Pengertian dan Panduan Menulis Paper Menurut Para Ahli

Posted By frf on Senin, 13 Maret 2017 | 15.38.00

PANDUAN MENULIS PAPER
A. Pendahuluan
Sebagian besar mata kuliah dalam ilmu filsafat mensyaratkan mahasiswa untuk menulis paper. Karena itu mengetahui seperti apa paper akademik dalam ilmu filsafat adalah sangat penting. Kebanyakan paper filsafat adalah paper kepustakaan. Ini berarti bahwa paper yang ditulis mahasiswa harus mengikuti tata cara pengutipan yang benar dan memiliki daftar pustaka yang tersusun dengan baik. Jika sebuah paper, teknik pengutipan dan susunan daftar pustaka tidak mengikuti aturan atau format yang ditentukan maka hasilnya akan bisa mengurangi nilai dari paper itu.
Jangan pernah ragu-ragu untuk menghubungi dosen atau pembimbing akademik jika anda merasa tidak mengetahui paper atau tugas-tugas penulisan akademik yang lain yang diminta dari anda oleh seorang dosen. 

B. Memilih Topik untuk Paper
Dalam sebagian kasus, dosen akan memberikan daftar topik yang dapat dipilih untuk ditulis oleh mahasiswa. Dalam kasus yang lain, mahasiswa mungkin diijinkan memilih topik sesuai dengan pilihannya dalam ruang lingkup sebuah mata kuliah. Dalam semua kasus itu, topik yang ditulis oleh mahasiswa harus dielaborasi dan dibatasi secara jelas. Topik tidak boleh terlalu luas, dan juga tidak boleh terlalu sempit. Pelajari kembali bagaimana cara memilih dan menentukan topik seperti yang sudah didiskusikan dalam bab sebelumnya. Cara terbaik untuk mendapatkan sebuah topik adalah dengan pergi ke perpustakaan dan mempelajari sebuah buku yang berhubungan dengan tema yang akan ditulis (misanya tentang ’Keadaan Alamiah’) dan kemudian lihat apakah anda dapat menemukan topik dengan cara membatasinya, misalnya, berdasarkan pikiran tokoh dengan membandingkan keadaan alamiah (state of nature) menurut Thomas Hobbes dan John Locke. Cara lain untuk menemukan topik adalah dengan mengamati literatur dari sebuah mata kuliah atau bibliografi dari salah satu buku atau artikel yang dipergunakan dalam sebuah mata kuliah.

Dosen mungkin meminta mahasiswa mengumpulkan usulan berbentuk outline yang berisi rencana paper yang akan ditulis dan pertanyaan yang akan dijawab dalam paper. Cobalah untuk memastikan bahwa usulan tersebut sudah cukup spesifik. Membuat outline sebelum menulis paper yang sesungguhnya jelas merupakan sebuah langkah yang baik. Semakin baik dan semakin elaboratif usulan berupa outline paper itu, maka semakin mudah pula proses dalam menulis paper tersebut.

C. Rumusan Masalah atau Pertanyaan Riset
Jika anda sudah memilih sebuah topik, maka anda harus merumuskan pertanyaan riset yang akan didiskusikan dan dijawab dalam paper (betapapun sempitnya ruang lingkup dari topik yang anda pilih). Jika anda, misalnya, memutuskan untuk menulis sebuah paper tentang ’perbandingan state of nature dalam filsafat politik Thomas Hobbes dan John Locke’, anda barangkali dapat merumuskan pertanyaan sebagai berikut: ”apakah John Locke sungguh-sungguh memiliki penalaran yang berbeda dengan Thomas Hobbes dalam hal pergerakan manusia dari state of nature ke masyarakat sipil?” Cara yang lain, anda dapat merumuskan sebuah hipotesis, misalnya, ”meskipun John Locke sungguh-sungguh mencoba membedakan dirinya dengan pengertian Hobbes tentang ’manusia yang mementingkan diri sendiri’ dalam sebuah keadaan perang yang abadi, percobaan ini gagal dilakukan dan bahkan dapat dikatakan secara implisit (bukan eksplisit) Locke mengembangkan penalaran yang dipergunakan Hobbes dalam membela pergerakan manusia dari state of nature ke masyarakat sipil” (lihat, contoh paper mahasiswa, Michael P. Greeson, dikutip dalam Graybosch et al., 1998, 283).

