Sejarah, Pengertian dan Jenis-Jenis Fotografi

Posted By frf on Selasa, 14 Februari 2017 | 19.52.00

Sejarah Fotografi
Fotografi yang ada sekarang ini tidak langsung sempurna, tetapi melalui sejumlah percobaan-percobaan yang panjang dan melelahkan. Antara lain, dimulai di Inggris pada tahun 1782 Thomas Wedgwood membuat suatu cara memindahkan gambar yang terdapat pada plat kaca dengan bantuan cahaya, ke atas kertas yang dibuat peka terlebih dahulu. Gambar yang dihasilkan tidak stabil, yakni bila terkena sinar akan hilang.

Pada tahun 1822 di Inggris juga, Josep Nicep Hore Niepce mengadakan percobaan yang cukup lama dan menemukan metode terbaru yakni dia melumarkan larutan aspal dalam minyak lavender ke atas plat timah hitam dan putih. Dengan penyinaran yang lamanya sampai berjam-jam, didapat sebentuk gambar positif.

Di tahun 1939 Louis Jaques mande Degueree berhasil membuat permanen hasil potretannya, dan mendapat penghargaan Raja Louis Phillipe. Wiliam Henry Fox Talbot berhasil membuat potret rumahnya dengan memakai kamera buatannya sendiri yang diberi nama “Pinhole Camera” pada tahun 1855. Sejarah mencatat bahwa dirinyalah orang pertama yaang berhasil menggunakan obat penimbul untuk menimbulkan bayangan permanen pada hasil pemotretan.

Revolusi Fotografi berikutnya terjadi pada 1879 George Eatsman di Amerika berhasil membuat plat-plat peka cahaya dalam jumlah yang banyak sekaligus, yang mula-mula dibuat hanya terbatas. Bahkan pada tahun 1888 berhasil menjual kamera BOK-nya, dan berhasil memasarkan gulungan film yang bisa dipasang pada kamera dalam kondisi terang cahaya di tahun 1891.Akhirnya Eatsman inilah yang memiliki sebuah pabrik fotografi dengan nama “Eatsman Kodak Company”.

Kita tidak boleh melupakan jasa Leonardo da Vinci sebagai peletak dasar fotografi. Ialah yang pertama kali membuat alat untuk merekam peristiwa-peristiwa alam. Alat tersebut berbentuk kotak yang kemudian disebut “Camera Obscura” yang berarti ‘kamar gelap’. Kamera inilah yang menjadi cikal bakal dari kamera kuno.

Teknologi karya foto yang dipakai sederhana yaitu sebuah karya terbentuk melalui lukisan tangan si fotografer yang menjiplak gambar pantulan sinar di medianya. Karena dianggap tidak praktis maka dikembangkan media fotografi Perak (AB) dimana perak ini peka terhadap cahaya, sehingga bila terkena cahaya akan terbentuk gambar siluet. Kemudian digunakan bahan lain seperti ‘daquerterif’ dan kemudian selluloid.

Pengertian Fotografi
Fotografi berasal dari kata ‘photos’ berarti cahaya, dan ‘graphos’ berarti menggambar yaitu bagaimana kita menggambar menggunakan cahaya. Sebuah karya foto tidak dapat dihasilkan tanpa menggunakan cahaya.

Pembentukan gambar mati tersebut melalui suatu media disebut kamera. Alat ini mendistribusikan cahaya ke suatu bahan yang sensitif (peka) terhadap cahaya disebut negatif atau film.

Sebenarnya pengertian fotografi tidak hanya terbatas dari definisi kata per kata, tetapi dalam cakupan lebih luas lagi dapat diartikan sebagai suatu proses pengambilan gambar dengan media kamera, penciptaan gaya, teknik kemudian mengubahnya dalam sebuah gambar. 

