Generalisasi-generalisasi Ilmu Ekonomi
1. Skarsitas
Kelangkaan
(skarsitas) akan barang dan jasa timbul apabila kebutuhan
(keinginan) sesorang ataupun masyarakat akan lebih besar daripada
tersedianya barang dan jasa tersebut. Dengan demikian kelangkaan akan
muncul apabila tidak cukup barang dan jasa tersedia untuk memenuhi
kebutuhan.
2. Produksi
Dalam
sistem perekonomian modern, berlangsung berbagai aktivitas
produksi yang sangat banyak dan beragam. Dalam masyarakat agraris,
aktivitas pertanian menggunakan pupuk, benih, tanah, dan tenaga kerja
yang menghasilan beras dan jagung. Dalam masyarakat industri,
pabrik-pabrik modern menggunakan bahan mentah, energi, mesin, tenaga
kerja untuk menghasilkan televisi, komputer, mobil, telpon dan
sebagainya. Begitu juga dalam dunia usaha penerbangan,
banyak menggunakan pesawat terbang, bahan bakar, tenaga kerja, dan
sistem reservasi terkomputerisasi sehingga penumpang memungkinkan untuk
melakukan traveling ke berbagai rute penerbangan dengan metode kerja
yang cepat dan modern.
Dengan
demikian semuanya ini berusaha untuk berproduksi secara efisien
atau dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dengan kata lain mereka
selalu berusaha untuk berproduksi pada tingkat output yang maksimum
dengan menggunakan sejumlah input tertentu.
3. Konsumsi
Konsumsi
selalu merupakan satu-satunya unsur GNP yang terbesar dari
seluruh pengeluaran. Untuk itu alat pokok dalam analisis ini adalah
bagaimana mengaitkn pengeluaran untuk konsumsi dengan tingkat pendapatan
disposable konsumen.
Akan
tetapi perbandingan konsumsi dan pendapatan tersebut tidaklah selalu
linier, karena ada batas tambahan uang yang dibelanjakan untuk makanan,
di mana orang tidak bisa makan makin banyak dan makin enak terus searah
dengan peningkatan pendapatannya. Maka mulai batas tersebut proporsi
dari seluruh pengeluaran untuk makanpun mulai menurun atau sebaliknya
kecenderungan tabungan semakin menaik.
4. Investasi
Kenaikan
investasi dapat mendorong kenaikan pendapatan. Proses
kenaikan pendapatan sebagai akibat kenaikan investasi dapat dikemukakan
sebagai berikut.
Injeksi
dana investasi memungkinkan produsen menghasilkan barang dan jasa yang
lebih banyak. Untuk itu ia akan membeli faktor produksi yang lebih
banyak lagi. Sebagai akibatnya pendapatan yang diterima konsumen
meningkat.
Kenaikan pendapatan konsumen tersebut akan mendorong mereka menambah konsumsi, tabungan atau keduanya.
5. Pasar
Dalam
sebuah sistem ekonomi pasar, tidak ada individu maupun organisasi
yang secara seorang diri bertanggung jawab atas penetapan harga,
produksi, konsumsi, dan distribusi, Khusus untuk harga, yang
menggambarkan kesepakatan antara orang dan perusahaan yang dengan
sukarela melakukan pertukaran berbagai komoditas. Di samping itu harga
juga merupakan sinyal bagi produsen dan konsumen. Harga juga
mengkoordinasikan keputusan-keputusan para produsen dan konsumen dalam
sebuah pasar. Harga-harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi
pembelian konsumen dan mendorong produksi. Harga-harga yang lebih rendah
mendorong konsumsi dan menghambat produksi. Harga adalah
roda penyeimbang dari mekanisme pasar.
6. Uang
Uang
pada hakikatnya adalah segala sesuatu yang dapat dipakai/diterima
untuk melakukan pembayaran baik barang, jasa, maupun utang. Dengan
demikian secara umum uang dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu
yang secara umum mempunyai fungsi; (1) sebagai alat tukar-menukar; (2)
sebagai alat penyimpan kekayaan; (3) sebagai alat pengukur nilai.