Jadi sebuah paper harus memiliki dengan jelas masalah atau pertanyaan yang ingin dijawab, apa argumennya, dan kesimpulan atau jawaban apa yang diberikan pada pembaca.

D. Paper seperti Apa yang Diharapkan?
Tulisan akademik kefilsafatan pada umumnya akan meminta anda menulis paper argumentatif. Bentuk paper argumentatif dibedakan dari paper paparan (expository). Paper ekspositori adalah paper yang menyajikan atau menjelaskan argumen atau sekelompok gagasan tanpa evaluasi kritis. Paper argumentatif harus memiliki argumen, yaitu premis atau alasan yang disajikan guna mendukung atau memberi dasar dalam mempercayai sebuah kesimpulan. Mahasiswa dapat menyebutkan satu atau lebih argumen dalam papernya. Argumen dalam sebuah paper adalah klaim yang dianggap benar, dan karena itu, harus ada sejumlah alasan yang baik untuk mempercayai kebenarannya. 

E. Pernyataan Tesis 
Pernyataan tesis (thesis statement) dikembangkan dari satu atau lebih gagasan pokok (controlling idea). Tesis adalah bentuk spefisik dari gagasan pokok, yaitu klaim utama atau klaim keseluruhan untuk menyatakan kepercayaan yang ingin dipertahankan. 

Ketika mahasiswa membaca teks atau bahan bacaan, mahasiswa akan selalu menemukan satu atau beberapa gagasan pokok dari teks atau bahan bacaan (misalnya, artikel jurnal, atau buku-buku teks) itu. Memang, dari sumber-sumber seperti ini gagasan pokok biasanya ditemui dan juga mengambil bentuk berupa tesis yang mencerminkan interpretasi si pengarang sendiri tentang informasi faktual.

Tesis adalah gagasan pokok yang membatasi atau memprediksi jenis-jenis informasi yang kemungkinan dapat dikembangkan lebih jauh. Tetapi, berbeda dengan gagasan pokok, tesis menambahkan elemen lain: sebuah interpretasi atau penilaian berkenaan dengan informasi yang didiskusikan, sebuah penilaian yang mungkin tidak akan selalu disetujui semua orang. Jadi, disamping membatasi dan memprediksi informasi yang mungkin akan berkembang, membuat kalimat tesis berarti membuat pernyataan tentang topik atau pokok gagasan yang akan anda dukung (sebagai penulis) dengan memberikan bukti-bukti ‘kebenaran’ dari pernyataan. Informasi dalam pengertian akademik mungkin mengambil berbagai bentuk: 
1. Pernyataan enumeratif, misalnya,
  • terdapat tiga bentuk dasar dari motivasi manusia
  • kecelakaan lalu lintas terjadi karena beberapa sebab
  • ada banyak jenis rintangan yang menghambat komunikasi diantara orang
2. Informasi deskriptif atau statistik, misalnya, 
  • terjadi ribuan kecelakaan lalu lintas di Indonesia setiap bulan
  • banyak mahasiswa luar daerah belajar di UGM dewasa ini daripada tigapuluh tahun yang lalu.
3. Fakta-fakta sejarah, misalnya, 
  • Graham Bell bertanggungjawab untuk penemuan telepon
  • John Rawls dianggap adalah filsuf politik abad 20 dari Amerika Serikat
Semua informasi di atas tidak satupun yang memenuhi syarat sebagai pernyataan tesis (thesis statement) yang dapat diterima, meskipun informasi itu merupakan gagasan pokok dari sebuah teks atau bahan bacaan. Pantas dicatat bahwa sebuah tesis mengidentifikasi hubungan-hubungan pemikiran yang penting, mengatakan sebab-sebab dan akibat-akibatnya, atau menyarankan perbedaan dan persamaan yang penting. Contoh informasi di atas tidak memberikan evaluasi apapun, tidak memberikan sesuatu argumen.

