PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI

Posted By frf on Rabu, 26 Oktober 2016 | 16.40.00

Komunikasi
Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan melalui sarana atau media komunikasi kepada komunikan yang dituju. Menurut Hovland “Communication is the process to the modify the behavior of other individuals” Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (Effendi, 2004:10).

Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi yang telah banyak memberi perhatian pada riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Changara, 2004:20)

Definisi tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa: “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.” (Changara, 2004:20)

Definisi-definisi yang dikemukakan diatas tentunya belum mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shanon dan Weaver bahwa komunikasi adalah bentuk interkasi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga bahasa non verbal seperti ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.

Berdasarkan definisi tersebut, peneliti memahami bahwa berkomunikasi dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti dan dilakukan oleh penyampai pesan dan ditujukan pada penerima pesan. (Widjaja, 2002:13)

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek/ tujuan dengan mengharapkan feedback atau umpan balik. Penyampaian pesan dapat berupa gagasan dan harapan yang disampaikan melalui simbol kepada khalayak. 

Seperti yang kita ketahui , komunikasi mempunyai beberapa komponen yang mendukung terjadinya sebuah proses komunikasi. Adapun komponen-komponen tersebut adalah :

1) Komunikator/Penyampai pesan/Sumber/Source
Semua proses komunikasi berasal dari sumber, yang dapat berupa perorangan (komunikasi individual atau antar perorangan) atau seorang dengan beberapa orang di suatu lembaga atau organisasi atau orang yang dilembagakan (komunikasi dengan media massa). Dalam penelitian ini, yang menjadi pihak pengirim pesan adalah acara ’Reportase Investigasi’ di Trans TV.

2) Pesan/Message 
Unsur pesan meliputi semua materi atau isi yang dikomunikasikan antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, baik yang disampaikan secara verbal maupun non verbal baik secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui media massa). Pesan dapat berupa pesan verbal (bahasa/kata-kata lisan atau tertulis), pesan non verbal (isyarat, gambar, warna) dan pesan paralinguistik (kualitas suara, tekanan suara, kecepatan suara, vokalisasi). Dalam acara Reportasse Investigasi pesan yang disampaikan adalah untuk selalu waspada terhadap tindak kejahatan di sekitar anda.

3) Saluran/Media/Channel
Unsur saluran merupakan sarana tempat pesan yang disampaikan sehingga bisa diterima dan dimaknai oleh komunikan. Misalnya: media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio dll.) telepon ataupun surat. Melalui stasiun televisi Trans TV, acara ’Reportase Investigasi’ ditampilkan kepada audiens.

4) Komunikan/Penerima pesan/Receiver
Unsur penerima merupakan sasaran dari komunikasi, bisa terdiri dari seseorang atau beberapa orang atau suatu lembaga/organisasi. Dalam acara ‘Reportase Investigasi’ komunikannya adalah seluruh orang yang menyaksikan acara tersebut. 

5) Tujuan/Destination/Effect
Efek merupakan hasil dari suatu kegiatan komunikasi, merupakan tujuan dari peserta-peserta di dalam proses komunikasi. Ini merupakan salah satu hal yang ingin diteliti pada penelitian kali ini.

6) Umpan Balik/Feedback
Feedback merupakan tanggapan atas pesan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. Umpan balik adalah apa yang diberikan oleh penerima pesan atau komunikan kepada tayangan reportase investigasi, bisa berupa kritik dan saran.

7) Gangguan/Noise
Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat pesan yang diterima komunikan berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Misalnya gangguan signal, tidak fokus saat menonton, bisa dipengaruhi baik dari luar maupun dari dalam.

2.1.2 Komunikasi Massa
Komunikasi Massa adalah salah satu konteks komunikasi antar manusia yang sangat besar peranannya dalam perubahan sosial atau masyarakat. Sebagai salah satu konteks komunikasi, komunikasi massa adalah pemanfaatan media sebagai alat komunikasi antar manusia. 