7. Letter of Credit
Sistem
pembayaran yang paling aman dipandang dari sudut kepentingan
eksportir dan importir adalah apa yang disebut “Letter of Credit”. Sebab
dengan sistem Letter of Credit tersebut dapat memudahkan pelunasan
pembayaran transaksi ekspor, mengamankan dana yang disediakan importir
dalam pembayaran barang impor, dan menjamin kelengkapan dokumen
pengapalan.
8. Neraca Pembayaran
Suatu
negara dalam mempertimbangkan langkah-langkah guna
menyeimbangkan neraca pembayaran, negara yang bersangkutan harus
memfokuskan diri pada neraca transaksi berjalan jika ia menginginkan
berfungsinya perekonomian riil, dan (jika sedang defisit) ingin
menghindari penurunan terus-menerus atas nilai tukar mata uangnya
9. Bank dan Perbankani
Bank
sentral pada dasarnya mempunyai tugas untuk memelihara supaya
sistem moneter bekerja secara efisien, sehingga dapat menjamin
tercapainya tingkat pertumbuhan kredit/uang beredar sesuai dengan yang
diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut tanpa
mengakibatkan inflasi yang berarti. Untuk mencapai tujuan tersebut, bank
sentral bertanggungjawab atas: (1) perumusan serta pelaksanaan
kebijaksanaan moneter; (2) mengatur dan mengawasi serta mengendalikan
sistem moneter.
10 .Koperasi
Beberapa
kasus yang banyak terjadi kurang majunya sistem ekonomi koperasi
di Indonesia, pada umumnya disebabkan masih rendahnya kesadaran
berkoperasi serta kurangnya etos yang berdisiplin baik di tingkat
pengurus maupun para anggotanya.
11. Kebutuhan Dasar
Kebutuhan-kebutuhan
dasar itu tidak cukup lagi didefinisikan hanya dengan mengacu kepada
kebutuhan-kebutuhan fisik individunya saja, melainkan harus melibatkan
syarat-syarat fisik serta layanan lainnya yang jelas-jelas
dibutuhkan oleh komunitas lokal. Penguraian kebutuhan dasar tersebut
bergantung pada beberapa asumsi mengenai berfungsinya dan berkembangnya
masyarakat.
12. Kewirausahaan
Suatu
hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh, banyak wirausahawan
yang sukses adalah para pendatang atau imigran yang walaupun dengan
semangat kantong kosong, anggota kelompok minoritas keagamaan yang
militan jauh lebih berhasil dibanding kelompok lain (Casson, 2000: 298).
13. Perpajakan
Tradisi
membayar pajak tepat pada waktunya sebagai bagian integral
dalam mentaati perundangan yang berlaku, tidaklah mudah untuk
dilaksanakan karena memerlukan suatu tingkat kesadaran yang tinggi dan
terjalin kuat rasa saling percaya mempercayai antara rakyat dengan
pemerintah yang ada. Namun bagi sejumlah pemerintahan yang tidak
transparan, korup, dan tidak accountable akan sulit menumbuhkan
kesadaran bagi rakyatnya untuk mematuhi undang-undang perpajakan
tersebut.
14. Periklanan
Pengaruh
periklanan, tidak lagi terbatas pada efek-efek ekonomi,
melainkan meluas ke berbagai bidang dan tidak selalu positif tetapi juga
negatif. Dalam bidang komunikasi sosial, iklan juga berperan sebagai
lokotif komunikasi sosial.
Ia
mencoba menarik para konsumen dengan dimensi-dimensi yang
tidak berhubungan langsung dengan promosi barang-barang tersebut,
seperti dimensi identitas individual, kelurga, maupun kelompok,
kepuasan/kebahagiaan, gender, dan sebagainya (Leiss: 1990).
15. Perseran Terbatas
Badan
usaha perseroan terbatas yang memiliki ciri-ciri independensi yang
tinggi serta dapat mngabaikan risiko utang bagi pemilik berani
berekspansi secara maksimal selama masih ada pihak yang mau memberikan
pinjaman usahanya (Reekie, 2000: 176).