Body kamera
Lensa Kamera
Ada beberapa jenis lensa yang biasa dipakai yaitu lensa normal, lensa sudut lebar, lensa vario (ZOOM), lensa tele serta lensa makro. Semua lensa tersebut mempunyai kegunaan dan spesifikasi yang berbeda.
1. lensa normal (normal lens)
Lensa ini memiliki panjang titik api/titik fokus antara 45 mm – 50mm. Memiliki efek pandangan normal (normal view). Prinsip kerja lensa ini daitinjau dari sudut pandangnya hampir mirip dengan sistem pada mata kita.

2. Lensa sudut lebar (wide angle lens)
Memiliki jarak titik fokus kurang dari 50 mm. Fungsinya adalah :
  • Meluaskan pandangan artinya objek yang masuk terproyeksikan menjadi lebih besar dari bayangan yang dibentuk lensa normal. Hal ini disebabkan lkarena memiliki jarak fokus yang relatif pendek.
  • Memilki ruang ketajaman lebih besar dari lensa normal. Semakin pendek titik fokus yang dimiliki suatu lensa, semakin lebar ruang ketajaman.
  • Mampu memberikan efek khusus dalam pemotretan, yakni mampu mengubah garis vertikal dan horizontal menjadi lengkung. Hal ini disebabkan karena memiliki susunan lensa yang didominasi oleh lensa cembung yang ukurannya bervariasi.
Keistimewaan lensa ini adalah :
  1. Meluaskan pandangan dengan menjauhkan objek, tidak dituntut pada ruang pemotretan yang sempit.
  2. Ruang ketajamn yang dalam, seperti objek yang bergerak cepat atau berpindah tempat setiap saat kita tidak perlu memfokusnya.
  3. Lensa Tele
Sering kali lensa yang digunakan bervariasi titik fokusnya antara lain : 75 mm, 80 mm, 96 mm untuk potretan biasa. Dan ada 200 mm, 400 mm, 800 mm, sampai 1000 mm digunakan untuk memotret hal-hal yang jauh dan membahayakan. Misalnya bintang di langit dan gunung meletus. Diantara jenis lensa ini ada lensa Zoom denga sifat : 
  • mendekatkan pandangan 
  • sudut pandang sempit ruang 
  • ketajaman pendek dan 
  • sensitif terhadap gerak.
Jenis Kamera Foto
Menurut sistem bidiknya kamera dibagi 4 tipe yaitu :
1. View Camera
Pada kamera ini pembidikan dilakukan secara horizontal dan langsung pada lensa utama. Pembidikan tepat pada objek, karena setiap saat fokusnya dapat diubah.

2. View Finder Camera/Range Finder Camera
Di sini pembidikan tidak langsung dilakukan secar horizontal dan tidak langsung ke lensa utama, tetapi melalui jendela bidik ke objek yang kan dipotret. Penentu jarak (fokus) dibantu sebuah lensa kecil yang berada di samping pengamat bidikan sehingga menimbulkan bayangan. Jika gelang pengatur jarak (ring fokus) diputar maka bayangan akan bergerak sampai bersatu dengan objek yang kan dipotret. Lensa utama tidak bisa ditukar atau dilepas.

3. Twin Lens Reflex Camera (Kamera refleks lensa kembar)
Pembidikan dilakukan secara vertikal pada lensa bagian atas dan tidak langsung ke lensa utama/lensa bagian bawah. Lensa atas berfungsi menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin ke pembidik, sedang lensa bagian bawah berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke film. Kedua lensa tersebut bergerak bersama-sama sampai objek yang akan dipotret tampak menyatu.

4. Single Lens reflex camera (SLR)
Pada kamera jenis ini, pembidikan dilakukan secara horizontal dan berpandangan langsung dengan lensa utama. Lensa berfungsi meneruskan bayangan objek ke pembidik dan meneruskan bayangan objek ke film. Apabila tombol pelepas ditekan, maka cermin akan terangkat ke atas, sehingga tidak menghalangi bayangan objek ke dalam film.