Joseph A. Devito memaparkan definisi komunikasi massa sebagai berikut:
“Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Pemancar akan lebih muda dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentukanya televisi, surat kabar, radio, majalah, film, buku dan pita.” (Effendi, 2004 : 21)

Berdasarkan definisi Joseph A. Devito diatas tergambar bahwa komunikasi massa dibedakan berdasarkan jenis suatu komunikasi lainnya dengan kenyataan bahwa komunikasi massa ditujukan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya itu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi.

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan-pesan yang dihasilkan, pembaca / pendengar / penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka (Nurudin, 2007:2). Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney, dikatakan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal / tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen (Nurudin, 2007:12).

Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble, sesuatu dapat didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut (Nurudin, 2007:8):
  1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, radio atau gabungan diantara media tersebut.
  2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyerbarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling mengenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas aiudience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
  3. Pesan adalah milik publik. Yang artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh orang banyak. Oleh karena itu, diartikan sebagai milik publik.
  4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya merupakan organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikator tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga.
  5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan, dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa
  6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Media massa dan jumlah komunikan telah menjadi bagian tererat dalam komunikasi massa. Komunikasi massa melibatkan komunikan dalam jumlah yang besar dengan tingkat geografis yang luas namun memiliki minat yang sama terhadap suatu isu. Media massa memiliki peranan sebagai penyalur pesan dan informasi. Oleh karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, digunakan media massa, seperti surat kabar, radio atau televisi.
Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) antara lain :
  • Menginformasikan (to inform)
  • Memberi hiburan (to entertain)
  • Membujuk (to persuade)
  • Transmisi budaya (transmission of the culture)
Sementara itu fungsi komunikasi massa jika menurut John Vivian dalam bukunya “The Media of Mass Communication” (1991) disebutkan; providing information, providing entertainment, helping to persuade, dan mendorong kohesi sosial (contributing to social cohesion).

Media Massa
Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisir untuk berkomunikasi secara terbuka dan jarak jauh kepada banyak orang dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat semata-mata, melainkan juga institusional dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain.

Arti penting media massa menurut Dennis Mcquail (Bungin, 2007:34) dengan beberapa asumsi pokok berikut :
  1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi lainnya. Di pihak lain, intrusi media diatur oleh masyarakat.
  2. Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.
  3. Media merupakan lokasi (atau norma ) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
  4. Media sering kali berperan sebagai lahan pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pegembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara ,mode, gaya hidup dan norma-norma.
  5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
Media massa, sebagai media yang menunjang komunikasi massa terbagi atas 2 jenis, yaitu media cetak dan media elektronik.

1. Media Cetak
Media cetak adalah suatu media statis yang mengutamakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi, maka media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk memberikan informasi atau menghibur. Media cetak juga adalah suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan sebagainya (Ardianto, et al 2009 :99).

2. Media Elektronik
Media elektronik meruapakan media komunikasi atau media massa yang menggunakan alat-alat elektronik (mekanis), media elektronik kini terdiri dari : (Deddy Iskandar, 2005 : 4)
  1. Radio
  2. Film 
  3. Televisi
  4. Internet
Televisi
Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio diketemukan dengan karakternya yang sepesifik yaitu audio visual atau peletak dasar utama teknologi pertelevisian adalah Paul Nipkow dari Jerman tahun 1884 dan diberi nama Jantra Nipkow (Muda, 2005:4) 

Sedangkan Effendi mengatakan, televisi adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. Kata televisi berasal dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. 

Dari beberapa pendapat mengenai televisi di atas, dapat disimpulkan bahwa televisi adalah alat komunikasi jarak jauh tanpa dibatasi ruang, yang mampu menayangkan suara sekaligus gambar bergerak melalui udara secara elektromagnetik.

Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat informatif, pendidikan, dan hiburan bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi yaitu perpaduan antara radio (broadcast) dan film (moving picture). Para penonton di rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi, jika tidak terdapat unsur radio dan tidak dapat melihat gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi jika tidak ada unsur film.

Menurut Candra dalam jurnalnya yang berjudul perkembangan media penyiaran televisi. Menjadikan televisi sebagai kebudayaan masyarakat. Televisi sebagai salah satu bentuk media massa dengan kelebihan yang dimiliki kemudian tidak menjadi saingan dari media massa lainnya. Pada awalnya televise menawarkan sebuah program yang disaksikan penonton yang selanjutnya mereka akan menjadi penilai terhadapa program yang ditayangkan. Apabila program acara diminati berarti program tersebut mengandung informasi atau sesuatu nilai tersendiri bagi khalayak (Candra, 2010: 193 – 195).

