Faktor Pembentukkan Karakter
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya sebuah karakter. Dari sekian banyak faktor tersebut, para ahli menggolongkannya kedalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.24
1) Faktor Intern Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor internal ini, diantaranya adalah:
- Insting atau Naluri Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berfikir lebih dahulu kearah tujuan itu dan tidak didahului latihan perbuatan itu.25 Setiap perbuatan manusia lahir dari suatu kehendak yang digerakkan oleh naluri (Insting). Oleh karenanya pengaruh naluri pada diri seseorang sangat besar, tergantung pada bagaimaa seseorang tersebut menyalurkannya. Naluri dapat menjerumuskan manusia kepada kehinaan (degradasi), sebaliknya naluri juga dapat mengangkat derajat manusia, jika naluri tersebut disalurkan kepada hal yang positif.
- Adat atau Kebiasaan Salah satu fkctor penting dalam tingkah laku manusia adalah kebiasaan, karena sikap dan perilaku yang menjadi akhlak (karakter) 24 sangat erat sekali dengan kebiasaan, yang dimaksud dengan kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah untuk dikerjakan. Fkctor kebiasaan ini memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk dan membina akhlak (karakter). 26
Sebagaimana yang diungkapkan Al-Ghazali: “Apabila anak itu dibiasakan untuk mengamalkan apa-apa yang baik, di beri pendidikan ke arah itu, pastilah ia akan tumbuh diatas kebaikan tadi akibat positifnya ia akan selamat sentosa di dunia dan akhirat. Kedua orang tuanya dan semua pendidik, pengajar serta pengasuhnya ikut serta memperoleh pahalanya. Sebaliknya jika anak itu sejak kecil sudah dibiasakan mengerjakan keburukan dan dibiarkan begitu saja tanpa dihiraukan pendidikan dan pengajarannya, yakni sebagaimana anak itupun akan celaka dan rusak binasa akhlaknya, sedang dosanya yang utama tentulah dipikulkan kepada orang (orang tua, pendidik) yang bertanggung jawab untuk memelihara dan mengasuhnya”. (Jamaluddin Al-Qosimi, 1983.534)
Dengan demikian Al-Ghazali sangat menganjurkan mendidik anak dan membina akhlaknya dengan cara latihan-lathan dan pembiasaan yang sesuai dengan perkembangan jiwanya walaupun seakan-akan dipaksakan, agar anak dapat terhindar dari keterlanjuran yang menyesatkan. Oleh karena pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi karena telah masuk menjadi bagian dari kepribadiannya.27 26
Kehendak atau Kemauan
Kemauan ialah keinginan untuk melangsungkan segala ide dan segala yang dimaksud, walau disertai dengan berbagai rintangan dan kesukaran, namun sekali-kali tidak mau tunduk pada rintangan-rintanagn tersebut. Salah satu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku adalah kehendak atau kemauan keras. Itulah yang menggerakkan dan merupakan kekuatan yang mendorong manusia dengan sungguh-sungguh untuk berprilaku baik (berakhlak), sebab dari kehendak itulah menjelma suatu niat yang baik dan buruk dan tanpa kemauan pula semua ide, keyakinan kepercayaan pengetahuan menjadi pasif tak akan ada artinya bagi kehidupan.28
Suara Hati atau Hati Nurani
Suara hati atau hati nurani bukanlah sesuatu yang asing atau datang dari luar diri seorang anak, sebagaimana yang dikatakan Freud. Hati nurani bukan pula merupakan salah satu unsur akal sebagaimana yang dikatakan oleh kelompok rasionalis. Namun, nurani adalah suatu benih yang telah diciptakan oleh Allah dalam jiwa manusia. Nurani dapat tumbuh berkembang serta berbunga karena pengaruh pendidikan, dia akan statis bila tidak ditumbuh kembangkan.
Oleh karenanya, pendidikan karakter tidak akan mencapai sasarannya tanpa disertai pemupukan hati nurani, yang merupakan kekuatan dari dalam diri manusia, ynag dapat menilai baik dan uruk suatu perbuatan.
SUMBER / CATATAN KAKI ;
- Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Impementasi, (Bandung : ALFABETA, 2012), h.19 25 Ahmad Amin, ETIKA (Ilmu Akhlak). (Jakarta : Bulan Bintang, 1995), h.7
- Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Impementasi, Op.cit, h.20 27 Zainuddin dkk, Seluk-Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta: BUMI AKSARA, 1991), h.106
- 29 28 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Impementasi, h. 20 29 Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual Anak Dalam Keluarga Muslim. (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1998), h.93
0 komentar:
Posting Komentar