Teori-teori Ilmu Ekonomi
Teori
ekonomi makro adalah teori ekonomi yang membahas
masalah-masalah ekonomi secara keseluruhan, secara besar-besaran,
menyangkut keseluruhan sistem dan organisasi ekonomi. Dalam ekonomi
makro dibhas teori-teori yang bersifat umum dari gejala-gejala ekonomi
keseluruhan. Hal ini terutama menyangkut peristiwa-peristiwa ekonomi
yang berhubungan dengan tingkat harga umum; keseluruhan permintaan dan
penawaran yang berkaitan dengan jumlah penduduk dan jumlah produksi
masyarakat keseluruhan. Jumlah kesempatan kerja dan lapangan kerja serta
penempatan kerja dari seluruh tenaga kerja yang ada dalam masyarakat.
Jadi teori ekonomi makro membahas keseluruhan gejala dan peristiwa dalam
kehidupan ekonomi, hubungannya satu sama lain baik yang bersifat
hubungan kausal maupun hubungan fungsional.
Berbeda
dengan teori mikro, yang merupakan suatu teori yang membahas peristiwa
atau hubungan-hubungan kausal dan fungsional antara beberapa peristiwa
ekonomi yang bersifat khusus. Pengertian khusus di sini adalah
pada kajian-kajian yang lebih terbatas (spesifik) seperti pada; orang
tertentu, keluarga tertentu, perusahaan tertentu, dan sebagainya. Dengan
demikian pokok kajian utama pada teori mikro tersebut terbatas pada
kebutuhan, barang dan jasa, harga, upah, pendapatan, dari suatu
organisme ekonomi dalam lingkup rumah-tangga, keluarga ataua perusahaan
(Chourmain dan Prihatin, 1994: 19).
1. Teori Ekonomi Klasik Adam Smith
Teori
ini merupakan karya Adam Smith yang dituangkan dalam buku An Inquiry
into Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776). Smith
adalah seorang Guru besar Falsafah Moral di Universitas Glasgow yang
memusatkan perhatiannya kepada persoaan-persoalan umum, yaitu bagaimana
menciptakan kerangka politik dan sosial yang mendorong pertumbuhan
ekonomi secara swasembada (Jhingan, 1994: 138; Sastradipoera, 2001).
Adapun pokok-pokok pikiran dari teori sebagai berikut:
a.
Kebijaksanaan Pasar Bebas: dalam arti tercapainya suatu
keterlibatan pemerintah yang minimum untuk mencapai suatu bentuk
‘persaingan yang sempurna’, maka secar otomatis harus bebas atau
seminimal mungkin campur tangan pemerintah. Karena itu semboyannya the
best government governs the least. Sebab teori berasumsi bahwa yang akan
memaksimumkan pendapatan nasional adalah “tangan-tangan yang tak
kelihatan”.
b.
Keuntungan, Merangang bagi Investasi; Menurut pandangan teori ini
bahwa keuntungan itu merangsang investasi. Artinya semakin besar
keuntungan, akan semakin besra pula akumulasi modal dan investasi.
c.
Keuntungan Cenderung Menurun: Artinyakeuntungan tidak akan naik
secara terus –menerus, namun cendrung menurun apabila persaingan
untuk menghimpun modal antarkapitalis meningkat. Alasannya adalah,
dengan menaiknya upah sebagai akibat persaingan antar kapitalis.
Sementara upah dan sewa naik karena naiknya harga-harga pangan. Hal ini
mendapat pembenaran juga dari Ricardo.
d.
Keadaan Stationer; Para ahli ekonomi klasik meramalkan akan
timbulnya keadaan stationer pada akhir proses pemupukan modal. Sekali
keuntungan mulai menurun, proses ini akan berlangsung terus sampai
keuntungan menjadi nol, pertumbuhan enduduk dan pemupukan modal
terhenti, dan tingkat upah mencapai tingkat kebutuhan hidup minimal.
2
Teori Tahap-tahap Pertumbuhan Ekonomi Modernisasi
Menurut Rotow Mungkin teori pertumbuhan Ekonomi Modernisasi yang paling terkenal adalah teori dari ekonom W.W. Rostow yang ditulis dalam bukunya The Stage of Economic Growth : A Non-Communist Manifesto (1960) dan juga dalam The Process of Economic Growth (1953), yang kajiannya secara memakai pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi. Menurut Rostow, perkembangan ekonomi suatu masyarakat meliputi lima tahap perkembangan; (1) tahap masyarakat tradisional; (2) tahap prakondisi tinggal landas; (3) tahap tinggal landas; (4) tahap maturity (kematangan):; (5) tahap konsumsi massa tinggi atau besar-besaran.