Kamera jenis ini sangat praktis, karena bodi dan lensanya bisa dipisah-pisah, dilepas, diganti dan ditukar sehingga disebut interchanggable lens.

2 macam cara pemasangan lemsa ke bodi :
1. Sistem ulir 
Biasanya jenis kamera jaman dulu dengan pemasangan lensa diputar seperti sekrup. Kelemahannya adalah bila kamre abanyak goyang lensa bisa goyah dan mudah lepas.

2. Sistem bayonet
Lensa dipasang dengan semacam kunci. Bila dipasangkan, lensa akan mengunci ke kamera dengan biasanya berbunyi ‘klik’. Jenis ini lebih kuat pegangannya.

Teknik Memotret
Setelah mengetahui bodi kamera maka akan sangat efektif bila kita langsung mempraktikkannya pada sebuah kamera. Maksudnya, agar kita mudah memahami fungsi dan kegunaannya, sehingga mantap dalam mengoperasikannya. Misalnya, cara memegang, membuka dan menutup, menarik tuas mengokang film, menggerakkan/memutar ring, menekan tombol pelepas, dan sebagainya.

Untuk memudahkan pengunaan kamera foto dengan baik, kita harus mengenal dan memahami jenis kamera, sehingga cara manipulasi dari bagian-bagian kamera yang penting dapat dikendalikan dengan terampil tanpa mengganggu konsentrasi terhadap objek yang akan dibidik. Sebab semakin canggih kamera yang digunakan akan cenderung semakin praktis pemakaiannya.

Kamera yang akan digunakan tentu saja harus diisi oleh film terlebih dahulu. Untuk itu perlu diketahui ukuran kepekaan film terhadap cahaya. Kita bisa melihat dengan ukuran ASA atau DIN-nya dan disesuaikan pada kamera yang ada. Arahkan kamera pada objek yang akan dibidik dan perhatikan posisi memotret seperti di bawah ini.

Teknik Memotret dan Jenis Kamera Foto

Secara sederhana pada kondisi terang atau penuh cahaya/cerah maka diafragma harus ditutup sekecil mungkin (16), sedangkan pada cahaya redup, diafragma dibuka lebar (2, 2,8). Keadaan diafragma ini harus dikombinasikan dengan kecepatan rana dengan mengatur angka pada ring rana pada kamera untuk menyesuaikan dengan gerakan objeknya. Pemotretan pada cuaca cerah memerlukan rana cepat (1/500), sedangkan pada cahaya lemah rananya harus pelan (1/60).

Untuk jarak yang semakin jauh antara kamera dengan objek seperti pada jarak 5 meter dengan objek manusia berbaris maka dapat kita potret dengan kecepatan 1/300 detik, pada jarak 10 meter cukup dengan 1/200 detik dan pada jarak 25 meter cukup dengan kecepatan 1/100 detik.

Pembidikan dilakukan dengan memperhatikan gerakan atau pergantian komposisi dari objek yang menyangkut latar bagian muka dan latar bagian belakang. Untuk menentukan ketajaman gambar dapat diatur pada angka-angka ring focus yang sudah ditetapkan pada kamera, sehingga saat membidik melalui lensa bidik dapat dilihat tanda bahwa fokus sudah tepat pada objek. Dengan menempatkan jarak tertajam pada objeknya, maka akan diketahui ruang tajamnya, misalnya pada jarak 5 meter, diafragma 8 maka ruang tajamnya 3,5 – 10 meter. Jadi, benda yang terletak antara jarak tersebut akan tampak tajam, sedangkan jarak di luar area tersebut akan tampak kabur.