Program Televisi
Program televisi merupakan acara-acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Program TV dibagi menjadi program berita dan program non-berita. Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau berdasarkan isi. Format teknis merupakan format-format umum yang menjadi acuan terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis, musik, intrustruksional dan lain-lain.

Program televisi dapat dikategorikan kedalam 2 jenis: 
1. Program Jurnalistik (Berita)
Segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan bagi khalayak. Daya tarik program ini adalah informasi itu sendiri, sehingga informasi inilah yang dijual kepada audiens.
2. Program Hiburan (Entertainmet)
Segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audies dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan permainan.

Menurut Mursito dalam jurnalnya Konstruksi Realitas dalam (Bahasa) Media, bahwa rata – rata televisi swasta menggunakan logika pasar, yang menganggap bahwa sebuah program sebagai komoditas, dan penonton sebagai konsumen, serta bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Selera masyarakat didefinisikan sebagai pasar. Konsekuensi dari orientasi ke pasar ini diterima oleh “kebudayaan” yang dikonsepsikan sebagai budaya massa yang membawa pergeseran epistimologinya. Epistimologi merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan. (Mursito, 2007: 31)

Program Jurnalistik
Program jurnalistik adalah program yang memiliki tujuan untuk memberikan informasi, dan biasanya dikemas dalam bentuk news atau berita, tujuannya yaitu untuk memberi tambahan pengetahuan (informasi) kepada masyarakat luas. Ciri sebuah program jurnalistik adalah bersumber dari sebuah permasalahan yang sedang hangat, aktual, lalu disusun menurut aturan jurnalistik, dan disiarkan dalam program acara yang tersedia. Diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian- kejadian yang menyangkut sosial, politik, ekonomi, maupun budaya yang ada disekitar masyarakat.

Pada prinsipnya program jurnalistik dalam berita harus terdapat unsur-unsur 5W 1H yaitu :
  1. What - Apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa? 
  2. Who - Siapa yang terlibat di dalamnya? 
  3. Where - Di mana terjadinya peristiwa itu? 
  4. When - Kapan terjadinya? 
  5. Why - Mengapa peristiwa itu terjadi? 
  6. How - Bagaimana terjadinya? 
Program televisi jurnalistik atau yang berbentuk berita secara garis besar dikategorikan kedalam 2 jenis “hard news” dan “soft news”.
1. Hard News
Berita keras merupakan sebuah berita yang sajiannya berisi segala informasi penting dan menarik yang harus disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera diketahui oleh masyarakat dan disebut dengan straight news. (Morissan, 2008:219)

2. Soft News
Berita lunak adalah sebuah program berita yang menyajikan informasi penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan (misalnya: news magazine, current affair, talk show dan lain-lain). (Morrisan, 2008: 219)

Program Reportase Investigasi
Pengertian Reportase
Reportase adalah kegiatan meliput, mengumpulkan fakta – fakta tentang berbagai unsur berita, dari berbagai sumber / nara sumber dan kemudian menuliskannya dalam bentuk (produk) berita jadi. Reportase adalah kegiatan jurnalistik dalam meliput langsung peristiwa atau kejadian di lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) lalu menampilkan data dan fakta seputar peristiwa tersebut.

Dalam meliput peristiwa, penting diperhatikan :
  1. Kode Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)
  2. Fairness Doctrine (Doktrin Kejujuran) yang mengajarkan, mendapatkan berita yang benar lebih penting daripada menjadi wartawan pertama yang menyiarkan atau menuliskan.
  3. Cover Both Side / News Balance, yakni perlakuan adil terhadap semua pihak yang menjadi obyek berita, dengan meliput semua atau kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah peristiwa.
  4. Cek dan ricek, yakni meneliti kebenaran sebuah fakta atau data beberapa kali sebelum menuliskannya.
Pengertian Investigasi
Investigasi merupakan sebuah penyelidikan yang dilakukan dengan mencatat atau merekam fakta, melakukan peninjauan, percobaan, dsb, dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan, atau untuk membuktikan suatu pernyataan (peristiwa, sifat, siasat, dsb). Investigasi biasanya dilakukan sampai dalam, dalam disini berarti bila perlu harus sampai menutupi atau memalsukan jati diri demi mendapatkan informasi yang sebenar – benarnya. 