Menurut Rotow Mungkin teori pertumbuhan Ekonomi Modernisasi yang paling terkenal adalah teori dari ekonom W.W. Rostow yang ditulis dalam bukunya The Stage of Economic Growth : A Non-Communist Manifesto (1960) dan juga dalam The Process of Economic Growth (1953), yang kajiannya secara memakai pendekatan sejarah dalam menjelaskan proses perkembangan ekonomi. Menurut Rostow, perkembangan ekonomi suatu masyarakat meliputi lima tahap perkembangan; (1) tahap masyarakat tradisional; (2) tahap prakondisi tinggal landas; (3) tahap tinggal landas; (4) tahap maturity (kematangan):; (5) tahap konsumsi massa tinggi atau besar-besaran.
a.
Tahap Teadisional; Masyarakat tradisional diartikan sebagai ‘suatu
masyarakat yang strukturnya berkembang disepanjang fungsi produksi
berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi pra-Newtonian: zaman
dinasti-dinasti Cina, Peradaban Timur Tengah dan daerah Mediterania,
dunia Eropa pada abad pertengahan (Rostow, 1960: 5). Dalam masyarakat
ini pertanian masih mendominasi aktivitas ekonomi, dan kekuatan politik
umumnya masih pada penguasa tanah. Ini tidak berarti pada masyarakat ini
tidak ada perubahan ekonomi. Sebenarnya banyak tanah dapat digarap,
skala dan pola perdagangan dapat diperluas, manufaktur dapat dibangun
dan produktivitas pertanian dapat ditingkatkan sejalan denan pertambahan
pendudukk yangnyata. Namun fakta menunjukkan bahwa keinginan untuk
menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi modern secara teratur dan
sistematis basih bertumbuk dengan suatu batas (pagu) yaitu “tingkat
output” perkapita yang dapat dicapai. Selain itu struktur sosial
masyarakat seperti itu berjenjang; hubunganb dan keluarga memainkan
peranan yang menentukan (Jhingan, 1994: 180).
b.
Tahap pra-kondisi tinggal landas: Pada tahap ini merupakan masa
transisi di mana persyarat-prasyarat pertumbuhan swadaya dibangaun atau
diciptakan. Di Eropa Barat sejak akhir abad ke 15 dan awal abad ke-16
menempatkan kekuatan “penalaran” (reasoning) dan “ketidakpercayaan”
(skepticism) yang merupakan pengaruh empat kekuatan (Renaissance,
Kerajaan Baru, Dunia
Baru
dan Agama Baru atau Protestan), sebagai pengganti “kepercayaan” (faith)
dan “kewenangan” (authority) mengakhiri feodalisme dan membawa ke
kebangkitan negara kebvangsaan, menanamkan semangat pengembaraan yang
yang menghasilkan berbagai penemuan dan dominannya kaum borjuasi dalam
dunia usaha. Manusia-manusia baru yang mau bekerja keras muncul memasuki
sector ekonomi swasta, pemerintah atau dua-duanya, manusia baru yang
bersemangat menggalakkan tabunbungan dan berani mengambil risiko dalam
mngejar keuntungan. Bank dan lembagai lain bermunculan untuk mengerahkan
modal, sehingga investasi meningkat di berbagai dibidang; pengangkutan,
perhubungan dan bahan mentah yang memiliki daya tarik ekonomis bagi
bangsa lain. Jangkauan perdagangan dari dalam dan luar negeri menjadi
makin luas. Di mana-mana muncul perusahaan manufacturing
yang menggunakan metode baru (Rostow, 1960: 6-7).
c.
Tahap Tinggal Landas: Merupakan masa awal yang menentukan di
dalam suatu kehidupan masyarakat ketika pertumbuhan mencapai kondisi
normalnya… kekuatan modernisasi berhadapan dengan adat istiadat dan
lembagalembaga.