Dalam teknik memotret perlu diperhatikan fungsi sudut pandang, baik menurut tempat maupun dasar pandangan. Menurut tempat, perlu diperhatikan fungsi penyinaran dari depan (front lighting), penyinaran dari belakang (back lighting) dan pengaturan latar belakang dikaburkan atau tidak, sedangkan menurut dasar pandangan dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi, misal memotret dengan pandangan burung (birds eye view), pandangan katak (frog eye view), pandangan setinggi mata mendatar (eye level viewing), pandangan setinggi pinggang (waist level viewing), atau pandangan posisi tangan tinggi (high hand held position).

Pemotretan yang dilakukan dengan posisi tangan tertentu karena suatu keadaan yang memaksa, sehingga tidak menggunakan mata untuk melihat objek harus digunakan perasaan yang kuat, sehingga dapat diharapkan tepat mengenai sasaran.

Untuk penggunaan lampu blitz/kilat, perlu diperhatikan tabel yang terdapat pada blitz tersebut utnuk menentukan pengaturan diafragma kamera. Pada kamera jenis SLR kecepatan maksimal pada umumnya 1/60 detik, sedang pada kamera RF kecepatan maksimal pada umumnya 1/125 detik.

Langkah-langkah pemotretan :
  1. Pasang film dengan benar
  2. Sesuaikan ASA-nya
  3. Memilih objek yang akan dipotret
  4. Mengatur komposisi
  5. Memperhatikan arah/datang sinar
  6. Memperhatikan latar belakang
  7. Mengatur diafragma, rana, dan fokus untuk menajamkam gambar
  8. Putar tuas pengokang film
  9. Penekanan tombol pelepas.
Cara pemasangan dan pengambilan film :
  1. Tentukan/cari tempat yang teduh, baik untuk pemasangan maupun membuka film dari kamera
  2. Perhatikan penarikan engkol penggulung untuk membuka dan menutup kotak film
  3. Dalam pemasangan film harus diperhatikan pengait ujung film gelondong pemutar balik film dan roda gigi
  4. Untuk membuka kotak, tekan tombol balik film
  5. Gulung film pada rolnya
  6. Buka kamera untuk mengambil film.
Range Finder
Focus adalah penentu jarak anatara lensa dan film yang berfungsi menjamkan gambar dengan mengatur jauh dekatnya objek yang akan dipotret. Untuk menentukan fokus dilakukan dengan memutar angka-angka yang sudah ditentukan pada ring focus. Pada ring focus terdapat angka-angka 0,45; 0,5; 0,7; 1;3; dan seterusnya. Menentukan angka yang tepat pada ring fokus artinya jarak antara lensa dan film sebanding jarak antara kamera dan objek yang akan dibidik.

Sebenarnya skala petunjuk jarak pada kamera tidaklah mesti tepat betul, untuk itu biasanya pada kamera jenis manual ada sisten penemu jarak yang disebut range finder.

Penemu jarak adalah sistem untuk menemukan jarak antara lensa denga film, hinga gambar yang terjadi pada film benar-benar fokus. Jika gelang penemu jarak diputar-putar maka lensa akan maju atau mundur.

~ artinya tak hingga atau tidak bisa diukur.

Ada 4 sistem penemu jarak yaitu :
1. Sistem gambar belah/split image
Yaitu bulatan yang dibelah dua oleh garis. Jika jarak tepat sudah ditemukan atau fokus maka garis vertikal akan tampak lurus, jika belum fokus tampak tidak lurus.

2. Sistem gambar rangkap/double prism (image)
Suatu bulatan dalam jendela bidik, jika gambar melewati bulatan ini akan tampak dobel/rangkap jika belum fokus.

3. Sistem prisma mikro/micro prism
Jika jarak belum tepat/fokus gambar terlalu kasar, jika sudah fokus gambar tampak jelas.

4. Sistem kaca buram/ground glass
Di sini seluruh permukaan groundglass menjadi penemu jarak, jika gambar tajam bisa langsung dipotret. Kelemahannya sulit untuk suasana gelap.

