
- Buatlah matrik yang menunjukkan kebutuhan masing-masing sumber dan biaya tranportasi per unit.
- Carilah selisih antara dua biaya terkecil di masing-masing kolom baris.
- Pilih selisih paling besar di antara selisih-selisih yang telah di hitung pada langkah pertama.
- Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukan alokasi yang sudah dilakukan, hilangkan semua baris dan kolom di mana penawaran dan permintaan telah habis.
- jika semua penawaran dan permintaan belum di penuhi, kembali ke langkah satu, jika semua penawaran dan permintaan solusi awal terperoleh.
Tujuan darijalur ini adalah untuk mempertahankan kendala penawaran dari permintaan sambil dilakukan alokasi ulang barang ke suatu kotak kosong, semua variable non basis (kotak kosong) dievaluasi dengan cara yang sama untuk menentukan apakah mereka akan menurunkan biaya dan arena itu jadi calon entering variable, jika semua kotak kosong memiliki perubahan biaya positif, berarti solusi telah optimum.
2.1.9 Langkah-langkah Metode Transportasi
Menurut Siswanto (2006, p268), “model transportasi pada saat dikenali pertama kali diselesaikan secara manual dengan menggunakan algoritma yang dikenal sebagai alogaritma transportasi, alogaritma ini cukup di kenal dan masih sering di ajarkan hingga tahun 90-an. Flow chart alogaritma transportasi ini bisa dilihat pada gambar 2.1
- Pertama, diagnosis masalah dimulai dengan pengenalan sumber, tujuan, parameter, dan variable.
- Kedua, seluruh informasi tersebut kemudian di tuangkan kedalam matriks transportasi dalam hal ini,
- Bila kapasitas seluruh sumber lebih besar dari permintaan seluruh tujuan maka sebuah kolom semu (dummy) perlu di tambahkan untuk menampung kelebihan kapasitas itu.
- Bila kapasitas seluruh sumber lebih kecil dari seluruh permintaan tujuan maka sebuah baris semu perlu di tambahkan untuk menyediakan kapasitas semu yang akan memenuhi permintaan itu, jelas sekali bahwa kelebihan permintaan itu tidak bisa dipenuhi.
· Ketiga, setelah matrik transportasi terbentuk kemudian dimulai menyusun table awal. Alogritma transportasi mengenal tiga macam metode untuk menyusun table awal, yaitu
- Metode Biaya Terkecil atau Least Cost Method
- Metode Sudut Barat Laut atau North West Corner Method
- VAM atau Vogell’s Approximation Method
Ketiga metode diatas masing-masing berfungsi untuk menentukan alokasi distribusi awal yang akan membuat seluruh kapasitas sumber teralokasi ke seluruh tujuan.
· Keempat, setelah penyusunan table awal selesai maka sebagai langkah selanjutnya adalah pengujian optimalitas table untuk mengetahui apakah biaya distribusi total telah minimum dilihat dari iterasi, di mana iterasi adalah suatu proses atau metode yang digunakan secara berulang-ulang (pengulangan) dalam menyelesaikan permasalahan metode transportasi untuk hasil yang diinginkan manjadi lebih optimal. Secara matematis, pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa nilai fungsi tujuan minimum telah tercapai, ada dua macam pengujian optimalitas alogaritma transportasi.
- Stepping Stone Method
- MODI atau Modifield Distribution Method
· Kelima, atau langkah terakhir adalah revisi table bila dalam langkah keempat terbukti bahwa table belum optimal atau biaya distribusi total masih mungkin diturunkan lagi. Dengan demikian jelas sekali langkah kelima ini tidak akan dilakukan apabila pada langkah keempat telah membuktikan bahwa table telah optimal.
2.1.10 Masalah Dalam Model Transpotrasi
Dalam transportasi, terdapat beberapa masalah yang dihadapi apabila terdapat kesalahan dalam pengalokasi maupun dalam jumlah kapasitas pemasok dan kapasitas permintaan. Masalah khusus yang di hadapai dalam transportasi adalah sebagai berikut:
- Penawaran lebih besar dari permintaa
- Permintaan lebih besar dari penawaran
- Masalah degeneracy atau kemerosotan.
- Maksimal keuntungan
- Masalah prioritas.