Nilai-nilai
dan kepentingan masyarakat tradisional membuat terobosan yang
menentukan ; dan kepentingan bersama membentuk struktur masyarakat
tersebut. … bahwa pertumbuhan biasanya berjalan menurut deret ukur,
seperti rekening tabungan yang bunganya dibiarkan bergabung
dengan simapanan pokok,… revulusi industri yang bertalian
secara langsung dengan perubahan radikal di dalam metode produksi yang
dalam jangka waktu relatif singkat menimbulkan konsekuensi yang
menentukan (Rostow, 1960: 9-11).
c.
Tahap Kematangan (Maturity): Rostow mendefinisikan merupakan
tahapan ketika masyarakat telah dengan efektif menerapkan serentetan
teknologi modern terhadap keseluruhan sumberdaya mereka. Masa ini juga
merupakan suatu tahap pertumbuhan swadaya jangka panjang yang merentang
melebihi masa empat dasawarsa. Teknik produksi baru menggantikan teknik
yang lama.
Berbagai
sektoir penting baru tercipta. Tingkat investasi neto lebih dari 10
% dari pendapatan nasional. Dan, perekonomian mampu menahan
segala goncangan yang tak terduga. Dalam hal ini Rostow memberikan
bukti-bukti simbolik kematangan teknologi pada negara-negara industri
seperti; Inggeris (1850), Amerika Serikat (1900), Jerman (1910), dan
Prancis (1910), Swedia (1930), Jepang (1940), Rusia (1950); Kanada
(1950) (Jhingan, 1994: 187).
f.
Tahap Konsumsi Masa Tinggi atau Besar-besaran: Merupakan suatu masa
yang ditandau dengann pencapaian banayk sektoir penting (leading sector)
dalam perekonomian berubah menuju produksi barang dan jasa konsumsi.
Abad konsumsi besar-besaran juga ditandai dengan migrasi ke pinggiran
kota, pemakaian mobil secara luas, barang-barang konsumen dan peralatan
rumah tangga yang tahan lama, Pada tahap ini “keseimbangan perhatian
masyarakat beralih dari penawaran ke permintaan, dari persoalan produksi
ke persoalan konsumsi dan kesejahteraan dalam arti luas”. Tetapi ada
tiga kekuatan yang nampak dalam tahap purna dewasa ini, yaitu: Pertama,
penerapan kebijaksanaan guna meningkatkan kekuasaan dan pengaruh
melampaui batas-batas nasional; Kedua, ingin memiliki suatu negara
kesejahteraan dengan pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil
melalui pajak progresif, peningkatan jaminan sosial, dan fasilitas
hiburan bagi para pekerja; Ketga, keputusan untuk membangun pusat
perdagangan dan sector penting seperti mobil, rumah murah, berbagai
peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, dan sebagainya
(Jhingan, 1960: 114).
3.
Teori Dampak Balik dan Dampak Sebar
Menurut Myrdal Gunnard Myrdal seorang ahli ekonomi Swedia dan pejabat pada Perserikatan Bangsa-bangsa, terkenal dengan tulisannya Economic Theory and Underdeveloped Regions (1957), dan Asian Drama: An Inquiry into the Poverty of Nations (1968), berpendapat bahwa pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses sebab-menyebab sirkuler yang membuat si kaya mendapat keuntungan semakin banyak, dan mereka yang tertinggal di belakang menjadi semakin terhambat. Dampak balik (Blackwash effects) cenderung mengecil.
Menurut Myrdal Gunnard Myrdal seorang ahli ekonomi Swedia dan pejabat pada Perserikatan Bangsa-bangsa, terkenal dengan tulisannya Economic Theory and Underdeveloped Regions (1957), dan Asian Drama: An Inquiry into the Poverty of Nations (1968), berpendapat bahwa pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses sebab-menyebab sirkuler yang membuat si kaya mendapat keuntungan semakin banyak, dan mereka yang tertinggal di belakang menjadi semakin terhambat. Dampak balik (Blackwash effects) cenderung mengecil.
Secara
kumulatif kecenderungan ini semakin memperburuk
ketimpangan internasional dan menyebabkan ketimpangan regional di antara
negara-negara terbelakang. Sebaliknya di negara terbelakang proses
kumulatif dan dsirkuler juga dikenal istilah “lingkaran setan
kemiskinan”., berjalan menurun, dan karena tidak teratur menyebabkan
meningkatnya ketimpangan Myrdal yakin bahwa bahwa “pendekatan teretis
yang kita warisi” tidak cukup menyelesaikan problem ketimpangan ekonomi
tersebut. Teori perdagangan internasional dan tentu saja teori teori
ekonomi secara umum, tidak pernah disusun untuk menjelaskan realitas
keterbelakngan dan pembngunan ekonomi (Myrdal; 1957).