Ring Diafragma (Gelang Pengatur Cahaya)
Dalam fotografi ring diafragma adalah faktor yang sangat menentukan. Karena penentuan ruang batas ketajaman gambar pada jarak tertentu dengan cara mengatur celah cahaya yang dapat masuk ke dalam kamera. Untuk mengatur cahaya yang kanmasuk ke dalamkamera ditentukan dengan memutar angka-angka yang terdapat pada ring diafragma kamera.

Pada ring diafragma terdapat angka-angka yaitu A;1;2;4;5,6;8;11;16;22;B. Fungsinya untuk mengatur kuantitas atau jumlah cuaca yang dibutuhkan kamera pada waktu memotret suatu objek. Memutar ring ke arah angka kecil, artinya membuka celah diafragma makin lebar sehingga cahaya yang masuk ke dalam kamera semakin banyak. Sebaliknya memutar ring ke angka besar, cahaya yang masuk ke dalam kamera semakin sedikit.

Apabila kita menginginkan gambar yang tajam, ring diafragma harus diputar menunjuk angka besar. Namun bila kita kita hanya menginginkan objek tajam, sedangkan latar latar bagianmuka dan bagian belakang klabur, maka ring diafragma harus diputar pada angka kecil. 

Kalau ring diputar pada angka B, artinya diafragma akan terbuka terus selama tombol pelepas ditekan. Sedang jika ring menunjuk angka 8, berarti cahaya yang dibutuhkan film selama diafragma terbuka adalah 1/8 detik, angka 16 berarti cahaya yang dibutuhkan film adalah 1/16 detik, dan seterusnya.

Untuk menentukan angka diafragma :
  • Bukaan lensa Jarak fokus 55 mm
  • Diameter diafragma 5 mm : 11
Ring Shutter (Gelang Rana)
Rana terletak di belakang diafragma (antara film dan diafragma) berfungsi mengatur kecepatan kecepatan cahaya yang langsung menyentuh film. Kecepatan cahaya yang masuk ke dalam film, menentukan ketajaman gambar terhadap perubahan cuaca dan gerakan objek yang kan dipotret. Agar kecepatan cahaya yang masuk kamera sesuai dengan yang dibutuhkan, maka ring shutter harus diputar pada angka yang tepat.

Pada ring shutter terdapat angka B; 1; 2; 4; … 60;125;250; … 1000; 2000; 4000 untuk menentukan kecepatan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Apabila ring rana diputar menunjuk angka B, artinya rana akan terbuka terus selama tombol pelepas ditekan, selama rana itu terbuka selama itu pula cahaya akan masuk. Sedangkan jika ring rana diputar menunjukkan angka 60, berarti cahaya yang dibutuhkan film selama rana terbuka adalah 1/60 detik, dan angka 500 berarti cahaya yang dibutuhkan film 1/500 detik. Apabila ring rana menunjuk angka 500 dan diafragma 16 pemotretan dilakukan pada cuaca cerah dan objek dalam keadaan bergerak cepat. Sedang pemotretan di tengah cahaya lemah diperlukan rana pelan dan untuk cahaya kuat diperlukan rana cepat. Sedang untuk objek yang bergerak cepat diperlukan rana cepat dan objek diam diperlukan rana lambat. Disini keseimbangan antara diafragma dan kecepatan rana harus diperhatikan, agar kadar dan lama cahaya menyentuh film terkombinasikan dengan focusing, sehingga dapat menhasilkan foto yang baik.

Contoh pemotretan dari samping :
  • Orang berjalan 1/60 detik
  • Orang lari 1/125 detik
  • Sepeda jalan 1/250 detik
  • Balap kuda, sepeda motor 1/500 detik
  • Balap sepeda motor, mobil 1/1000 detik
  • Pecahan gelas jatuh 1/2000 detik
  • Kilat 1/4000 detik
Hubungan antara rana dan diafragma ini adalah jika kecepatan rana dinaikkan 1 stop, untuk memperoleh cahaya yang sama maka diafragma diturunkan 1 stop.