Menurut Rivers & Mathews sejarah investigasi berawal dari sebelum berdirinya Amerika. Pada 1690, Benyamin Harris menginvestigasi berbagai kejadian di masyarakat dan melaporkannya dalam Public Occurences, Both Foreign and Domestic. Isi laporannya dinilai menentang kebijakan kolonial Inggris. Pada awal sejarahnya, jurnalisme investigasi amat dekat dengan pemberitaan crusading atau jihad. Pada fase selanjutnya, spirit crusading (jihad atau perjuangan) mendapat bentuk yang lebih formal melalui penerbitan New England Courant pada 1721 yang diterbitkan oleh James Franklin.

2.2 Teori Khusus
1 Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Persepsi mempengaruhi rangsangan (stimulus) atau pesan apa yang kita serap dan apa yang kita berikan kepada mereka ketika mereka mencapai kesadaran (Mulyana, 2005: 168). Menurut Wenburg dan Wilmot, persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulayana, 2005: 167).

Di dalam buku yang sama Mulyana juga menyimpulkan bahwa persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran adalah inti persepsi. Desideranto dalam buku Psikologi Komunikasi menyampaikan bahwa persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Hubungan sensasi dan persepsi sudah jelas, sensasi adalah bagian dari persepsi. Menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi jua melibatkan atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori ( Rakhmat, 2008: 51).

Menurut walgito (2002: 54), terjadinya persepsi harus melalui beberapa proses yaitu :
  1. Suatu objek atau sasaran menimbulkan stimulus, dan selanjutnya stimulus tersebut ditangkap oleh alat indera. Proses ini berkaitan dengan segi fisik.
  2. Stimulus suatu objek yang diterima alat indera kemudian disalurkan ke otak melalui saraf sensoris.
  3. Otak selanjutnya memproses stimulus sehingga individu menyadari objek yang diterima oleh alat inderanya
2 Aspek – Aspek Persepsi
Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa penafsiran makna melibatkan proses – proses seperti sensasi, atensi, ekspresi, motivasi, dan memori. Dalam penelitian kali ini peneliti membatasi aspek hanya pada tiga aspek saja yaitu sensasi, atensi dan memori.

Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat penginderaan yang menhubungkan organisme dengan lingkungannya. Sedangkan Menurut Wolman sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera (Rakhmat, 2008: 49).

Sensasi merujuk kepada pesan yang dikirim ke otak lewat kelima alat indera kita yaitu pengelihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Pada umumnya manusia memiliki lima alat indera, namun rakhmat menyampaikan bahwa terdapat Sembilan alat indera yang dikelompokan kedalam tiga macam indera penerima berdasarkan dengan sumber informasinya, yaitu :
1. Eksteroseptor
Indera yang menangkap informasi dari luar seperti mata, telinga, hidung, peraba, dan perasa.
2. Interoseptor
Indera yang menagkap informasi dari dalam seperti sistem peredaran darah.
3. Proprioseptor
Indera yang menangkap gerakan tubuh sendiri misalnya vestibular.

Dari pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sensasi merupakan sesuatu yang ditangkap dan dirasakan oleh alat indera kita. Bila dikaitkan dengan penelitian ini maka sensasi yang dimaksud disini adalah semacam keasyikan yang dirasakan pemirsa pada saat atau setelah melihat tayangan Reportase Investigasi di Trans TV melalui alat indera, khususnya indera pengelihatan dan pendengaran.

Atensi
Kenneth E. Andersen mengartikan atensi sebagai proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Masih dalam buku yang sama Rakhmat mengutarakan bahwa perhatian atau atensi terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan – masukan melalui alat indera yang lain (Rakhmat, 2008: 52).

