PENGGUNAAN MUSIK DAN EFEK SUARA (SOUND EFFECT) DALAM PRODUKSI PROGRAM KASET AUDIO

Posted By frf on Rabu, 02 November 2016 | 16.34.00

PENGGUNAAN MUSIK DAN EFEK SUARA (SOUND EFFECT) DALAM PRODUKSI PROGRAM KASET AUDIO 
MUSIK
Musik merupakan perpaduan bunyi yang mempunyai arti dan memiliki nilai artistic tinggi. Dalam siaran radio/program audio musik mempunyai peranan yang cukup penting. Dengan musik siaran yang disuguhkan menjadi lebih menarik, lebih hidup, dan lebih jelas. Oleh karena itu memilih musik bukanlah pekerjaan yang mudah, hal ini menuntut suatu kecakapan dan pengertian yang khusus.

Dalam siaran radio/program audio, musik dapat berdiri sendiri sebagai program musik, tapi bias juga berfungsi sebagai bagian dari siaran kata. Musik dalam produksi program audio memiliki kegunaan sebagai berikut:
  1. Tanda pengenal suatu acara
  2. Memberi warna pada suatu acara
  3. Menciptakan suasana, seperti: sedih, gembira, romantis, dan horror.
  4. Mempengaruhi secara psikologis
  5. Membentuk karakter suatu acara
  6. Membantu menciptakan flash back
  7. Memberikan penekanan pada suatu acara.
Dalam memilih musik yang akan digunakan pada suatu acara program audio perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti:
  • Akan digunakan untuk acara apa?
  • Jenis musik.
  • durasi acara.
  • tempo
  • setting
  • suasana
  • aspek psikologi 
Sehubungan dengan penggunaan musik dalam program audio Daniel Handoyo Sunyoto (1978:31-40) memberikan pedoman sebagai berikut:
  1. Musik yang baik dalam sebuah produksi adalah yang mampu menciptakan suasana yang tepat sesuai dengan tujuan program.
  2. Musik dapat mengaburkan pesan bila:
  • musik dengan vokal yang tidak sesuai dengan tema naskah.
  • Melodinya sangat terkenal, sehingga perhatian pendengar dapat beralih dari teks kepada melodinya.
  • Terlalu banyak musik, sehingga tekanan akan jatuh pada musik itu.
  • Pemilihan jenis musik harus dilandaskan pada kepentingan untuk membantu memasukkan pesan. Oleh karena itu musik harus menjiwai suasana dan situasi.
  • Untuk memudahkan pilihan musik , kita dapat menggolongkan komponis dalam dua kelompok, yaitu introvert dan ekstrovert. Komponis ekstrovert lebih mampu menciptakan suasana dan perasaan.
Musik dal;am program audio dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti musik tema/tune, musik pembukaan (intro), musik transisi, musik jembatan, musik musik latar belakang, musik smash, dan musik penutup. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas berikut akan diuraikan satu per satu.

1. Musik Tema (theme music)
Musik tema yaitu musik yang menggambarkan watak atau situasi sesuatu program. Musik jenis ini sering juga digunakan sebagai musik pengenall studio (tune), yaitu musik yang digunakan setiap kali studio itu akan melakukan siaran/mengudara dan menutup studio.

2. Musik Pembukaan (intro music)
Musik pembukaan atau musik intro, merupakan musik yang memiliki fungsi sebagai pembuka acara. Oleh karena itu musik pembukaan perlu menarik perhatian pendengar, sehingga pendengar akan terkesan bahwa program audio akan dimulai bila medengarkan musik tersebut.

3. Musik Transisi (transtition music)
Musik Transisi atau musik penyeling merupakan musik yang menghubungkan dua adegang yaitu adegang terdahulu ke adegang berikutnya dalam suatu program.

4. Musik jembatan (bridge music)
Musik ini merupakan bentuk khusus dari musik transisi, yaitu potongan musik yang berfungsi untuk menjembatani adegang yang satu ke adegang berikutnya.

5. Musik smash (smash music)
Musik smash adalah suatu musik atau suara lainnya yang datangnya secara tiba-tiba, yang dimaksudkan untuk memberikan kejutan.

6. Musik latar belakang (background music)
Musik latar belakang yaitu musik yang berfungsi untuk melatar belakangi/mengiringi materi program yang sedang disiarkan. Mengingat fungsinya sebagai latar bnelakang, maka dalam memilih/menggunakan musik ini., harus betul-betul sesuai dengan materi yang tengah disajikan. Penggunaan musik ini setidaknya akan menghidupkan dan mewarnai suasana.

7. Musik penetup (extro music)
Musik penetup atau extro, yaitu musik yang digunakan untuk mengakhiri program. Musik ini harus memberikan kesan kerpada pendengar bahwa setelah musik ini berakhir, maka program yang disajikan telah usai.

EFEK SUARA (SOUND EFFECT) 
Selain kata dan musik, unsure program audio yang lain yaitu efek suara atau sound effect yang sering disingkat (FX). Efek suara yaitu suara-suara tiruan atau sebenarnya yang menampilkan daya imajinasi dan penafsiran pengalaman tentang situasi yang sedang ditampilkan. Ada beberapa fungsi efek suara yaitu untuk:
  1. Menetapkan lokasi atau setting. Suara-suara ayam, itik, kambing, akan menggambarkan lokasi pembicaraan di tempat perkampungan petani
  2. menunjukkan waktu dalam setting. Misalnya suara burung hantu, jengkerik menunjukkan waktu malam hari.
  3. Memberikan tekanan pada bagian program dalam suatu adegan, seperti tegang, dan tenang,
  4. Memberikan cita rasa atau kesenangan pada seseorang. Misalnya suara angin sepoi-sepoi dengan ombak di pantai akan menggambarkan dua remaja yang saling merayu karena asmara.
  5. memberi arti pada pemunculan atau berakhirnya suatu adegan atau kejadian.
Pada dasarnya efek suara dapat dibedakan menjadi efek langsung (spot effect), actuality recorded effect, dan library record effect. Untuk lebih jelasnya ketiga jenis jenis itu akan diuraikan sebagai berikut:
1. Spot Effect (efek langsung)
Spot effect atau efek langsung yaitu efek suara yang dibuat secara langsung di studio, maksudnya suara efek ini dibuat secara langsung pada saat rekaman berlangsung.

2. Actuality recorded effect
Efek suara ini merupakan efek suara yang diperoleh /direkam langsung di kancah/lokasi kejadian, dan dimanfaatkan sebagai efek suara pada saat rekaman. Misalnya suara kebisingan kendaraan, suara keramaian pasar, bunyi/suara hewan seperti ayam berkokok, anjing menggonggong, dsb.

3. Libarary recorded effect
Efek suara ini merupakan efek suara buatan, yaitu efek suara yang secara khusus dibuat di studio dalam suatu piringan hitam atau pita magnetic untuk keperluan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA;
  • Depdikbud. (1988/1989). Petunjuk Pembuatan dan Penggunaan Kaset Audio. Jakarta: Direktorat Sarana Pendidikan
  • Handoyo Sunyoto, W. Daniel. (1978). Seluk Beluk Programa Radio. Yogyakarta: Kanisius..
  • Sungkono. (1999) Pengembangan Media Audio. Yogyakarta: FIP INY.
Blog, Updated at: 16.34.00

0 komentar:

Posting Komentar