Ruang Ketajaman (Depth of Field)
Pada saat pemotretan seorang fotografer harus memperhatikan bagaimana caranya menghasilkan sebuah gambar objek yang menarik dan juga ketajaman gambar yang dibidik. Untuk itu perlu diperhatikan masalah ruang ketajaman. Hal ini dipengaruhi oleh :
  1. Focal length, yaitu makin panjang lensa yang dipakai berarti semakin sempit objek bidiknya.
  2. Diafragma, makin kecil bukaan lensa atau angka besar berarti makin besar ruang ketajaman.
  3. Jarak pemotretan dengan objek.
Faktor yang mempengaruhi ketajaman gambar yaitu :
  1. Kehalusan butir film
  2. Kehalusan disebabkan oleh lensa
  3. Obat pengembang yang halus 
  4. Kontras (perbedaan warna nyata)
Teknik kecepatan dalam memotret :
  1. Freeze yaitu kecepatan tinggi untuk membuat objek seolah-olah berhenti dengan SS 1/1000, 1/2000 dst. Angka diafragma besar, baik dalam cuaca panas.
  2. Slow action atau slow motiuon yaitu kebalikan freeze dengan kecepatan rana rendah 1/8, 1/15, dan 1/30. Disini dibutuhkan tripod, diafragma bukaan kecil.
  3. Panning dimana gerakan kamera mengikuti gerakan objek, kecepatan 1per4, 1/8, dan seterusnya tergantun objeknya
  4. Bulb yakni fasilitas kecepatan dengankamera terbuka agar cahaya masuk. Angka rana B dibuka minimal setengah menit maksimal 5 menit.
  5. Bracketing yaitu mengambil objek foto yang kecepatan rana sama dan F/n berbeda-beda. Misal SS =1/250 F/N-nya 11, 16, 22.
Film
Film adalah merupakan bahan selulose yang dilapisi emulsi yang peka cahaya. Emulsi ini membentuk bayangan-bayangan berupa gambar-gambar yang sesuai dengan objek yang dipotret. 

Jenisnya :
  1. Film negatif dimana gambar-gambarnya bebrentuk gambar negatif yang masih memerlukan proses lebih lanjut agar dapat dilihat gambarnya. Biasa disebut film print.
  2. Film positif yaitu film yang sudah bisa dilihat/diproyeksikan karena sudah sesuai dengan warna dan bentuk dari benda yang dipotret. Lazim disebut film reversel slides.
Kepekaan film ditunjukkan dengan satuan ASA (American Standart Association) dengan angka 25, 50, 100, 200, 400, 800, … 6400 atau DIN (Deutsch Industri Norm) atau JIS (Japan Industri Standart) dengan angka 15, 18, 21, 24, 27, 30, … 39.

Untuk bentuk film terbagi menjadi beberapa macam antara lain :
  1. Roll/gulungan, jenisnya ada dua yaitu rol lepas dengan ukuran 135 mm dan 120 mm dan cartride yaitu langsung dipasang di kamera dengan ukuran 110 mm dan 126 mm berisi 24 frame. Biasanya untuk kamera jenis poket dan hasil maksimal foto dari film ini adalah cetak ukuran 20 X 25 cm (10 R).
  2. Plate atau lempengan
  3. Dise atau cakram
Pencahayaan
Salah satu yang mendukung terjadinya proses memotret film agar mendapat hasil yang baik adalah pencahayaan. Bentuk pencahayaan ini tergantung darimana sumber utama sinar dapat masuk ke kamera, yaitu dari samping, depan, atas, bawah, variasi atau belakang berupa siluet dan rim light (non siluet).

Rim light yaitu terobosan cahaya melalui objek yang bersangkutan sehingga terbentuk gambar yang sebelahnya bercahaya. Caranya ditambah dengan alat lain seperti kertas, kain atau lampu.