Tesis
Myrdal, ia membangun dari suatu keterbelakngan dan
pembangunan ekonominya di sekitar ketimpangan regional pada taraf
nasional dan internasional.
Untuk itu ia menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
a.
‘Dampak Balik’, adalah semua perubahan yang bersifat merugikan
dari ekspansi ekonomi suatu tempat, karena sebaba-sebab di luar tempat
itu, atau juga bisa disebut dampak migrasi. Yang merupakan perpindahan
modal dan perdagangan serta keseluruhan dampak yang timbul dari
proses-proses sebab=musebab sirkuler antara faktor-faktor ekonomi dan
nonekonomi.
b.
Sedangkan ‘Dampak Sebar’ menunjuk pada dampak momentum pembangunan yang
menyebar secara sentrifugal dari pusat pengembangan ekonomi ke
wilyah-wilayah lainnya. “Sebab utama ketimpangan regional adalah kuatnya
dampak balik dan lemahnya dampak sebar di negara-negara terbelakang.
c.
Ketimpangan Regional; terjadi lebih banyak berakar pada dasar
non-ekonomi yang berkaitan erat dengan sistem kapitalis yang
dikendalikan oleh motif laba, di mana terpusat di wilayah-wilayah
(negara-negara) yang memiliki harapan laba tinggi. Penyebab gejala ini
oleh peranan bebas kekuatan pasar yang cenderung memperlebar ketimpangan
regional. Karena produksi, industry, perdagangan, perbankan, asuransi,
perkapalan cenderung mendatangkan keuntungan bagi wilayah maju (Myrdal,
1957: 26).
d.
Dampak balik dan dampak sebar ini dalam laju perkembangannya
tidak mungkin berjalan seimbang. Karena pertama, ketimpangan regional
jauh lebih besar di negara-negara miskin daripada di negara-negara kaya.
Kedua, di negara-negara miskin ketmpangan regional semakin mlebar
sedangkan di negara maju menyempit. Hal ini disebabkan oleh semakin
tinggi tingkat pembangunanekonomi yang sudah dicapai suatu negara,
biasanya semakin kuat pula dampak sebar yang akan terjadi. Mengingat
pembangunan tersebut disertai oleh transportasi dan komunikasi yang
makin baik, tingkat pendidikan makin tinggi dan semakin dinamis antara
ide dan nilai yang kesemuanya cenderung memperkuat daya-sebar
sentrifugal tesebut dan cenderung melunak hambatan-hambatannya. Dengan
demikian sekali suatu negara berhasil mencapai tingkat pembangunan yang
tinggi, pembangunan ekonomi akan menjadi suatu proses yang berjalan
otomatis. Sebaliknya, sebabutama keterbelakangan terletak pada lemahnya
dampak sebar, kuatnya dampak balik, sehingga dalam proses yang semakin
menggumpal kemiskinan itu adalah penyebab yang berasal dari dirinya
sendiri.
e.
Peranan pemerintah; Kebijaksanaan nasional sering
memperburuk ketimpangan regional, terutama oleh peranan kekuatan pasar
bebas dan kebijaksanaan liberalsebagai akibat lemahnya dampak sebar.
Faktor lain yang merupakan penyebab ketimpangan regional di negara
miskin adalah “lembaga feudal yang kokoh dan lembaga lainnya yang tidak
egaliterserta struktur kekuasaan yang membantu si kaya menghisap si
miskan (Myrdal, 1957: 28).
Oleh karena itu pemerintah negra terbelakang, harus menerapkan kebijaksanaan yang adil dan egaliter.
f.