Tesis yang berhubungan dengan topik tentang ”hambatan dalam komunikasi yang baik”, yang berbeda dari sekadar gagasan pokok untuk topik yang sama, akan lebih dari sekadar menyajikan hal-hal yang jelas dengan sendirinya atau informasi yang umum diketahui berkenaan dengan topik ini. Tesis membuat penilaian tentang sejumlah aspek tertentu—sebuah penilaian yang tidak dengan sendirinya jelas dan yang karena itu harus dibuktikan kepada pembaca. Sebuah contoh (yang diambil dari ilmu psikologi) perbandingan ’gagasan pokok’ dan ’tesisnya’ adalah sebagai berikut:

[gagasan pokok]: Ada tiga jenis hambatan yang menghalangi komunikasi yang baik: fisik, manusia dan semantik

[tesis]: Dari ketiga jenis hambatan untuk komunikasi—fisik, manusia, dan semantik—yang paling sulit disembuhkan barangkali adalah rintangan keterbatasan manusia.

Berbeda dengan kalimat tesis dalam paper ekspositori, tesis dalam paper argumentatif harus menyatakan secara jelas posisi yang [akan] anda dukung dalam perdebatan tentang isu tertentu. Jadi, dalam topik paper tentang etika aristoteles misalnya, contoh berikut inilah yang diharapkan dari kalimat tesis: ‘saya akan berargumen bahwa teori moral Aristoteles gagal karena tidak memberikan penilaian yang memadai tentang tindakan moral tertentu’. Contoh kalimat tesis yang lain, misalnya, ‘hipotesis kaum fisikawan tidak memadai sebagai penjelasan tentang kesadaran’ barangkali tepat untuk paper dalam topik psikologi kesadaran.

Jika paper mahasiswa hanya merupakan paper ekspositori, maka mahasiswa hanya menyatakan tujuan ekspositori dari papernya itu, misalnya, ‘Aristoles mendukung teori kebaikan dalam moralitas’. Ini merupakan contoh kalimat tesis dari paper ekspositori yang mungkin dibuat mahasiswa ketika diminta menyajikan atau menjelaskan teori etika Aristoteles (sebagai topik paper).

F. Format Paper Akademik
Paper akademik harus diketik, tulisan tangan tidak diperkenankan 
Gunakan jenis huruf, dan tata letak (layout) yang jelas, konsisten, dan mudah dibaca; kebanyakan mahasiswa menggunakan Times New Roman, Arial, Tahoma, atau Garamond 11 pt.
Gunakan 1,5 spasi. Gunakan spasi rangkap untuk:
  • Kutipan yang lebih dari tiga baris. Kedua margin harus lebih luas untuk kutipan lebih dari tiga baris. 
  • Catatan kaki (footnotes) dan cacatan akhir (endnotes)
Cantumkan nomer halaman
Lihat dan teliti ulang paper anda agar tidak mengandung kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca sebelum dikumpulkan. Terlalu banyak kesalahan tata bahasa dan ejaan akan memberi kesan paper anda tidak serius dan jelas dapat mengurangi nilai paper itu. 
Pastikan bahwa anda menggunakan bagian atau paragraf yang berbeda untuk memperbaiki struktur paper anda. Pastikan juga bahwa tata-letak berkenaan dengan heading paragraf dan bagian-bagian dalam paper sudah konsisten.
Paper harus memiliki halaman judul (menyebutkan judul, nama pengarang dan nomer mahasiswa, mata kuliah dan nama dosen serta tanggal dikumpulkan).
Tulislah paper dengan tujuan untuk dibaca oleh orang lain. Ketika menulis paper anda harus mengingat bahwa tulisan anda akan diperhatikan oleh orang lain dan bahwa anda bertanggungjawab dengan pengalaman orang lain dalam membaca paper yang anda tulis. Cobalah untuk menulis pikiran anda sejelas mungkin dan hindari kesalahan gaya penulisan, tata bahasa dan ejaan. Hindari menggunakan kalimat yang lebih panjang dari tiga baris.

Ekstrak dari sejumlah sumber: lihat misalnya, Jurusan Filsafat, Universitas Sacramento [http://www.csus.edu/phil/reg/writing.htm], [date last access: 1 April 2008]; ISHSS [http://www.uva.edu.nl], [date last access: 1 Desember 2007], lihat juga Mathias Risse, “Some Remarks on Writing a Philosophy Paper” [http://filsafat.ugm.ac.id/aw/HowToWritePhilPaper.pdf], [[date last access: 1 April 2008]
Blog, Updated at: 15.38.00

0 komentar:

Posting Komentar