Supaya cahaya proporsional/optimal ditentukan oleh :
  1. Waktu atau lama cahaya masuk ke dalam kamera diukur oleh kecepatan rana atau shutter spee
  2. Besarnya lubang cahaya diatur oleh diafragma
  3. Kepekaan film (ASA)
  4. Kekuatan cahaya
Untuk mengukur lemah atau kuatnya cahaya digunakan light meter. Pengukur cahaya ada yang menyatu dengan kamera ada yang terpisah.

Cara menggunakan light meter :
  • Hadapkan kamera ke objek yang mau dibidik
  • Lihat atau bidik jendela bidik kamera
  • Tekan tombol pelepas denagn pelan jangan sampai menjepret
  • Lihat indikatornya
Bentuk light meter :
  1. panah, dimana kalau panah kiri menyala atau ke kanan berarti belum tepat pencahayaanya.
  2. Tanda jarum, dimana jarum harus digerakkan sampai ke tengah-tengah. Kalau ke bawah berarti under kalau ke atas over.
  3. Sistem LED, yaitu menggunakan diode yang menyala harus yang tengah, kalau bawah berarti under dan perlu menyesuaikan diafragma.
Penyinaran dengan sinar buatan buatan (lampu kilat) ada beberapa macam :
1. Manual, yaitu menggunakan Angka Pedoman atau Guidenumber. Angka pedoman menunjukkan kekuatan blitz, angka ini berbeda untyuk tiap-tiap ASA yang berlainan. Untuk menentukan diafragma dengan blitz, gunakan rumus :
Diafragma = guidenumber 

Jarak dalam feet
Contoh : jika mempotret dengan jarak 2 meter atau 6 feet menggunakan ASA 100 dan blitz dengan guidenumber 72 maka diafragma yang dipakai adalah 72/6 = 12 maka diafragma yang dipakai 12 atau 11.

2. Otomatis, dimana sangat tergantung tipe dan merk blitz.
Untuk membuat nyala lampu blitz sinkron dengan kecepatan maka kecepatan rana (SS) harus pada tanda X atau 60 (biasanya berwarna merah atau hijau).

Slave Unit
Jika dua blitz ingin dinyalakan bersama-sama dapat dilakukan dengan cara :
  1. menggunakan kabel paralel
  2. menggunakan slave unit yaitu rangkaian elektronok yang peka terhadap cahaya blitz lain.
Bounce Flash
Untuk mengurangi kekuatan lampu blitz yang sangat terang (misal 10.000 watt) digunakan teknik ini yaitu blitz dipantulkan ke langit-langit berwarna putih atau ke tembok. Dengan catatan bukaan diafragma diperbesar berdasarkan jarak blitz ke reflektor di tambah reflektor ke objek.

Cara lain mengurangi kekerasan blitz yaitu :
  • Merendahkan potensial
  • Menggunakan reflektor payung
  • Melapisi blitz dengan kain atau kertas berwarna putih
Komposisi
Seni untuk menentukan gambar, benda-benda, dan menyusun garis-garis dalam batas-batas bidang gambar sedemikian rupa sehingga dapat menyenangkan untuk dipandang. Komposisi dipengaruhi oleh keseimbangan, kontras, pengulangan, kesatuan dan klimaks.

Macam komposisi :
  1. Teori Head Room Jangan menmpatkan objek di tengah, kecuali frontal, karena ada ruang kosong. Setiap benda harus memiliki ruang pandang (head room) untuk ‘memberi tempat objek untuk bergerak”.
  2. Membagi frame menjadi 3 atau 4 bagian
  3. Menambah 4 garis bantu dengan meletakkan objek pada salah satu titik potong garis-garis tersebut.
  4. Teori dinamis yaitu memberikan kesan dinamis agar objek jadi focus of interest 
  5. Teori framing yaitu dengan membingkai objek gambar.
Tripod/monopod
Yaitu sandaran kamera yang digunakan untuk pemotretan yang menggunakan kecepatan rendah kurang dari 1/60 detik.