- Masalah multi commodity
- Masalah pemblokiran.
- Masalah transipmen.
· Penawaran lebih besar dari permintaan
Apabila terjadi penawaran lebih besar dari permintaan atau unbalance, maka diperlukan tambahan tempat tujuan semu atau sering disebut Dummy. Tambahan tempat tujuan diperlukan agar penawaran sama dengan permintaan, sehingga table awal yang fleksibel dapat dibentuk. Biaya transportasi untuk setiap sel dummy sama dengan nol.
· Permintaan lebih besar dari penawaran
Seperti halnya pada masalah pertama,apabila terjadi permintaan lebih besar dari penawaran, maka diperlukan tambahan tempat asal semu dengan biaya transportasi sama dengan nol. Tambahan tempat asal semu diperlukan agar tabel awal yang fleksibel dapat dibentuk.
· Masalah degeneracy
Dalam setiap tabel transportasi, jumlah sel basis harus sama dengan m+ n-1. Apabila sel basis memiliki jumlah kurang dari ketentuan tersebut, berarti degeneracy terjadi. Jika hal ini dibiarkan ada kemungkinan terjadi kesulitan dalam membuat closed path, dengan kata lain terputusnya hubungan setiap sel. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan sel dummy dengan nilai nol.
· Maksimalisi keuntungan
Sasaran pokok yang hendak di capai dari model transportasi adalah mengalokasikan produk yang tersedia ditempat asal ketempat tujuan agar diperoleh total biaya minimum. Namun apabila orientasi berubah menjadi keuntungan maksimum maka diperlukan konversi terhadap tujuan dari minimisasi biaya ke maksimalisasi keuntungan.
· Masalah prioritas
Tujuan yang hendak dicapai dalam permasalahan transportasi adalah mencari alokasi dengan total biaya minimum, oleh karena itu biaya persatuan barang terkecil merupakan dasar alokasi.
· Masalah pemblokiran
Sebagai lawan dari prioritas adalah pemblokiran, dimana perusahaan menetapkan untuk tidak mengalokasikan produk ke suatu daerah tertentu.
· Masalah multi commodity
Masalahnya adalah pengalokasiannya barang terdiri dari berbagai jenis produk, persoalannya bagaimana mengatur alokasi produk dari beberapa pabrik ke daerah pemasaran dengan biaya total transportasi minimum.
· Masalah transipmen
Masalah mulai muncul karena pengiriman barang tidak semuanya dapat dilakukan secara langsung dari tempat asal ketempat tujuan. Sebagian besar harus melalui perantara dalam hal ini disebut transipmen.
2.1.11 Permutasi
Menurut Sofjan Assauri (2010, p37), permutasi adalah penyusunan obyek-obyek yang ada ke dalam suatu urutan tertentu untuk menentukan banyaknya alternatif yang dapat dimungkinkan dalam pengambilan keputusan.
Menurut Wikipedia, permutasi adalah penyusunan kembali suatu objek dalam urutan yang berbeda dari urutan yang semula.
Permutasi berguna untuk dapat menentukan banyaknya ruang sampel pada suatu kejadian tertentu. Kemudian untuk memodelkan masalah- masalah nyata yang dihadapi memerlukan pengetahuan ini, terutama untuk memodelkan masalah tersebut secara matematis untuk kemudian ditentukan penyelesaiannya.Di dalam aplikasinya kita bisa membuat aplikasi atau menganalisis suatu peluang/kesempatan
2.1.12 Langkah-langkah Permutasi
Untuk memulai perhitungan permutasi dimulai dari langkah-langkah berikut :
- Cari dua kolom dengan biaya kecil yang bisa saling menggantikan alokasi barang yang akan di pindahkan.
- Pindahkan alokasi barang dari biaya yang besar ke kecil.
- Kemudian tentukan kolom biaya kecil lain yang bisa menggantikan alokasi barang yang telah dipindahkan.
- Lalu kolom yang mau dipindahkan dikurangi dengan kolom tujuan perpindahan.
- Setelah didapat hasil dari pengurangan tersebut, kemudian kedua hasil tersebut dijumlahkan.
- Bila penjumlahan kedua hitungan tersebut bernilai positif maka pemutasi diterima
0 komentar:
Posting Komentar