Menurut Mulyana atensi dipengaruhi oleh faktor – faktor internal, yaitu factor biologis (lapar, haus, dan sebagainya), faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit, dan sebagainya), dan faktor social – budaya (gender, agama, tingkat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya), serta faktor psikologis termasuk kemauan, keinginan, motivasi, dan sebagainya (Mulyana, 2006: 181).

Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa atensi merupakan bentuk pemusatan perhatian terhadap suatu objek yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Sesuai dengan penelitian ini atensinya adalah minat dan perhatian para pemirsa terhadap tayangan Reportase Investigasi di Trans TV.

Memori
Schlessssinger dan Groves mengartikan memori sebagai sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Rakhmat, 2008: 62).

Mussen dan Rosenwig menjelaskan secara singkat bahwa memori akan melewati tiga proses yakni : Perekaman, Penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan (storage) adalah proses kedua yakni menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Ketiga adalah proses pemanggilan (retrieval) disebut juga pemanggilan sehari – hari, yaitu menggunakan informasi yang disimpan.

Melalui pengertian – pengertian di atas makan dapat peneliti simpulkan bahwa memori merupakan proses merekam fakta – fakta terhadap suatu objek termasuk proses mengingat kembali dan menggunakannya. Bila dikaitkan dengan penelitian ini mak memori yang dimaksud adalah ingatan pemirsa terhadap tayangan Reportase Investigasi di Trans TV.

3 Teori Individual Differences
Nama teori yang dicetuskan oleh Melvin Lawrence DeFleur ini lengkapnya adalah “Individual Differences Theory of Mass Communication Effect”. Teori ini menelaah perbedaan – perbedaan individu – individu sebagai sarana media massa ketika mereka diterpa sehingga dapat menimbulkan efek tertentu yang berbeda – beda.

Menurut teori ini individu - individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan – pesan terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap – sikapnya, sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai – nilainya. Tanggapannya terhadap pesan – pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan karena secara individual berbeda satu sama lain bila dilihat dari struktur kejiwaannya.

Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi ini dikarenakan pengetahuan secara individual berbeda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang secara tajam berbeda, menghadapi titik – titik pandangan yang berbeda secara tajam pula. Dari lingkungan yang dipelajari itu, mereka menghendaki seperangkat sikap , nilai dan kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing – masing pribadi yang membedakannya dari yang lain.

Teori perbedaan individual ini mengandung rangsangan – rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak – watak perorangan atau khalayak, oleh karena itu terdapat perbedaan individual pada setiap pribadi anggota khalayak itu. Secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual masing – masing. Dengan berpegangan tetap pada pengaruh variable – variable kepribadian (yakni menganggap bahwa khalayak memiliki cirri – cirri kepribadian yang sama) teori tersebut tetap akan memprediksi keseragaman pendapat atau tanggapan terhadap pesan tertentu (Effendi , 2004: 275-276).

Maka jika dikaitkan dengan penelitian ini, setiap responden memiliki persepsi yang berbeda dalam menanggapi pernyataan yang deberikan oleh peneliti, sehingga menimbulkan efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individu masing – masing.

4 Teori Stimulus Organisme Respons
Prinsip teori ini sebenarnya merupakan prinsip yang sederhana, yaitu respon merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli dari media. Seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan efek antara pesan-pesan media massa dan reaksi audiens, dapat juga dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus respon, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus – Organisme – Respon ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi tidaklah mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. (Effendy, 2003:225) 

Dalam teori ini terdapat tiga elemen penting, yaitu :
  • Pesan (Stimuli, S) 
  • Penerima (Prganisme, O) 
  • Efek (Respon, R) 
Model ini menggambarkan bahwa media massa mempunyai efek yang sangat kuat dalam masyarakat. Pendapat ini didukung kenyataan bahwa tingkat konsumsi masyarakat atas media massa terutama media elektronik berupa televisi cukup tinggi, sehingga apabila setiap hari diterpa oleh informasi yang sama dari televisi dalam jangka waktu yang lama akan tercipta efek yang diharapkan. 

Carll Hofland sebagai pencetus dari teori ini mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :
  • Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
  • Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. 
  • Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
  • Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Blog, Updated at: 16.40.00

0 komentar:

Posting Komentar