Ketimpangan Internasional; Pada umumnya perdagangan
internasional menguntungkan negara kaya dan memperlemah negara
terbelakang. Sebab negara maju/kaya memiliki basis industri manufaktur
yang kuat dengan dampak sebar yang kuat pula. Denngan mengekspor produk
industri mereka yang merah ke negara terbelakang, mereka akan mematikan
industri slkala kecil. Ini cenderung mengubah negara terbelakang menjadi
produsen barang0barang primer untuk ekspor. Mengingat permintaan akan
barang-barang ekspor inelastic (di pasar ekspor), maka mereka menderita
akibat fluktuasi harga menggila. Sebagai konsekuensinya mereka tidak
dapat mengambil untung dari naik turunnya harga barang di dunia ekspor.
g. Perpindahan modal; juga gagal menghapuskan ketimpangan internasional.
Karena
negara maju lebih menjanjikan keuntungan dan jamninan bagi
para investor, maka modal akan semakin menjauhkan diri dari negara
terbelakang.
Modal
yang mengalir ke negara terbelakang diarahkan sebagian besar
kepada produksi barang primer untuk ekspor, dan ini akan merugukan
mereka karena dampak balik yang kuat. Apapun yang diinvestasikan pihak
asing, akan meningkatkan dampak balik yang domain serta tidak menjadi
pemecah masalah dalam ketimpangan internasional (Jhingan, 1994: 274).
4. Teori Nilai Surplus Karl Marx
Karl
Marx adalah seorang filosof Jerman (1818-1883) yang di mata para ekonom
Barat adalah seorang agitator yang telah membangkitkan
persatuan kalangan kaum buruh dan intelektual selama lebih dari seabad
yang telah merasa dirugikan oleh kapitalisme pasar dan sekaligus sebagai
penjerumus ekonomi ke abad kegelapan baru Kemudian ia menghancurkan
ikatan kapitalisme dan mengoyak-oyak dasar-dasar sistem kebebasan
natural Adam Smith (Skousen, 2005: 163-164).
Sesuai
dengan sub-judul di atas, pada kajian teori ”Nilai surplus” di
sini tidak akan dibahas tentang peranan Karl Marx di bidang filsafat
sejarah, politik, maupun komunisme, serta alienasi. Adapun pokok pikiran
yang dituangkan Marx dalam teori nilai surplus tersebut, dapat
dikemukakn sebagai berikut:
1.
Jika tenaga kerja adalah satu-satunya penentu nilai, lalu ke mana
profit dan bunganya? Marx menyebut profit profit dan bungany itu sebagai
“nilai surplus”.
2. Oleh karena itu ia berkesimpulan bahwa kapitalis dan pemilik tanah adalah pihak yang mengeksploitasi para pekerja.
3.
Jika semua nilai adalah produk dan tenaga kerja, maka semua profit
yang diterima adalah oleh kapitalis dan pemilik tanah pastilah merupakan
“nilai surplus” yang diambil secara tidak adildari pendapatan kelas
pekerja.
4.
Adapun rumus matematisnya untuk teori nilai surplus tersebut,
dapat dikemukakan sebagai berikut: “Bahwa tingkat prpit (p) atau
eksploitasi adalah sama dengan nilai surplus (s) dibagi dengan nilai
produktif akhir (r). Dengan demikian:
p = s/r
Misalkan;
andaikata pabrik pakaian memperkerjakan buruh untuk membuat baju.
Sedangkan kapitalis menjual bajunya serga $ 100 per/buah, tetapi ongkos
tenaga kerja adalah $ 70 per / baju. Karena itu tingkat profit
atau eksploitasinya adalah:
p = $ 30 / $ 100 = 0,3, atau 30 persen
5.
Marxmembagi nilai produk akhir menjadi dua bentuk kapital (modal)
yakni kapital konstan (C) dan kapital varibel (V). Kapital
konstan merepresentasikan pabrik dan peralatan. Kapital adalah biaya
tenaga kerja.