Filter
Kegunaan filter adalah menyaring seperti ultraviolet juga melindungi efek cahaya matahari yang tidak diinginkan serta melindungi lensa dari goresan debu atau jari-jari kotor berlemak, angin laut yang berpasir.

Filter lain seperti polariser mempunyai kemampuan menembus kesilauan kaca atau permukaan air atau barang-barang di bawah etalase.

Jurnalistik Foto
Fotografi untuk pers disebut photojournalism. Sedang foto-fot yang dihasilkan untuk pemberitaan disebut press photo (foto berita).

Jurnalistik berasal dari istilah bahasa Belanda ‘journalistich’ atau dalam bahasa Inggris ‘journalism’ yang berasal dari bahasa Prancis ‘journal’ bersumber dari kata ‘jour’ yang berarti hari atau catatan harian.

Jurnalistik berarti pengetahuan tentang penyiaran catatan harian dengan segala aspeknya, mulai dari mencari, mengolah sampai kepada menyebar luaskan catatan harian tersebut. Yang disebar luaskan adalah apa yang kita kenal sebagai ‘berita’. Prof. Mitchel VC Harley mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang penting atau menarik minat, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang.

Foto jurnalistik adalah suatu bidang foto yang sedikit berbeda dengan jenis foto lain, dimana sebelumnya fotografer berperanan sebagai seniman. Pada dasarnya bidang fotografi dibagi tiga yaitu foto jurnalistik, foto murni (ekspresi), foto terapan (studio).

Jadi foto jurnalistik adalah sebuah foto yang bisa ‘bercerita’ tanpa perlu keterangan tambahan yang terlalu banyak (caption) atau sering dikatakan bahwa foto jurnalistik adalah foto 5 W dan 1 H.

Macam foto yang dimuat di surat kabar umumnya :
  1. Foto berita (news photo) dengan ciri khasnya yang menonjol adalah sifat berita
  2. Foto feature yaitu ciri khasnya adalah daya tariknya bagi pembaca.
  3. Foto illustrasi dimana terkait make-up atau tata rias surat kabar utnuk menyertai suatu tulisan.
Syarat Foto berita :
  • Secara visual, langsung dimengerti pembaca
  • Memenuhi syarat suatu berita 5W 1H
  • Nilai suatu foto ditentukan oleh aktualitasnya
  • Proximity ialah unsur jarak antara pembaca dengan tempat kejadian
  • Prominance yaitu rasa agung, merasa penting
  • Aspek manusiawi
  • Aspek keterlibatan pembaca
Subjek Foto berita terdiri :
  • Tokoh, bukan hanya seorang yang mempunyai status sosial melainkan dalam pengertian sosok manusia pada umumnya yang kita jadikan subjek penulisan
  • Tempat, bisa dimana saja
  • Peristiwa, aneka ragam kejadian yang bentuknya tak akan ada duanya, tak akan terjadi dua kali dalam bentuk serupa
  • Gabungan ketiga unsur di atas
Bentuk pengutaraan fotografi dilihat dari aspek tampilan keadaan, lingkungan atau tempat lokasi, perasaan dan gerak. Sementara dari penilaian kesempurnaan gambar ditentukan oleh faktor pencahayaan, komposisi, camera angle atau sudut pengambilan, focusing atau ketajaman, framing, proses pembuatan, ketepatan pembidikan.

Perbedaan foto jurnalistik dengan bidang foto yang lain adalah kriterianya yaitu relevansi, informatif, otentik, aktual, faktual, atraktif, misi dan gemanya. Foto jurnalistik bisa bercerita sendiri atau menguatkan berita lain, misal etno fotografi.
Blog, Updated at: 19.52.00

0 komentar:

Posting Komentar