Jadi, persamaan untk tngkat profit menjadi:
p = s (v c)
5. Teori Monetarisme Pasar Bebas Friedman
Milton
Friedman lahir pada 1912 di Brooklyn, satu-satunya anak lelaki dari
empat bersaudara imigran Yahudi Eropa Timur bekerja serabutan di
New York. Pada tahun 1932 saat depresi Friedman dapat beasiswa untuk
belajar ekonomi di University of Chicago.. Di samping ia betemu dengan
rekannya George Stigler seumur hidupnya, dia juga di Chicago bertemu
Rose Director, yang kelak menjadi istrinya. Dan, tahun 1938 Friedman
menikah dengan Rose, mereka menjadi rekan dan bersama-sama menulis
beberapa buku, serta dikaruniai dua anak. Friedman mendapat gelar master
tahun 1933. Kemudian tahun 1946 Friedman memperoleh gelkar Ph.D. dari
Columbia, dan ia kembali mengajar di University of Chicago, bahkan
melanjutkan tradisinya memperkuat versi terbaru dari teori kuantitas
uang Irving Fisher, yang diterapkannya pada kebijakan moneter. Dia
menulis banyak topik yang berkaitan dengan ekonomi moneter,
dan berpuncak pada riset dan tulisan empirisnya yang palin terkenal, ”A
Monetary History of the United States 1867-1960” yang dipublikasikan
oleh National Bureau of Economic Research dan ditulis bersama Anna
J.Schwartz (1963). Pada intinya studi monumental ini menunjukkan
kekuatan uang dan kebijakan moneter dalam gejolak perekonomian Amerika
Serikat, termasuk Depresi Besar dan era pascaperang, ketika para ekonom
arus utama percaya bahwa ”uang tidak penting”.
Kemudian ia juga menulis buku Capitalism and Freedom yang diluncurkan pada ulang tahun perkawinan Friedman dan Rose ke-25.
Inti teorinya sebagai berikut:
- Metodologi Positivisme; menurut Friedman validitas suatu teori tidak tergantung pada unsur generalisasinya maupun kekokohan asumsi-asumsi dasarnya, melainkan semata-mata pada kesesuaian implikasi-implikasinya secara relatif terhadap implikasi teori-teori lain, yang diukur berdasarkan statistik primer.
- Pasar dianggap sebagai mekanisme utama dalam menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, asalkan didukung kebebasan politik intelktual ; para ekonom aliran Chicago melihat perekonomian sebagai suatu kondisi perlu , namun bukan ondisi cukup untuk menciptakan masyarakat bebas;
- Aturan moneter yang ketat lebih disukai untuk pengambilan keputusan yang diskret oleh otoritas pemerintah. ”Setiap sistem yang memberi banyak kekuasaan dan banyak keleluasaan bagi segelintir orang di mana kekeliruan mereka entah itu disengaja atau tidak bisa menimbulkan efek yang luas adalah sistem yang buruk” (Friedman, 1982: 50).
- Ia lebih menekankan pada kebijakan moneter. Q, kuantitas uang jauh lebih penting daripada P. ”Opininya yang segar dan sangat berbeda” dengan opini Fisher dan Simons datang seperti ”kilatan tiba-tiba”, baginya ”aturan dari sudut pandang kuantitas uang jauh lebih unggul, baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang, ketimbang aturan dari sudut pandang stabilisasi harga” (Friedman, 1969: 84).
- e. Pengelolaan administratif dan intervensi kebijakan ekonomi yang bersifat ad hoc hanya akan merusak situasi ekonomi; dalam soal kebijakan moneter dan fiskal, ia menekankan pentingnya kesinambungan;
- Ia menolak standar emas sebagai numeraire moneter dengan dua alasan. Pertama, biaya resources-nya yang tinggi, dan kedua implementasinya yang tidak praktis. Selain itu produksi emas jarang dapat mengimbangi pertumbuhan ekonomi dan karena itu bersifat deflasioner. ”Betapa absurdnya menyia-nyiakan sumber daya untuk menggali tanah mencari emas, hanya untuk menguburkannya lagi di kolong Fort Knox, Kentuky”.
- Monetarisme jauh lebih baik daripada fiskalisme dalam regulasi makroekonomi.
- Kebijakan fiskal baginya diyakini sebagai wahana yang tepat untuk mengentaskan kemiskinan, namun redistribusi pendapatan bagi kalangan di atas garis kemiskinan justru akan lebih banyak menimbulkan kerugian, serta;
- Imperialisme disipliner yang menonjolkan penerapan analisis ekonomi oleh para ekonom terhadap semua bidang yang biasanya dianggap sebagai disiplin lain/luar seperti sejarah, politik, hukum, dan sosiologi.
0 komentar:
Posting Komentar